Anda di halaman 1dari 14

Kepemimpinan dalam Profesi Kependidikan

Dosen pengampu : Shidiq Premono, M.Pd

Disusun oleh :

Pradiana Kharisma 1810607001

Dewi M 181060700

Ika Imeldasari 18106070021

Salimah 181060700

Pendidikan Kimia

Fakultas Sains Dan Teknologi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2019
Kata pengantar

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena berkat karunianya
kami bisa menyelesikan makalah ini. Tak lupa salawat beserta salam saya curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga serta sahabatnya yang telah membawa kita dari
alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Profesi Kependidikan pada program
studi Pendidikan Kimia, penulis mengangkat judul Kepemimpinan dalam Profesi
Kependidikan untuk makalah ini. Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Besar harapan penulis untuk mendapat kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Yogyakarta, 27 Februari 2019


BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial menuntut manusia untuk hidup secara bersama
dan berkelompok. Sejak nenek moyang dulu, gotong royong, kerja sama, dan sikap saling
melindungi sangat erat kaitannya dengan peradaban manusia. Kerja sama tersebut kemudian
menjadi bagian dari tata kehidupan sosial masyarakat yang bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan manusia. Sebagai contohnya dalam menentang kebuasaan hewan pada zaman
dahulu. Didasarkan pada kebutuhan tersebut, manusia mulai mengenal unsur-unsur
kepemimpinan. Mereka mulai menyadari bahwa hadirnya seorang pemimpin dalam suatu
kelompok sangatlah penting. Di zaman sekarang ini pemimpinan menjadi ujung tombak
untuk semua bidang kehidupan berkelompok dan setiap individu dituntut untuk memiliki jiwa
kepemimpinan, begitu pula dengan dunia pendidikan.

2. Rumusan Masalah
2.1. Apa konsep dasar kepemimpinan?
2.2. Apa saja gaya kepemimpinan?
2.3. Bagaiamana sifat seorang pemimpin menurut surat Al-Ahzab ?
2.4. Bagaimana kepemimpinan dalam kependidikan?

3. Tujuan Makalah
3.1. Menjelaskan konsep dasar kepemimpinan
3.2. Menjelaskan macam-macam gaya kepemimpinan
3.3. Menjelaskan peran dan sifat seorang pemimpin sesuai dengan suri tauladan nabi
dalam surat Al-Ahzab
3.4. Menjelaskan kepemimpinan dalam kependidikan (pengawas, kepala sekolah, guru)
BAB II
Pembahasan
1. Konsep Dasar Kepemimpinan
1.1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan secara etimologis merupakan terjemahan dari kata “leadership” yang


berasal dari kata “leader” yang artinya orang yang memimpin. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kepemimpinan [ke-pe-mim-pinan] berarti perihal
1
pemimpin; cara memimpin . Dalam buku yang berjudul Beberapa Pandangan Umum Tentang
Pengambilan keputusan, Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirjo menulis kepemimpinan sebagai
berikut :

“kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang


lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan
pengaruh wibawa, sedemikian rupa sehingga kelompok mau melakukan apa yang
dikehendakinya.”

Sedangkan menurut Pancasila, pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, asas utama dari kepemimpinan
menurut Pancasila adalah :

Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh), pemimpin harus mampu menjadi
panutan dengan pola sifat dan perbuatannya.

Ing Madya Mangun Karsa (di tengah memberi semangat), pemimpin harus mampu
memberi semangat untuk berswakarsa pada orang-orang yang dipimpinnya.

Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan), pemimpin harus mampu
mendorong orang-orang yang dipimpinnya.

1.2. Teori Kepemimpinan

Teori Kepemimpinan adalah penggenaralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-
konsep kepemipinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat umum pada pemimpin,
tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan 2. Banyak orang yang mengkaji
tentang teori kepemimpinan ini dan salah satunya menurut Sri Wiludjeng Sp, dalam bukunya
yang berjudul Pengantar Manajemen menyebutkan beberapa teori tentang kepemimpinan,
diantarannya adalah3 :

a) Teori sifat

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
2
Kartono Kartini , Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal ,( Jakarta : Rajawali Pers
2014), hal, 31-32.
3
Sri Wiludjeng SP, Pengantar Manajemen, ( Yogyakarta : Graha Ilmu 2007), hal , 144-148.
Keith Davis merumuskan dalam teori ini bahwa seseorang yang bisa berhasil menjadi
seorang pemimpin ialah dia yang memilik 4 sifat umum. Sifa inilah yang dapat
mempengaruhi kesuksesan kepemimpinan dalam sebuah organisasi yaitu, intelegensia,
kematangan sosial, motivasi diri, dan hubungan pribadi.

 Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah dan berpikir secara
rasional.
 Kematangan sosial adalah kemampuan untuk bertanggung jawab secara tepat dan
memahami tentang aturan-aturan sosial dan norma-norma di dalam budaya tertentu.
 Motivasi Diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain.
 Hubungan pribadi adalah kemampuan dimana kita berusaha meningkatkan hubungan
insani, menghindari dan mengatasi konflik – konflik pribadi yang terjadi

b) Teori perilaku

Teori ini menyatakan, bahwa seorang pemimpin harus mampu bersikap fleksibel, luwes,
bijakasana, dan mampu mempuyai daya tarik yang tinggi karena harus mampu mengambil
langkah-langkah yang tempat untuk suatu masalah. Teori ini didasarkan pada pendekatan
beberapa perilaku, diantaranya :

 Perilaku fokus pada dua titk ekstrim yaitu fokus pada atasan, dan juga sekaligus fokus
pada bawahan.
 Perilaku peduli dan mendukung bawahan yang akan mencerminkan sikap saling
percaya.
 perilaku menajer yang menetapkan standar kerja yang tinggi, menentukan metode
kerja yang harus dilakukakkan dengan mengawasi pegawai dengan katat, dan selain
itu seorang pemimpin harus memiliki sikap bersahabat pada bawahan, mengakui
prestasi bawahan, dan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan pegawai.

c) Teori situasi/keadaan

Teori ini menjelaskan, pemimpin untuk menyusaikan diri terhadap tuntunan situasi,
lingkungan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan itu harus dijadikan tatangan untuk
diatasi. Maka pemimpin harus maapu menyelesaikan masalah-masalah aktual, sebab
permasalahan-permasaalah hidup dan saat-saat krisis ( perang, revolusi dan lain-lain ) yang
penuh pergolakan dan ancaman bahaya.

Adapun beberapa teori mengenai sebab-sebab timbulnya pemimpin antara lain:

a) Teori Genetis

Teori ini menyatakan pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan lahir sebagai
pemimpin, dan sudah ada sejak dia lahir. Dengan kata lain dia memang sudah ditakdirkan
jadi pemimpin.
b) Teori Sosial

Teori ini menyatakan seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata lain
tidak lahir begitu saja dan setiap orang dapat jadi pemimipin.

c) Teori Ekologi

Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan
sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian
bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan
tuntutan ekologinya/lingkungan.

2. Gaya Kepemimpinan

Menurut pendekatan yang berdasarkan pada kepribadian, maka gaya kepemimpinan


dibedakan menjadi sebagai berikut (Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994) :

2.1. Gaya Kepemimpinan Kharismatis

Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu menarik atensi
banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang merupakan
anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning. Kelebihan gaya
kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara
berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan kepribadian
kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Namun,
kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa “
Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada
mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-
konsistenan pemimpin tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan.

2.2. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan
dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter,
pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya.

Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai pengawas
terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami
masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup
melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah
merah. Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak
ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia
memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil.
Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah
kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan,
sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Maka semua orang adalah musuh, entah itu
bawahannya atau rekan kerjanya.

Gaya kepemimpinan otoriter ini kadang kala menekankan kepada bawahannya supaya
tidak menjadi ancaman, dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang
tak mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada keseimbangan
antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada kompromi terhadap bawahan.

2.3. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang


secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Kepribadian dasar
pemimpin model ini adalah putih. Pada gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki
peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan
sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang
menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.

Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak


orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi
keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat
kedua sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan
lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan
adalah kelemahan pemimpin dengan gaya demokratis ini. Umumnya, mereka sangat sabar
dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan.
Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-
pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan
si pemimpin.

2.4. Gaya Kepemimpinan Moralis

Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai


bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang
pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin
bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang
karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis
adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,
kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
3. Sifat Seorang Pemimpin Sesuai Dengan Suri Tauladan Nabi

Dalam Islam, suri teladan pemimpin yang paling sempurna terdapat pada diri Nabi
Muhammad SAW seorang yang mempunyai sifat-sifat yang selalu terjaga dan dijaga oleh
Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW juga terdapat pada diri Rasul-
rasul lain sebagai penyeru umat. Sifat yang dimaksud dikenal dengan sebutan sifat wajib
Rasul. Sifat wajib Rasul merupakan pencerminan karakter Nabi Muhammad saw. dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat. Secara rinci sifat-sifat tersebut, yaitu:
3.1. Shidiq (benar)

Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak sifat yang membuatnya disukai oleh setiap
orang yang berhubungan dengannya dan yang membuatnya menjadi pujaan para
pengikutnya. Sewaktu mudanya, semua orang Quraisy menamakannya “shiddiq dan amin”4
Beliau sangat dihargai dan dihormati oleh semua orang termasuk para pemimpin Makkah.
Nabi memiliki kepribadian dan kekuatan bicara yang demikian memikat dan menonjol
sehingga siapa pun yang pergi kepadanya pasti akan kembali dengan keyakinan dan
ketulusan dan kejujuran pesannya. Hal ini dikarenakan, Nabi Muhammad SAW hanya
mengikuti apa yang diwahyukan pada beliau. Dalam kepemimpinan berarti semua keputusan,
perintah dan larangan beliau, agar orang lain berbuat atau meninggalkannya pasti benar
karena Nabi bermaksud mewujudkan kebenaran dari Allah SWT.
Keutamaan dan kemuliaan sifat benar itu diperkuat dan dijelaskan dalam firman
Allah:
“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu,
mereka berkata, “inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul- Nya kepada kita”. Dan benarlah
Allah dan Rasul-Nya. Yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka, kecuali iman
dan kedudukan”. (Q.S. al-Ahzab : 22)

Begitu juga Allah menjanjikan pahala bagi orang-orang yang benar dan mengancam orang
yang berdusta dengan siksaan. Seperti yang telah difirmankan dalam ayat berikut :
“Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena
kebenarannya, dan menyiksa orang-orang munafik jika dikehendaki-Nya atau menerima
tobat mereka. Sesungguhnya Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Q.S.
Al-Ahzab : 24)

Dari beberapa ayat di atas, menggambarkan pada kita bahwa Allah sangat menganjurkan
untuk berbuat benar baik perkataan maupun perbuatan sebagaimana halnya Nabi Muhammad
saw. yang mendapat julukan sebagai manusia yang selalu benar perkataan, ucapannya yang
merupakan ciri sifat shiddiq dari para Rasul Allah SWT. Peranannya sebagai seorang Rasul
dan pemimpin telah diberikan oleh Allah sebuah kitab sebagai penguat misinya itu.
3.2. Amanah (dapat dipercaya)

Karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin sebagaimana karakter yang
dimiliki Rasul yaitu sifat dapat dipercaya. Beliau jauh sebelum menjadi Rasul pun sudah

4
Fazalur Rahman, Nabi Muhammad saw. sebagai Seorang Pemimpin Militer, Diterj. Annas Siddik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1991), hlm. 68
diberi gelar al-Amin (yang dapat dipercaya). Sifat amanah inilah yang dapat mengangkat
posisi Nabi di atas pemimpin umat atau Nabi-Nabi terdahulu. Pemimpin yang amanah yakni
pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab pada amanah, tugas dan kepercayaan yang
diberikan Allah SWT. Yang dimaksud amanah dalam hal ini adalah apapun yang
dipercayakan kepada Rasulullah saw. meliputi segala aspek kehidupan, baik politik, ekonomi,
maupun agama.

Firman Allah yang berbicara tentang amanah yang diemban oleh setiap manusia
terdapat dalam surat al-Ahzab 72, bunyinya:
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan bodoh”. (QS. Al- Ahzab: 72).

Berdasarkan ayat di atas menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai amanah yang
harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. walau sekecil apapun amanat itu. Sifat
amanah yang ada pada diri Nabi Muhammad saw. memberi bukti bahwa beliau adalah orang
yang dapat dipercaya, karena mampu memelihara kepercayaan dengan merahasiakan sesuatu
yang harus dirahasiakan dan sebaliknya selalu mampu menyampaikan sesuatu yang
seharusnya disampaikan.

3.3. Tabligh (menyampaikan)

Berkaitan dengan kerasulan dan tugas pokok beliau, dijelaskan dalam firman Allah surat
Al-A’raf ayat 158:
“Katakanlah: hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya)
dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. (QS. Al-A’raf: 158)

Satu istilah yang disandang Nabi Muhammad pemberian Allah yaitu mundhir
(pemberi peringatan) (surat Al-Naaziat: 45) diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai orang
yang memberi peringatan yakni untuk membimbing umat, memperbaiki dan mempersiapkan
manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Predikat mundhir yang disandang
menuntut beliau untuk dapat memimpin umatnya serta bertugas untuk menyampaikan
(tabligh) risalah kepada manusia. Tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakinkan bahwa
Allah telah mengutus beberapa Rasul dari golongan manusia sendiri untuk menyampaikan
pelajaran kepada umatnya dan apa saja yang diperintahkan kepadanya untuk
menyampaikannya serta menjelaskan hukum-hukum yang berkenaan dengan perbuatan-
perbuatan yang mulia dan sifat-sifat yang dituntut bagi mereka untuk mengerjakan. Uraian di
atas semakin jelas bahwa Muhammad diutus dan diangkat menjadi pemimpin manusia oleh
Allah SWT. Melebihi pemimpin-pemimpin yang telah ada seperti halnya Nabi-Nabi yang
terdahulu.
3.4. Fathonah (cerdas)
Kesuksesan Muhammad sebagai seorang pemimpin umat memang telah dibekali
kecerdasan oleh Allah SWT. Kecerdasan itu tidak saja diperlukan untuk memahami dan
menjelaskan wahyu Allah SWT kecerdasan dibekalkan juga karena beliau mendapat
kepercayaan Allah SWT. untuk memimpin umat, karena agama Islam diturunkan untuk
seluruh manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu diperlukan pemimpin
yang cerdas yang akan mampu memberi petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan
pandangan bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.

Kecerdasan beliau merupakan suatu hikmah yang dianugerahkan Allah kepada beliau
dengan sifat kearifan yang selalu ditampakkan. Hal ini sesuai firman Allah surat al-Baqarah
ayat 269:
“Allah menganugerahkan al-hikmah (kepemahaman yang dalam tentang al- Qur'an dan
as-Sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah
itu ia benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakallah
(ulul albab) yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah.” (Q.S. Al-Baqarah :269)

Dalam upaya memimpin suatu kaum tentunya diperlukan seorang pemimpin yang
cerdas yang dapat memberi kepahaman kepada muridnya ketika menyampaikan hal-hal yang
akan disampaikan. Oleh karena itu Allah telah menjadikan Nabi Muhammad SAW seorang
yang ummi dengan bahasa yang fasih dan dapat diterima oleh masyarakat menjadi bukti
bahwa kecerdasan yang diwujudkan dalam gaya memimpin Nabi yang tidak akan pernah
dimilik oleh manusia biasa seperti kita.

4. Kepemimpinan dalam kependidikan

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Karena kepala sekolahlah yang
merupakan bagian tertinggi yang ada di sekolah , sebagai penggerak penentu arah tujuan
yang berdasarkan visi misi dari sekolah 5. Dimana kepala sekolah menjadi aspek yang
penting dalam melakukan perubahan yang lebih baik di dalam wadah lembaga pendidikan
ini.

Blimberg (1987) membagi tugas kepala sekolah sebagai berikut :

a. menjaga agar segala program sekolah berjalan sedamai mungkin


b. menangani konflik atau menghindarinya
c. memulihkan  kerjasama
d. membina para staf dan murid
e. mengembangkan organisasi
f. mengimplementasi ide-ide pendidikan.

Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum mengacu kepada empat hal
pokok,yaitu :

a. sifat dan ketrampilan kepemimpinan


5
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung:Remaja Rosda Karya, 2004, hal 24
b. kemampuan pemecahan masalah
c. ketrampilan sosial
d. pengetahuan dan kompetensi professional

Kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinila dari kinerjanya dalam
mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah .Berikut fungsi dan peran
kepala sekolah :

1) Sebagai Pendidik (educator)


 Memiliki kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas
 Mampu memberikan alternative pembelajaran yang efektif
 Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan

2) Sebagai Manajer
 Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai standar
 Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada serta lebih lanjut
memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer

3) Sebagai Administrator
 Kemampuan mengelola sperangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa data
administrasi yang akurat
 Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan , ketenagaan, keuangan, sarana dan
prasarana, dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang berlaku

4) Sebagai Supervisor
Salah satu tugas kepala sekolah memsupervisi perkerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan.
 Memiliki kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan
karyawan
 Memiliki kemampuan memanfaatkan dan mempengaruhi kinerja guru atau karyawan
untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan

5) Sebagai Pemimpin
Sebagai pemimpin ,kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pegawasan,
meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan
mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemempuan mengambil keputusan dan
kemempuan berkomunikasi. Dan kepribadian itu tercermin sebagai dalam sifat-sifat jujur,
percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi
yang stabil. Dan dapat menjadi sosok yang pantas diteladani .Beberapa kualifikasi yang juga
dibutuhkan oleh kepala sekolah dalam memerankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin
dalam lembaga pendidikan :

 Memiliki kepribadian yang kuat


 Memahami setiap personal anggotanya dari mulai guru ,staff ,dan para muridnya .Baik
dalam segi kondisi ataupun kemampuannya.
 Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya

6) Sebagai Inovator
Dalam peraannya sebagai inovator , kepala sekolah membutuhkan kualifikasi sebagai berikut:

 Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan pendidikan , memilih
yang relevan untuk kebutuhan lembaganya
 Memiliki kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik
 Memiliki kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan

kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain


mencontoh atau mengikutinya. Menurut Sri Wiludjeng Sp, dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Manajemen menyebutkan beberapa teori tentang kepemimpinan, diantaraya teori
sifat, teori perilaku, dan teori situasi/keadaan. Menurut Robert Albanese, David D. Van Fleet,
(1994) gaya kepemimpinan dibedakan menjadi sebagai berikut gaya kepemimpinan
kharismatis, gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya
kepemimpinan moralis. Kepemimpinan dalam islam selalu berpusat pada suri tauladan para
rasul terutama Muhammad SAW yang memiliki empat sifat pokok dalam memimpin yaitu
shidiq, tablig, amanah, dan fatonah. Dalam kependidikan, sikap seorang pemimpin sangat
dibutuhkan dan sosok pemimpin dalam kependidikan adalah seorang kepala sekolah yang
mempunyai fungsi vital dalam dunia kependidikan.

2. Saran

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1) Para pemimpin, khususnya pemimpin dalam kependidikan memiliki sifat, perilaku, dan
mental pemimpin yang baik.
2) Menerapkan gaya-gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan
3) Menerapkan sifat-sifat pemimpin yang dicontohkan oleh rasulullah SAW
Daftar Pustaka

Fazalur, Rahman. 2009. Nabi Muhammad saw. sebagai Seorang Pemimpin Militer, Diterj.
Annas Siddik. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal.


Jakarta : Rajawali Pers.

Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Sobry, Sutisno. 2012. Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica.

Supriyatno, Tri. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam. Bandung: Refika
Aditma.

Wahab, Abd dan Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.
Yogyakarta: Ar-Ruzz media.

Wiludjeng, Sri SP. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai