TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.1.3 Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV
(Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di
dalam lambung. Adanya HCL yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun
makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung
agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan
sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster.
Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama
daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak
HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan
sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel
mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel
mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang
terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti
sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu
24-48 jam setelah perdarahan.
2. Gastritis Kronik
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan
tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel
desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat
6
Perdarahan
Hematemesis
7
2.1.6 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut :
Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena,
berakhir dengan syok hemoragic, ulkus dan bila berlanjut menjadi
perforasi
2. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronis:
Gangguan penyerapan vitamin B 12 akibat terganggunya proses
penyerapan. B 12 menyebabkan anemia pernisiosa, penyerapan zat besi
8
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
1) Obat yang menyembuhkan ulkus
(1) Penurun sekresi asam
- Inhibitor pompa proton (Omeprazole dan Lansoprazole)
Tidak aktif pada pH netral tetapi sangat berguna pada keadaan
hipersekresi asam lambung yang disebabkan oleh sindrom
zollinger-Ellison dan pada pasien dengan esofagitis refluks
dimana ulkus yang berat biasanya resisten terhadap obat lain
- Antagonis reseptor H2 histamin (Cimetidin dan ranitidine)
Bekerja dengan memblok kerja histamine pada sel parietal dan
mengurangi sekresi asam. Obat tersebut mengurangi nyeri
akibat ulkus peptikum dan meningkatkan penyembuhan ulkus.
Cepat diabsorbsi secara oral dan efek samping rendah
- Antibiotik – eradikasi H. pylori
(2) Penguat mukosa (Sukralfat, Kelasi Bismut, Misoprostol)
(3) Antasida
Antasida meningkatkan pH lumen lambung sehingga mempercepat
pengososngan lambung. Pelepasan gastrin meningkat, menstimulasi
pelepasan asam, sehingga dibutuhkan antasida yang lebih banyak
(acid rebound). Antasida dosis tinggi sering diberikan mendukung
penyembuhan ulkus akan tetapi terapi seperti itu jarang
dilakukan.
2) Terapi tripel
PPI + amoksisilin+ klaritromisin (regimen terbaik)
PPI + metronidazole + klaritromisin (bila alrgi penisilin)
PPI + metronidasole + amoksisilin (kombinasi termurah)
PPI + metronidasole + tertrasiklin (bila alergi penisilin dan
klaritromisin.
3) Terapi kuadripel (jika gagal terapi tripel)
PPI + Bismut subsalisilat + MNZ + Tetrasiklin
10
2. Penatalaksanaan di Rumah
Beberapa tips pengaturan nutrisi & gaya hidup untuk penderita gastritis
1) Makanlah makanan yang mengandung flavonoid seperti apel,
seledri, bawang bombay, bawang putih & teh, karena dapat
menghambat pertumbuhan bakteri H. pylori (bakteri penyebab
terjadinya radang lambung).
2) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan
baik buah ataupun sayuran seperti blueberry, ceri, tomat, paprika &
labu.
3) Banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin B
& kalsium, seperti yang terdapat pada kacang polong, gandum serta
sayuran berdaun hijau (bayam, kangkung, sawi, rumput laut dll).
4) Hindari makanan yang telah melalui proses refinasi seperti roti
putih, pasta ataupun gula.
5) Kurangi makan daging merah & perbanyak asupan daging rendah
lemak, ikan, tahu ataupun kacang sebagai sumber protein.
6) Gunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau
minyak sayuran.
7) Kurangi atau hilangkan konsumsi lemak yang biasanya banyak
terdapat pada makanan ringan olahan seperti kue, cracker, biskuit,
donat, kentang goreng & margarine.
8) Hindari minuman yang dapat menyebabkan iritasi pada lambung
atau meningkatkan produksi asam lambung seperti kopi (dengan
atau tanpa kafein), alkohol & minuman berkarbonasi
9) Minum air putih sebanyak 6-8 gelas perhari
10) Olahraga setidaknya 30 menit sehari, 5 kali seminggu.
(http://medicastore.com)
Intervensi:
18