Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
JUITA
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah kelompok yang berjudul
“GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK” yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan gawat darurat.
Penulis
TTD
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………….....
1.1 LATARBELAKANG………………………………………………………………………………………………………………….
1.2 TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………………..
1.3 MANFAAT…………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………………………………………………………………….
2.1 DEFINISI……………………………………………………………………………………………………………………………….
2.2 ETIOLOGI…………………………………………………………………………………………………………………………….
2.3 MANIFESTASI……………………………………………………………………………………………………………………….
2.4 KOMPLIKASI…………………………………………………………………………………………………………………………
2.5 PATOFISIOLOGI…………………………………………………………………………………………………………………….
2.6 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN……………………………………………………………………………………
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………..
3.3 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk
membuang sampah metabolism dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian
dikeluarkan dari tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah. Dengan mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila
kedua ginjal ini karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian.
Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan sebagai
penurunan cepat dan tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya
ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan
konsentrasi BUN). Akan tetapi biasanya segera setelah cedera ginjal terjadi, tingkat
konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan ginjal
adalah penurunan produksi urin.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun
2013 menunjukkan bahwa penduduk Indoensia kurang aktifitas fisik (26,1%); penduduk usia
> 15 tahun merupakan perokok aktif (36,3%); penduduk > 10 tahun kurang mengonsumsi
buah dan sayur (93%); serta penduduk >10 tahun memiliki kebiasaan minum minuman
beralkohol (4,6%). Dari data ini orang dewasa dan anak-anak mempunyai risiko terkena
penyakit ginjal. (depkes.go.id).
Gagal ginjal akut merupakan istilah untuk kondisi di mana ginjal seseorang
mengalami kerusakan secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal akut
terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa
memicu penumpukan atau penimbunan limbah tersebut di dalam tubuh. Penumpukan
limbah kimia dan garam dalam tubuh bisa menghentikan organ lain untuk berfungsi dengan
benar. (alodokter.com)
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum :
mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan Acut Kidney
Injury (gagal ginjal akut)
2. Tujuan Khusus :
a) mampu mendefinisikan pengertian gagal ginjal akut
b) mampu menyebutkan etiologi gagal ginjal akut
c) mampu menyebutkan manifestasi klinis gagal ginjal akut
d) mampu menyebutkan komplikasi gagal ginjal akut
e) mampu menjelaskan patofisiologi gagal ginjal akut
f) mampu menjelaskan penatalaksanaan keperawatan gagal ginjal akut
g) mampu membuat asuhan keperawatan
2.1 DEFINISI
A. PENGERTIAN GAGAL GINJAL
Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya.
Gagal ginjal di bagi atas dua golongan yaitu:
1. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun,berlangsung progresif yang akhirnya akan
mencapai gagal ginjal terminal.
2. Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolic atau
patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak
dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria
sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan
homeostasis tubuh.
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)
tugasnya memang pada dasarnya adalah ”menyaring atau membersihkan” darah. Aliran darah
ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan
filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam
Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari. Ginjal
memiliki fungsi, antara lain :
1. Bertugas sebagai sistem filter atau saringan, membuang ”sampah”.
2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah
4. Produksi hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulange. Nefritis interstitialis akut
karena obat, kimia, atau kuman.
C. Anatomi Ginjal
Ginjal berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan
tangan manusia dewasa. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-
1,2 juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus atau kapiler,
bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus atau kapiler
tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-
kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa atau saluran yang disebut tubulus.
Urin ini dialirkan keluar ke saluran ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui uretra.
D. Fisiologi Ginjal
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)
tugasnya memang pada dasarnya adalah ”menyaring atau membersihkan” darah. Aliran
darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi
cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses
dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
2.2 ETIOLOGI
a) Gagal Ginjal Akut Prerenal;
Gagal ginjal akut Prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang dengan cepat dapat
reversibel,bila Perfusi ginjal segera diperbaiki. Gagal ginjal akut Prerenal merupakan
kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik/morfologik pada nefron. Namun
bila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya nekrosis
tubulat akut (NTA).
Etiologi
1.Penurunan Volume vaskular ;
a. Kehilangan darah/plasma karena perdarahan,luka bakar.
b. Kehilangan cairan ekstraselular karena muntah, diare.
2. Kenaikan kapasitas vaskular
a. sepsis
b. Blokade ganglion
c. Reaksi anafilaksis.
3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung
a. renjatan kardiogenik
b. Payah jantung kongesti
c. Tamponade jantung
d. Distritmia
e. Emboli paru
f. Infark jantung.
b) Gagal Ginjal Akut Posrenal
GGA posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun alirannya
dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi, meskipun dapat
juga karena ekstravasasi
Etiologi
1. Obstruksi
a. Saluran kencing : batu, pembekuan darah, tumor, kristal dll.
b. Tubuli ginjal : Kristal, pigmen, protein (mieloma).
2. Ektravasasi
2.4 KOMPLIKASI
Ada beberapa penyakit dan kondisi yang dapat menghambat aliran darah ke ginjal dan
memicu gagal ginjal, yaitu:
• Kehilangan darah atau cairan akibat perdarahan, dehidrasi berat, atau diare berat
• Operasi
• Sepsis atau anafilaksis
• Penyakit hati, seperti sirosis hati
• Penyakit jantung, seperti gagal jantung atau serangan jantung
• Luka bakar berat
• Konsumsi obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, atau obat antihipertensi
2.5 PATOFISIOLOGI
Beberapa kondisi berikut yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan
gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan gagal
jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan
darah atau ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika kondisi itu ditangani dan
diperbaiki sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN, oliguria dan tanda-
tanda lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat ditangani.
1. Patofisiologi GGA pada pre renal;
Penurunan perfusi ginjal
↓
Penurunan aliran darah ke ginjal
↓
Penurunan LFG
↓
Peningkatan fraksi dari filtrate yang diabsorbsi pada tubulus proximal
↓
Penurunan flow urin
↓
Retensi Natrium
↓
Edema
2. Patofisiologi GGA pada renal;
Penurunan tekanan filtrasi dan konstriksi arteriol ginjal
↓
Penurunan permiabilitas glomerulus
↓
Peningkatan permiabilitas tubulus proksimal dengan kebocoran filtrate
↓
Obstruksi aliran urin karena nekrotik sel-sel tubular
↓
Peningkatan Natrium di macula densa
↓
Peningkatan pembentukan renin-angiotensin
↓
Vasokonstriksi pada tingkat glomerular
3. Patofisiologi GGA pada post renal
Obstruksi saluran kemih
↓
Urin statis, tidak dapat melewati saluran kemih
↓
Kongesti
↓
Tekanan retrograde melalui system koligentes dan nefron
↓
Penurunan LFG
↓
Peningkatan reasorbsi Na, air dan urea
↓
Penurunan natrium dalam urin
↓
Peningkatan kreatinin
↓
Tekanan yang lama menyebabkan dilatasi system koligentes
↓
Kerusakan nefron
4.PEMERIKSAAN FISIK
1. Aktifitas dan istirahat :
a. gejala : Kelitihan kelemahan malaese
b. Tanda : Kelemahan otot dan kehilangan tonus.
2. Sirkulasi.
Tanda : hipotensi/hipertensi (termasuk hipertensi maligna,eklampsia, hipertensi akibat
kehamilan).
Disritmia jantung.
Nadi lemah/halus hipotensi ortostatik(hipovalemia).
DVI, nadi kuat,Hipervolemia).
Edema jaringan umum (termasuk area periorbital mata kaki sakrum).
Pucat, kecenderungan perdarahan.
3. Eliminasi
a. Gejala : Perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi,poliuria (kegagalan dini),
atau penurunan frekuensi/oliguria (fase akhir) Disuria, ragu-ragu, dorongan, dan
retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi). Abdomen kembung diare atau konstipasi
Riwayat HPB, batu/kalkuli
b. Tanda : Perubahan warna urine contoh kuning pekat,merah, coklat, berawan. Oliguri
(biasanya 12-21 hari) poliuri (2-6 liter/hari).
4. Makanan/Cairan
a. Gejala : Peningkatan berat badan (edema) ,penurunan berat badan (dehidrasi).
Mual , muntah, anoreksia, nyeri uluhati,Penggunaan diuretik
b. Tanda : Perubahan turgor kulit/kelembaban,Edema (Umum, bagian bawah).
5. Neurosensori
a. Gejala : Sakit kepala penglihatan kabur,Kram otot/kejang, sindrom “kaki Gelisah”.
b. Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran (azotemia,ketidak seimbangan elektrolit/ asama basa. Kejang, faskikulasi
otot, aktifitas kejang.
6. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri tubuh , sakit kepala
b. Tanda : Perilaku berhati-hati/distrkasi, gelisah.
7. Pernafasan
a. Gejala : nafas pendek
b. Tanda : Takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul, nafas amonia, batuk
produktif dengan sputum kental merah muda( edema paru ).
8. Keamanan
a. Gejala : adanya reaksi transfusi
b. Tanda : demam, sepsis(dehidrasi), ptekie atau kulit ekimosis, pruritus, kulit kering.
5.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terjadinya penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung,
Kriteria :
a. Tekanan darah sistole antara 100-140 dan diastole antara 70-90 mmHg, frekuensi nadi
antara 60-100, nadi perifer yang kuat, capilary refill time yang baik.
b. Tidak ada dan terkendalinya udem perifer dan tidak terjadi udem paru.
c. Keseimbangan elektrolit terkendali
Intervensi:
a. Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada perubahan tekanan darah akibat perubahan
posisi Auskultasi suara jantung dan paru. Evaluasi adanya edema, perifer, kongesti
vaskuler dan keluhan dispnoe.
b. Kaji tingkat kemampuan klien beraktivitas dan batasi aktivitas berlebihan.
c. Beri tambahan O2 sesuai indikasi.
d. Kolaborasi dalam Pemeriksaan laboratorium.
e. Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
2. Resiko kelebihan Volume Cairan b. d mekanisme regulatori (gagal ginjal) dengan retensi urin
ditandai dengan :
Tujuan : volume cairan adekuat
Kriteria Hasil :
Menunjukan haluan urine tepat dengan berat jenis/hasil laboraturium mendekati normal;
berat badan stabil, tanda vital dalam batas normal; tak ada edema.
Intervensi :
1. Catat pemasukan dan pengeluaran akurat.
2. Awasi pengeluaran Urine
3. Timbang BB. Tiap hari dengan alat yang sama.
4. Awasi nadi, Tekanan darah, suara paru.
5. Kaji kulit, wajah area edema evaluasi derajat edema
6. Auskulstasi paru dan bunyi jantung
7. Kolaborasi pemeriksaan Lab
8. Batasi cairan sesuai dengan Indikasi
9. Berikan obat sesuai denga indikasi:Diuretik,antihipertensi.
3. Resiko terhadap Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Katabolisme protein
Tujuan : nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan/meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan oleh situasi
individu, bebas edema.
Intervensi:
a. Kaji/catat pemasukan diet.
b. Berikan makan sedikit dan sering.
c. Berikan pasien/orang terdekat daftar makanan/cairan yang diizinkan dan dorong terlibat
pada pilihan menu.
d. Timbang berat badan tiap hari.
e. Tawarkan perawatan mulut sering/cuci dengan larutan (25%) cairan asam asetat.
f. KOLABORASI :
1) Awasi pemeriksaan laboraturium
2) Konsul dengan ahli gizi/tim pendukung nutrisi.
3) Berikan kalori tinggi, diet rendah/sedang protein. Tremasuk kompleks karbohidrat dan
sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori (hindari sumber gula pekat).
4) Berikan obat sesuai indikasi
4. Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan Gagal Ginjal Akut
Tujuan : Pasien tidak akan mendapat infeksi nasokomial
Intervensi
a. Amati tanda-tanda dan gejala infeksi
b. Pantau frekuensi pernafasan
c. Amati tempat tusukan infus terhadap tanda-tanda inflamasi
d. Ubah posisi,dalam setiap 2 jam
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan klinis dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
secara mendadak yang berakibat kemampuan ginjal untuk mempertahankan
homeostasis tubuh hilang. Brunner & Suddarth (2002), menyatakan tiga kategori utama
penyebab gagal ginjal akut antara lain Prarenal (hipoperfusi ginjal), Intrarenal, dan Pasca
renal. Gejala-gejala yang ditemukan pada gagal ginjal akut: berkurangnya produksi air
kemih (oliguria=volume air kemih berkurang atau anuria=sama sekali tidak terbentuk air
kemih), nokturia (berkemih di malam hari), pembengkakan tungkai, kaki atau
pergelangan kaki, pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan),
berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki, perubahan mental atau suasana hati,
kejang, tremor tangan, mual,dan muntah.
B. SARAN
Dapat memahami teori tentang gagal ginjal akut dan tindakan kegawat daruratan yang
harus dilakukan pada klien dengan gagal ginjal akut. Dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan tepat pada klien dengan gagal ginjal akut.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Jakarta : EGC.
Wilkinson,Judith M,dkk.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.NANDA,Intervensi
NIC,criteria Hasil NOC,edisi 9.Jakarta :EGC
http://urinalsystem4a.blogspot.com/2013/11/asuhan-keperawatan-pada-pasien-gga.html
https://purwondjawa.wordpress.com/2010/12/20/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan-gagal-ginjal-akut/Mansjoer,Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran.edisi 3,jilid 1.
Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin,Arif,Kumala Sari.2011. Askep Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba
Medika.