Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIFITAS KONSELING LAKTASI TERHADAP

PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

1 1
Happy Dwi Aprilina , Kris Linggardini
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jawa Tengah
Email : happydwiaprilina@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang: Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan paling baik bagi
bayi. Pemberian ASI Eksklusif bagi bayi dapat menekan angka kematian bayi (AKB) yang
disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi. Salah satu penyebab kegagalan pemberian ASI
Eksklusif adalah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif. Konseling laktasi dapat meningkatkan
pengetahuan, merubah persepsi yang salah serta meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif.
Tujuan: mengetahui efektifitas konseling laktasi pada ibu hamil trimester ketiga terhadap
pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sokaraja 1
Banyumas.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperimental dengan pendekatan one
group pretest-posttest untuk mengetahui efektifitas konseling laktasi terhadap pengetahuan dan
sikap ibu hamil trimester ketiga dengan n=48 ibu hamil. Teknik pengambilan sampel dengan
simple random sampling. Subjek penelitian yaitu ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja
Puskesmas Sokaraja 1 Banyumas. Uji wilcoxon adalah uji untuk menganalisis penelitian ini.
Hasil: Pada variabel pengetahuan ibu diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05), disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum konseling laktasi dengan
sesudah konseling laktasi. Pada sikap ibu diperoleh nilai p = 0,001 (p<0,05), disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan sikap ibu yang bermakna antara sebelum konseling laktasi dengan
sesudah konseling laktasi.
Kesimpulan:Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap ibu yang bermakna antara sebelum
konseling laktasi dengan sesudah konseling laktasi

Kata Kunci: Konseling laktasi, ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap Ibu, Menyusui

PENDAHULUAN mendapatkan Makanan Pendamping ASI


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan (MPASI) dan ASI tetap dilanjutkan hingga
pertama, utama dan paling baik bagi bayi. berusia 2 tahun (World Health
WHO dan UNICEF merekomendasikan Organization, 2014).
menyusui eksklusif selama 6 bulan tanpa Pemberian ASI Eksklusif bagi bayi dapat
memberikan makanan atau minuman lain menekan angka kematian bayi (AKB) yang
termasuk air putih, susu formula maupun disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi
makanan lainnya, kecuali obat-obatan, seperti diare dan infeksi saluran
vitamin ataupun mineral tetes (Riskesdas, pernapasan akut. Berdasarkan Survei
2010). Indonesia telah mencanangkan Demografi dan Kesehatan Indonesia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2012), AKB di Indonesia sebesar 43/1000
Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian kelahiran hidup. AKB di Jawa Tengah tahun
ASI Eksklusif. ASI Eksklusif diberikan pada 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup,
bayi setelah dilahirkan sampai dengan usia meningkat bila dibandingkan dengan tahun
6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi 2011 sebesar 10,34/1.000 (Dinas

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 1, APRIL 2015 | Halaman 5


HD Aprilina | Efektifitas Konseling Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil
Trimester III

Kesehatan Jateng, 2012). AKB di harus diberi makanan tambahan), serta


Kabupaten Banyumas tahun 2011 yaitu adanya promosi susu formula. Penelitian
sebesar 10,31/1000 kelahiran hidup dan tersebut sesuai dengan penelitian yang
tahun 2012 meningkat sebesar 10.60 per dilakukan oleh Setiawati (2011) yang
seribu kelahiran hidup (Dinas Kesehatan menyatakan bahwa ada hubungan antara
Banyumas, 2012). Pada wilayah kerja pengetahuan dengan pemberian ASI
Puskesmas Sokaraja 1, AKB tahun 2013 Eksklusif pada bayi 6-12 bulan.
sebesar 14,3/1000 kelahiran hidup. AKB di Kurangnya pengetahuan ibu tentang
Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten ASI Eksklusif dapat menyebabkan
Banyumas tiap tahunnya meningkat. pemberian makanan tambahan sehingga
Namun jika dibandingkan dengan target ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada
MDGs ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 bayinya. Hal ini dapat dicegah dengan
kelahiran hidup maka AKB tersebut sudah pemberian konseling pada ibu hamil
cukup baik karena telah melampaui target trimester ketiga. Pada usia kehamilan
MDGs. tersebut ibu sudah siap/fokus dalam
Pada tahun 2015 target pemberian ASI pemberian makan/nutrisi pada bayinya.
Eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 80% Pernyataan tersebut diperkuat oleh
(Rachmad, 2013). Namun, data yang penelitian dari Nguyen et al. (2013) yang
diperoleh dari Riskesdas (2013) pemberian menyatakan bahwa pemberian konseling
ASI Eksklusif di Indonesia hanya sebesar laktasi dimulai pada saat antenatal
30,2% Data Dinas Kesehatan Banyumas terutama pada saat ibu hamil trimester
(2012), pemberian ASI Eksklusif bayi 0-6 ketiga karena ibu cukup fokus dalam
bulan sebesar 53.6% dan di wilayah kerja mempersiapkan proses persalinan dan
Kecamatan Sokaraja hanya sebesar pemberian nutrisi pada bayinya. Tema
53.9%. Persentase tersebut masih jauh dari konseling yang perlu diberikan pada ibu
target pemerintah Indonesia. hamil trimester ketiga adalah manfaat
Persentase yang belum memenuhi menyusui bagi bayi dan ibu, pengambilan
target tersebut dipengaruhi oleh beberapa keputusan dalam memberikan ASI eksklusif
faktor yaitu pengetahuan ibu yang kurang, dan ketersediaan dukungan dari keluarga
mitos yang kurang tepat beredar di dan lingkungan sekitar (Moore & Coty,
masyarakat, kesibukan ibu bekerja dan 2006).
singkatnya cuti melahirkan (Roesli, 2007). Konseling laktasi dapat meningkatkan
Penelitian Sholichah (2011), penyebab pengetahuan, merubah persepsi yang
kegagalan menyusui eksklusif adalah salah serta meningkatkan kepercayaan diri
pengetahuan ibu, kondisi kesehatan ibu, ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.
dukungan suami, sosial budaya (adanya Pernyataan tersebut sesuai dengan
kepercayaan pemberian prelakteal, penelitian dari Ambarwati (2012) yang
anggapan yang salah tentang kolostrum, menyatakan bahwa kelompok yang
bayi menanggis dianggap masih lapar dan diberikan konseling ada perubahan skor

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 1, APRIL 2015 | Halaman 6


HD Aprilina | Efektifitas Konseling Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil
Trimester III

pengetahuan, sikap dan ada peningkatan 28 minggu yang dihitung dengan


jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif HPHT/USG, ibu hamil yang telah mengikuti
sampai 3 bulan. Berdasarkan pernyataan di kelas ibu hamil dengan materi ASI Eksklusif
atas, maka peneliti tertarik meneliti tentang dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas
efektifitas konseling laktasi terhadap Sokaraja 1 Kabupaten Banyumas
pengetahuan dan sikap pada ibu hamil sedangkan kriteria eksklusi adalah ibu
trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas hamil yang tidak bersedia menjadi
Sokaraja 1 Banyumas. responden. Teknik pengambilan sampel
METODE dalam penelitian ini adalah simple random
Rancangan penelitian ini menggunakan sampling yang diacak dengan program
quasy eksperimental dengan pendekatan komputer. Data dianalisis menggunakan uji
one group pretest-posttest untuk statistik wilcoxon.
mengetahui efektifitas konseling laktasi
HASIL
terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil
1. Karakteristik Subjek Penelitian
trimester ketiga. Rancangan ini tidak ada
Responden dalam penelitian ini adalah
kelompok kontrol, namun menggunakan
ibu hamil trimester III di wilayah kerja
pretest sebelum diberikan konseling laktasi.
Puskesmas Sokaraja 1 Kabupaten
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
Banyumas yang berjumlah 48 ibu hamil.
hamil trimester ketiga di wilayah kerja
Karakteristik responden yang diteliti
Puskesmas Sokaraja 1 Kabupaten
meliputi: umur ibu, tingkat pendidikan,
Banyumas, Jawa Tengah dengan
kebiasaan prelaktal, dukungan keluarga,
responden berjumlah 48 ibu hamil.
pekerjaan, paritas. Tabel 1 memperlihatkan
Sampel penelitian berdasarkan
daftar karakteristik responden.
kriteria inklusi yaitu, usia kehamilan ibu ≥

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian

Variabel Frekuensi Persentase


Umur Ibu
a. < 20 tahun 2 4,2
b. 20-35 tahun 44 91,7
c. > 35 tahun 2 4,2
Tingkat Pendidikan
a. Pendidikan tinggi 34 50,75
b. Pendidikan rendah 14 49,25
Pekerjaan
a. Bekerja 6 12,5
b. Tidak bekerja 42 87,5
Paritas
a. Primipara 26 54,2
b. Multipara 22 45,8

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 1, APRIL 2015 | Halaman 7


HD Aprilina | Efektifitas Konseling Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil
Trimester III
Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik tinggi sebesar 34 (50,75%), ibu tidak
responden secara mayoritas untuk setiap bekerja sebesar 42 (87,5%) dan paritas
item adalah ibu berumur 20-35 tahun primipara sebesar 26 (54,2).
sebesar 44 (91,7%), tingkat pendidikan

2. Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesudah Konseling Laktasi


Tabel 2. Hasil uji normalitas sebelum dan sesudah konseling laktasi
Variabel n p
Pengetahuan sebelum konseling 48
Pengetahuan setelah konseling 48 0,000
Sikap ibu sebelum konseling 48
Sikap ibu setelah konseling 48 0,000

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan tidak normal. Pada sikap ibu sebelum dan
bahwa uji normalitas pada pengetahuan ibu sesudah konseling laktasi diperoleh nilai p
sebelum dan sesudah konseling laktasi = 0,000 (p<0,05) sehingga dapat
diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa distrisbusi data tidak
dapat disimpulkan bahwa distrisbusi data normal.

3. Hasil Analisis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Konseling Laktasi


Tabel 3. Hasil analisis perbedaan sebelum dan sesudah konseling laktasi
n Median (min-maks) Rerata ± s.b p
Pengetahuan sebelum konseling 48 1 (1-2) 1,36 ± 0,48
Pengetahuan setelah konseling 48 1 (1-2) 1,25 ± 0,44 0,000
Sikap ibu sebelum konseling 48 2 (1-3) 2,12 ± 0,41
Sikap ibu setelah konseling 48 2 (1-3) 1,80 ± 0,40 0,001

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan


bahwa pada pengetahuan ibu diperoleh pengetahuan yang bermakna antara
nilai p = 0,000 (p<0,05) sehingga dapat sebelum konseling laktasi dengan sesudah
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan konseling laktasi. Pada sikap ibu diperoleh
pengetahuan yang bermakna antara nilai p = 0,001 (p<0,05) sehingga dapat
sebelum konseling laktasi dengan sesudah disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
konseling laktasi. Pada sikap ibu diperoleh sikap ibu yang bermakna antara sebelum
nilai p = 0,001 (p<0,05) sehingga dapat konseling laktasi dengan sesudah
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan konseling laktasi. Konseling merupakan
sikap ibu yang bermakna antara sebelum proses interaktif antara petugas yang
konseling laktasi dengan sesudah terampil/petugas kesehatan dengan klien
konseling laktasi. beserta keluarganya. Informasi dapat
PEMBAHASAN diberikan dan dukungan diberikan sehingga
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan klien dan keluarganya dapat membuat
bahwa pada pengetahuan ibu diperoleh keputusan, merancang rencana dan
nilai p = 0,000 (p<0,05) sehingga dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 1, APRIL 2015 | Halaman 8


HD Aprilina | Efektifitas Konseling Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil
Trimester III

kesehatan klien (World Health Konselor yang telah memahami


Organization, 2009). permasalahan pada klien, maka konselor
Konseling mempunyai banyak dapat memberikan bantuan dan informasi
keuntungan antara lain dapat memecahkan sesuai kebutuhan klien.
masalah klien, menjadikan mental klien Konseling laktasi per individu tersebut
lebih positif, mengubah perilaku klien dan dapat membantu permasalahan atau
dapat mengambil keputusan sendiri yang ketidakpahaman tentang hal menyusui.
dibantu oleh konselor (Boy dan Sutijono Konseling secara individu itu dapat
dalam Priyanto (2009). Pender et al (2002) membantu ibu dalam mengkonsultasikan
dalam Tomey (2006) menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi atau
promosi kesehatan atau pemanfaatan diri ketidakpahaman tentang masalah
akan menambah kemampuan untuk menyusui dengan lebih percaya diri dan
melakukan tindakan dan perbuatan dari terbuka kepada konselor. Maka dari itu,
suatu perilaku. Pengaruh positif pada suatu tampak terlihat bahwa ada perbedaan yang
perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik signifikan pada pengetahuan dan sikap ibu
dapat menambah hasil yang positif. Jadi, trimester III tentang ASI Eksklusif.
konseling merupakan salah satu promosi Menurut penelitian oleh Sisk et al.
kesehatan yang dapat membantu klien (2006) yang menyatakan bahwa konseling
dalam memecahkan permasalahannya, laktasi pada ibu dengan bayi BBLSR dapat
sehingga klien dapat mengambil keputusan meningkatkan inisiasi menyusui dini (IMD)
yang lebih positif. dan proses menyusui tanpa ibu bertambah
World Health Organization/UNICEF stres atau cemas. Berdasarkan hasil
(2011) menyatakan bahwa konseling laktasi penelitian dari Emilia (2008), menyatakan
per individu akan berjalan efektif jika bahwa penyuluhan tentang ASI Eksklusif
konselor melalui tahap mendengar dan sebagai upaya promosi kesehatan
mempelajari terlebih dahulu masalah yang memberikan pengaruh dalam peningkatan
dialami oleh klien. Tahap mendengar dan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap
mempelajari tersebut meliputi pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian
menggunakan komunikasi non-verbal, Suryaningsih (2013) menyatakan bahwa
mengajukan pertanyaan terbuka, ada pengaruh pendidikan kesehatan
menggunakan respon dan gerakan tubuh terhadap pengetahuan ibu post partum
yang menunjukkan perhatian, mengatakan tentang ASI Eksklusif dengan nilai p=0,000.
kembali yang ibu katakan, berempati dan Hal tersebut berbeda dengan Firmansyah
menghindari kata-kata yang menghakimi. and Mahmudah (2012), variabel yang
Tahap mendengar dan mempelajari berpengaruh terhadap pemberian ASI
tersebut bertujuan agar konselor dan klien Eksklusif adalah variabel sikap dengan OR
saling percaya sehingga klien dapat atau Exp(B)=10,000 sedangkan variabel
menceritakan permasalahan atau yang tidak berpengaruh adalah variabel
ketidakpahaman tentang ASI Eksklusif. pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan.

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 1, APRIL 2015 | Halaman 9


HD Aprilina | Efektifitas Konseling Laktasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil
Trimester III

KESIMPULAN pelayanan kesehatan untuk perawat dan


bidan. Jakarta: Salemba Medika.
Terdapat perbedaan pengetahuan dan
Riskesdas. 2010. Riset Kesehatan Dasar
sikap ibu yang bermakna antara sebelum (RISKESDAS 2010). Jakarta: Bhakti
Husada.
konseling laktasi dengan sesudah
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar
konseling laktasi. (RISKESDAS 2013). Jakarta: Bhakti
Husada.
DAFTAR PUSTAKA
Roesli, U. 2007. Mengenal ASI Eksklusif
Ambarwati, R. 2012. Konseling Laktasi seri 1. Jakarta: Pustaka Pembangunan
Intensif dan Pemberian Air Susu Ibu Swadaya Nusantara
(ASI) Eksklusif Sampai 3 Bulan. Media Setiawati, T. 2011. Hubungan faktor-faktor
Medika Indonesiana, 46, 201-208. ibu dengan pelaksanaan pemberian ASI
Dinas Kesehatan Banyumas. 2012. Profil Eksklusif pada bayi 6-12 bulan. Jurnal
Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun Kesehatan Kartika,, 1.5 (3), 10-17.
2012. Banyumas: Dinas Kesehatan Sholichah, F. 2011. Studi kualitatif
Kabupaten Banyumas penyebab pemberian ASI Non Eksklusif
Dinas Kesehatan Jateng. 2012. Buku profil pada ibu rumah tangga di Desa
kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun Ngemplak Kecamatan Undaan
2012. Semarang:Dinkes Jateng Kabupaten Kudus. Skripsi, Universitas
Emilia, R. C. 2008. Pengaruh penyuluhan Negeri Semarang, Semarang. (31)
ASI Eksklusif terhadap pengetahuan Survei Demografi dan Kesehatan
dan sikap ibu hamil di Mukim Laure-E Indonesia. 2012. Angka kematian bayi
Kecamatan Simeulue Tengah Retrieved tanggal 28 Oktober 2014
Kabupaten NAD. Program Sarjana, pukul 08.00 WIB
Universitas Sumatera Utara, Medan. Suryaningsih, C. 2013. Pengaruh
Firmansyah, N., & Mahmudah. 2012. pendidikan kesehatan terhadap
Pengaruh karakteristik (pendidikan, pengetahuan ibu post partum tentang
pekerjaan), pengetahuan dan sikap ibu ASI Eksklusif. Jurnal Keperawatan
menyusui terhadap pemberian ASI Soedirman, Volume 8, No 2, Juli 2013,
Eksklusif di Kabupaten Tuban. Jurnal 77-86.
Biometrika dan Kependudukan, Volume Tomey, A., M & Alligood,. 2006. Nursing
1 Nomor 1, 62-71. theorists and their work,6th edition. St.
Moore, E. R., & Coty, M.-B. 2006. Prenatal Louis, Missouri: C.V. Mosby Company.
and postpartum focus groups With World Health Organization. 2009.
primiparas: breastfeeding attitudes, Counselling for maternal and newborn
Support, Barriers, selfefficacy, and health care : a handbook for building
intention. Journal of Pediatric Health skills.: Department of Making Pregnancy
Care, 20, 35-46. doi: Safer.
10.1016/j.pedhc.2005.08.007 World Health Organization. 2014. Infant
Nguyen, P. H., Keithly, S. C., Nguyen, N. and young child feeding.
T., Nguyen, T. T., Tran, L. M., & http://www.who.int/mediacentre/factshee
Hajeebhoy, N. 2013. Prelacteal feeding ts/fs342/en/, . Retrieved from
practices in Vietnam: challenges and World Health Organization/UNICEF. 2011.
associated factors. BMC Public Health, Pelatihan konseling menyusui modul 40
1-11. jam WHO/UNICEF: WHO/UNICEF
Priyanto, A. 2009. Komunikasi dan
konseling:aplikasi dalam sarana

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 1, APRIL 2015 | Halaman 10

Anda mungkin juga menyukai