Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANNISA PUTRI

KELAS : 2A
NIM : 1801003

Konsep tumbuh kembang

Pertumbuhan adalah proses yang berkaitan dengan


masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

perkembangan adalah : perubahan bentuk atau fungsi


pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau
emosional akibat pengaruh lingkungan.

Untuk menentukkan keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :

1. Berat Badan

Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah
sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600
gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada
triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan
pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara
pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua,
kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat
badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap
adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat

2. Tinggi Badan ( Panjang badan)

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan
panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah
sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25
cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5
7
cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan
tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita,
sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia
1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2
tahun

CARA MENGISI KMS

Setelah anak ditimbang beratnya, dokter atau tenaga medis akan


memberikan titik sesuai bulan waktu anak diperiksa. Tugas Anda selanjutnya
adalah memperhatikan lokasi titik tersebut. Jika titik tersebut berada:
Grafik tumbuh kembang anak dalam KMS
Dibawah garis merah menunjukkan anak Anda mengalami kurang
gizi sedang hingga berat. Jika anak Anda berada di zona ini, maka
segera bawa anak Anda ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan
pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Terletak di daerah dua pita warna kuning (di atas garis
merah), hal ini menunjukkan anak tersebut mengalami kurang gizi
ringan. Anda tidak perlu panik. Yang perlu Anda lakukan adalah
mengevaluasi pemberian makanan pada anak Anda.
Dua pita warna hijau muda dan dua warna hijau tua di atas pita
kuning, menunjukkan anak Anda memiliki berat badan
cukup atau status gizi baik atau normal. Meski begitu, berat badan
anak tetap perlu ditimbang dan diawasi agar senantiasa sesuai dengan
umurnya.
Empat pita di atas pita warna hijau tua (2 pita warna hijau muda
ditambah 2 pita warna kuning), menunjukkan anak Anda memiliki
berat badan yang lebih di atas normal. Jika anak Anda mengalami hal
ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pelayanan
11
kesehatan yang lebih tepat. Perlu diingat, bahwa anak yang kelebihan
berat badan mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau
serangan jantung.
Di samping itu, anda juga perlu melihat perkembangan titiknya setiap
bulan, apakah naik-turun, semakin menanjak, atau malah menurun.
Masing-masing perkembangan ini ada artinya.
Bila titik pada grafik lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya,
tandanya berat badan anak Anda naik.
Bila titik pada grafik sejajar dengan bulan sebelumnya, maka berat
badan anak Anda sama dengan bulan sebelumnya. Anda harus
meningkatkan pemberian makan, baik mutu dan waktu pemberiannya.
Bila titik pada grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya, maka berat
badan anak Anda mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi terutama
bila anak mulai memasuki usia 6 bulan di mana gigi sudah mulai
tumbuh. Biasanya bila gigi akan tumbuh, anak akan mengalami
demam ringan dan nafsu makan akan sedikit menurun. Jika anak tidak
mengalami sakit, tetapi berat badannya tetap berkurang, maka ibu
harus segera membawanya ke bidan atau dokter.
Bila titik berat badan pada grafik KMS terputus-putus, ini artinya
Anda kurang rajin menimbang anak. Alangkah baiknya jika
penimbangan dilakukan setiap bulan.
Penggunaan Denver Development Screening Test
(DDST)

Kejadian gangguan perkembangan dapat dilihat pada 10-15% dari anakanak


dalam populasi yang berbeda. Deteksi awal dan rujukan yang tepat pada
anak-anak dengan keterlambatan perkembangan atau gangguan perkembangan
adalah penting. Hal ini dapat dilakukan dengan pemantauan perkembangan secara
terus menerus dan melakukan penilaian.
DDST umumnya dikenal sebagai Skala Denver. DDST adalah sebuah
metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua
tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan
dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yang meliputi:

a) Personal Social (Perilaku Sosial) Aspek yang berhubungan


dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya (25 item).

b) Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)

c) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk


mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam (29 item).

d) Language (Bahasa)

e) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,


mengikuti perintah dan berbicara spontan (39 item)

f) Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)

g) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh


(32 item).

Penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O) atau (
Refusal: R) Anak menolak untuk malakukan test. Kemudian ditarik
garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal
tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada
masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya
berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal,
meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor
atau lebih.
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan
dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes
menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
- Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di
atas.

Interpretasi Hasil Tes Keseluruhan


a. Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan.

b. Suspec
Satu atau lebih kelambatan dan dua atau lebih banyak
kewaspadaan.

c. Untestable/Tidak Dapat Diuji


Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap kekiri
garis usia atau pada lebih dar satu pokok titik potong
berdasarkan garis usia pada area 75%-90%.

SDIDTK

Deteksi dini tumbuh kembang adalah kegiatan/pemeriksaan untuk


menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan
anak pra sekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan / masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Bila penyimpangan terlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Jenis-jenis deteksi dini penyimpangan :
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan
status gizi anak yaitu normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk.
Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal
deteksi dini tumbuh kembang balita.
Pengukuran Berat Badan (BB) :
o Menggunakan timbangan bayi.
o Menggunakan timbangan injak.
Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) :
o Mengukur dengan posisi berbaring
Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
Bayi dibaringkan telentang pada alas yang
datar.
Petugas 1 memegang kepala bayi agar
menempel pada pembatas angka 0.
Petugas 2 tangan kiri menekan lutut bayi agar
lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke
telapak kaki.
Petugas 2 membaca angka di tepi luar
pengukur.
18
o Mengukur dengan posisi berdiri
Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
Berdiri tegak menghadap kedepan.
Punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur.
Turunkan batas atas pengukur sampai
menempel pada ubun-ubun.
Baca angka pada batas tersebut.

Kebutuhan Fisik (nutrisi dan cairan)

1. Pemberian minum

a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3
jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu
payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang
lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6
bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin.
Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai
tahapan usia bayi.

b. Pedoman menyusui ASI antara lain:


Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas
perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh
payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang
menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang
putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi
menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang
berhenti sesaat.

c. Perawatan payudara selama ibu menyusui


Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah
menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan
payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin
serta lakukan perawatan payudara.

2. Menolong BAB pada Bayi


BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari
3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih
bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan.
Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi
didaerah genetalia.

3. Menolong BAK pada bayi


Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama
kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup
nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi
ritasi didaerah genetalia.

4. Kebutuhan Istirahat/ tidur


Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga
kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi.

5. Menjaga kebersihan kulit


Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum
mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi
lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam.
Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air
hangat dan di tempat yang hangat.

6. Menjaga keamanan bayi


Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi
sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan.

7. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi


a. Sulit bernafas
b. Hipotermi atau hipertermi
c. Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
d. Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
f. Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk,
keluar cairan, sulit bernafas
g. Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
h. Diare
i. Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang

8. Penyuluhan sebelum bayi pulang


a. Perawatan tali pusat
b. Pemberian ASI
c. Refleks laktasi
d. Memulai pemberian ASI
e. Posisi menyusui
f. Jaga kehangatan bayi
g. Mencegah kehilangan panas
h. Tempatkan dilingkungan yang hangat

Kebutuhan Kesehatan Dasar (Pakaian, Perumahan, sanitasi


lingkungan yang baik)

1. Pakaian

a. Neonatus
1) Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak sempit
2) Segera ganti pakaian jika basah dan kotor
3) Pada saat di bawa keluar rumah, gunakan pakaian secukupnya
tidak terlalu tebal atau tipis
4) Jangan gunakan gurita terlalu kencang, yang penting pakaian
harus nyaman (tidak mengganggu aktivitas bayi)

b. Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

1) Beri pakaian yang warna-warni untuk melatih motorik


Halus

2) Pilihlah produk dan pakaian anak yang sudah SNI.


Menurut penelitian, resiko yang muncul misalnya, iritasi
yang bersifat mutagenik maupun karsiogenik. Pakaian
bayi yang di maksud dalam peraturan ini adalah pakaian
dan aksesoris pakaian (perlengkapan bayi). Aksesoris
termasuk di antaranya topi, selimut, sarung tangan, kaos
kaki, serta tas bayi. Tujuan peraturan ini adalah untuk
menjamin kesehatan bayi dan anak indonesia.

3) Jangan pakaikan sepatu berhak tinggi pada anak. Kadang


ada orang tua yang memakaikan sepatu berhak tinggi
pada anak agar terlihat lebih cantik, padahal hal ini tidak
baik bagi kesehatan anak. Anak yang baru belajar
berjalan dan diberi sepatu berhak tinggi lama-kelamaan
akan menyebabkan tungkai berbentuk “O” atau “X” dan
membuat anak kesulitan untuk berjalan dan sering jatuh.

2. Perumahan

a. Atur suhu rumah agar jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin
b. Bersihkan rumah dari debu dan sampah
c. Usahakan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
d. Beri ventilasi pada rumah dan minimal 1/15 dari luas rumah

3. Sanitasi lingkungan

a. Persediaan air:
1) Air harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa
2) Air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya dan mineral
yang melebihi batas normal
3) Air tidak mengandung suatu bibit penyakit (cholera, thypus,
dysentri, cacing dll)
4) Tidak mengandung bakteri E coli, bakteri saprotik tidak lebih
100/ml air.
5) Lakukan pengurasan pada bak penampungan air dan lakukan
penutupan agar tidak ada jentik-jentik nyamuk
40
b. Pembuangan kotoran (septiteng)
1) Tempat pembuangan kotoran tidak boleh mengotori tanah
permukaan
2) Tidak mengotori air permukaan, tidak mengotori air dalam
tanah dan tidak boleh terbuka
3) Kakus terlindungi dari penglihatan orang.
c. Pembuangan sampah jangan terlalu dekat dengan rumah

Anda mungkin juga menyukai