Anda di halaman 1dari 11

Organ Genitalia Masculina Interna dan Refleks Berkemih

Sr. Kresensiana Erniwati (102016112), Denara Natalia Djou (102016140), Irma Suryani
(102016005), Yunus (102016009), Febriana Loto Patandianan (102016056), Christopher Bryant
(102016107), Gloria Vriscila (102016234), Elisa Violeta Siman (102016137), Ezra Pandapotan
Butar Butar (102016041)

C3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: gloria.2016fk234@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang
berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh,
keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup
harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga
keseimbanganminternal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.1
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop
sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolisme toksik dan
dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi dsemi kelangsungan hidupnya. Sistem
kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin
dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin
keluar melalui tubuh. Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang
adalah bahwa ekskresi melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahandan bahan
kimia dari aliran darah.

Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Genitalia Masculina Interna

Struktur Makroskopis
Dilihat dari sisi kanan, organa genitalia masculine interna terdiri dari : testis, epididimis,
ductus deferens, funiculus spermaticus dan kelenjar seks tambahan: kelenjar prostat(prostate),
vesicular seminalis(Glandula vesiculosa), kelenjar COWPER (glandula bulbourethralis,
berpasangan testis dan epididimis termasuk dalam genitalia interna karena selama perkembangan
keduamya direlokasi dari rongga intra-abdominal ke dalam scrotum bersama-sama dengan
lapisan peritoneal (membentuk cavitas serosa scrota).1 (Lihat Gambar 1)

Gambar 1. Organa urogenitalia masculina1

Genitalia interna adalah organ-organ reproduktif dan berperan pada produksi, maturasi,
dan transport spermatozoa dan produksi cairan seminalis. Testis juga menghasilkan hormone
seks laki-laki (testosterone).1

 Testis dan Epididymis

Testis adalah organ penghasil sperma dan juga merupakan kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone testosterone.2 diliat dari sisi kanan (lihat gambar 2) testis
berbentuk telur dan berukuran 4 x 3 cm. testis memiliki polus superior dan inferior. Letak
epididymis berdekatan dengan sisi superior dan dorsal testis dan menempel testis melalui
ligament superior dan inferior. Epididymis memiliki bagian-bagian berikut: kelapa
(caput), badan (corpus), dan ekor (cauda) yang berlanjut sebagai ductus deferens.1
Gambar 2. Testis dan epididymis1 Gambar 3. Testis, dan epididymis1

Sperma di simpan di dalam gelung epidydimis dan dilepaskan melalui ductus deferens.
Sperma dari tubulus seminiferus di alirkan ke rete testis di mediastinum testis dan
kemudian melewati sejumlah ductuli efferents testis menuju caput epididymis. Vas
deferens mengisi funiculus spermaticus bersama dengan m. cremaster dan plexus
pampiniformis.2

Vas deferens terletak di dalam funiculus spermaticus dan berjalan melalui canalis
inguinalis ke aspek dorsal vesica urinaria. Bagian terminal vas deferens bergabung
dengan saluran eksretorius vesicular seminalis untuk memebentuk ductus ejaculatorius,
yang masuk ke dalam pars prostica urethra laki-laki. Testis dan epididymis di darahi oleh
A. testicularis dan pleksus vena (plexus pampiniformis).

 Vas deferens dan Funiculus spermaticus

Dalam perjalanannya turun dari dalam rongga abdomen (decencus testi-culorum), testis
mendorong lapisan dinding abdomen ke dalam annulus inguinalis profundus hingga ke
scrotum. Lapisan paling dalam adalah peritoneum yang selanjutnya menjadi tunica
vaginalis testis. Lapisan ini terdiri dari dua lapisa, yaitu lapisan visceralis yang rapat
membungkus testis dan lapisan parietalis dengan sebuah ruang di antara keduanya.

Sesudah mendesak lapisan peritoneum, testis menembus fascia abdominis transversalis


yang selanjutnya membungkus epididymis dan funiculus spermaticus sebagai fascia
spermatica interna. Di sebelah superficial fascia ini, terdapat fascia spermatica externa
dan m. cremaster, sisa pertumbuhan aponeurosis, dan otot abomen. Arteri untuk testis dan
plexus venosus pampiniformis juga dilapisi oleh fascia di dalam di dalam funiculus
spermaticus.

Funiculus spermaticus masuk ke abdomen melalui annulus inguinalis superficislis lewat


canalis inguinalis dan annulus inguinalis profundus tepat di atas ligamentum inguinale.
Vas deferens lalu menyilang a. epigastrica inferior dan uereter untuk mencapai bagian
posterior kandung kemih (vesica urinaria). Di dekat ujung distal ini, ductus deferens
melebar membentuk ampulla ductus deferens sebelum bergabung dengan vesicular
seminalis. Vesicula seminalis adalah kelenjar berbentuk seperti kantong yang menyatu
dan berukuran panjang sekitar 5 cm. kelenjar ini menghasilkan sebagian besar semen
selama ejakulasi. Saluran keluar dari kelenjar ini bergabung dengan vas deferens dan
membentuk ductus ejaculatorius.

Ductus ejaculatorius bermuara bermuara di colliculus seminalis pada dinding posterior


uretra pars prostatica dengan lubang-lubang ductus kelenjar prostat berada di
sekelilingnya.2

 Kelenjar Prostat (Prostata)

Kelenjar prostat dibentuk oleh sekitar empat puluh kelenjar yang tersebar di dalam lima
lobusnya, yaitu lobus anterior, posterior, lateral kiri, lateral kanan dan libus medius.
Setiap kelenjar memiliki ductusnya masing-masing yang bermuara langsung ke uretra
pars prostatica.(lihat gambar 4 dan gambar 5) Lobus anterior hanya mengandung sedikit
kelenjar dan sebagian besar lobus ini di isi oleh jaringan ikat fibrosa. Diameter kelenjar
prostat normal 3 cm dan biasanya dapat diraba melalui pemeriksaan rectal. Pada pria
lanjut usia, prostat cenderung membesar. Hipertrofi prostat benigna biasanya disebabkan
oleh ketidaseimbangan hormone seks. Pembesaran maligna dapat terjadi pada usia yang
lebih muda.

Gambar 4. Glandula vesiculosa dan prostat1 Gambar 5. Glandula vesiculosa dan prostat 1

Karena kelenjar prostat mengelilingi uretra, pembesaran organ ini dapat menghambat
aliran urine. Pembesaran biasanya dimulai di lobus medius yang mendorong dasar
kandung kemih ke superior dan menekan uretra. Kondisi ini dapat menyebabkan
mikturasi tidak lampias dengan sedikit urine tersisa di dalam vesica urinaria.2
Struktur Mikroskopis

 Testis
Setiap testis dibungkus simapi tebal jarigan ikat, yaitu tunika albugenia. Dibawahnya
terdapat lapisan vaskular jaringan ikat longgar, yaitu tunika vaskulosa. Jaringan ikat
lnggar meluas dari tunika vaskulosa ke dalam, membentuk jaringan ikat interstisial testis.
Jaringan ijkat ini mengelillingi, mengikat, dan menyokong tubuli seminiferi. Dari
mediastinum testis juga meluas septa fibrosa tipis ke tunika albugenia. Septa ini menjadi
banyak kompartmen yang disebut lobules. Setiap lobules mengandung satu sampai empat
tubuli seminiferi. Karena septa tidak utuh, lobuli saling berhubungan. Di dalam jaringan
ikat interstisial disekitar tubuli seminiferiterdapat banyak pembuluh darah, berbagai sel
jaringn ikat longgar, dan kelompok sel interstisial(leydig). Sel interstisial adalah sel
endokrin testis dan sel yang menyekresi hormone seks pria, testosterone, kedalam aliran
darah. 3 (lihat gambar 6)

Gambar 6. Testis (pandangan seksional)3

 Epididymis
Duktus epididimis merupakan saluran yang sangat berkelok dan dikelilingi jaringan ikat.
Potongan melintang melalui eepididimis menmpakkan tubulus kontortus denagn macam-
macam bentuk, setiap tubulus dikelilingi serat otot polos dan jaringan ikat. Permukaan
dalam dan luar tubulus ini tambapk rata.
Epitel pelapis duktus epididimis ini adalah bertingkat, terdiri atas sel principal dengan
stereosilia panjang yang tidak dapat bergerak, dan sel-sel basal kecil. Fungsi utama sel
principal silindris dengan stereosiliaadalah absorpsi cairan tubular; fungso sel basalh
belum diketahui. Stereosilia adalah mikrovili panjang dan bercabang.
Membrane basal uang mengelilingi setiap tubulus tampak jela. Lamina propria dengan
serat otot polos yang tersusun melingkar tampak tipis dan lebih banyak daripada yang
terdapat di duktuli eferenss. Spetma maang terlihat did lam lumen sejumlah tubuli. 3 (lihat
gambar 7)

Gambar 7. Duktus epididymis3

 Ductus deferens
Duktus deferents memiliki lumen sempit dan tidak teraktur, mukosa tipis, muskularis
tebal,dan adventisia. Ketidakteraturan bentuk lumen disebabkan oleh adanya lipatan-
lipatan memanjang lamina propria yang pada potongan melintang tampak sebagai Krista
atau papilla. Lamina propria tipis terdiri atas anyaman banyak serat kolagen dan serat
elastin halus.
Epitel ductus ini bertingkat semu silindris, namun sedikit lebih rendah dibandingkan
dngan epitel yang melapisi ductus epididimis. Epitel ini terletak di atas membrane basal
tipis dan biasanya terlihat stereosilia pada apeks sel.
Muskularis terdiri atas lapisan longitudinal dalam yang tipis, lapisan sirkular tengah yang
tebal dan lapisn otot polos longitudinal luar yang tipis. Muskularis dikelilingi oleh
adventisia yang banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Adventisia menyatu
dengan jarungan ikat disekitar korda spermatika.4 (lihat gambar 8)

Gambar 8. Ductus deferens3

 Kelenjar seks tambahan

Kelenjar tambahan saluran reproduksi pria menghasilkan secret yang


ditambahkan kedalam sperma selama proses ejakulasi untuk menghasilkan semen dan
penting untuk reproduksi. Kelenjar genitao tambahan meliputi vesicul seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar bolbuoretra.3

a. Kelenjar prostat
Ukuran asinine kelenjar(1) bervariasi berlumen lebar dank has tidak teratur karena
banyak tonjolan dan lipatan jaringan ikat (5) yang ditutupi epitel. Cirri khas asini
prostat adalah adanya batu prostat(8) yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentris
secret prostat yang memadat. Jumlah batu prostat bertambah dengan meningkatnya
usia, dan mungkin mengalami pengapuran.
Meskipun epitel kelenjar (4) umumnya selapis atau bertingkat silindris dan sel-selnya
pucat dibagian ddista, namun dapat sangat bervariasi. Pada daerah tertentu, epitel ini
dapat berbentuk gepeng aau kuboid
Duktus kelenjar(7) dapat menyerupai asini dan seringkali kedua struktur itu sulit
dibedakan. Pada bagian terminal duktus(7), epitel umumnya silindris dan terpulas
lebih gelap sebekum memasuki urethra
Stroma fibromuskular(6) merupakan cirri khas kelenjar prostat. Serat-serat otot polos
(3) dan serat-serat jaringan ikat (9) kadang-kadang dapat terlihat; namun kedua serat
ini berbaur dalam stroma(6) dan tersebar di seluruh kelenjar. (lihat gambar 9)

Gambar 9. Kelenjar prostat3

b. Vesicular seminalis
Sepasanag vesikula seinalis adalh badan atau kentong memanjang dengan lumen
sangat berkelok dan tidak teratu. Otongan melintang melalui kelenjar menampakkan
kerumitan lipatan-lipatan/plika primer. Lipatan-lipatan ini bercabang dan
menghasilkan banyak plika sekunder yang saling beranastomosis, membentuk kriptus
dan rerongga. Lamina proprianya meluas dan membentuk bagian pusat plika primer
yang lebih besar dan sedikit stroma plika sekunder. Lipatan-lipatan ini terjulur masuk
kedalam lumen vesikula seminalis.
Epitel kelenjar vesikula seminalis tampak bervariasi, namun biasanya tipe bertingkat
semu rendah dengan sel-sel dan sel sekretoris silindris rendahatau kuboid.
Muskularis terdiri atas tunika muskularis polos longitudinal luar dan sirkularis dlam.
Susunan otot ini sering sukar diamati karena kerumitan lipatan mukosa. Adventisia
mengelilingi muskukaris dan menyatu dengan jaringan ikat.3 (lihat gambar 10)

Gambar 10. Vesicula Seminalis3

c. Kelenjar COWPER (Glandula bulbourethralis)


Kelenjar ini adalah kelenjar tubuloasinar. Terlihat satu lobules dan bagian lobules lain
kelenjar pada gambar ini. kelenjar bulbourethralis dikelilingi otot rangka dan jaringan
ikat. Otot rangka dan sejumlah serat otot polos juga terdapat di dalam septum
interlobular.
Satuan sekrerorisnmempunyai struktur dan ukuran yang bervariasi. Kebanyakan
satuan memiliki bentuk asinar dan lainnya berbentuk tubular atau bentuk lain. Produk
sekretorik utamaadalah mukus. Sel-sel sekretoris adalah kuboid, silindris rendah atau
gepeng, dan terpulas lemah. Sel yang terselip di antara sel sekretoris adalah sel
asidofilik yang lebih gelap.
Duktus ekskretorius yang lebih kecil sering kali dilapisi sel-sel eksretoris, sedangkan
duktus ekskretorius yang lebih besar memiliki epitel bertingkat semu atau epitel
berlapis silindris.3 (lihat gambar)

Gambar. Kelenjar bulbourethralis (pandangan seksional)


Kapasitas Vesica Urinaria

Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung 250-400 ml urin. Semakin
besar tegangan, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor.

Mekanisme Berkemih

1. Refleks Berkemih

Miksi atau berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua mekanisme,
yaitu refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regan di
dalam kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung 250-
400 ml urin. Semakin besar tegangan, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor.Serat-serat
aferen dari reseptor regang membawa impuls ke medula spinalis dan akhirnya, melalui
antarneuron, merangsang saraf parasimpatis kandung kemihdan menghambat neuron motorik di
sfingter eksternus. Stimulasi saraf  parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini
berkontraksi.5,6

Kontraksi pada kandung kemih akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk sehingga
sfingter internus terbuka. Secara bersamaan, sfingter eksternus membuka karena penghambatan
neuron-neuron motorik di sfingter tersebut. Setelah kedua sfingter uretra terbuka, maka urin akan
terdorong oleh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini
sepenuhnya adalah refelks spinal, untuk mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi.

2. Kontrol Volunter Berkemih

Selain memicu dari timbulnya refleks berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan
yang berssangkutan akan keinginan untuk berkemih. Penuhnya kandung kemih sebelum sfingter
eksternus melemas sepenuhnya, memberikan rangsangan bahwa miksi akan terjadi. Akibatnya
ada kontrol volunter berkemih.7

Kontrol volunter ini dapat mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan kandung
kemih/ berkemih dapat dikontrol sesuai keinginan yang bersangkutan. Impuls disampaikan ke
korteks serebri, segera diproses dan menghantarkan sinyal yang sifatnya eksitatorik mengalahkan
sinyal inhibitorik dari reseptor regang pada refleks berkemih. Berkemih tidak dapat ditahan
selamanya. Karena kandung kemih selalu terisi, maka sinyal inhibitorik dari reseptor regan
semakin bertambah dan mengalahkan dari kontrol volunter dan mengakibatkan kandung kemih
secara refleks mengeluarkan isinya.6,7

Pembesaran kelenjar Prostat

Pembesaran kelenjar prostat adalah kondisi umum selama laki-laki beranjak lebih tua. Juga
disebut hiperplasia prostat jinak (BPH), pembesaran kelenjar prostat dapat menyebabkan gejala
kencing yang menyusahkan. Apabila tidak diobati, pembesaran kelenjar prostat dapat memblokir
aliran urine Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. Tabung yang mengangkut urin
dari kandung kemih dari penis Anda uretra melewati pusat prostat. Ketika prostat membesar, itu
mulai menghalangi aliran urine. Kebanyakan pria terus mengalami pertumbuhan prostat
sepanjang hidup. Di banyak orang, pertumbuhan prostat menyebabkan gejala kencing atau
memblokir secara signifikan aliran urine.8

Kesimpulan

Pada sistem kemih pria terdapat sebuah saluran yang berfungsi membuang urine keluar dari
tubuh melalui penis, atau lebih dikenal sebagai uretra. Dan jalur lintas uretra ini secara kebetulan
akan melewati kelenjar prostat. Jika terjadi pembesaran pada kelenjar prostat, maka secara
bertahap akan mempersempit uretra tersbut dan pada akhirnya aliran urine mengalami
penyumbatan. Kondisi ini dapat menyebabkan mikturasi tidak lampias dengan sedikit urine
tersisa di dalam vesica urinaria.

Daftar Pustaka

1. Waschke J. & F. Paulsen. Sobotta. Ed-23. Jakarta: EGC, 2012. Hal. 183

2. Wibowo, Daniel S. Anatomi Klinis Esensial. Jakarta: EGC, 2014. Hal. 125-7

3. Eroschenko, Victor p. Atlas Histologi di Fiore. Ed-9. Jakarta: EGC, 2003. Hal 284-6

4. Mescher, Anthony L. Histologi Dasar Junqueira. Ed-12. Jakarta: EGC, 2011. Hal 375
5. http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-
kemih/ diakses tanggal 25/09/2017.
6. Watson R. Anatomi & fisiologi. Jakarta : EGC, 2005.h.167
7. Aeronson PI, Ward JPT. At a glance system urogenitalis: Anamnesis dan
pemeriksaan fisik urogenitalis. Ed. 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2010. hal.68
8. LeviAD. Benign prostatic hypertrophy. 2011. .Diunduh dari :
www.medscape.com, 25 september 2017.

Anda mungkin juga menyukai