Anda di halaman 1dari 3

Kehidupan Baru di New Normal

New Normal bukan lagi hal asing yang kita dengar. Banyak rumor dan opini yang membahas
tetang New Normal, mulai dari yang pro dengan kebijakan ini sampai yang kontra banyak
bertebaran di media massa. New Normal sendiri menurut pemerintah RI adalah tatanan baru
untuk beradabtasi dengan COVID-19. Kita tahu bahwa dampak dari pandemic COVID-19 ini
menyentuh hampir seluruh sektor kehidupan. Tidak hanya masalah kesehatan, namun juga
ekonomi, pendidikan, transportasi dan lain sebagainya.

Kebijakan PSBB sebelumnya sudah diluncurkan oleh pemerintah demi memutus rantai
penyebaran COVID-19, meskipun setiap daerah menjalankan program tersebut tidak secara
serentak. Bahkan, dengan masih tingginya angka penularan COVID-19 yang dilihat dari terus
bertambahnya jumlah kasus pasien positif, Indonesia rasanya masih belum siap atau terlalu
dini menjalankan New Normal. Lalu mengapa New Normal semakin digencarkan di berbagai
sektor kehidupan?

Kebijakan PSBB sejauh ini adalah cara yang dirasa paling ampuh memutus rantai penyebaran
COVID-19, namun ia juga memutus rantai ekonomi khususnya dan rantai sektor lainnya pada
umumnya. Kita tahu betul bahwa tidak mungkin membiarkan perekonomian lemah karena itu
akan menjadi masalah baru di saat masalah pokoknya (dalam hal ini adalah pandemic
COVID-19) sendiri belum selesai. Oleh karena itu, penanganan masalah kesehatan juga harus
seimbang dengan masalah ekonomi.

Kita mungkin banyak menerima informasi mengenai New Normal, daripada kita sibuk
membenarkan dan menyalahkan kebijakan pemerintah, alangkah baiknya jika kita mencari
solusi untuk tetap bertahan di masa pandemic ini. Karena kita sendiri tidak pernah tahu kapan
pandemic ini akan berakhir. Vaksin sebagai penangkal COVID-19 masih belum ditemukan,
itu artinya kita masih belum terbebas dari intaian COVID-19. Jika pakar dunia memprediksi
vaksin akan ditemukan paling lama tahun depan, maka kira-kira kita harus hidup di masa
New Normal selama itu atau bahkan lebih. Tapi kita harus tetap optimis bahwa dunia akan
baik-baik saja dan vaksin akan segera ditemukan. Optimisme itu bukan berarti kita
mengabaikan protocol kesehatan yang sudah disiapkan pemerintah untuk menjalankan
kehidupan di era New Normal.

Mengenai protocol kesehatan juga berbeda-beda sesuai sektornya. Misalkan pada sektor
industry pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) No.
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri. Untuk sektor pendidikan
juga demikian, namun intinya tetap sama pada setiap sektor, yaitu pembatasan kontak fisik;
menghindari kerumunan ; serta pola hidup bersih dan sehat.

Pemerintah pusat sendiri menyerahkan kebijakan New Normal ini pada pemerintah daerah.
Karena New Normal memang tidak bisa dilakukan secara serentak seperti PSBB juga.
Banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengizinkan suatu daerah menerapkan New
Normal. Sebagaimana Presiden Jokowi mengatakan bahwa tatanan baru tersebut harus
dilakukan dengan hati-hati merujuk pada data-data dan fakta lapangan, datanya sekarang kita
ada, komplit semuanya. Menurut beliau, ada lima hal yang harus diperhatikan pemerintah
daerah, yaitu:

1. Prakondisi yang Ketat

Pemerintah daerah harus memastikan masyarakatnya siap kembali beraktivitas dengan gencar
melakukan sosialisasi protokol kesehatan produktif dan aman COVID-19. Presiden juga telah
memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menghadirkan aparat di titik keramaian
untuk mengingatkan warga agar disiplin mematuhi protokol kesehatan.

2. Perhitungan Waktu yang Tepat

Pemerintah daerah harus benar-benar merujuk pada data yang dimiliki Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional untuk memperhitungkan kapan bisa memulai fase
new normal. Selain itu, pemda juga harus menghitung kesiapan fasilitas kesehatan untuk
melakukan pengujian spesimen yang masif dan pelacakan yang agresif.

3. New Normal bertahap

Pemerintah Daerah tidak bisa langsung membuka semua aktivitas warga karena harus
diperhitungkan kesiapan dari setiap sektor agar tidak terjadi gelombang kedua kasus pandemi
virus corona Covid-19. Adapun sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali
dengan protokol kesehatan meliputi; pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi,
perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang. Sektor
yang dibuka pun tidak langsung 100%, melainkan bertahap.

4. Perkuat Koordinasi Pusat dan Daerah


Jokowi meminta Pemerintah Daerah untuk memeperkuat koordinasi penanganan covid-19
mulai dari tingkat tertinggi di Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) hingga ke
tingkat desa, RT dan RW.

5. Evaluasi

Pemerintah Daerah harus melakukan evaluasi secara rutin untuk memperbaharui informasi
terkini terkait penanganan covid-19, jika penerapan new normal justru kembali meningkatkan
kasus di daerah tersebut maka Pembatasan Sosial Berskala Besar harus kembali dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai