Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
SPEKTROFOTOMETRI
Disusun Oleh :
Nama : Erki Ayumi
Nim : 1911E1050
II. TUJUAN
Menentukan molekul Fe 2+ dari air PDAM dan air sumur
2. Hukum Planck
IV. REAKSI
● KCNS + FeCl3 → Fe (CNS)3 (warna merah pekat)
V. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
valensi. Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai
radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau
radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan,
diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan,
spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
1) Sebagai gelombang
E=h.v
E = h . c/ λ
Keterangan
v = frekuensi sinar
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton
akan berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki
suatu foton akan berbanding lurus dengan frekuensinya.
Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi yang
dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang gelombang (λ)
yang lebih pendek (100–400 nm) dibanding panjang gelombang yang dimiliki
sinar tampak (400–800 nm).
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya
setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat
bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding
cahaya setelah melewati sel sampel.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-
beer atau Hukum Beer, berbunyi:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
Keterangan dimana:
A = absorbansi
VI. PROSEDUR
1) Pengambilan Air Sumur
Dilakukan pengambilan air sumur menurut SNI 6989- 58:2008.
Sampel diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air pada pagi
hari, kemudian alat pengambil sampel yang sesuai dalam keadaan sumber air
disiapkan, alat dibilas dengan sampel yang akan diambil sebanyak 3 kali,
terakhir sampel diambil sesuai keperluan.
4) Analisis Kualitatif
Analisis Besi ( Fe2+) 5 tetes sampel diasukan ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditambah 3 tetes larutan kalium tiosianida 2N.
Diperhatikan reaksi yang terjadi bila terjadi larutan berwana merah
darah
7) Penentuan Kadar Fe
50 mL sampel air dipipet ke dalam gelas piala, ditambahkan 4 mL HCl
dan 2 mL larutan hidroksilamin 20% dan 5 mL akuades. Kemudian
ditambahkan batu didih dan panaskan sampel sampai volume larutan tersisa 10
mL. selanjutnya didinginkan larutan tersebut dan dipindahkan ke dalam labu
ukur 25 mL. Ditambahkan 10 mL buffer asetat pH 4 dan 2 mL larutan
fenantrolin 0,1 %. Ditambahkan akuades sampai tanda batas. Terakhir dibaca
absorbansi larutan pada Panjang gelombang maksimum.
Sampe +/-
No Sumber Warna Prosedur Hasil
l Besi
1 480 0,109
2 485 0,110
3 490 0,111
4 495 0,112
5 500 0,114
6 505 0,117
7 510 0,118
8 515 0,117
9 520 0,113
10 525 0,104
11 530 0,093
12 535 0,078
0.14
0.12
f(x) = − 0 x + 0.41
R² = 0.46
0.1
Absorbansi
0.08
0.06
0.04
0.02
0
470 480 490 500 510 520 530 540 550
Panjang Gelombang (nm)
1 1,11 0,216
2 2,22 0,536
3 3,32 0,711
4 4,43 0,943
5 5,54 1,219
Y-Values
1.4
1.2
f(x) = 0.22 x + 0
R² = 0.99
1
Absorbansi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
1 A Air 0,055 ?
PDAM
2 B Air 0,040 ?
PDAM
3 C Air 0,090 ?
Sumur
4 D Air 0,245 ?
Sumur
5 E Air 0,239 ?
Sumur
6 F Air 0,065 ?
Sumur
7 G Air 0,097 ?
Sumur
8 H Air 0,203 ?
Sumur
Perhitungan
1. Sampel A
0,055−0,0004
x= = 0,2505
0,218
2. Sampel B
0,040−0,0004
x= = 0,1817
0,218
3. Sampel C
0,090−0,0004
x= = 0,4110
0,218
4. Sampel D
0,245−0,0004
x= = 1.1220
0,218
5. Sampel E
0,239−0,0004
x= = 1.0944
0,218
6. Sampel F
0,065−0,0004
x= = 0,2963
0,218
7. Sampel G
0,097 = 0,218x + 0,0004
0,097−0,0004
x= = 0,4431
0,218
8. Sampel H
0,203−0,0004
x= = 0,9293
0,218
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPLAN
Berdasarkan hasil penelitian penentuan kadar besi dalam air sumur dan air
PDAM. Dapat disimpulkan :
1. Air sumur ataupun air PDAM positif mengandung besi Fe
2. Air sumur yang berwarna kekuning-kuningan sampai kuning
mengindikasikan adanya kadar besi (Fe) yang tinggi yaitu 0, 627mg/L , 0,636
mg/L , 1,003 mg/L , 1,939 mg/L , dan 2,004 mg/L . Nilai ini telah melebihi
standar baku yang ditetapkan oleh keputusan Menkes RI tahun 2010 yaitu
0.3mg/L . hal ini menyatakan bahwa air tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi dan dapat membahayakan kesehatan tubuh.
3. Kadar besi (Fe) dalam air PDAM adalah 0.08 dan 0.055mg/L yang berarti air
tersebut memenuhi standar baku mutu dan layak untuk dikonsumsi.
X. DATAR PUSTAKA
https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-
visible/ PENGERTIAN DASAR SPEKTOFOTOMETRI UIS UV - VIS, Diakses
pada 25 Desember 2020
https://www.slideshare.net/ridhafaturachmi/spektrofotometri-45945557