Anda di halaman 1dari 8

Bab.

1
Pendahuluan
1.1 Definisi dan Pengertian Geomorfologi
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka
bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Kata Geomorfologi
(Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos
(earth/bumi), morphos (shape/bentuk), logos (knowledge atau ilmu pengetahuan).
Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan
pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi.
Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran dari
bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu
pengetahuan tentang bentangalam (the science of landforms), sebab termasuk
pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan
(ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-bentuk struktur
yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, mountain dan
sebagainya.
Lobeck (1939) dalam bukunya “Geomorphology: An Introduction to the study of
landscapes. Landscapes yang dimaksudkan disini adalah bentangalam alamiah (natural
landscapes). Dalam mendiskripsi dan menafsirkan bentuk-bentuk bentangalam
(landform atau landscapes) ada tiga faktor yang diperhatikan dalam mempelajari
geomorfologi, yaitu: struktur, proses dan stadia. Ketiga faktor tersebut merupakan satu
kesatuan dalam mempelajari geomorfologi.
Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi
merupakan bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa
bumi dan arsitektur rupa bumi. Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi
selaras dengan motto Hutton, yaitu THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST
(sekarang adalah kunci masa lalu). Pemahaman kata sekarang (the present) adalah

Geomorfologi 1
pemahaman terhadap bentuk rupa bumi yang dapat dijadikan cerminan proses yang
berlangsung di masa lalu. Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi
yaitu membantu menelusuri proses - proses yang berlangsung pada bumi sejak
terbentuknya bumi sampai sekarang dengan pendekatan bentuk rupa bumi yang tampak
sekarang, sehingga pada penelitian geologi dapat dilakukan dengan cepat dan murah.
Para akhli geolomorfologi mempelajari bentuk bentuk bentangalam yang dilihatnya dan
mencari tahu mengapa suatu bentangalam terjadi, Disamping itu juga untuk mengetahui
sejarah dan perkembangan suatu bentangalam, disamping memprediksi perubahan
perubahan yang mungkin terjadi di masa mendatang melalui suatu kombinasi antara
observasi lapangan, percobaan secara fisik dan pemodelan numerik. Geomorfologi
sangat erat kaitannya dengan bidang ilmu seperti fisiografi, meteorologi, klimatologi,
hidrologi, geologi, geodesi dan geografi. Kajian mengenai geomorfologi yang pertama
kalinya dilakukan yaitu kajian untuk pedologi, satu dari dua cabang dalam ilmu tanah.
Bentangalam merupakan respon terhadap kombinasi antara proses alam dan
antropogenik. Bentangalam terbentuk melalui pengangkatan tektonik dan volkanisme,
sedangkan denudasi terjadi melalui erosi dan mass wasting. Hasil dari proses denudasi
diketahui sebagai sumber bahan sedimen yang kemudian diangkut dan diendapkan di
daratan, pantai maupun lautan. Bentangalam dapat juga mengalami penurunan melalui
peristiwa amblesan yang disebabkan oleh proses tektonik atau sebagai hasil perubahan
fisik yang terjadi dibawah endapan sedimen. Proses proses tersebut satu dan lainnya
terjadi dan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, ekologi, dan aktivitas manusia. Model
geomorfik yang pertama kali diperkenalkan adalah model tentang siklus geomorfik atau
siklus erosi, dikembangkan oleh William Morris Davis (1884–1899). Siklus geomorfik
terinspirasi dari teori uniformitarianisme yang pertama kalinya dikenalkan oleh James
Hutton (1726-1797). Berkaitan dengan bentuk-bentuk lembah yang terdapat dimuka
bumi, siklus geomorfik mampu menjelaskan urut-urutan dari suatu sungai yang
mengikis lembah yang mengakibatkan kedalaman suatu lembah menjadi lebih dalam
lagi, sedangkan proses erosi yang terjadi pada kedua sisi lembah yang terjadi secara
teratur akan membuat lembah menjadi landai kembali dan elevasinya menjadi semakin
lebih pula. Siklus ini akan bekerja kembali ketika terjadi pengangkatan dari daratan.

Geomorfologi 2
1.2 Konsep Dasar Geomorfologi
Untuk mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang baik dalam
bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika dan kimia yang mana
berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka bumi. Secara garis besar proses
pembentukan muka bumi menganut azas berkelanjutan dalam bentuk daur geomorfik
(geomorphic cycles), yang meliputi pembentukan daratan oleh gaya dari dalam bumi
(endogen), proses penghancuran/pelapukan karena pengaruh luar atau gaya eksogen,
proses pengendapan dari hasil pengahncuran muka bumi (agradasi), dan kembali
terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya merupakan siklus geomorfologi
yang ada dalam skala waktu sangat lama.
Beberapa konsep geomorfologi menurut Thornbury (1969) yaitu:
1 Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja saat ini, bekerja pula pada
waktu geologi yang lalu, walaupun intensitasnya tidak sama seperti sekarang.
2 Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi
bentangalam/ bentuklahan dan struktur geologi dicerminkan oleh
bentuklahannya.
3 Relief muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya boleh jadi
karena derajat pembentukannya juga berbeda.
4 Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada
bentuklahan dan setiap proses geomorfologi akan membentuk bentuklahan
dengan karakteristik tertentu. (meninggalkan jejak yang spesifik dan dapat
dibedakan dengan proses lain secara jelas).
5 Akibat adanya intensitas erosi yang berbeda yang terjadi di permukaan bumi,
maka akan dihasilkan suatu urutan bentuklahan dengan karakteristik tertentu
disetiap tahap perkembangannya.
6 Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan
evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi
umumnya sangat kompleks/rumit, jarang yang disebabkan oleh proses yang
sederhana).
7 Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman
Tersier, dan kebanyakan daripadanya tidak lebih dari zaman Pleistosen.

Geomorfologi 3
8 Interpretasi secara tepat terhadap bentanglahan sekarang tidak mungkin
dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi selama
masa Pleistosen (Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus memperhatikan
proses yang berlangsung pada zaman Pleistosen)
9 Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari
berbagai kepentingan di dalam proses-proses geomorfologi yang berbeda
(dalam mempelajari bentanglahan secara global/skala dunia, pengetahuan
tentang iklim global perlu diperhatikan)
10 Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentanglahan sekarang,
namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah
perkembangannya.
Di samping konsep dasar tersebut di atas, dalam mempelajari geomorfologi cara dan
metode pengamatan perlu pula diperhatikan. Apabila pengamatan dilakukan dari
pengamatan lapangan saja, maka informasi yang diperoleh hanya mencakup
pengamatan yang sempit (hanya sebatas kemampuan mata memandang), sehingga tidak
akan diperoleh gambaran yang luas terhadap bentanglahan yang diamati. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dikakukan beberapa hal:
a. Pengamatan bentanglahan dilakukan dari tempat yang tinggi sehingga diperoleh
pandangan yang lebih luas. Namun demikian, cara ini belum banyak membantu
dalam mengamati bentanglahan, karena walaupun kita berada pada ketinggian
tertentu, kadangkala pandangan tertutup oleh hutan lebat sehingga pandangan
terhalang. Kecuali, tempat kita berdiri pada saat pengamatan bentang alam
merupakan tempat tertinggi dan tidak ada benda satupun yang menghalangi.
Itupun hanya terbatas kepada kemampuan mata memandang.
b. Pengamatan dilakukan secara tidak langsung di lapangan dengan menggunakan
citra pengideraan jauh baik citra foto maupun citra non foto, cara ini dapat
melakukan pengamatan yang luas dan cepat.

1.3 Agen Geomorfologi


Proses proses utama yang bertanggungjawab yang terjadi di permukaan bumi
untuk kebanyakan bentuk-bentuk permukaan bumi adalah angin, gelombang,

Geomorfologi 4
pelapukan, mass wasting, air bawah tanah, air permukaan, gletser, tektonik dan
volkanisme.
Apabila air jatuh keatas permukaan bumi, maka beberapa kemungkinan dapat
terjadi. Air akan terkumpul sebagai tumpukan salju didaerah-daerah puncak
pegunungan yang tinggi atau sebagai gletser. Ada pula yang terkumpul didanau-
danau. Yang jatuh menimpa tumbuh- tumbuhan dan tanah, akan menguap kembali
kedalam atmosfir atau diserap oleh tanah melalui akar-akar tanaman, atau
mengalir melalui sistim sungai atau aliran bawah tanah.
1.3.1 Proses Sungai
Sungai dan cabang-cabang sungai tidak saja hanya mengangkut air, tetapi juga
sedimen. Air yang mengalir di saluran disepanjang saluran sungai, mampu
memobilisasi sedimen dan mengangkutnya kebagian hilir, baik yang berbentuk
bed load (partikel berukura kasar), suspended load (partikel berukuran halus) atau
dissolved load (partikel yang larut dalam air). Kecepatan pengangkutan sedimen
sangat tergantung ketersediaan sedimen itu sendiri serta material sedimen yang
masuk kedalam sungai.
Sebagaimana aliran sungai yang mengalir pada berbagai tipe bentangalam, dan
umumnya meningkat dalam ukurannya sebagai akibat dari bersatunya anak-anak
sungai ke sungai induknya. Jaringan sungai ini kemudian membentuk suatu sistem
aliran yang sering disebut dengan dendritik, atau mengadopsi dengan pola lainnya
tergantung pada topografi regional dan kondisi geologi yang mendasarinya.
Diatas permukaan Bumi, air akan mengalir melalui jaringan pola aliran sungai
menuju bagian-bagian yang rendah. Setiap pola aliran mempunyai daerah
pengumpulan air yang dikenal sebagai daerah aliran sungai atau disingkat sebagai
DAS atau “drainage basin. Setiap DAS dibatasi dari DAS disebelahnya oleh suatu
tinggian topografi yang dinamakan pemisah aliran (drainage divide). Dengan
digerakkan oleh gayaberat, air hujan yang jatuh dimulai dari daerah pemisah
aliran akan mengalir melalui lereng sebagai lapisan lebar berupa air-bebas dengan
ketebalan hanya beberapa Cm saja yang membentuk alur-alur kecil. Dari sini air
akan bergabung dengan sungai baik melalui permukaan atau sistim air bawah
permukaan.

Geomorfologi 5
Dalam perjalanannya melalui cabang-cabangnya menuju ke sungai utama dan
kemudian bermuara di laut, air yang mengalir dipermukaan melakukan kegiatan-
kegiatan mengikis, mengangkut dan mengendapkan bahan-bahan yang
dibawanya. Meskipun sungai-sungai yang ada dimuka bumi ini hanya
mengangkut kira-kira 1/1000.000 dari jumlah air yang ada di Bumi, namun ia
merupakan “gaya geologi” yang sangat ampuh yang menyebabkan perubahan
pada permukaan bumi. Hasil utama yang sangat menonjol yang dapat diamati
adalah terbentuknya lembah-lembah yang dalam yang sangat menakjubkan diatas
muka bumi ini.
a. Pengikisan sungai
Cara sungai mengikis dan menoreh lembahnya adalah dengan cara (1) abrasi, (2)
merenggut dan mengangkat bahan-bahan yang lepas, (3) dengan pelarutan. Cara
yang pertama atau abrasi merupakan kerja pengikisan oleh air yang paling
menonjol yang dilakukannya dengan menggunakan bahan-bahan yang
diangkutnya, seperti pasir, kerikil dan kerakal.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan “hydrolic lifting”, yang terjadi
sebagai akibat tekanan oleh air, khususnya pada arus turbelensi. Batuan yang
sudah retak-retak atau menjadi lunak karena proses pelapukan, akan direnggut
oleh air. Dalam keadaan tertentu air dapat ditekan dan masuk kedalam rekahan-
rekahan batuan dengan kekuatan yang dahsyat yang mempunyai kemampuan yang
dahsyat untuk menghancurkan batuan yang membentuk saluran atau lembah. Air
juga dapat menoreh lembahnya melalui proses pelarutan, terutama apabila sungai
itu mengalir melalui batuan yang mudah larut seperti batukapur.
b. Pengangkutan oleh sungai
Sungai juga ternyata merupakan media yang mampu mengangkut sejumlah besar
bahan yang terbentuk sebagai akibat proses pelapukan batuan. Banyaknya bahan
yang diangkut ditentukan oleh faktor iklim dan tatanan geologi dari suatu wilayah.
Meskipun bahan-bahan yang diangkut oleh sungai berasal antara lain dari hasil
penorehan yang dilakukan sungai itu sendiri, tetapi ternyata yang jumlahnya
paling besar adalah yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan. Proses

Geomorfologi 6
pelapukan ternyata menghasilkan sejumlah besar bahan yang siap untuk diangkut
baik oleh sungai maupun oleh cara lain seperti gerak tanah, dan atau air-tanah.
Bagaimana cara air mengalir mengangkut bahan-bahannya akan diuraikan sebagai
berikut: Dengan cara melarutkan. Jadi dalam hal ini air pengangkut berfungsi
sebagai media larutan. Dengan suspensi, atau dalam keadaan bahan-bahan itu
terapung didalam air. Kebanyakan sungai-sungai (meskipun tidak semuanya)
mengangkut sebahagian besar bebannya melalui cara ini, terutama sekali bahan-
bahan berukuran pasir dan lempung. Tetapi pada saat banjir, bahan-bahan
berukuran yang lebih besar dari itu juga dapat diangkut dengan cara demikian.
Dengan cara didorong melalui dasar sungai (bed load). Agak berbeda dengan cara
sebelumnya, cara ini berlangsung kadang-kadang saja, yaitu pada saat kekuatan
airnya cukup besar untuk menggerakkan bahan-bahan yang terdapat di dasar
sungai.

1.3.2 Proses Angin


Proses Aeolian adalah proses yang disebakan oleh aktivitas angin khususnya
kemampuan angin dalam merubah bentuk permukaan bumi. Angin dapat
mengikis/mengerosi, mentranport, dan mengendapkan material-material, terutama
sangat efektif di daerah yang vegetasinya jarang dan sebagai pemasok material
sedimen yang tak terkonsolidasi. Walaupun air lebih dominan dibandingkan
angin, namun proses aeolian sangat penting terutama pada lingkungan arid seperti
di wilayah gurun.

1.3.3 Proses Gletser (es)


Secara geografis, penyebaran proses glasial terjadi di tempat tempat tertentu dan
sebarannya terbatas. Proses glasial diketahui sebagai agen yang sangat efekti
dalam perubahan bentangalam. Pergerakan es yang bersifat berlahan ke arah
lsuatu lembah dapat menyebabkan abrasi dan gerusan pada batuan yang
dilewatinya.
Proses abrasi akan menghasilkan sedimen sedimen yang halus. material rombakan
akan diangkut/dipindahkan oleh proses glasial dan ketika proses glasial terhenti,

Geomorfologi 7
maka material yang diendapkan dikenal sebagai Moraine. Faktor yang
menentukan lembah yang berbentuk U, sebaliknya lembah yang berbentuk V
lebih disebabkan oleh proses fluvial.

Geomorfologi 8

Anda mungkin juga menyukai