Sesuai
dengan namanya memang, alat ini berfungsi sebagai tempat terakumulasinya uap
air yang terkondensasi dan selanjutnya secara otomatis mekanis dibuang menuju
tangki air umumnya.
Penggunaan steam trap biasanya pada drain line dari suatu sistem, yang mana
sistem tersebut hanya sewaktu-waktu membuang uap yang ada di dalamnya.
Gambar berikut adalah bagian-bagian umum pada steam trap.
Memang alat ini kelihatannya sepele, namun memiliki fungsi yang penting. Yaitu
menjaga agar sistem tersebut tetap berisikan uap air. Setiap air yang terakumulasi
akan secara periodik dibuang oleh steam trap. Gambar berikut adalah contoh lebih
dekat dari steam trap.
Steam Trap
Sistem kerjanya simpel saja. Steam trap ini menggunakan sistem pelampung,
apabila uap air terkondensasi di dalamnya, secara otomatis air dalam jumlah
tertentu akan membuat pelampung tersebut terangkat dan mengalirkan air yang ada
melewati steam trap tersebut. Sebenarnya steam trap tidak hanya menggunakan
pelampung. Namun jenis ini memang yang paling banyak digunakan. Jenis lain
dari steam trap antara lain temperature steam trap, thermodynamic steam trap,
venturi (orifice) steam trap, dan smart steam trap.
Pada steam power plant, steam trap banyak dipasang pada sistem2 drain untuk
main steam sistem.
Related books:
1. Construction and Operation of Steam Traps
2. Modern steam traps
Search
Jika ternyata kita punya HE yg ukurannya 1.31 m 2, maka kita bisa menghitung berapa ∆T,
tekanan steam, dan laju alir steamnya. Contoh perhitungannya ada di bawah ini.
Tekanan
steam pada saat design load ini adalah 2.95 bara dgn steam temperature 133.1 oC. Jumlah
steam yg diperlukan sekitar 522.6 kg/hr.
Setelah mengetahui kondisi steam pada saat design load, skrg kita perlu mencari kondisi
steam pada saat minimum load. Minimum load disebabkan oleh naiknya inlet temperature
air yg ingin kita panaskan dr 10oC ke 30oC, dgn laju alir yg sama. Dengan data ini kita bisa
menghitung kondisi steam yg diperlukan. Contohnya spt di bawah.
Di minimum load ternyata kita memerlukan steam dgn temperature 103.9 oC yg setara dgn
tekanan 1.16 bara. Jumlahnya sebanyak 302.1 kg/hr.
Jika downstream steam trap itu menuju ke kondisi atmosferik, dan pressure losses bisa
mendekati 0 (lihat catatan sblmnya ttg menentukan pressure loss downstream stream trap)
maka bisa kita katakan bahwa kondisi end pressurenya adalah sekitar 1 bara. Maka, pada
saat design load, steam trap mesti bisa melewatkan 522.6 kg/hr kondensat dgn ∆P 1.95 bar.
Pada saat minimum load, steam trap tsb jg mesti bisa melewatkan 302.1 kg/hr kondensat
dgn ∆P 0.16 bar. Inilah kondisi design steam trap kita.
Berdasarkan kurva kinerja (performance curve) dr data vendor ball float spt di bawah ini,
steam trap jenis ball float DN25 FT14-4.5 bisa melewatkan sekitar 850 kg/hr kondensat pada
∆P 1.95 bar. Pada ∆P 0.16 bar, steam trap ini mampu melewatkan 360 kg/hr kondensat.
Dengan membandingkan jumlah kondensat ini dgn jumlah yg kita inginkan, maka steam
trap jenis ini dan ukuran spt ini bisa digunakan. Inilah cara mensizing steam trap.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana jika minimum load bukan karena inlet temperature air yg
lbh tinggi, ttp krn lajunya yg berkurang? Cara penyelesaiannya sama. Di bawah ini contoh
perhitungannya.
Seperti terlihat di gbr bahwa ternyata temperature steam yg diperlukan utk minimum load
yg sama (188.55 kW) adalah 96,1 oC dan akan terkondensasi pada tekanan 0.85 bara. Dengan
kata lain, kita justru membutuhkan steam dgn tekanan yg jauh lbh rendah, vakum dlm hal
ini. Secara praktis, hal ini tidak bisa dicapai. Kita justru memerlukan heat exchanger yg lbh
kecil lg, atau mungkin yg benar2 pas dgn keperluan kita.