Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL ADVOKASI

PENYULUHAN ANEMIA PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS MLATI II

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Advokasi Gizi semester 8

Dosen Pengampu : DR. Tri Siswati, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :
ELSANDRA DINAR MAHLUFI
P07131320019

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PROGRAM SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2021
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama
negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia.
Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil.
Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World
Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%.
Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang
terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kemenkes RI, 2013).
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu
21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4%
penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada
balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja
putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19- 45 tahun sebesar 39,5%. Wanita
mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri
(Kemenkes RI, 2013).
Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, C,
folat, riboplafin dan B12 untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya bisa
dilakukan dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah satu
sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi sumber makanan nabati yang
merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap (Briawan, 2014)
Konsumsi makanan berkaitan erat dengan status gizi. Remaja yang memiliki
status gizi kurang akan beresiko terkena anemia terutama pada remaja putri.
Anemia juga dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang
kurang mengandung zat besi. Pada remaja putri, kebutuhan besi tambahan
diperlukan untuk menyeimbangkan kehilangan zat besi akibat darah haid, sehingga
terjadi peningkatan kebutuhan besi untuk mengganti kehilangan darah total
(Hapzah, 2012).
Pemberian edukasi guna mendukung penaggulangan anemia pada remaja tidak
hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, akan tetapi menjadi tanggung jawab
bersama seluruh masyarakat, serta dukungan dari lintas sektor dan lintas
program.Pada kegiatan ini kami akan melakukan advokasi berupa rangkaian
kegiatan dari mulai sosisalisasi hingga pendampingan kegiatan pada stackholder
terkait.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan advokasi kepada Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas
Mlati II Sleman dan Lurah Kec.Mlati serta Kepala dukuh Desa Sumberadi, Desa
Tlogoadi, dan Desa Tirtoadi untuk mengadakan penyuluhan kepada para tokoh
masyarakat di daerah Puskesmas Mlati II agar memberikan himbauan dan
perizinan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan pada remaja
yang anemia.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan keputusan dari Kepala Puskesmas Mlati II serta Dinas
Kesehatan untuk dapat melaksanaakan kegiatan pemberdayaan masyarakat
melalui penyuluhan remaja yang anemia.
b. Mendapatkan dana yang diharapkan untuk terlaksananya pemberdayaan
masyarakat melalui penyuluhan remaja yang anemia.
c. Mendapatkan persetujuan untuk mengedarkan surat keputusan untuk
pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan remaja yang anemia.

C. MANFAAT
Meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam menaggulangi masalah anemia
yang diderita untuk dapat mengurangi prevalensi remaja yang anemia dan
mempersiapkan kondisi ibu agar tidak terjadi anemia pada saat mengandung nanti.
BAB II
ISI

A. PESAN ADVOKASI
1. Anemia pada remaja
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat
jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen)
dalam sel darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin,
dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
Penyebab Umum dari Anemia:
a. Kehilangan darah atau Perdarahan hebat seperti : Perdarahan  Akut
(mendadak),  Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah pembuluh
darah,perdarahan Kronik (menahun), Perdarahan menstruasi yang
sangat banyak, serta hemofilia.
b. Berkurangnya pembentukan sel darah merah  seperti:  Defesiensi
zat besi,defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat,dan Penyakit
kronik.
c. Gangguan produksi sel darah merah seperti: Ketidak sanggupan
sumsum tulang belakang membentuk sel- sel darah.
Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni: Lesu, lemah , letih, lelah,
lalai (5L), Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan
konjungtiva pucat. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah,
kulit dan telapak tangan  menjadi pucat. Nyeri tulang, pada kasus yang lebih
parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan pingsan.
Akibat dari penyakit anemia pada remaja adalah   menurunkan
kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga
tinggi badan tidak mencapai optimal, menurunkan kemampuan fisik
olahraga, mengakibatkan muka pucat.
Kriteria Anemi yaitu batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria
WHO pada tahun 1968.Dinyatakan sebagai anemia bila tedapat nilai
dengan kriteria sebagai berikut:

No Jenis kelamin/ usia Kadar hemoglobin


1 Laki-laki Hb <13gr/dl
2 Perempuan dewasa tidak Hb <12gr/dl
hamil
3 Perempuan Hb <11gr/dl
4 Anak usia  6-14 tahun Hb <12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun Hb <11gr/dl

2. Cara menaggulangi anemia

Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi


antara lain :
1.      Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar
besi yang cukup secara rutin pada usia remaja.
2.      Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging,
ikan, unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang
mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan
absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh
es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu
pada saat makan.
3.      Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di
daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada
remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4.      Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi
tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang
mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate
dan kalsium.
5.      Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakan pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.

B. SASARAN
Kepala Puskesmas Mlati II yaitu dengan wilayah kerja Desa Sumberadi,
Desa Tlogoadi, dan Desa Tirtoadi
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Advokasi
a. Waktu
Proses advokasi gizi dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB sampai
dengan selesai.
b. Tempat
Proses advokasi gizi dilaksanakan di Ruang aula Puskesmas Mlati II
c. Metode
Metode yang digunakan pada saat melakukan advokasi gizi adalah
negosiasi dan lobby

D. CARA PENYAMPAIAN
Kegiatan advokasi gizi ini disampaikan dengan melakukan loby dan
negosisasi dengan melibatkan Kepala Dinas Kesehatan, dan jajaran terkait.

E. RENCANA PELAKSANAAN ADVOKASI


1. Persiapan proposal
2. Penyampaian advokasi berupa loby dan negosiasi
F. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
1. Kepala Dinas Kesehatan mengalokasikan dana untuk penyuluhan remaja
yang anemia.
2. Kepala Dinas Kesehatan memberikan sarana dan prasarana untuk
menudkung kegiatan penyuluhan remaja yang anemia.

G. RAB

No Kegiatan Volume Satuan Jumlah

1. ATK
Bolpain 1 box 20.000 20.000

2. Fotocopy
Fotocopy proposal 250 200 500.000
lembar

Jilid proposal 10 buah 3.000 30.000


Print absensi 8 lembar 250 2.000

3. Konsumsi 150 75.000


Snack 25 buah 8.000 200.000

Air mineral 1 box 45.000 45.000


JUMLAH Rp 872.000,00
DAFTAR PUSTAKA

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kemenkes tahun 2010.
Indartanti, D., Apoina, K. 2014. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja. Journal of Nutrition College.
Hapzah., Yulita, R. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi terhadap
Kejadian Anemia Remaja Putri pada Siswi Kelas III di SMAN 1 Tinambung Kabupaten Polewali
Mandar. Media Gizi Pangan.

Anda mungkin juga menyukai