Anda di halaman 1dari 6

LPORAN ANALISIS SINTESIS

PENGARUH TERAPI RESTRAIN EXTREMITAS TERHADAP


PASIEN GANGGUAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas PKK III


Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing :
Ns. Maria Wisnu Kanita S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
SUSI NARASARI
S17154

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKATA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LPORAN ANALISIS SINTESIS
PENGARUH TERAPI RESTRAIN EXTREMITAS TERHADAP
PASIEN GANGGUAN JIWA

Hari : Selasa
Tanggal : 30 Juni 2020
Jam : 09.00 WIB

A. Keluhan Utama
- Pasien sering bicara kacau, marah ngomel-ngomel tanpa sebab, mondar-mandir
dan gelisah, tidak bias tidur, nada suara cepat dan tinggi, pandangan mata, tajam,
tidak focus, kontak mata kurang, serta mendengar bisik-bisik ditelanga.
B. Diagnosis keperawatan
Resiko perilaku kekerasan (D.0146)
C. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS :
- Klien mengatakan “Saya merasa terganggu jika mendengar suara-suara itu, saya juga
jengkel marah ngomel-ngomel dan rasanya ingin melempar barang-barang kalau suara-
suara itu muncul”
DO :
- Klien bicara kacau
- Klien marah-marah tanpa sebab
- Klien mondar-nmandir dan gelisah
- Klien tidak bisa tidur
- Nada suara cepat dan tinggi
- Pandangan mata, tajam, tidak focus, kontak mata kurang
D. Dasar pemikiran (dari jurnal)
Pasien gangguan jiwa merupakan sesorang yang berisiko tinggi untuk melakukan
tindakan kekerasan baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungannya (Arif,
2014). Perilaku pasien yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
muncul karena tanda dan gejala positif seperti halusinasi. Halusinasi pasien dengan
skizofrenia biasa menjadi pencetus terjadinya perilaku kekerasan, bentuk kekerasan yang
dilakukan antara lain dalam bentuk kata-kata kasar, melakukan tindakan kekerasan
terhadap obyek tertentu, melakukan kekerasan terhadap diri sendiri. Serta tanda dan
gejala yang khas pada pasien skizofrenia yang dapat juga merugikan termasuk
mencederai diri sendiri orang lain ataupun lingkungannya membuat tenaga kesehatan atau
orang-orang di sekliling tenaga kesehatan atau orang-orang di sekliling pasien
memberikan penanganan khusus untuk mengatasi perilaku tersebut. Penanganan yang
sering dilakukan dirumah sakit jiwa adalah pengikatan atau restraint extremitas. Restrain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengekang atau membatasi gerakan
extremitas individu yang berperilaku diluar kendali dengan menggunakan fisik atau alat
lain. Tujuan tindakan tersebut dilakukan untuk mengendalikan tindakan kekerasan yang
timbul akibat perilaku maladaptive dalam diri pasien, mengontrol pasien dengan
gangguan mental yang berat, mencegah cidera, dan mengurangi tindakan agitasi serta
perilaku yang agresif.
Oleh karena itu sesuai uraian diatas terapi restrain extremitas baik digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien skizofrenia yang mendukung
proses mengontrol pasien dari tindakan perilaku kekerasan.
E. Prinsip tindakan keperawatan
Restrain / pengikatan fisik (dalam psikiatri) secara umum mengacu pada suatu
bentuk tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas
individu yang berperilaku diluar kendali. Untuk menjamin patient safety dalam tindakan
restrain perlu dipilih alat restrain yang aman dan tidak melukai, tali restrain dibuat dari
kain yang diberi manset sehingga lembut tetapi tetap kuat, dan penampang manset yang
lebar menghindarkan cedera lecet pada bagian kulit ekstremitas yang dilakukan restrain.
prinsip dari tindakan restrain adalah mlindungi kiln dari cdra fisik dan
memberikan lingkungan yang nyaman. restrain dapat menyebabkan klien merasa tidak
dihargai hak asasinya sbagai manusia, untuk mencegah perasaan tersebut perawat harus
mengidentifikasi faktor pencetus apakah sesuai dengan indikasi terapi, dan terapi ini
hanya untuk intervensi yang lain gagal mengatasi perilaku agitasi klien.
kemudian ke tahap kerja yaitu perawat menjelaskan mengenai prosedur yang akan
dilakukan, berikan posisi klien yang nyaman, pasang tali pengaman ukuran lebar 5 cm
dan panjang 20 cm pada prgelangan tangan dan atau pergelangan kaki pasien, pastikan
ada jarak 2 jari antara tali dengan anggota tubuh, lalu ikatkan tali pengaman pada tempat
tidur pasien dengan membuat simpul yang mudah dibuka selanjutnya pasang pengaman
tempat tidur kmudia lakukan observasi pada lokasi pemasangan restrain apakah ikatan
terlepas, range of motion dan kemampuan gerak tangan atau kaki serta memastikan tubuh
pasien dalam posisi yang tepat dan nyaman, serta kaji adanya nyeri atau
ketidaknyamanan pada klien.
Jangka waktu tindakan restrain pada pasien dengan gangguan jiwa usia lebih dari
18 tahun adalah tidak lebih dari 4 jam. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir efek
samping prosedur restrain, akan tetapi pada dasarnya belum ada standar waktu lama
pengikatan yang baik.
Untuk menghindari terjadinya efek samping selama pengekangan fisik / manual,
perawat atau dokter harus diberi tanggung jawab untuk merawat kesehatan fisik pasien
selama intervensi. Perawat juga harus memberikan asuhan untuk memastikan keamanan,
pasien berada dalam pengendalian mekanis, staf yang bekerja dalam tim akan mencoba
melepaskan hambatan setiap jam selama minimal 10 menit untuk memungkinkan rentang
latihan gerak dan pemeriksaan integritas kulit.
F. Analisa tindakan
Tindakan Keperawatan atas dasar intervensi yang telah direncanakan dan perawat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan intervensi yang telah direncanakan pemberian
tindakan terapi restrain yang sesuai dengan kondisi pasien sangat penting untuk
membantu proses penyembuhan pasien gangguan jiwa resiko perilaku kekerasan dengan
sasaran yang utama yaitu untuk mengendalikan tindakan kekerasan yang timbul akibat
perilaku maladaptive dalam diri pasien, mengontrol pasien dengan gangguan mental yang
berat, mencegah cidera, dan mengurangi tindakan agitasi serta perilaku yang agresif. Dari
hasil penelitian yang dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
restrain terhadap perilaku agresif pasien. Sehingga dengan tindakan ini sangat baik
digunakan untuk pasien gangguan jiwa khususnya pasien dengan skhizofrenia dalam
membantu proses mengontrol perilaku kekerasan.
G. Critical Point tindakan yang dilakuakan
Berdasarkan langkah teknik terapi restrain yang dilakukan ternyata juga
menimbulkan dampak negative, dampak restrain biasa terjadi pada pihak pasien sendiri
dan juga pihak perawat yang melakukan tindakan ini. Selain resiko terjadi cedera,
seringkali pasien tidak terpenuhi kebutuhan dasar manusianya ketika dilakukan restrain.
Restrain pada pasien bisa menyebabkan trauma, termasuk trauma secara fisik dan
psikologis. Akan tetapi dari beberapa dampak tersebut tindakan restrain sangat membantu
dalam proses mengontrol perilaku amuk pasien.
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Strategi Pelaksanaan Pasien :
1. SP 1 :
- Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan.
- Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan : fisik, obat, verbal, dan spiritual.
- Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik : tarik napas
dalam, pukul bantal dan kasur.
- Masukkan kegiatan latihan fisik pada jadwal kegiatan harian.
2. SP 2 :
- Evaluasi masalah dan latihan fisik sebelumnya
- Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan teratur minum obat ( 7 prinsip benar
minum obat : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara/ rute, benar
waktu, benar dokumentasi, benar informasi)
- Bimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan
3. SP 3 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan minum obat.
- Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal: mengungkapkan,
meminta, dan menolak dengan baik
- Masukkan kegiatan latihan fisik, minum obat, dan verbal pada jadwal kegiatan
harian.
4. SP 4 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik, minum obat, dan cara verbal.
- Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
- Masukkan kegiatan latihan fisik, minum obat, verbal, dan spiritual pada jadwal
kegiatan harian
I. Daftar pustaka/ referensi
Abdul muhits, Nurul Hidayah, MH. Saputra, Icha Suryani (2017) Hubungan Durasi
Pemberian Restrain Dengan Resiko Perilaku Marah Berulang Pada Pasien
Skizofrenia, Medica Majapahit, Vol.9 No.2 Sept 2017.

Kandar, Prabawati setyo Pambudi. (2014). Efektifitas Tindakan Restrain Pada Pasien
Perilaku Kekerasan Yang Menjalani Perawatan Di Unit Perawatan Intensif
Psikiatri RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, Prosiding Konferensi
Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia.

Lilik Ma'rifatul Azizah .(2011).Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Ningsih NA,(2017) Analisis Kepemimpinan Kepala Ruangan Dalam Penerapan Budaya


Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo
Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 5, Nomor 1,
Tahun 2017.

Sulistyowati, Dwi Ariani. E Prihantini. (2013), Keefektifan Penggunaan Restrain


Terhadap Penurunan Perilaku Kekerasanpada Pasien Skizofrenia, Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan Volume 3, No.2, November 2014.

Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Klinik/Preceptor

( Susi Narasari ) ( Ns. Maria Wisnu Kanita S.Kep., M.Kep )

Anda mungkin juga menyukai