Anda di halaman 1dari 13

2.

4 Keselamatan Kerja Di Laboratorium


Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan
merupakan suatu kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan
dapat menimbulkan kerusakan jasmani maupun jiwa. Kegiatan yang membahayakan
sering terjadi dilaboratorium, tetapi hal ini tidak harus membuat kita takut untuk
melakukan kegiatan dilaboratorium.
a. Sumber Terjadinya Kecelakaan
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari
analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah
sebab-sebab terjadinya kecelakaan dilaboratorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia
dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan
dalam melakukan kegiatan dilaboratorium.
2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan
kegiatan laboratorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan
perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang
semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung seharusnya digunakan
atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati didalam melakukan kegiatan.
Terjadinya kecelakaan dilaboratorium dapat dikurangi sampai tingkat
paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium
mengetahui tanggung jawabnya.
b. Kecelakaan yang sering terjadi di Laboratorium
1. Luka bakar
2. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
3. Cedera pada mata, seperti:
 Kelilipan
 Luka dimata
 Luka kelopak mata
 Tersiram bahan kimia
 Keracunan
c. Perlengkapan Keselamatan Kerja
 Perlengkapan keselamatan kerja dibagi dua kelompok, yaitu:
1. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dn alat-alat
laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
2. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk
menginspirasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.
Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan
pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi
kecelakan.
 Beberapa perlengkapan pribadi yang biasanya digunakan adalah:
1. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
2. Perlindungan lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas,
bahan kimia, dan bahaya lain.
3. Perlindungan mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan
bahan kimia.
4. Respirator dan lemari uap.
5. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecehan kaca dan
tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
6. Layar perlindungan digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan
dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium umumnya menggunakan
bebagai bahan kimia, peralatan gelas, dan instrumentasi khusus yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan bahaya terhadap kesehatan bila
dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Dibawah ini akan ditunjukan alat-alat yang biasa digunakan
untuk laboratorium antara lain :
Nama alat dan fungsi:
1. Erlenmayer untuk mereaksikan zat-zat kimia.
2. Gelas Beker untuk mereaksikan dan menyimpan zat kimia.
3. Labu alas bulat untuk menyimpan zat-zat kimia.
4. Pembakar bunsen untuk mereaksikan zat kimia dengan pemanasan.
5. Tabung reaksi untuk mereaksikan zat-zat kimia.
6. Gelas ukur untuk mengukur volume larutan.
7. Mortar dan alu untuk menghaluskan zat kimia padat.
8. Rak tabung reaksi untuk menyimpan tabung reaksi.
9. Penjepit untuk menjepit tabug reaksi.
10. Pipet untuk memindahkan/mengambil zat kimia yang cair.
Selain menggunakan mikroskop, didalam laboratorium juga akan
berhubungan dengan bahan-bahan kimia. Beberapa diantaranya bahan kimia
yang berbahaya sehingga kalian harus berhati-hati.
Pada beberapa kemasan bahan kimia, tertera lambang-lambang yang
menunjukkan tingkat bahaya. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman
terhadap sifat-sifat zat kimia, proses kimia yang terjadi, dan alat-alat yang
digunakan menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Berikut ini Tips
untuk keselamatan kerja di laboratorium:
1. Bahan kimia cair yang akan digunakan harus diukur volumrnya
terlebih dulu. Jangan mengambil terlalu banyak, melainkan ambil
sedikit-sedikit agar tidak ada yang terbuang percuma.
2. Gunakan pipet ukur agar volume larutan dapat diukur pada saat
kita mengambilnya.
3. Bahan kimia yang berbentuk padat atau serbuk dapat diambil
menggunakan spatula.
4. Jika bahan kimia tidak akan segera kamu pakai, letakkan ditempat
yang aman agar tidak mudah jatuh.
5. Beberapa bahan kimia disimpan dalam wadah gelas yang gelap,
karena sangat mudah bereaksi jika terkena cahaya. Jauhkan bahan-
bahan seperti ini dari cahaya secara langsung.
6. Kontak langsung dengan bahan kimia harus dihindari. Gunakan
sarung tangan, pakailah masker ketika bekerja dengan bahan yang
bereaksi menjadi gas, atau jika mungkin, bekerjalah dilemari asam
yang dapat menyedot gas tersebut.
7. Jauhkanlah pembakar spirtus atau korek api dari bahan kimia yang
mudah terbakar. Jika kamu terkena bahan kimia, segeralah bilat
dengan air dan segera pergi kedokter jika perlu.
8. Setelah melakukan prakitikum menggunakan bahan kimia,
disarankan untuk meminum susu, karena susu dapat menetralkan
racun yang masuk kedalam tubuh.
Beberapa zat kimia ada yang menunjukkan sifat tertentu apabila
bereaksi dengan air atau udara. Zat yang mempunyai sifat dapat
menarik air apabila terlalu lama kontak dengan udara disebut
Higroskopis, contoh natrium hidroksida, asam sulfat, magnesium
klorida dan kaporit.
Adapun beberapa bahan kimia yang mudah bereaksi dengan udara
adalah natrium, fosfor, dan air kapur.
1. Natrium yang mudah bereaksi dengan udara dan air harus
disimpan dengan botol berisi minyak tanah.
2. Fosfor yang mudah terbakar diudara harus dsimpan dalam
botol berisi air.
3. Air kapur yang mudah bereaksi dengan CO2 dari udara
sehingga tidak dapat disimpan lama.
Beberapa contoh kecelakaan yang dapat terjadi akibat alat dan
bahan yang digunakan tidak hati-hati dalam kegiatan laboratorium adalah
sebagai berikut:
1. Percikan Zat
Percikan zat dalam jumlah banyak atau sedikit yang
mengetahui badan atau pakaian perlu mendapatkan perhatian
karena beberapa jenis zat kimia dapat merusak kulit dan
pakaian.
2. Luka
Luka yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh benda
tajam, luka bakar, atau tersinggung panas.
3. Keracunan
Yaitu masuknya benda-benda beracun kedalam tubuh.
Biasanya yang sering terjadi adalah terisap uap beracun atau
terserapnya cairan melalui kulit.
4. Ledakan atau kebakaran
Ledakan atau kebakaran yang terjadi dilaboratorium umumnya
disebabkan oleh bahan-bahan kimia atau alat-alat yang
digunakan pada waktu melakukan percobaan.
5. Bahaya listrik
Bahaya listrik dapat diakibatkan oleh aliran listrik bertegangan
tinggi yang berasal dari PLN atau alat-alat yang dapat
menghasilkan tegangan listrik.
6. Bahaya yang ditimbulkan oleh Hewan, semua hewan harus
diperlakukan secara hati-hati karena memungkinkan terjadinya
infeksi. Beberapa jenis mamalia dapat menularkan penyakit
pada manusia.
7. Bahaya yang ditimbulkan oleh mikroorganisme berbagai jenis
mikroorganisme terutama bakteri patogen ( penyebab penyakit)
harus diperlakukan secara hati-hati. Sikap hati-hati itu
diperlukan karena mikroorganisme patogen dapat
menimbulkan penyakit.
8. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Tumbuhnya
9. Beberapa bagian tumbuhan dapat menyebabkan keracunan.
Biji tumbuhan jarak sangat beracun. Daun tumbuhan kentang
juga beracun walaupun umbinya enak dimakan.
Lambang atau simbol-simbol Zat kimia berbahaya yang
ditimbulkan oleh zat digambarkan dengan lambang-lambang dibawah ini
diuraikan arti lambang-lambang tersebut:
Eksplosif atau mudah meledak
Contoh : Nitroselulosa, asam pikrat dan amonium
dikromat.
Toksin atau racun
Contoh : Kalium sianida, timbal nitrat, fenol, dll.
Oksidatif ( mempermudah atau mempercepat kebakaran)
Contoh : Amonium nitrat, natrium peroksida, natrium klorit
dan kalium permanganat.
Korosif
Contoh : Asam pekat, soda kaustik dan bro cair.
Radioaktif
Contoh : senyawa-senyawa uranium dan torium.
Mudah terbakar
Contoh : Eter, aseton, alkohol dan benzena.
d. Aturan Kerja Di Laboratorium
1. Dilarang bekerja sendirian dilaboratorium, minimal ada asisten yang
mengawasi.
2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan
kimia.
3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti
buku kerja, jenis percobaan, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara me
buang limbah sisa percobaan.
4. Dilarang makan, minum, merokok, dan bersendagurau dilaboratorium.
5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah
segera keringkan.
6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya.
Jawablah pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan
dalam memahami percobaan.
8. Berdiskusi adalah hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih
lanjut percobaan yang dilakukan.
e. Teknik Kerja Dilaboratorium
 Hal pertama yang dilakukan :
1. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi
mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian, dan sepatu tertutup
untuk melindungi kaki.
2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
3. Dilarang memakai sendal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak
tinggi.
4. Wanita/pria berambut panjang harus diikat.
 Bekerja aman dengan bahan kimia :
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
2. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia.
3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah
khusus.
4. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan
iritasi.
 Memindahkan bahan kimia
1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk
menghindari kesalahan.
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan kimia kedalam botol semula untuk
mencegah kontaminasi.
 Memindahkan bahan kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol dapat terkotori.
3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat
mengotori bahan tersebut.
 Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi minimal sepertiganya.
2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan.
3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya
tidak melukai orang lain maupun diri sendiri.
 Cara memanaskan larutan menggunakan gelas kimia
1. Gunakan kaki tiga atau kawat kasa untuk menopang gelas kimia
tersebut.
2. Letakkan batang gelas atau batu didih dalam gelas kimia untuk
mencegah pemanasan mendadak.
3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air,
maksimum seperempatnya.
f. Keamanan Kerja Di Laboratorium
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai
praktikum.
2. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi
mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian, dan sepatu tertutup
untuk melindungi kaki.
3. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
4. Dilarang memakai sendal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak
tinggi.
5. Wanita/pria berambut panjang harus diikat.
6. Dilarang makan, minum, merokok, dan bersendagurau dilaboratorium.
7. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah
segera keringkan.
8. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
9. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia.
10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak menggunakan bausen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pasa sebelum
dan sesudah praktikum selesai.
g. Penanggulangan Keadaan Darurat
 Terkena bahan kimia
1. Jangan panik.
2. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3. Lihat data MSDS.
4. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut.
5. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6. Bawa ketempat yang cukup oksigen.
7. Paramedik secepatnya.
 Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3. Beritahu teman anda.
4. Hindari menggunaka lift.
5. Hindari menghirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
8. Hubungi pemadam kebakaran.
 Gempa bumi
1. Jangan panik
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong
kasur.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran gas,
tersengat listrik
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.

2.5 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Kecelakaan bisa saja terjadi dilaboratorium IPA. Beberapa jenis kecelakaan
yang sering terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
Jenis kecelakaan Cara pencegahan Pertolongan yang
diberikan
Syok listrik  Menggunakan sandal Matikan sumber listrik,
atau sepatu saat cabut sambungan dari
menghubungkan listrik sumber, jangan memegang
kesumbernya korban saat kena strum,
tenangkan korban bawa
kedokter.
Kebakaran  Jauhkan zat yag mudah Basahi handuk dan
terbakar dari api kurungkan keatas api yang
menyala, siapkan tabung
pemadam kebakaran, dan
jauhkan bahan-bahan lain
yang mudah terbakar dari
api.
Terhirup gas beracun  Jangan menghirup gas Usahakan pasien untuk
sembarangan. muntah, bawa ke tempat
 Gunakan masker jika yang tenang dan udara
hendak praktikum bersih, berikan minum air
kimia. hangat
Tersiram zat kimia  Jangan taruh zat kimia Jangan langsung dilap
ditepi meja. bagian kulit yang terkena
 Gunakan pakaian ciran. Alirkan air ke atas
khusus ketika akan bagian kuliat yang terkena
bekerja dengan bahan-
tumpahan.
bahan kimia.
 Bacalah dengan teliti
label zat yang ada
dibotol
Jika tangan kita terkena tumpahan HCl maka langkah yang harus ditempuh
adalah :
1. Jangan gunakan lap untuk menghilangkan HCl dari permukaan kulit.
2. Alirkan air pada tempat yang terkena HCl dalam waktu yang agak lama, hal
ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi HCl.
2.6 Penanganan Limbah Labratorium
Penanganan limbah laboratorium untuk membuang limbah laboratorium, yang
mungkin berbeda pada tempat yang berbeda pula, cara yang sesuai bergantung
pada tipe percobaan yang dilakukan dan bahan kimia yang digunakan.
Tetapi beberapa tipe limbah berbahaya yang dihasilkan tidak dibuang dalam
bentuk aslinya dan harus diolah terlebih dahulu. Dengan bantuan proses yang
sesuai, limbah tersebut dapat dihilangkan sifat racunnya ditempat bahan tersebut
dihasilkan.
Keuntungan dari penghilangan sifat racun juga mengurangi resiko
kontaminasi pada pekerja yang tidak berpengalaman dalam menanganinya bila
terjadi kecelakaan dengan limbah ini, oleh karena itu hal ini juga untuk
menghindari resiko terhadap kontaminasi lingkungan. Aturan umum untuk
penangan limbah berbahaya adalah menghindari resiko yang membahayakan
terhadap manusia dan lingkungan baik selama penyimpanan, pengangkutan, dan
pembuangan bahan-bahan tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam bekerja dilaboratorium, hal yang paling utama yang perlu
diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan
keteledoran tentu saja dapat mengundang segala resiko yang mungkin saja
terjadi.
Laboratorium merupakan sarana penting untuk penelitian, pelayanan,
uji mutu atau quiliti control.
Kecelakaan dapat disebabkan oleh:
 Sikap dan tingkah laku para pekerja.
 Keadaan yang tidak aman.
 Kurang pengawasan dari pihak pengawas.
Bahan sekali jenis-jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan
dalam laboratorium kimia adalah sebagai berikut:
 Keracunan
 Iritasi
 Kebakaran
 Luka bakar
 Luka kulit, dll
Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada
kemauan dari setiap pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan
melindungi diri. Selain itu, perlu pula dipahami tentang alat pelindung diri
serta cara penanggulangannya bila terjadi kecelakaan.

3.2 SARAN
Demi keselamatan individu maupun bersama maka sebelum bekerja
didalam laboratorium, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal-hal apa
saja yang perlu dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum,
karena apa-apa saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu
diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, hal ini bertujuan untuk
mencegah kemungkinan-kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja
terjadi, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Anda mungkin juga menyukai