Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY.S DENGAN GANGGUAN DISMENORE

DI DESA LIMBANGAN

Dosen Pembimbing: Ns. Priharyanti


Wulandari,M.kep.,Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :

1. Nina Anggraeni
2. Shely Vionica
3. Nunung Kholifah
4. Novi Helpiani T.
5. Ramiro Da Costa M.
6. Putri Agustin
7. Santi Widiyanti R.
8. Nurul afifah
PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

ASUHAN KEPERAWATAN

“ DISMENORE “

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 2 Maret 2021
Jam : 08.00
I. Identitas
Nama pasien : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan: Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Kampung Salakan Desa Limbangan Kabupaten
Kendal
Tanggal masuk :-
No.reg :-
Diagnosa medis : Dismenore
Penanggung jawab
Nama : Tn. W
Umur : 43 Tahun
Hubungan dengan pasien: Suami
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta

II. Riwayat keperawatan


1. Keluhan utama:
Pasien mengatakan nyeri haid

2. Riwayat kesehatan sekarang:


Pasien mengeluh nyeri abdomen bagian bawah dan pada saat
menstruasi hari pertama sampai ketiga, pasien mengeluh lemas dan
tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Riwayat kesehatan masa lalu:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat keaehatan masa lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga:

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

5. Riwayat reproduksi:
a. Riwayat haid:
Menarche : umur 11 tahun sikus haid : teratur
Durasi haid: 7 hari keluhan haid: -
b. Riwayat obsetri

Anak ke Kehamilan Persalinan Anak


No Tahun Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit JK BB PJ

1 1984 Kehamilan Tidak ada Tidak Tiidak ada tidak ada Perem 75k 155
ada g
Tidak ada puan

6. Riwayat keluarga berencana:


-
7. Pengkajian pola fungsional gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kelurrga klien mengatakaan jika ada aggota keluarga yang sakit
selalu di bawa ke pelayanan kesehatan
b. Pola nutrisi
Frekunsi makan: 1-2 x sehari
Nafsu makan: baik
Jenis makanan rumah: nasi, lauk pauk, sayur dan buah
Makanan yang tidak disukai: -
c. Pola eliminasi
Bak
Frekuensi: 6-7 kali

Warna: kuning jernih


Keluhan yang berhubungan dengan Bak: -
Bab
Frekuensi: 1 kali
Warna: kuning
Bau: khas
Konsisten: lunak
Keluhan: -
d. Pola aktifitas dan latihan
Klien mengatakan seblum nyeri haid biasanya melakukan
kegiatan membersihkan rumah
e. Pola persepsi dan kognitif
Klien mengatakan nyeri haid
f. Pola tidur dan istirahat
Lama tidur: 8 jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur: berdoa
Keluhan: -
g. Pola hubungan sosial
Klien mengatakan tidak pernah
h. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien berjenis perempuan dan sudah menikah
i. Persepsi diri dan konsep diri
Persepsi diri:
Klien ingin beraktifitas seperti biasa
Konsep diri:
Identitas diri: klien mengatakan dirinya perempuan
Peran dri: klien berperan sebagai istri
Ideal diri: klien sebagai ibu rumah tangga
Bodi image: klien mengatakan bagian tubuh semua di sukai
j. Pola mekanisme koping
Klien megatakan bahwa dia sakit nyeri hanya bisa mengeluh
k. Pola nilai dan kepercayaan/agama
Klien mengatakan agama islam sholat 5 waktu dan membaca al-
quran

8. Pemeriksaan fisik
Kesadaran: composmetis
Tekanan darah: 130/90mmhg
Nadi: 98x/menit
Pernapasan: 22x/menit
Suhu tubuh: 36,5
Bb: 65 kg
Tb: 155 cm
Lila: -
Kepala: tidak kotor, rambut hitam
Mata: tidak anemis, warna kantung mata merah
Hidung: bersih, tidak ada polit, simetris
Telinga: bersih tidak ada kotoran, bentuk simetris
Mulut: tidak ada pendarahan pada gigi dan gusi
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada:
Paru: I: bentuk simetis
P: tidak nyeri saat ditekan
P: suara normal pada paru
A: suara vasikuler

Jantung: I: ictus cordis terlihat

P: ictus cordis teraba


P: suara normal
A: terdengar suara jantung 1 dan 2
Perut: I: bentuk abdomen cembung
P: peristaltik 15x/ menit
P: tidak ada tekanan
A: terdengar normal
Genitalia: -
Ekstermitas: ekstermitas atas dan bawah tidak terpasang infus
Kulit:
9. Data penunjang
-

10. Pemeriksaan diagnostik


Pemeriksaan dismenore
11. Program therapi
Menjelaskan tentang penkes dismenore
Mmengajarkan senam dismenore
12. Diit
-
B. ANALISA DATA

Tanggal/ Data Fokus Problem Etiologi TTD


jam
2 Maret DS: Pasien Nyeri akut Dismenore PUTRI
2021 mdengatakan nyeri (SDKI:
08.15 dibagian perut D0077)
WIB P : pasien
mengatakan nyeri
disesbabkan karena
haid
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri di bagian
perut bawah
S : skala nyeri 5
T : Pasien memegang
perut untuk
mengurangi nyeri.
DO: Pasien tampak
gelisah
TD:130/90mmhg
N:98x/menit
S : 36.50C
RR:22x/menit
2 Maret DS: Pasien Ansietas Kurangnya PUTRI
2021 mengatakan belum (SDKI terpaparnya
08.15 mengetahui apa :D.0080) informasi
WIB penyebab penyakit
yang dirasakan
DO: Pasien tampak
bingung

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan dismenore
2. Ansietas Berhubungan dengan kurangnya terpaparnya informasi

D. INTERVENSI

Tanggal/ Dx Tujuan & Kriteria Planning TTD


jam Keperawatan Hasil
2-03- Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen PUT
2021 berhubungan tindakan keperawatan nyeri RI
08.20 dengan selama 3x 24 jam -Observasi
WIB dismenore diharapkan nyeri dapat ttv
berkurang dengan KH: - lokasi,
1. TTV dalam normal karakteristik
2. Mengetahui faktor durasi
penyebab nyeri frekuensi
3. Mampu kualitas,
menggunakan skala dan
terapi kompres intensitas.
hangat -
4. Klien tampak Memberikan
rileks Kompres
Hangat
- melatih
senam
dismenore

2-03- Ansietas Setelah dilakukan - Jelaskan PUT


2021 Berhubungan tindakan keperawatan penyebab RI
08.30 dengan selama 3x 24 jam ansietas
WIB kurangnya diharapkan Ansietas - Berikan
terpaparnya berhubungan dengan penyuluhan
informasi terpaparnya informasi tentang
dapat berkurang ansietas
dengan KH: - Ajarkan
1. Dapat menyebutkan teknik non-
tanda dan gejala farmakologis
ansietas (relaksasi
2. Mampu nafas dalam)
menggunakan teknik - kaji pola
non- tidur klien
farmakologis(relaksasi
nafas dalam)
E. IMPLEMENTAS

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Respon TT


Jam Keperawatan D
2-02- Nyeri akut -Mengobservasi DS: Pasien
2021 berhubungan TTV mengatakan
09.00 dengan bersedia
dismenore DO: TD: 130/90
mmhg N:
98x/menit
RR:22x/menit
-Mengkaji Skala S: 36.50C
Nyeri
DS: Pasien
mengatkan nyeri
dibagian perut
P: Nyeri
diakibatkan
karena nyeri
haid
Q: Nyeri seperti
di tusuk-tusuk
R: nyeri
dibagian bawah
perut S: skala
nyeri 5
T: pasien
memegan perut
untuk menahan
- Mengajarkan
nyeri
terapi kompres Do: Pasien
hangat tampak meringis
menahan nyeri.
DS: pasien
- Mengajarkan mengatakan
teknik relaksasi bersedia
nafas dalam Do: pasien
tampak
kooperatif
Ds: Pasien
mengatakan
- Melatih senam bersedia
dismenore Do: Pasien
mampu
mengikuti
relaksasi nafas
dalam

Ds: pasien
mengatakan
bersedia

Do: pasien
tampak
kooperatif
Ansietas - Memberikan Ds: Pasien
berhubungan Penkes/pengarahan mengatakan
dengan mengenai ansietas bersedia
terpaparnya Do:Pasien
informasi tampak
kooperatif
3-03- Nyeri akut -Mengkaji skala DS: Pasien
2021 nyeri mengatkan nyeri
dibagian perut
sedikit
berkurang
P: Nyeri
diakibatkan
karena nyeri
haid
Q: Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri dibawah
perut
S: skala nyeri 5
T: pasien
mengatakan
nyeri diperut
berkurang
Do: Pasien
tampak meringis
menahan nyeri.

Ansietas Mengajarkan teknik Ds: Pasien


berhubungan relaksasi nafas mengatakan
dengan dalam bersedia
terpaparnya Do: Pasien
informasi mampu
mempraktekkan
relaksasi nafas
Mengajarkan terapi
kompres hangat DS: pasien
mengatakan
bersedia
Do: Pasien
tanpak
kooperatif
4-03- Nyeri akut Mengobservasi TTV DS: Pasien
2021 mengatakan
bersedia
DO: TD: 120/80
mmhg N:
60x/menit
RR:22x/menit
Melatih senam S: 360C
dismenore
Ds: pasien
mengatakan
bersedia

Do: pasien
tampak
kooperatif
Ansietas Memberikan DS: Pasien
berhubungan penkes/menjeskan mengatakan
dengan tentang ansietas bersedia
terpaparnya DO: pasien
informasi tampak
Mengajarkan kooperatif
relaksasi nafas
dalam DS: Pasien
mengatakan
bersedia
Do: Pasien
nampak
kooperatif

F. EVALUASI

Tanggal/ Diagnosa keprawatan Evaluasi Ttd


jam
2-03- Nyeri akut b.d S: pasien mengatakan nyeri
2021 dismenore pada bagian perut bawah
P: Nyeri diakibatkan karena
nyeri haid
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut bawah
S: skala nyeri 5
T: pasien memegan perut untuk
mengurangi nyeri
O: Pasien tampak meringis
menahan nyeri
Td: 130/90 mmhg
N: 98x/menit
RR: 22x/menit
S:36 C
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
-Mengkaji ulang TTV
-Mengajarkan kompres hangat
-melatih senam dismenore
Ansietas b.d S: pasien mengatakan bingung
terpaparnya informasi penyebab nyeri
O:pasien tampak gelisah
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-Mengajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam
-Memberikan
penkes/menjelaskan tentang
ansietas
3-03- Nyeri akut b.d S: pasien mengatakan nyeri
2021 dismenore pada bagian perut
P: Nyeri di sebabkan karena
nyeri haid
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri diperut bawah
S: skala nyeri 4
T: nyeri hilang timbul
O: pasien tampak meringis
menahan nyeri
Td: 120/80 mmhg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
S:36 C
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
-Mengkaji ulang ttv
-Mengajarkan kompes hangat
-Melatih senam dismenore
Ansietas b.d kurang
terpaparnya informasi S: pasien mengatakan kurang
memahami mengatasi nyeri
O:pasien tampak gelisah
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-mengajarkan tehnik relaksasi
napas dalam
4-03- Nyeri akut b.d -memberikan penkes ansietas
2021 dismenore
S: pasien mengatakan nyeri
pada bagian perut
p: Nyeri di sebabkan karena
nyeri haid
Q: Nyeri seperti ditusuktusuk
R: nyeri diperut bawah
S: skala nyeri 3
T: nyeri hilang timbul
O: pasien tampak tenang
Td: 120/90mmhg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
A: Masalah teratasi
Ansietas b.d kurang P: Pertahankan intervensi
terpaparnya informasi
S: pasien mengatakan memahai
mengatasi nyeri dan mengerti
tanda gejalanya
O:pasien tampak lebih rileks
A: masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
G. PEMBAHASAN
Dismenore adalah yang digunakan untuk menggambarkan keluhan kram yang
menyakitkan dan muncul saat haid atau menstruasi. Dismenore salah satu
masalah haid atau menstruasi yang paling umum dikeluhkan, kondisi medis
yang terjadi saat haid atau menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas.
Jurnal 1

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP


PENURUNAN INTENSITAS NYERI HAID PADA
REMAJA MAHASISWI KEPERAWATAN STIKES
HANG TUAH SURABAYA

Diyah Arini1, Dini Indah Saputri2, Dwi Supriyanti3, Dwi


Ernawati 4
1
Prodi D3 Keperawatan, Stikes Hang Tuah Surabaya
2
Mahasiswa Stikes Hang Tuah Surabaya
3,4
Prodi S1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya

Email: diyaharini76@yahoo.co.id

Abstract

Background : Menstruation/menstrual is the process of the expenditure


of blood from the uterus accompanied by flakes of the mucous wall of the
uterus’s women. Dysmenorrhea is a menstruation/menstrual pain. Many
ways are used to reduce dysmenorrhoea in addition to use drug, it also
can use a complementary therapy that is yoga therapy. The purpose of
this study is to analyze the influence of yoga therapy to decrease the pain
of menstruation.
Method : The design of this research is Quasy Experiment. Samples were
taken by the sampling of saturated obtained from 30 young bachelor
nursing student at STIKES Hang Tuah Surabaya. The instrument used
observation to determine the level of menstrual pain using a Scale of Pain
Intensity Numeric according to Hayward (0-10) in the control group and
the experiment group. Data analysis used Mann-Whitney U Test and
Wilcoxon Sign with significance level at p ≤ 0.05.
Result : The results of the research with the test of Mann-Whitney U Test,
obtained p = 0.002 while the Wilcoxon Sign obtained p = 0.001. It can be
concluded that there are differences results in both of groups and the
provision of yoga therapy influential in the decline of menstrual pain.
Conclusion : The implication of this research is the provision of yoga
therapy can reduce the pain on the young female students who
experienced dysmenorrhoea.

Keywords : Menstrual Pain, Yoga Therapy.

Abstrak
Menstruasi/haid merupakan proses pengeluaran darah dari uterus disertai serpihan selaput
dinding uterus pada wanita. Dismenore adalah menstruasi/haid yang mengalami nyeri. Banyak
cara digunakan untuk mengurangi dismenorea selain menggunakan obat dapat menggunakan
terapi komplementer yaitu terapi senam yoga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh terapi senam yoga terhadap penurunan nyeri haid.
Desain penelitian ini adalah Quasy Experiment. Sampel diambil menggunakan sampling jenuh
didapatkan sebanyak 30 remaja mahasiswi keperawatan Prodi S1 tingkat 1 reguler di STIKES
Hang Tuah Surabaya. Instrumen menggunakan observasi untuk mengetahui tingkat nyeri haid
menggunakan Skala Intensitas
Nyeri Numerik menurut Hayward (0-10) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis data
menggunakan uji Mann-Whitney U Test dan Wilcoxon Sign dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05.
Hasil penelitian dengan uji Mann-Whitney U Test didapatkan hasil p = 0,002 sedangkan uji Wilcoxon Sign
di dapatkan hasil p = 0,001. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil pada kedua kelompok dan
pemberian terapi senam yoga berpengaruh dalam penurunan nyeri haid.
Implikasi dari penelitian ini adalah pemberian terapi senam yoga dapat mengurangi nyeri pada remaja
mahasiswi yang mengalami dismenorea.

Kata kunci: Nyeri Haid, Terapi Senam Yoga

PENDAHULUAN yang tidak stabil, sehingga harus meninggalkan


Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan pekerjaannya dan memaksanya harus beristirahat
yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. atau mencari pengobatan. Kondisi tersebut
Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak dinamakan dysmenorrhea yang merupakan suatu
ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial kram, sakit punggung gejala gastrointestinal seperti
yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari
(Tarwoto et al, 2010). Masa remaja berhubungan menstruasi (Kusmiran, 2012). Pada usia 17-24 tahun
dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan sering terjadi dysmenorrhea, karena pada usia itu
dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian terjadi optimalisasi fungsi rahim (Lowdermilk &
penting dari masa remaja dimana yang lebih Perry, 2006).
ditekankan adalah proses biologis yang mengarah
kepada kemampuan bereproduksi. Pada wanita, Indonesia angkanya diperkirakan sebesar 64,25%
kedua ovarium akan menghasilkan ovum. Pada saat yang terdiri dari 54,89% dysmenorrhea primer dan
ini perempuan akan mengalami ovulasi dan 9,36% dysmenorrhea sekunder perempuan usia
menstruasi (Proverawati, Misaroh, 2009). Pada saat produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi
dan sebelum haid/menstruasi, seringkali wanita (Proverawati dan Misaroh, 2009). Surabaya
mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian didapatkan 1,07-1,31% dari jumlah penderita
bawah. Kontraksi rahim menyebabkan banyak rasa dysmenorrhea datang ke bagian kebidanan (Angel et
sakit selama siklus menstruasi karena rahim yang al., 2015).
menegang akan menghambat darah mengalir lancar
ke dinding rahim. Sifat dan tingkat rasa nyeri Nyeri haid atau dysmenorrhea merupakan keluhan
bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon
Kondisi ini dapat bertambah parah bila disertai progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan
dengan kondisi psikis timbulnya rasa nyeri yang paling sering terjadi pada
wanita
(Prayitno, 2014). Dismenore harus ditangani agar
mengukur skala nyeri haid setiap
tidak terjadi dampak yang lebih buruk, seperti mual,
muntah, diare, pusing, nyeri kepala, dan kadang- sebelum senam yoga pada kelompok
kadang pingsan (Nirwana, 2011). eksperimen dan kelompok kontrol,
kemudian kelompok eksperimen
Cara mengurangi nyeri haid yang dapat diberikan
bagi penderita nyeri haid tidak hanya munggunakan sebanyak 15 orang diberikan senam
obat- obatan saja tetapi dapat menggunakan dengan yoga sedangkan kelompok kontrol
metode seperti yoga atau meditasi dimana yoga sebanyak 15 orang tidak diberikan
dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat senam yoga. Kemudian setelah senam
menurunkan nyeri (Pfizerpeduli.com dalam Saferi,
A dan Yessie M, 2013). Manfaat berlatih yoga yoga, kelompok eksperimen dan
diantaranya, meningkatkan sirkulasi darah keseluruh kelompok kontrol diukur skala nyeri
tubuh, meningkatkan kapasitas paru saat bernafas, haidnya. Hasil data tersebut diolah
mengurangi ketegangan tubuh, fikiran dan mental,
melalui proses editing, coding, scoring,
serta mengurangi rasa nyeri. Selain itu yoga juga
dipercaya dapat mengurangi cairan yang menumpuk tabulating, dan entry data. Lalu
di bagian pinggang yang menyebabkan nyeri saat dianalisa menggunakan uji SPSS yaitu uji
haid (Suratini, 2013). Berdasarkan latar belakang Normalitas (Shapiro Wilk), kemudian
penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh
karena hasilnya tidak berdistribusi
senam yoga terhadap intensitas nyeri haid pada
ramaja mahasiswi keperawatan S1 di STIKES Hang normal maka dilakukan uji Wilcoxon
Tuah Surabaya. sebagai uji non parametrik untuk
mengukur skala nyeri haid pre dan post
METODE dengan tingkat kemaknaan ρ ≤ 0,05.
Metode penelitian yang digunakan
Setelah itu diuji menggunakan uji Mann
adalah eksperimental semu atau quasi
Whitney, untuk mengetahui ada atau
eksperiment dengan Pretest-Posttest
tidak ada perbedaan hasil antara
Control Group Design dan Time Series
kelompok eksperimen dengan kelompok
Design yang dilakukan pada 2 kelompok
kontrol dengan tingkat kemaknaan ρ ≤
subjek yaitu kontrol dan eksperimental.
0,05. Variabel independen pada
Teknik sampling dalam penelitian ini
penelitian ini adalah senam yoga.
menggunakan probability sampling
Variabel depeden pada penelitian ini
dengan pendekatan simple random
adalah penurunan intensitas nyeri haid
sampling dengan sampel sebanyak 30
pada remaja mahasiswi S1 tingkat 1
orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan nyeri haid. Instrumen pada
pada menggunakan lembar observasi
variabel independen dalam penelitian
dan
ini adalah dengan senam yoga pada
remaja mahasiswi S1 tingkat 1 dengan
nyeri haid. Instrumen pada variabel
dependen penelitian ini adalah untuk
pengukuran skala nyeri haid yang
dilakukan dengan menggunakan
numeric rating scale dan lembar
observasi.

HASIL
1. DATA KHUSUS
a. Nyeri Haid Pada Kelompok
Eksperimen.
Tabel 1 Pengaruh Terapi Yoga Terhadap
Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Mahasiswi
Keperawatan S1 Tingkat 1 di STIKES Hang Tuah
Surabaya pre post test kelompok eksperimen
Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian
terapi yoga terhadap nyeri haid pada remaja
mahasiswi keperawatan S1 tingkat 1 di
STIKES Hang Tuah Surabaya pada
kelompok kontrol Pre test dan Post test
didapatkan data bahwa dari 15 responden
sebelum diberi terapi yoga hampir
setengahnya mengalami nyeri sedang yaitu 7
Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian terapi yoga responden (46,7%), setelah diberikan terapi
terhadap nyeri haid pada remaja mahasiswi yoga karakteristik nyeri yang dirasakan
keperawatan S1 tingkat 1 di STIKES Hang Tuah sebagian besar mengalami nyeri ringan yaitu
Surabaya pada kelompok eksperimen Pre test dan 9 responden (60%) sehingga menunjukkan
Post test didapatkan data bahwa dari 15 responden bahwa ada penurunan intensitas nyeri
sebelum diberi terapi yoga hampir setengahnya menstruasi. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
mengalami nyeri sedang yaitu 6 responden 40%, sign rank test menunjukkan bahwa p = 0,003
setelah diberikan terapi yoga karakteristik nyeri yang berarti ada pengaruh pemberian terapi
yang dirasakan sebagian besar mengalami nyeri yoga terhadap penurunan nyeri haid.
ringan yaitu 9 responden (60%) sehingga
menunjukkan bahwa ada penurunan intensitas nyeri c. Pengaruh Senam Yoga
menstruasi. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon sign terhadap Penurunan Intensitas
rank test menunjukkan bahwa p = 0,001 yang
Nyeri Haid pada Remaja
berarti ada pengaruh pemberian terapi yoga
terhadap penurunan nyeri haid. Mahasiswi S1 Tingkat 1 di
STIKES Hang Tuah Surabaya.
b. Nyeri Haid Pada Kelompok Tabel 3 Perbedaan nyeri haid Post test
Kontrol. pada kelompok perlakuan dan kelompok
Tabel 2 Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Penurunan kontrol pengaruh terapi yoga terhadap
Nyeri Haid Pada Remaja Mahasiswi Keperawatan penurunan intensitas nyeri haid pada remaja
S1 Tingkat 1 di STIKES Hang Tuah Surabaya pre mahasiswi keperawatan S1 Tingkat 1 di
post test kelompok kontrol. STIKES Hang Tuah Surabaya

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada


kelompok eksperimen dengan
responden yang telah diberi terapi yoga
mengalami penurunan nyeri haid
sebagian besar mengalami nyeri ringan
sebanyak 9
responden (60%) dan hampir Didapatkan responden dengan kelompok
setengahnya mengalami tidak nyeri eksperimen maupun kelompok kontrol yang
sebanyak 6 responden (40%). mengalami nyeri sedang (skala 4-6) sebanyak 5
responden (33,3%) dengan Anemia ringan. Hasil
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
penelitian yang dikemukakan Widjanarka yang
diberikan terapi yoga sebagian besar dikutip (Wahyuningsih & Sari, 2014), factor-faktor
mengalami nyeri ringan sebanyak 9 yang mempengaruhi kadar hemoglobin remaja putri
responden (60%), hampir setengahnya adalah kehilangan darah akibat menstruasi,
kurangnya zat besi dalam makanan yang
mengalami nyeri sedang sebanyak 5
dikonsumsi, penyakit kronis, pola hidup remaja
responden (33,3%), sebagian kecil yang berubah, ketidakseimbangan Antara asupan
mengalami nyeri berat sebanyak 1 gizi dan aktivitas yang dilakukan. Kurangnya kadar
responden (6,7%). Berdasarkan hasil uji hemoglobin dapat menyebabkan pola penurunan
percepatan impuls saraf,
mann whitney u test didapatkan hasil p mengacaukan system reseptor dopamine.
= 0,002 yang berarti terdapat
perbedaan signifikan Antara hasil post Riwayat keluarga dengan dismenorea, pada
test pada kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen didapatkan hasil yang
mempunyai riwayat keluarga dismenorea sebanyak
kelompok kontrol. 4 responden (26,7%) dengan skala nyeri berat.
Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil
PEMBAHASAN responden yang mempunyai riwayat keluarga
a. Nyeri Haid Sebelum diberikan sebanyak 6 responden (40%) dengan skala nyeri
Terapi Yoga sedang. Salah satu factor yang mempengaruhi
Nyeri haid menurut Anurogo, D (2011) disebabkan kejadian dismenorea saat haid adalah riwayat
karena hormon progesteron menghambat atau keluarga dismenorea. Menurut Sophia, dkk yang
mencegah kontraktilitas uterus sedangkan hormon dikutip (Putrie, 2014), riwayat keluarga (ibu atau
estrogen merangsang kontraktilitas uterus. Sehingga saudara kandung) merupakan salah satu faktor risiko
endometrium dalam fase sekresi memproduksi disminore. Hal ini disebabkan kondisi anatomi dan
prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi fisiologis dari seseorang pada umumnya hampir
otot-otot polos. Nyeri dimulai bersamaan dengan sama dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
onset haid atau hanya sesaat sebelum haid dan
Diperoleh hasil rata-rata responden dengan
bertahan atau menetap selama 1-2 hari. Nyeri
memiliki kebiasaan olahraga
dideskripsikan sebagai spasmodic dan menyebar ke
bagian belakang (punggung) atau paha atas atau
tengah. Tidak sedikit penderita dismenorea disertai
dengan gejala- gejala malaise, fatique (lelah),
nausea (mual), vomiting (muntah), diare, nyeri
punggung bawah, sakit kepala dan bahkan vertigo.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
dismenorea yaitu factor anemia, riwayat keluarga
positif dismenorea, kebiasaan olahraga, status gizi.
sebanyak 5 responden (33,3%) yang mengalami Responden dengan kelompok eksperimen yang
skala nyeri ringan, dan nyeri sedang. Serta mengalami nyeri berat maupun nyeri sedang
responden kelompok eksperimen yang tidak sebanyak
memiliki kebiasaan olahraga didapatkan hasil 2 responden (13,3%) dengan status gizi kurus dan
sebanyak 4 responden (26,7%) nyeri berat dan 1 gemuk, sedangkan responden dengan kelompok
responden (6,7%) nyeri sedang. Sedangkan pada kontrol yang mengalami nyeri berat sebanyak 3
kelompok kontrol didapatkan hasil rata-rata responden (20%) dengan status gizi gemuk.
responden yang memiliki kebiasaan olahraga Menurut Novia dan Puspitasari yang dikutip (Angel
sebanyak 5 responden (33,4%) nyeri et al., 2015), status gizi merupakan salah satu faktor
ringan dan 4 responden (26,7%) nyeri sedang, serta risiko terjadinya disminorea, dengan berat badan
responden kelompok kontrol yang tidak memiliki lebih terdapat jaringan lemak yang berlebih
kebiasaan olahraga didapatkan hasil sebanyak 3 sehingga dapat mengakibatkan terdesaknya
responden (20%) nyeri sedang maupun nyeri berat. pembuluh darah oleh jaringan lemak pada system
Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian reproduksi wanita. Pembuluh darah yang terdesak
dismenorea saat haid adalah kebiasaan olahraga. membuat darah yang mengalir pada proses
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang menstruasi terganggu hingga timbul nyeri haid.
terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan Selain itu, menurut Jeffocoate wanita dengan indeks
tubuh berulang- ulang dan ditujukan untuk massa tubuh lebih dari normal memiliki kadar
meningkatkan kebugaran jasmani (Angel et al., prostaglandin yang tinggi dapat memicu terjadinya
2015). Menurut Harry yang dikutip (Cholifah & dimenorea.
Handikasari, 2015), olahraga terbukti dapat
meningkatkan kadar beta- endorphin empat sampai b. Nyeri Haid Sesudah
lima kali dalah darah. Sehingga, semakin banyak
melakukan olahraga maka akan semakin tinggi pula diberikan Terapi Yoga
kadar beta- endorphin. Ketika seseorang melakukan Hasil pengamatan didapatkan setelah peneliti
olahraga, maka beta- endorphin akan keluar dan memberikan terapi yoga kepada kelompok
ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan perlakuan dengan memberikan terapi yoga sesuai
system limbic yang berfungsi untuk mengatur dengan prosedur, selama 30 menit sebanyak 2-3 kali
emosi. Peningkatan beta-endorphin terbukti dalam seminggu sampai siklus haid berikutnya di
berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, STIKES Hang Tuah Surabaya. Diberikan setiap hari
peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, senin (16.00 WIB), rabu (06.00 WIB), jumat (06.00
kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan. WIB).
Berdasarkan hasil penelitian, kelompok eksperimen
setelah diberikan terapi yoga mengalami penurunan
skala nyeri haid yaitu tidak nyeri dan nyeri ringan,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak
diberikan terapi yoga juga mengalami penurunan Whiney U test dengan membandingkan post test
skala nyeri haid yaitu nyeri ringan, nyeri sedang dan penurunan nyeri pada kelompok eksperimen dan
nyeri berat. Berlatih yoga meningkatkan sirkulasi kelompok kontrol didapatkan hasil p
darah keseluruh tubuh, meningkatkan kapasitas paru = 0,002. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
saat bernafas, mengurangi ketegangan tubuh, fikiran bahwa terdapat perbedaan hasil pada kelompok
dan mental, serta mengurangi rasa nyeri. Selain itu eksperimen dan hasil pada kelompok kontrol. Pada
yoga juga dipercaya dapat mengurangi cairan yang kelompok eksperimen didapatkan sebagian besar
menumpuk di bagian pinggang yang menyebabkan mengalami nyeri sedang dan tidak nyeri, sedangkan
nyeri saat haid (Amalia, 2015). Sindhu, 2009 pada kelompok kontrol didapatkan sebagian besar
mengemukakan “senam yoga terbukti dapat responden mengalami nyeri ringan akan tetapi
meningkatkan kadar b- endorphine sampai lima kali masih ada juga responden yang mengalami nyeri
di dalam darah. Semakin banyak melakukan senam berat.
maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin-
nya. Ketika seseorang melakukan senam maka b- Terapi yoga yang diberikan kepada kelompok
endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor eksperimen dapat meningkatkan sirkulasi darah
di dalam hypothalamus dan sistem limbik yang keseluruh tubuh, meningkatkan kapasitas paru saat
berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b- bernafas, mengurangi ketegangan tubuh, fikiran dan
endorphin terbukti berhubungan erat dengan mental, serta mengurangi rasa nyeri. Selain itu yoga
penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, juga dipercaya dapat mengurangi cairan yang
memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, menumpuk di bagian pinggang yang menyebabkan
tekanan darah dan pernafasan”. Senam yoga juga nyeri saat haid (Amalia, 2015). Sindhu, 2009
bisa menyeimbangkan tubuh dan fikiran. Dipercaya mengemukakan “senam yoga terbukti dapat
bahwa dengan melakukan yoga saat haid akan meningkatkan kadar b- endorphine sampai lima kali
mengurangi cairan yang menumpuk di bagian di dalam darah. Semakin banyak melakukan senam
pinggang yang menyebabkan nyeri saat haid maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin-
(dysmenorrhea), mood swing, gelisah, dan rasa tidak nya. Ketika seseorang melakukan senam maka b-
nyaman karena pengeluaran darah yang telalu endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor
banyak (Sindhu, 2009). di dalam hypothalamus dan sistem limbik yang
berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b-
c. Pengaruh Terapi Yoga endorphin terbukti berhubungan erat dengan
Terhadap Penurunan Intensitas penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat,
Nyeri Haid memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual,
Hasil post test pada kelompok eksperimen dan tekanan darah dan pernafasan”. Senam yoga juga
kelompok kontrol yang telah di uji menggunakan bisa
Mann
menyeimbangkan tubuh dan fikiran. Dipercaya
bahwa dengan melakukan yoga saat haid akan Primer pada Remaja Putri di
mengurangi cairan yang menumpuk di bagian MTS Negeri Surabaya II.
pinggang yang menyebabkan nyeri saat haid Pediomaternal.
(dysmenorrhea), mood swing, gelisah, dan rasa tidak
nyaman karena pengeluaran darah yang telalu Anurogo D. & Wulandari A. 2011.
banyak (Sindhu, 2009).
Cara Jitu Mengatasi Nyeri
Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan hasil uji Haid. Yogyakarta : penerbit
statistik menggunakan Mann Whitney U test yang
bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan ANDI.
penurunan nyeri haid pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan hasil p = 0,002. Dari Cholifah, & Handikasari, A. 2015.
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan Anemia, Status Gizi,
perbedaan penurunan nyeri haid pada kelompok Olahraga dan Pengetahuan
eksperimen yang telah diberikan terapi yoga dengan
kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi yoga dengan Kejadian Disminorea
yang telah dilakukan di STIKES Hang Tuah pada Remaja Putri. Midwiferia.
Surabaya.
Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan
Reproduksi Remaja dan
PENUTUP
Ada pengaruh senam yoga terhadap Wanita. Jakarta : Salemba
penurunan intensitas nyeri haid pada Medika.
remaja mahasiswi keperawatan S1
Lowdermilk, D.L & Perry, S,E. 2006.
tingkat 1 reguler di STIKES Hang Tuah
Maternity Nursing. Mosby :
Surabaya sehingga senam yoga dapat
Canada.
dijadikan salah satu aternatif intervensi
dan dapat dijadikan program aktivitas Made, Ni. 2013.
bagi mahasiswi. Pengaruh Dismenorea
pada
Remaja.
DAFTAR PUSTAKA
ejournal.undiksha.ac.id/index.p
Amalia, Astrid. 2015. Tetap Sehat
hp/semnasmipa/article/view/2
dengan Yoga. Jakarta :
7 25.
Panda Media.
Diunduh pada tanggal 17
Angel, S., Armini, A. K.N., & Januari 2019 jam 13.00 WIB.
Pradanie, R. 2015. Analisis Muntari. 2010. Hubungan Stress
Faktor yang Berhubungan Pada Remaja Usia16-18
dengan kejadian Tahun dengan
Disminorea gangguan
menstruasi
(Disminore) di SMK Negeri
Tambakboyo Tuban.
lppm.stikesnu.com/wp-
content/…/3-Jurnal-Bu-
Muntari-desi-klik.pdf.
Diunduh pada tanggal
17 Januari 2019 jam
12.20 WIB.
Novia, I. 2008. Factor Risiko yang
Mempengaruhi

Kejadian
Disminore

Primer.
www.journal.unair.ac.id/filerP
DF/Naskah%204%20(h96-
103).pdf.
Diunduh pada tanggal
17 Januari 2019 jam
09.41 WIB.
Novia, I., & Puspitasari, N. (2006).
Faktor Risiko
yang
Mempengaruhi
Kejadian
Dismenore Primer. The Indonesian Journal of Public Health,
4, 96–103. https://doi.org/10.1016/j.urolog
y.2014.04.056
Nirwana, A. B. 2011. Psikologi Kesehatan Wanita (Remaja, Menstruasi,
Menikah,Hamil, Nifas, Menyusui). Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, P dan Perry, A. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2,
Jakarta : Salemba Medika.
Prayitno, S. 2014. Buku Lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Saufa.
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika.
Putrie, C. M. 2014. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Usia
Menarche, Lama Menstruasi dan Riwayat Keluarga dengan Kejadian
Dismenorea pada Siswa di SMPN 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Saferi, A dan Yessie M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa), Bengkulu : Nuha Medika.
Shindu, Pujiastuti. 2009. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga : Daily
Practice, Bandung : Qanita.
Suratini, 2013. Panduan Praktikum Keperawatan Keluarga. STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta, tidak dipublikasikan.

Tarwoto, Aryani R, Nuraeni A, Miradwiyana B, Tauchid NS, Aminah S,


Sumiati, Dinarti, Nuraeni H, Saprudin EA, Chairani R. 2010.
Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
Wahyuningsih, E., & Sari, L. P. 2014. Hubungan Kadar Hemoglobin
dengan Kejadian Dismenore pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1
Wonosari Klaten. Involusi Kebidanan.

Jurnal 2

PENGARUH GERAKAN YOGA TERHADAP


PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI
SMP AL-FATTAH SEMARANG.

Ayu Mustika Dewi *), Wagiyo **),


Rahayu Astuti ***)

*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo


Semarang
**) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekes Depkes KeMenkes
Semarang
***) Dosen Program Studi Keperawatan UNIMUS

ABSTRAK
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dam
psikis, sebagai tanda kematangan organ reproduksi perempuan adalah datangnya menstruasi.
Dalam saat menstruasi banyak terjadi gangguan misalnya dismenore. Dismenore adalah nyeri
kram yang terasa di area perut sampai pinggang. Salah satu cara untuk
mengurangi/mengontrol nyeri dismenore adalah yoga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh gerakan yoga terhadap penurunan nyeri dismenore. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan rancangan one only group pre
post test. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu
sebanyak 40 siswi yang mengalami nyeri dismenore. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala nyeri wajah wong-baker. Hasil analisis wilxocon signal rank test
diperoleh nilai p = 0,000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara gerakan yoga
dengan penurunan nyeri dismenore. Rekomendasi penelitian ini adalah agar dapat menjadi
acuan interensi baik secara mandiri amupun dibantu dalam mengatasi nyeri dismeore dengan
gerakan yoga.

Kata kunci: masalah menstruasi, dismenore, yoga.

ABSTRACT

Adolescence is a transitional period characterized by physical, emotional, and


psychological changes, for girls, menstruation is the sign of the maturity of
female reproductive organs. When having menstruation, they may face
dismenore problem. Dismenore is spasm pain in abdominal area until waist
area. There are a number of ways o reduce or control the dismenore pain
is a yoga. This study is intended to figure out the influence of yoga motions
toward the decreased dismenore pain. The research method used in this
study is Quasy Experiment with one only group pre-post test. The total
sampling method used in tis study managed to take 40 female students with
dismenore. Instrument used in this study is Wong Baker Facial pain scale. The
Wilcoxon signal rank test reveals that p=0,000, which means that there is a
significant influence of oga motions oward the decreased dismenore pain.
The recommendation of this research is that yoga can be used as a good
selfintervention or assisted-intervention reference to overcome dismenore
pain.

Keywords: Menstrual Problem, Dismenore, Yoga.

PENDAHULUAN Populasi dalam penelitian ini yaitu siswi


SMPP Islam Al-Fattah Semarang kelas
Remaja merupakan individu yang VIII yang sudah mengalami menstruasi dan
mengalami perkembangan, dari tanda mengalami nyeri dismenore yang
seksual sekunder, psikologis dan pola berjumlah 40 siswi.
identifikasi dari anak-anak menuju dewasa
(Sarwono,2003). Pada remaja terutama Sampel dalam penelitian ini adalah
remaja putri akan mengalami responden yang memenuhi kriteria inklusi
perkembangan secara fisiologis seperti dan eksklusi sebanyak 40 siswi, dengan
siklus menstruasi. Namun ada beberapa kriteria inklusi siswi kelas VIII yang sudah
masalah yang dialami saat siklus mengalami menstruasi dan mengalami
menstruasi, salah satunya adalah dismenore primer dengan skala
dismenore, nyeri punggung, nyeri kepala.
Dn dismenore merupkan keluhan utama
remaja putri yang menstruasi

Dismenore dapat dikurangi secara


farmakologis dan nonfarmakologis. Salah
satunya adalah dengan gerakan yoga
(Arifin, 2008). Yoga merupakan salah satu
jenis tekhnik relaksasi yang dapat
menurunkan intensitas nyeri dengan
merilekskan otot-otot skelet yang
mengalami spasme dan meningkatkan
aliran darah ke daerah yang mengalami
spasme (Smeltzer dan Bare, 2002).

Tujuan penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengaruh gerakan yoga
terhadap penurunan nyeri dismenore pada
siswi SMP Al-Fattah Semarang.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian


ini adalah quasy eksperimen dengan
rancangan only one group pre post test.
Penelitian yang berupaya untuk
megungkapkan hubungan sebb akibat
dengan cara melakukan uji skala nyeri
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
(Nursalam, 2014, hlm.166).
nyeri sedang. Dan kriteria eksklusinya frekuensi dan presentase yaitu usia,
adalah responden menolak untuk riwayat menstruasi. Data numerik
dijadikan responden dalam penelitian ini, dilakukan analisis dengan pemusatan data
reponden yang mengalami pendarahan (mean) dan nilai penyebaran data (standar
berlebihan, mengkonsumsi obat deviasi) yaitu skala nyeri pre dan post
penghilang nyeri kurang dari 8 jam dan perlakuan. Analisis bivariat yang
tidak kooperatif. digunakan untuk mengetahui pengaruh
intervensi pada penelitian ini
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al- menggunakan n uji Wilcoxon.
Fattah Semarang pada bulan Maret 2015.
Alat pengumpulan data yang digunakan
dalam pengumpulan data pada penelitian
ini adalah Lembar karakteristik
responden yang terdiri dari nama, usia, HASIL DAN PEMBAHASAN
riwayat menstruasi, skala nyeri
responden. Lembar observasi pengukuran Gambaran umum dan tempat
skala nyeri sebelum dan sesudah penelitian
intervensi dengan menggunakan skala
nyeri wajah wong baker. Perlengkapan
untuk melakukan prosedur gerakan yoga: SMP Islam Al-Fattah Semarang berdiri
menggunakan tikar yang nyaman, alat sejak tahun 1985 dengan surat keputusan
tulis, pain scale. Penelitian ini juga dari kantor kepala wilayah departemen
dilengkapi dengan prosedur gerakan pendidikan dan kebudayaan dengan nomor
yoga. : 350/103/1987. SMP Islam Al-Fattah
Semarang bertempat di 100m dari jalan
Analisis univariat adalah analisis yang raya semarang tepatnya berada di Jl.
digunakan untuk menggambarkan Masjid TErboyo No.111, Gayamsari, Kota
variabel penelitian. menurut Notoatmodjo Semarang. Dengan jumlah siswa/i
(2012, hlm. 182). Data kategorik keseluruhan 270 siswa, sedangkan untuk
dianalisis menggunakan distribusi jumlah siswi kelas VIII adalah 60 siswi.
1. Analisis Univariat SMP Islam Al-Fattah Semarang

Riwayat Frekuensi (n) Presentase %


Tabel 5.1 menstruasi
Distribusi frekuensi responden Teratur 18 45,0
berdasarkan usia di SMP Islam Al-Fattah Tidak teratur 22 55,0
Semarang Total 40 100,0
usia Frekuensi (n) Presentase
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan jumlah
13 4 10,0 riwayat menstruasi tidak teratur lebih
14 19 47,5 banyak yaitu sebanyak 22 responden
15 14 35,0 (55,0%)
16 3 7,5
Total 40 100,0 2. Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa Tabel 5.3


paling banyak adalah responden berusia 14 Analisis pengaruh gerakan yoga
tahun sebanyak 19 responden (47,5%). terhadap penurunan nyeri dismenore
pada siswi di SMP Islam Al-Fattah
Semarang
Tabel 5.2
Varia Frekue Mean Mean Z P-
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan riwayat menstruasi di bel nsi (n) Rank Value
Pre 40 5,10 20,50 -5,592 Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil
nilai ρ value adalah 0,000 (<0,05) maka
post 40 2,55 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara gerakan
yogaterhadap penurunan skala nyeri pada
siswi SMP Islam Al- Fattah Semarang.

INTERPRESTASI
DAN HASIL
PENELITIAN

1. Karakteritik responden
a. Usia
Usia remaja didefinisikan sebagai
masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke dewasa. Batasan usia
remaja menurut WHO (2007)
adalah 12 – 24 tahun. Usia
remaja merupakan tahapan
seseorang dimana ia berada
dalam fase anak dan dewasa yang
ditandai dengan perubahan fisik,
perilaku, kognitif, biologis dan
emosi (Effendi dan Makhfudli,
2009, hlm. 221).

Penelitian ini menunjukkan


bahwa siswi kelas VIII berada
pada rentang usia 13 – 16 tahun.
Sebagian besar berumur 14 –
15 tahun. Pada rentan usia
tersebut remaja sudah mengalami
perubahan fisik maupun psikis,
terutama pada sistem reproduksi.
Masa remaja di kisaran usia
tersebut adalah usia yang paling
retan mengalami dismenore.

Pada usia remaja rentan terjadi


dismenore karena dismenore ini
muncul
6 bulan sampai 2 tahun setelah
menarche, sedangkan rata-rata
usia menarche berada pada usia
12 tahun, ditambah pengetahuan
dan pengalaman nyeri pada usia
remaja masih sangat sedikit maka
dari itu remaja lebih rentan
timbul nyeri saat haid
(dismenore).

Dari penjelasan diatas dapat


diketahui bahwa usia yang rentan
terjadi dismenore primer berada mencapai usia 20 tahun rentan
dalam rentang menarche hingga terjadi dismenore.
b. Riwayat menstruasi Menstruasi adalah pengeluaran cairan
Pada penelitian ini responden dari vagina secara berkala, dalam
yang mengalami riwayat menstruasi banyak terjadi gangguan
menstruasi teratur sebanyak 18 misalnya dismenore. Dismenroe
anak (45%), sedangkan adalah nyeri kram yang terasa di area
responden yang mengalami perut sampai pinggang, penyebab dari
riwayat menstruasi tidak teratur dismenore adalah tinggiya pelepasan
sebanyak 22 anak (55%). prostaglandin
Meskipun riwayat menstruasi
paling banyak adalah tidak teratur
namun banyak pula responden
yang mengalami riwayat
menstruasi teratur dan skala nyeri
menstruasi antara responden yang
mengalami riwayat menstruasi
tidak teratur dengan responden
yang mengalami riwayat
menstruasi teratur tidak berbeda.

Menurut penelitian yang


dilakukan Sidik, Ansar dan Utami
(2012, ¶4) dengan judul faktor
yang berhubungan dengan
kejadian dismenore pada remaja
putri di SMAN 1 Kahu
Kabupaten Bone dengan hasil uji
analisis statistic menunjukkan
bahwa variable independen
siklus menstruasi tidak
berhubungan dengan kejadian
dismenore karena memiliki nilai
p>0,05.

Dengan penjelasan diatas dapat


diketahui bahwa riwayat
menstruasi tidak berkaitan
langsung dengan terjadinya
dismenore. Baik riwayat
menstruasi teratur maupun tidak
teratur sama-sama berpotensi
untuk terjadi dismenore.
2. Skala Nyeri Dismenore Responden
Sebelum Dilakukan Gerakan Yoga
Masa remaja adalah masa transisi
yang dtandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja,
yakni usia 10 – 19 tahun, adalah suatu
periode masa pematangan organ
reproduksi. Sebagai tanda kematangan
organ reproduksi perempuan adalah
datangnya haid/ menstruasi (Yani,
Aita & Yuliasti, 2009, hlm.12).
yang menyebabkan tingginya penurunan skala nyeri dismenore
kontraksi uterus (Ramaiah., et al, setelah dilakukan gerakan yoga
2006, hlm 67) ada beberapa faktor
selama 15 menit, skala nyeri
yang dikaitkan dengan dismenore
primer yaitu prostaglandin yang yang dialami antar responden
tinggi, aktivitas uteri abnormal, dan berbeda-beda, dengan dilakukan
factor emosi / psikologis. Wanita gerakan yoga setiap kali terjadi
dengan dismenore mempunyai dismenore diharapkan
prostaglandin 4 kali lebih tinggi terjadi penurunan skala nyeri
daripada wanita tanpa dismenore hingga hilangnya nyeri sehingga
(Siswadi, 2006, hlm 9).
angka kesakitan dan
Penelitian ini menunjukkan bahwa 40 penurunan kualitas hidup menjadi
siswi mengalami dismenore skala lebih baik.
sedang sebelum dilakukan gerakan
yoga. Dengan hasil rata- rata skala
nyeri dismenore didapatkan nilai 4. Pengaruh Gerakan Yoga Terhadap
sebesar 5.10 dengan standar deviasi
Penurunan Skala Nyeri Dismenore
0.778.
Siswi Smp Islam Al-Fattah
3. Skala Nyei Dismenore Siswi SMP Semarang
Dismenore merupakan nyeri kram
Islam Al- Fattah Setelah Diakukan peerut yang sangat megganggu,
Gerakan Yoga Yoga merupakan terutama untuk remaja yang masih
gabungan dari meditasi dan beraktivitas. Dengan melakukan
beberapa gerakan sedehana. gerakan yoga ini skala nyeri
Setelah dilakukan rangkaian dismenore dapat diturunkan dan
gerakan yoga selama 10 menit dikontrol. Dari hasil penelitian rata-
rata skala nyeri dismenore sebelum
didapatkan rata-rata skala nyeri dilakukan gerakan yoga adalah 5,10
2,55 dengan standar dengan standar deviasi 0,778
deviasi 0,552. secara sedangkan rata-rata skala nyeri
keseluruhan siswi mengalami setelah dilakukan gerakn yoga adalah
2,55 dengan standar deviasi 0,552.
Dari hasil rata-rata skala nyeri rata-rata skala nyeri dismenore.
dismenore tersebut dapat dilihat
perbedaan rata-rata skala nyeri Beberapa intervensi telah dilakukan
sebelum dan sesudah dilakukan untuk menurunkan skala nyeri
gerakan yoga. Setelah dilakukan dismenore. Berdasarkan penelitian
gerakan yoga rata-rata skala nyeri yang dilakukan Heni (2012) yang
dismenore responden menurun dari dilakukan dengan per- eksperimental
skala nyeri dismenore sebelum 5,10 pada mahasiswi di STIKES Ngudi
menjadi 2,55. Waluyo dan didapatkan hasil ada
pengaruh yang bermakna antara yoga
Bedasarkan hasil uji Wilcoxon atau dengan penurunan tingkat nyeri
tabel diperoleh nilai signifikasi 0.000 menarche. Dan penelitian yang
(p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan dilakukan oleh Kartika (2010) tentang
perbedaan skala nyeri dismenoe pengaruh yoga terhadap tingkat
sebelum dan setelah dilakukan disminore pada mahasiswi UNPAD,
gerakan yoga, dengan demikian dapat yang menyatakan ada pengaruh yang
dikatakan bahwa hipotesis gerakan bermakna antara yoga dengan
yoga dapat menurunkan nyeri penurunan tingkat nyeri disminore.
dismeore pada siswi SMP Islam Al-
Fattah Semarang bisa diterima. SIMPULAN
Karena ada perbedaan atau selisih 1. Rata-rata skala nyeri sebelum
dilakukan gerakan yoga nilai signifikasi (0,000) lebih
sebesar 5,10 dengan standar kecil dari 0,05. artinya terdapat
deviasi 0,778 serta dengan pengaruh gerakan yoga terhadap
skala nyeri minimal 4 dan penurunan nyeri dismenore pada
siswi SMP Al-Fattah Semarang.
skala nyeri maksimal 6.
2. Rata-rata skala nyeri SARAN
dismenore setelah dilakukan 1. Bagi institusi pendidikan
gerakan yoga sebesar 2,55 (sekolah)
dengan standar deviasi 0,552 Dari hasil penelitian ini
serta skala nyeri minimal 2 diharapkan guru BK atau pihak
dan skala nyeri maksimal 4. dari sekolah dapat mengenalkan
3. Hasil penelitian data gerakan yoga ini kepada siswi,
terutama bagi siswi yang
diperoleh kesimpulan gerakan
mengalami nyeri dismenore agar
yoga efektif terhadap nyeri dapat berkurang sehingga
penurunan skala nyeri kualitas belajar mengajar dan
dismenore, analisa aktivitas siswi tidak terganggu.
menggunakan wilxocon
signed rank test didapatkan 2. Bagi puskesmas dan dinas
kesehatan Dengan hasil
penelitian yang
menunjukkan bahwa
gerakan yoga
berpengaruh terhadap
penurunan nyeri dismenore.
Puskesmas maupun dinas
kesehatan dapat
menggunakan gerakan yoga
untuk menurunkan skala
nyeri dismenore untuk
menggantikan terapi
farmakologis yang
mempunyai efek samping
terhadap anak.

3. Bagi profesi keperawatan


Dari hasil penelitian ini perlu
mengembangkan kompetensi
perawat maternitas dalam
keperawatan reproduksi
khususnya dalam menangani
nyeri dismenore. Remaja bisa
diajarkan untuk mengatasi nyeri
dismenore sejak dini melalui
gerakan yoga. Penelitian ini juga
bisa dikembangkan maupun
diterapkan di lingkungan rumah
sakit.

4. Untuk penelitian selanjutnya


Dari hasil penelitian ini perlu
dilakukan penelitian lanjutan diterapkan di dalam lingkunngan
dengan menggunakan sampel rumah sakit khususnya untuk
yang lebih besar, atau dengan remaja yang mengalami nyeri
menggunakan kelompok dismenore akibat stress yang
pembanding. Selain itu bertambah saat menstruasi dan
penelitian ini bisa dilakukan atau berada di Rumah Sakit.
Daftar Pustaka Jakarta:Penerbit
Arcan
Andira,D. (2010). Seluk Beluk Kesehatan
Reproduksi Wanita. Mira,D. (2009). Buku Ajar Biologi
Jogjakarta:Aplus Books Reproduksi.
Jakarta:EGC
Chandranita., Fajar., & Gde. (2009).
Memahami Kesehatan Najmuddin H. (2007). Memahami Dan
Reproduksi Wanita. Membimbing Remaja
Jakarta:EGC Nakal.
Malaysia:PTS Professional
Dharma KK. (2011) . Metodologi Publising
Penelitian Keperawatan. Jakarta:
CV.Trans info media

Ferry dan Makhfudli. (2009).


Keperawatan Kesehatan
Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika

Harrison. (1999). Prinsip-Prinsip Ilmu


Penyakit Dalam, Vol. I. Edisi 13.
Jakarta:EGC

Hawari DH. (2009) . Psikometri Alat Ukur


(Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI

Hendrik H. (2006). Problema Haid :


Tinjauan Syariat Islam Dan
Medis. Jakarta:Tiga
Serangkai

Hidayat. (2010). Metode Penelitian


Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta:
Salemba medika.

Kusmiran,E. (2011). Kesehatan


Reproduksi Remaja Dan
Wanita. Jakarta:Salemba

Lestari,T.W. (2013). Buku Ajar


Kesehatan Reproduksi Berbasis
Kompetensi.
Jakarta:EGC

Manuaba,I.B.G. (2006). Memahami


Kesehatan Reproduksi Wanita.
Notoatmodjo. (2012) . Metodologi Kedahsyatan Terapi
Penelitian Kesehatan. Jakarta Yoga. Jakarta:Padi
:Rineka Cipta
Wong,F. (2011). Kombinasi Akupresur
Nursalam. (2014). Manajemen Dan Yoga Untuk Kesehatan.
Keperawatan; Aplikasi Dalam Jakarta:Penebar Plus
Praktek Keperawatan
Profesinal. Jakarta:Penerit Salemba
Medika.

Prasetyo SN. (2010). Konsep Dan Proses


Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Perry and Potter. (2010). Buku Ajar


Fundamental Keperawatan;
Buku 3 Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.

Ramaiah,S.,, et al. (2003). Mengatasi


Gangguan Menstruasi.
Jogjakarta:Booksmarks
Diglossia Media

Riyanto A. (2011) . Aplikasi


Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta :Nuha
Medika.

Siswandi., Baradero, M., Dayrit, M.W.


(2006).
Klien Gangguan System
Reproduksi Dan Seksualitas.
Jakarta:EGC.

Sulistyo. T.B., & Wratsongko, M.


(2006). 205 Resep Pencegahan
& Penyembuhan
Penyakit. Jakarta:Kultum Media.

Swartz H. (1995). Buku Ajar Diagnostiik


Fisik.
Jakarta:EGC

Valentini V., & Nisfiannoor M. (2006).


Jurnal Provitae Volume 2 no. 1.
Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia

Widyastuti,Y., Rahmawati, A., &


Purnamaningrung, Y.E. (2009).
Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta:Fitramaya

Wirawanda,Y. (2014).

Anda mungkin juga menyukai