Anda di halaman 1dari 2

1.

Tugas lahirnya pancasila dan lahirnya bangsa indonesia

Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang
Dokuritsu Junbi Cosakai pada tanggal 1 Juni 1945. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.

Latar belakang lahirnya pancasila

Gedung Chuo Sangi In di Jakarta yang digunakan sebagai gedung Volksraad pada tahun
1925. Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei . Rapat pertama
ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan
sebutan Gedung Pancasila. Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal
1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar
negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya «Pancasila».

Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi
oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai. Dibentuklah Panitia Sembilan yang
ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato
yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut
sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah melalui proses
persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut
berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar
1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada
sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945. Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato
tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPKI
Dr. Soekarno itu berisi «Lahirnya Pancasila».

« Mudah-mudahan »Lahirnya Pancasila« ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan
bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan Kemerdekaan
Negara»

Lahirnya bangsa indoneisa

Bangsa Indonesia bukanlah sebuah hal yang baru. Bangsa Indonesia adalah tujuan, cita-
cita dan bentuk kesatuan nasionalisme dari masyarakat Indonesia, yang notabene adalah
masyarakat yang lahir dari perbedaan suku, ras dan agama. Lahirnya Bangsa Indonesia
tidak serta merta diraih dengan cara yang mudah. Dibutuhkan proses yang matang dan
perjalannan yang panjang hingga akhirnya masyarakat yang mendiami wilayah Indonesia
sadar bahwa mereka adalah sebuah Bangsa yang besar, Bangsa Indonesia.
Lahirnya Bangsa Indonesia memiliki kaitan dengan pergolakan yang terjadi di dunia. Pada
tahun 1922, Perang Dunia I menandai berakhirnya jaman kerajaan, kekaisaran dan
kedinastian dan menandai lahirnya nation-state. Hal ini semakin diperjelas dengan
munculnya League of Nations yang semakin mempersempit ruang bagi dinasti-dinasti besar
pada jamannya. Kesamaan dialek muncul akibat adanya persamaan sejarah yang
kompleks. Anderson fokus pada paham Marxisme dan Liberalisme yang kemudian dianggap
menjadi akar dari penyebaran nasionalisme ini. Bagi kaum Marxis, nasionalisme adalah
munculnya kekuatan atas identitas nasional, sedangkan kaum Liberal menganggap
nasionalisme adalah hal yang aneh bila tak didefinisikan secara scientific. Dalam
penyebaran nasionalisme di seluruh dunia, kapitalisme yang menjadi pemeran
utama. Adanya print of capitalism dan book publishing menjadikan bahasa terpublikasikan
secara luas.
Penyebaran nasionalisme ini juga terjadi akibat peningkatan yang signifikan dalam jumlah
produksi alat transportasi, adanya sisi ideologis dan menyebarnya gaya baru dalam dunia
pendidikan. Dengan adanya tiga faktor ini, tingkat intelegensi pada jaman kolonial di
Indonesia juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti banyakanya pemuda Indonesia yang
belajar di Belanda.
Saat pembelajaran di kelas, muris-murid duduk dalam satu ruangan dengan mengenakan
seragam yang sama dan berbicara dengan bahasa yang sama tak peduli mereka berasal
dari tanah mana. Peta yang mereka lihat pun sama dan menunjukkan bahwa mereka tinggal
bersama dalam satu kepulauan yang dikelilingi laut biru. Sehingga, bukti-bukti ini
memperkuat rasa keterikatan mereka satu sama lain.
Pada tahun 1928, Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu bangsa yang ditetapkan
oleh para pemuda dalam «Sumpah Pemuda». Bahasa Indonesia berfungsi untuk
meneruskan kesatuan atas komunitas masyarakat Indonesia sekaligus membangun
solidaritas yang kuat. Selain itu, pengakuan atas satu tanah tempat mereka tinggal
mendefinisikan mereka adalah satu bangsa dan akan selamanya menjadi Bangsa
Indonesia.
Situasi yang tidak mudah dalam menggalang persatuan dan menjalin solidaritas di bawah
kolonialisme Belanda, tidak lantas membuat masyarakat Indonesia menyerah dengan
keadaan. Keadaan serba sulit ini justru memacu semangat masyarakat Indonesia untuk
bergotong royong mengeluarkan bangsa Indonesia dari cengkraman penjajah dan
menggapai kemerdekaan, yang kemudian terealisasi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Anda mungkin juga menyukai