Pembiakan Vegetatif Secara Alamiah Dan Buatan: Bahan Ajar
Pembiakan Vegetatif Secara Alamiah Dan Buatan: Bahan Ajar
OLEH
IR. I WAYAN WIRAATMAJA, MP.
NIP. 19590418 198601 1 001
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNUD
2017
i
KATA PENGANTAR
Berkat Asung Kertha Wara Nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, maka Bahan Ajar “Pembiakan Vegetatif Secara Alamiah dan Buatan” ini
berhasil disusun. Materi bahan ajar ini merupakan sub pokok bahasan dari mata
kuliah Dasar-Dasar Agronomi.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
rekan-rekan staf dosen Program Studi Agroekoteknologi dan Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Udayana atas segala bantuannya, baik moril maupun dorongan
semangat.
Penulis menyadari bahwa Bahan Ajar ini belum sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………………… i
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………. 1-3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………… 44
iii
I.PENDAHULUAN
yang sempurna, tetapi dalam hal lain juga bias dilakukan oleh manusia.
tanaman yang dihasilkan menyerupai sifat induknya. Sebagai contoh, biji dari
sejenis apel (Baldwin apple) bila ditanam menghasilkan buah yang tidak seperti
pematangan,susunan kimianya dan lain sebainya. Dengan cara lain, bilama tunas
dari Baldwin apple tersebut disambungkan pada batang bawah apel lain, pohon
yang tumbuh dari tunas tersebut akan mempunyai sifat yang serupa dengan
macam-macam apel, almond, persik, pisang, nenas, dan kacapiring, yang pada
pada akar yang berhubungan pada tanaman tersebut. Contoh: persik, anggur
4. Beberapa tanaman lebih tahan terhadap suhu dingin bila disambungkan pada
batang laiun jenis. Contoh: macam apel King, Baldwin, dan Grimes.
1
besar serta hasil buah yang lebih banyak, demikian pula untuk tanaman karet
dan mawar.
Banyak cara pembiakan vegetatif yang bias dilakukan, dan pemilihan dari macam
pembiakan vegetatif:
1. Secara alami:
2. Secara buatan.
b. Penyambungan tanam.
c. Kultur Jaringan.
kawin oleh perbanyakan tak kawin dimana dalam proses ini tak mengalami
persatuan inti sel, atau dapat pula diartikan sebagai perkembangan biji tanpa
proses kawin yang sempurna, sehinga hasil apomiksis ini akan merupakan suatu
bentuk vegetatif.
berupa perubahan batang atau akar (bulb, corn, runner, rhizome, tuber, offset, dan
fleshyroot) yang sering kali berbentuk sebagai alat penyimpan makanan dalam
tanah.
2
Stimulasi akar dan tunas adventif. Agar bagian vegetatif tanaman mampu
berkembang menjadi suatu tanaman yang sempurna stimulasi buatan dari akar
dan tunas adventif perlu dilakukan. “Layerage” atau bumbun adalah stimulasi
akar / tunas baru tersebut dilakukan pada saat bagian vegetatif masih bersatu
bagian tanaman lain sedemikian rupa sehingga akan tercapai persenyawaan, dan
3
II. PEMBIAKAN VEGETATIF SECARA ALAMIAH
Biji apomiktik dibentuk langsung dari sel diploid, yang mungkin terjadi
dari sel induk megaspore yang belum mengalami miosis sempurna atau dari sel-
sel jaringan ovuler. Sebagai hasil apomiksis atau hasil perkembangan biji tanpa
Meskipun apomiksis banyak terdapat dalam dunia tanaman, hal ini bukanlah
merupakan arti umum dari pembiakan tak kawin. Sebagai contoh dalam
sebagian proses saja, biji akan diturunkan baik secara kawin maupun tak
Cara apomiktik dapat digunakan untuk mengekalkan klon jeruk yang bebas
dari virus, hal ini dikarenakan virus susah ditularkan melalui biji, dan kecambah
yang tumbuh tersebut dari jaringan vegetatif sehingga sifatnya akan sama
cirri-ciri juvenile dimana masa pembuahan akan dicapai dalam jangka waktu
4
B. MELALUI SPORA.
seringkali berupa perubahan batang atau akar (bullb, corm, runner, rhizome, tuber,
6
2. Corn, menyerupai bulb sehingga disebut pula bulb palsu, tidak berisi
yang telah masak akan membentuk corn baru diatas yang tua. Kadang-
kadang diantara corn tua dan corn baru terdapat tunas-tunas berdaging
yang disebut cormel / corn kecil. Pembiakan corn ini dapat ditingkatkan
dengan pembelahan, tetapi cara ini tak umum dilakukan karena mudah
terserang penyakit.
3. Runner (Stolon), adalah batang ramping yang tumbuh keluar dari ketiak
Rumpun daun dan akar akan sangat mudah dibentuk pada mata kedua
7
dari runner, dan dapat pula menghasilkan kembali runner-runner baru.
umumnya dimulai bila panjang hari 12 jam atau lebih dan suhu diatas 100C.
bicolor.
4. Rhizome, adalah dahan yang berbentuk tabung yang tumbuh lateral dalam
tanah, dapat berdaging, dapat pula ramping, dan pada umumnya kaya
8
potongan-potongan yang mengandung tunas vegetatif. Contohnya jahe
5. Tuber sering juga disebut umbi batang, adalah batang berdaging dalam
dengan tuber antara lain: Helianthus tuberoses, talas daun dan kentang.
tunas lain, oleh karena itu perlu dilakukan pemotongan tuber. Diindonesia
9
6. Offset dapat diartikan sebagai suatu dahan/cabang pendek yang tumbuh
keluar dari tajuk dan berakhir ujungnya dengan suatu tunas atau
tanaman. Contohnya offset Sucker, crown, ratoon, dan slip, hal ini
Tanaman yang berbiak dengan offset antara lain: pisang, nenas, sorgum dan
10
7.Tunas Adventif
Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh menjadi individu baru. Pada
adventif yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh menjadi satu individu baru.
11
II. PERUBAHAN AKAR.
Akar yang berdaging disebut juga umbi akar dan berfungsi sebagai penyimpan
makanan serta mempunyai tunas adventif. Sebagai contoh umbi akar: ubi
jalar, dahlia dan begonia. Ubi jalar pada umumnya dibiakkan dengan
mengembang menjadi sebuah umbi akar yang meluas, yang dapat pula
tunas
1. FaktorSuhu/TemperaturLingkungan.
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang
baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad
selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat
2. FaktorKelembaban/KelembapanUdara.
lebih cepat.
12
cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna
4. Faktor Hormon
hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk
13
III. PEMBIAKAN VEGETATIV SECARA BUATAN
Layerage merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang dapat
pula terjadi secara alamiah. Bagian tepi atau ujung batang yang terkulai
cendrung berakar bila bersentuhan dengan tanah. Karena bagian vegetatif ini
masih berhubungan dan mendapat makanan dari induknya. Waktu serta teknik
melakukan layerage ini tidaklah segawat pada cottage. Pembentukan akar pada
etiolasi, dan penyalah arahan dari batang, yang akan mempengaruhi gerakan dan
vegetatif tanaman dengan layerage atau bumbun ini dapat dibedakan atas dua
yang mengandung karbohidrat, hormone, air, dan zat hara sampai tunas tersebut
cabang dimana sebagian cabang tersebut dibenamkan dalam tanah. Cara ini
dapat pula disebut merundukkan batang dalam tanah. Usahakan pada bagian
pertumbuhan akar. Setelah akar dibentuk cukup banyak dan cukup dewasa
1. “Tip Layerage”. Dibuat dengan meletakkan seluruh ujung cabang sedalam 2,5
14
akan dibentuk dekat ujung cabang. Contoh tanaman yang biasa dibiakkan
dengan cara ini adalah tanaman yang batangnya mudah dirundukkan seperti
berries dan Murbei. Cara ini sebaiknya dilakukan pada akhir musim panas,
diatas tanah. Pada bagian batang yang tertutup tanah dilakukan pelukaan
untuk merangsang titik tumbuh akar, dan kadang-kadang pada bagian ini
tanaman, beberapa dilakukan pada akhir musim panas dan musim gugur,
lainnya dilakukan dalam akhir musim dingin dan musim semi. Tanaman
yang dibiakkan dengan cara ini : Black berries, mawar pagar, Rhododendron,
15
3. ” Trench / continuous layerage” adalah bagian pangkal dan tengah dari cabang
ditempatkan dalam parit yang dangkal (5-12,5 cm), baru kemudian ditimbun
Tanaman yang dibiakkan dengan cara ini: chery, plum, batang bawah dari
apel, mawar dan semak desiduous. Layerage dilakukan pada musim semi,
16
4. “Serpentine / compound layerage”, adalah cabang dilenturkan memanjang dan
berselang-seling berada dalam tanah dan timbul di atas tanah. Bila tunas
baru telah berkembang pada bagian-bagian yang timbul, dan akar telah
tanaman baru dapat dipisahkan dari induk tanaman. Pada umumnya cara
ini dilakukan pada akhir musim dingin atau permulaan musim semi, sebelum
anggur, muscadine, dan American, dan tanaman hias seperti Clematis, Ficus
5. “Mound / Stool layerage”. Pada musim dingin atau permulaan musim semi,
cukup lembab pada pangkal tunas-tunas baru yang telah dibentuk, sehingga
tertutup tanah akan menghasilkan akar, dan tunas-tunas baru yang berakar
17
ini boleh dipisahkan dari induk tanaman pada musim semi. Contohnya:
18
B. Mencangkok
bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
batang atau dahan. Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang
mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga
induknya.
induknya.
e. Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air
tanahnya tinggi .
b. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang.
dipotong.
19
d. Dalam satu pohon induk hanya bisa mencangkok beberapa
Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.
Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil
gembur
dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas
dan bawah.
Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah
cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap
20
Perhatikan gambar :
C. Stek
tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk.
· Stek batang
Yaitu stek yang dilakukan dengan cara memotong batang tumbuhan yang akan
21
Berdasarkan jenis batang yang digunakan, teknik melakukan stek batang
1. Stek lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau
2. Stek setengah lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting
atau bagian cabang tanaman yang sudah mulai menua, ditandai dengan warna kulit
3. Stek keras adalah merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting
atau bagian cabang tanaman yang sudah berumur tak kurang dari satu tahun,
22
4. Stek daun
Umumnya dilakukan pada tanaman hias , biasanya yang daun nya bewarna hijau ,
caranya mudah , cukup meletakan daun di tanah dan kemudian akan membentuk
tunas . Tunas dapat dipisahkan dari induknya dan membentuk tanaman baru .
6. Stek akar.
23
D. Mengenten / menyambung.
tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon, demi mendapatkan kualitas buat
yang baik.
atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-
sifat unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-
sifat unggul.
Keuntungan Mengenten
Hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang
digunakan.
Kerugian mengenten
Pada saat mengenten, ukuran kedua batang harus sama, karena kambium pada
kedua batang harus bertemu dengan tepat. Bila tidak, proses mengenten akan
gagal.
Jenis pohon yang bisa disambung jumlahnya terbatas, karena harus pohon yang
sekeluarga.
o Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas
o Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas / pucuk tanaman yang kedua
dengan panjang ± 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong menyerong kiri-kanan
(bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah..
24
o Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel (calon
o Ikatlah tempelan tadi dengan tali rafia, hati-hati jangan sampai tunasnya patah.
langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya longgar
o Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai
daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas
semua daun.
o Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak segar
berarti mnegenten berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti mengenten
Perhatikan gambar :
25
26
27
E. Menempel / Okulasi
tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Tunas dan batang itu dapat
tumbuh menjadi tanaman yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk.
dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki
o Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak
o Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan
kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Cara mengokulasi
o Buat jendela okulasi pada batang tumbuhan satu, dengan irisan kira- kira 1 cm dari
lingkaran batang. Dari pertengahan irisan melintang ini, buat irisan vertikal ke
28
o Kulit kedua buah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.
o Iris kulit batang yang memiliki mata tunas sebesar irisan batang yang akan ditempeli
o Irisan mata tunas ditempel pada batang pokok yang telah diiris tadi dan dijepit dengan
o Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali plastik.
o Setelah tiga minggu, pertambahan ukuran dan daunnya masih tetap hijau dan segar,
Perhatikan gambar :
29
F. Kultur Jaringan.
Kultur jaringan merupakan metode guna mengisolasi salah satu bagian dari tanaman
seperti sekelompok sel ataupun jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik,
tumbuh menjadi sebuah tanaman yang lengkap kembali. Adanya teknik kultur
jaringan menjadi salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif.
menggunakan cara isolasi salah satu bagian tanaman seperti daun, mata tunas, dan
Prinsip
Prinsip utama dari kultur jaringan ini adalah perbanyakan tanaman dengan memakai
tempat yang steril. Berbeda dari teknik untuk memperbanyak tanaman secara
konvensional, teknik kultur jaringan merupakan teknik yang dilakukan dalam kondisi
aseptik di dalam sebuah botol kultur dengan medium serta pada kondisi tertentu. Oleh
sebab itu, teknik pengertian kultur jaringan dapat disebut kultur in vitro. Dikatakan in
vitro yang merupakan kata dari bahasa latin yang berarti ”didalam kaca”. Teori dasar
dari teknik kultur in vitro adalah Totipotensi. Totipotensi mempercayai bahwa setiap
31
bagian-bagian tanaman dapat berkembang biak, hal ini karena seluruh bagian
tanaman tersebut terdiri dari jaringan-jaringan hidup. Oleh sebab itu, semua
organisme-organisme baru yang berhasil tumbuh akan mempunyai sifat yang sama
Prasyarat
jaringan yang dikembangbiakkan tersebut. Salah satu hal yang penting adalah sebuah
wadah dan media tumbuh yang cukup steril. Media tersebut akan digunakan sebagai
tempat bagi jaringan tanaman untuk dapat tumbuh serta mengambil nutrisi yang
diri.
Syarat-syarat :
terdapat zat-zat tumbuh yang masih aktif sehingga akan membantu perkembangan
jaringan-jaringan selanjutnya.
2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian tumbuhan, seperti : akar, kuncup,
mata tunas, daun, umbi, dan ujung batang yang dijaga kelestatriannya.
3. Eksplan yang diambil berasal dari bagian-bagian yang masih muda (apabila ditusuk
32
* Pilih bagian dari tanaman yang masih muda serta dapat dengan mudah untuk
tumbuh yaitu pada bagian meristem, seperti: ujung akar, daun muda, keping biji,
ujung batang, dan sebagainya. Jika memakai menggunakan embrio pada bagian bji-
biji yang lain sebagai eksplan, perlu diperhatikan juga adalah kemasakan embrio,
Setelah mengetahui tentang pengertian kultur jaringan, berikut ini sejarah kultur
jaringan tersebut. Perkembangan kultur jaringan dimulai sejak tahun 1838 ketika
sel-sel bersifat otonom, serta prinsipnya yang dapat beregenerasi menjadi tanaman
lengkap. Teori yang dikemukakan tersebut menjadi dasar dari spekulasi Haberlandt
pada abad ke-20 awal yang menjelaskan jaringan tanaman yang diisolasi dan dikultur
manipulasi terhadap nutrisi dan kondisi lingkungan. Walaupun pada awalnya usaha
yang dilakukan oleh Haberlandt pada tahun 1902 mengalami kegagalan, akan tetapi
Carrel, Harrison, dan Burrows pada tahun 1907-1909 berhasil untuk mengkulturkan
33
jaringan hewan dan manusia dengan cara in vitro.
Keberhasilan dari teknik kultur jaringan sebagai sebuah sarana untuk memperbanyak
tanaman secara vegetatif pertama kali pada tahun 1934 dilaporkan oleh White, yaitu
dengan keberhasilannya untuk kultur akar tanaman tomat. Pada tahun berikutnya
yakni tahun 1939, White, Nobecourt, dan Gautheret berhasil untuk menumbuhkan
kalus tembakau dan wortel dengan cara in vitro. Setelah perang dunia II,
Pada awalnya, teknik kultur jaringan tanaman yang berada dibelakang kultur
Kemudian ditemukan auksin IAA pada tahun 1934 oleh Haagen-Smith dan Kogl yang
membuka peluang besar untuk kemajuan dari teknik kultur jaringan tanaman. Pada
tahun 1955 ditemukan kinetin (suatu sitokinin) yang membuat kemajuan teknik kultur
interaksi kuantitatif yang terjadi antara auksin dan sitokinin memiliki pengaruh untuk
tanaman. Penelitian kedua yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut terhadap tanaman
tembakau yang menyatakan bahwa rasio yang tinggi diantara auksin terhadap
sitokinin akan menginduksi morfogenesis akar, rasio yang rendah akan menginduksi
morfogenesis pucuk. Akan tetapi, pola yang demikian tidak berlaku untuk semua
spesies tanaman.
34
Ditemukannya prosedur perbanyakan dengan cara in vitro terhadap tanaman
anggrek Cymbidum pada tahun 1960 oleh Morel, dan diformulasikannya dengan
komposisi medium konsentrasi garam mineral tinggi oleh Skoog dan Murashige pada
penggunaan tanaman yang mempunyai arti penting bagi tiap-tiap negara. Dengan
sumbangan yang sangat besar. Jumlah penelitian serta penggunaan dari teknik kultur
tanaman dengan cara vegetatif serta bersifat aseptik yang menggunakan botol/wadah
yang dapat tembus cahaya. Untuk menggunakan teknik kultur jaringan, terdapat
1. Kultur Haploid
Kultur haploid adalah kultur yang menggunakan bagian reproduksi suatu tanaman
sebagai eksplannya, seperti : tepung sari, ovule, kepala sari, dan lain sebagainya
2. Kultur Protoplasma
Kultur protoplasma menggunakan sel yang telah dilepas dari bagian dinding selnya, hal
ini karena enzim tersebut sebagai eksplannya. Kultur protoplasma digunakan pada
35
3. Kultur Suspensi
Kultur suspensi yang dijadikan eksplannya pada umumnya yaitu kalus atau jaringan
meristem yang dalam bentuk sel maupun agregat. Pada kultur suspensi pada
umumnya memakai media cair dengan pengocokan secara terus menerus dengan
menggunakan shaker.
4. Kultur Kalus
Kultur kalus yang dijadikan eksplannya adalah sekumpulan sel, seperti : jaringan
parenkim.
5. Kultur Organ
Kultur organ memakai bagian-bagian tertentu dari sebuah tanaman sebagai eksplan
seperti buku batang, akar, helaian daun, buah muda, tangkai daun, pucuk,bunga, dan
lain sebagainya.
6. Kultur Biji
36
Teknik kultur jaringan dapat dilakukan dengan metode-metode yang akan dijelaskan
dibawah ini. Macam –macam metode pada teknik kultur jaringan dapat ditinjau dari
macam media tanam, eksplan yang dipakai atau bahan, dan cara pemeliharaannya.
Berdasarkan dari macam media tanam yang dipakai, metode kultur dibedakan
sebagai berikut :
Metode padat atau solid method adalah teknik kultur jaringan dengan menggunakan
media padat. Media padat ialah media yang didalamnya terkandung semua
akan dipadatkan dengan menambahkan suatu zat pemadat. Zat pemadat dapat
berupa agar-agar batangan, bubuk, ataupun sebuah kemasan kaleng yang biasanya
dipakai untuk media padat pada teknik kultur jaringan. Metode padat atau solid
method ini banyak digunakan guna teknik kloning, untuk menumbuhkan protoplasma
Perlu diketahui juga bahwa penggunaan media yang terlalu padat akibatnya
membuat akar sukar untuk tumbuh karena akar akan sulit menembus ke dalam
Metode cair atau liquid method adalah teknik kultur jaringan dengan menggunakan
media cair. Media cair dapat berupa larutan nutrien tanpa harus memerlukan zat
pemadat. Pembuatan media cair ini cenderung lebih cepat, namun kurang praktis
sebab apabila terlalu cair dapat menyulitkan pertumbuhan eksplan menjadi kalus
terjadi sebab eksplannya tenggelanm. Oleh karena itu, teknik kultur jaringan dengan
37
menggunakan metode cair pada umumnya digunakan pada eksplan satu diantaranya
Apabila ditinjau berdasarkan eksplan atau bahan yang dipakai, metode kultur
dibedakan menjadi:
Kultur Antera
Kultur Meristem
Kultur Endosperma
Kultur protoplasma
Kultur spora
Cara Pemeliharaan
Supaya eksplan yang ditanam tersebut dapat tumbuh hingga menjadi kalus dan
kemudian dapat menjadi planlet, diperlukan pemeliharaan yang tepat dan rutin.
Ketika eksplan sudah waktunya untuk dipindahkan, maka segera dipindahkan eksplan
tersebut ke lingkungan hidup luar, jika tidak pertumbuhan eksplan tersebut akan
38
Tahapan Kultur Jaringan
1. Pembuatan Media
Media adalah faktor yang sangat penting dalam kultur jaingan. Media tersebut dapat
berupa hormon, vitamin, atau garam mineral. Media yang digunakan harus steril
terlebih dahulu, sehingga sebelum proses kultur jaringan dilakukan, media yang telah
autoklaf. Media yang diambil harus sudah dipersiapkan di greenhouse supaya bebas
2. Inisiasi
Inisiasi merupakan suatu proses pengambilan eksplan dari bagian pada tanaman yang
akan dikultur. Sumber eksplan yang harus memenuhi kriteria seperti jelas jenisnya,
varietas, bebas dari hama dan penyakit, spesies. Salah satu bagian tanaman yang
tersebut akan dikultur dengan harapan dapat menginisasi pertumbuhan baru sehingga
39
dapat memungkinkan pemilihan salah satu bagian tanaman yang tumbuhnya paling
3. Sterilisasi
Setiap proses harus dilakukan pada tempat yang steril, yaitu di laminar flow serta
memakai berbagai alat yang steril. Peralatan yang digunakan pada umumnya
disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan etanol ke alat tersebut. Selain
itu, orang yang akan melakukan kultur tersebut juga harus dalam keadaan yang steril
pula.
4. Multiplikasi
Multiplikasi ialah kegiatan untuk memperbanyak calon tanaman baru dengan cara
menanam eksplan yang telah dipilih ke media. Guna mencegah gagal tumbuh eksplan
5. Pengakaran
Pengakaran adalah tahapan setelah multiplikasi dan merupakan fase dimana eksplan
akan membentuk pucuk serta akar tanaman baru yang kuat sehingga mampu untuk
bertahan hidup pada saat dipindahkan dari lingkungan hidup in vitro ke lingkungan
6. Aklimatisasi
in vitro ke lingkungan luar. Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati dan juga
bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut kemudian akan
dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah mampu untuk
berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru tersebut tumbuh
40
dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya hampir serupa
Manfaat kultur jaringan salah satunya sebagai teknik perbanyakan massal tanaman
jumlah yang besar dapat tumbuh dalam waktu singkat, dapat memperoleh tanaman
yang bebas dari virus. Untuk lebih lengkapnya, berikut manfaat kultur jaringan :
5) Untuk memperoleh bibit baru, tidak tergantung musim pada saat itu.
7) Bibit tanaman yang dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan ditanam di tanah.
41
Meskipun teknik kultur jaringan mempunyai banyak manfaat kultur jaringan terhadap
reproduksi tanaman, namun teknik kultur jaringan ini juga mempunyai dampak
keahlian dalam bidang tersebut, hal ini karena tanpa adanya keahlian teknik tersebut
cenderung gagal. Modal awal untuk menggunakan teknik tersebut relatif mahal, dan
bibit yang dihasilkan juga harus diaklimatasi terlebih dahulu, hal ini karena kondisinya
yang cenderung aseptik dan lembab. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan juga
2) Rasanya yang seragam antara buah tanaman satu dengan tanaman yang lainnya.
1) Teknik kultur jaringan tidak dapat mengubah tanaman ataupun buah yang
2) Dalam teknik kultur sel hewan, tidak dapat untuk menghasilkan individu baru
Dari pengertian kultur jaringan yang telah dijelaskan diatas, kultur jaringan memiliki
teori dasar dari teknik kultur in vitro adalah Totipotensi. Teori tersebut menjelaskan
bahwa setiap bagian-bagian tanaman dapat untuk dikembangbiakkan, hal ini karena
sebab itu, organisme baru yang berhasil untuk ditumbuhkan dapat mempunyai sifat
42
Contoh dari beberapa tanaman yang berhasil untuk dikembangbiakkan dengan
Anggrek cattleya
Jati mas
Kelapa sawit
Pisang abaka
Pisang lampung
Tanaman pisang lampung merupakan salah satu dari hasil kultur jaringan yang
mempunyai sifat baik, yakni dapat tahan terhadap berbagai jenis penyakit dan hama,
43
DAFTAR PUSTAKA
Carlson, R.F. 1971. Developing Dwarf Apple Trees. Mchigan Science in Action. From the
Michigan State University Agricultural Experiment Station, East Lansing. March
1971.
Janick, J. 1969. Hortucultural Science. W.H. Freeman and Company. San Francisco. P. 73-
74.
Tohir dan Kaslan. 1970. Pedoman Bercocok Tanam Buah-Buahan. Pradnya Paramita.
17 hal.
44