Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP GASTRITIS


2.1.1 Definisi Gastritis
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal (Sylvia A. Price,
2000: 422).
Gastritis adalah proses inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer, Arif.
2000: 492).
Ulserasi lambung adalah kondisi lambung dimana terjadi ulserasi mukosa
lambung yang telah mencapai sistem pembuluh darah lambung, dapat
terjadi secara akut maupun kronis (Priyanto. Agus, 2009: 71).

2.1.2 Etiologi Gastritis


1. Gastritis akut
1) Obat-obatan seperti aspirin, obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS)
2) Bahan kimia.Misal: lisol
3) Merokok
4) Alkohol
5) Stres fisik. Misal: luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
kerusakan susunan syaraf pusat
6) Refluk usus ke lambung
7) Endotoksin
2. Gastritis kronik
1) Anemia, penyakit adison, dan gondok
2) Anemia kekurangan besi idiopatik
3) Ulkus lambung kronik
4) Imunologi (Mansjoer, Arif. 2000:492-493)
5) Refluks empedu kronis dengan kofaktof H. Pylori.
( Sylvia A. Price, 2000:423)

4
5

2.1.3 Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV
(Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di
dalam lambung. Adanya HCL yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun
makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang
berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya.
Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung
agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan
sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster.
Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama
daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan
menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak
HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan
sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel
mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel
mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang
terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti
sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu
24-48 jam setelah perdarahan.
2. Gastritis Kronik
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan
tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster,
misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel
desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat
6

mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena


sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada
akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan
hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan
menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan
pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan
(Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999:162)

Asam dalam lumen + empedu, alkohol, lain-lain

Penghancuran epitel sawar

Asam kembali berdifusi ke mukosa

Penghancuran sel mukosa

Penghancuran sel mukosa

Pepsinogen-pepsin meningkat Asam meningkat Histamin meningkat

Perangsangan kolinergik Peningkatan vasodilatasi


Permiabilitas terhadap protein
Peningkatan potilitas Plasma bocor ke intestinum
Penghancuran kapiler dan vena
pepsinogen Edema
kecil
Plasma bocor ke dalam lambung

Perdarahan

Hematemesis
7

2.1.4 Tanda dan Gejala


1. Gastritis akut: (Mansjoer, Arif. 2000: 492)
1) Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual , muntah
2) Hematemesis
3) Melena
2. Gastritis kronik: (Mansjoer, Arif. 2000: 493)
1) Nyeri ulu hati
2) Anoreksia
3) Nausea
4) Anemia
5) Kadar serum gastrin meningkat

2.1.5 Klasifikasi Gastritis:


Gastritis diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Gastritis Akut
Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda
dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan
neutrofil.
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan
klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi H.
pylori. ( Mansjoer, Arif. 2000: 492 ).

2.1.6 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada gastritis akut :
Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena,
berakhir dengan syok hemoragic, ulkus dan bila berlanjut menjadi
perforasi
2. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronis:
Gangguan penyerapan vitamin B 12 akibat terganggunya proses
penyerapan. B 12 menyebabkan anemia pernisiosa, penyerapan zat besi
8

terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. (Mansjoer, Arif.


2000: 493)

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik


1. Gastroskopi: adanya perdarahan (hemoragi) pada lambung, erosi atau
ulser gaster, perforasi lambung.
2. Ketidakseimbangan elektrolit
3. Pre-syok atau syok
(Priyanto. Agus, 2009: 73)
4. Pemeriksaan laboratorium
1) Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
2) CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosis H.pylori
3) Pemeriksaan serologi untuk H.pylori :  sebagai diagnosis awal
4) Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis
5. Pemeriksaan radiologi
1) Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya
dimana gambaran endoskopinya meliputi :
2) Eritematous / eksudatif
3) Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
4) Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen
lambung dimana hasilnya meliputi :
5) Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylori
6) Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan
predomonasi antrum atau korpus.
7) Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia
intestinal, Helicobacter pylori.
(http://wayanpuja.blinxer.com/?page_id=190)
9

2.1.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
1) Obat yang menyembuhkan ulkus
(1) Penurun sekresi asam
- Inhibitor pompa proton (Omeprazole dan Lansoprazole)
Tidak aktif pada pH netral tetapi sangat berguna pada keadaan
hipersekresi asam lambung yang disebabkan oleh sindrom
zollinger-Ellison dan pada pasien dengan esofagitis refluks
dimana ulkus yang berat biasanya resisten terhadap obat lain
- Antagonis reseptor H2 histamin (Cimetidin dan ranitidine)
Bekerja dengan memblok kerja histamine pada sel parietal dan
mengurangi sekresi asam. Obat tersebut mengurangi nyeri
akibat ulkus peptikum dan meningkatkan penyembuhan ulkus.
Cepat diabsorbsi secara oral dan efek samping rendah
- Antibiotik – eradikasi H. pylori
(2) Penguat mukosa (Sukralfat, Kelasi Bismut, Misoprostol)
(3) Antasida
Antasida meningkatkan pH lumen lambung sehingga mempercepat
pengososngan lambung. Pelepasan gastrin meningkat, menstimulasi
pelepasan asam, sehingga dibutuhkan antasida yang lebih banyak
(acid rebound). Antasida dosis tinggi sering diberikan mendukung
penyembuhan ulkus akan tetapi terapi seperti itu jarang
dilakukan.
2) Terapi tripel
PPI + amoksisilin+ klaritromisin (regimen terbaik)
PPI + metronidazole + klaritromisin (bila alrgi penisilin)
PPI + metronidasole + amoksisilin (kombinasi termurah)
PPI + metronidasole + tertrasiklin (bila alergi penisilin dan
klaritromisin.
3) Terapi kuadripel (jika gagal terapi tripel)
PPI + Bismut subsalisilat + MNZ + Tetrasiklin
10

2. Penatalaksanaan di Rumah
Beberapa tips pengaturan nutrisi & gaya hidup untuk penderita gastritis
1) Makanlah makanan yang mengandung flavonoid seperti apel,
seledri, bawang bombay, bawang putih & teh, karena dapat
menghambat pertumbuhan bakteri H. pylori (bakteri penyebab
terjadinya radang lambung).
2) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan
baik buah ataupun sayuran seperti blueberry, ceri, tomat, paprika &
labu.
3) Banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin B
& kalsium, seperti yang terdapat pada kacang polong, gandum serta
sayuran berdaun hijau (bayam, kangkung, sawi, rumput laut dll).
4) Hindari makanan yang telah melalui proses refinasi seperti roti
putih, pasta ataupun gula.
5) Kurangi makan daging merah & perbanyak asupan daging rendah
lemak, ikan, tahu ataupun kacang sebagai sumber protein.
6) Gunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau
minyak sayuran.
7) Kurangi atau hilangkan konsumsi lemak yang biasanya banyak
terdapat pada makanan ringan olahan seperti kue, cracker, biskuit,
donat, kentang goreng & margarine.
8) Hindari minuman yang dapat menyebabkan iritasi pada lambung
atau meningkatkan produksi asam lambung seperti kopi (dengan
atau tanpa kafein), alkohol & minuman berkarbonasi
9) Minum air putih sebanyak 6-8 gelas perhari
10) Olahraga setidaknya 30 menit sehari, 5 kali seminggu.
(http://medicastore.com)

2.1.9 Web Of Caution (WOC)


11
12
13

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
1. Identitas:
Gastritis sering terjadi mulai usia remaja dan jarang terjadi pada anak-
anak.
2. Faktor predisposisi : bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat
analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
3. Faktor presipitasi : kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok,
penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta
gaya hidup seperti kurang istirahat
4. Pekerjaan
Orang yang sibuk bekerja seperti bekerja di kantor dan mahasiswa
dengan pola makan yang tidak teratur.
5. Keluhan utama : nyeri di daerah epigastrium, mual, muntah mual
muntah.
- Riwayat penyakit dahulu:
Pasien pernah menderita penyakit gastritis. Riwayat penyakit
lambung sebelumnya atau pembedahan lambung.
- Riwayat penyakit sekarang:
Riwayat gastritis sebelumnya, penggunaan obat-obat analgesik.
- Riwayat penyakit keluarga:
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit gastritis.
6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Fisik
a) Kepala: konjungtiva pucat, mukosa bibir kering
b) Abdomen: peristaltik menurun, nyeri tekan ulu hati, kulit perut
teraba seperti papan, hiperthympani, nyeri tekan abdomen
(Smeltzer, Suzanne C, 2001).
c) Integumen: turgor tidak elastic, kulit kering, dehidrasi
(perubahan turgor kulit, membran mukosa kering). (Smeltzer,
Suzanne C, 2001).
14

d) Tanda-tanda vital: tekanan darah menurun, RR meningkat,


nadi meningkat dan bisa menurun saat terjadi syok, suhu
meningkat dan bisa menurun saat syok.
 Pemeriksaan penunjang
a) Lab: darah lengkap: Hb, albumin, hematokrit, BJ plasma dan
urine, elektrolit.
b) Endoscopy
c) Histopatologi biopsy mukosa lambung
d) Radiologi dengan kontras
7. Riwayat psikososial dan spiritual
 Hubungan dengan teman sebaya, tetangga dan warga di lingkungan
sekitar tempat tinggal
 Pembawaan secara umum, meliputi akibat dari sakit, stress,
kesulitan beradaptasi dengan stressor.
8. Status psikologis
Mekanisme koping klien terhadap stress, penyebab stress yang
mungkin diketahui dan bagaimana pasien dalam menangani stress.
9. Pola pemenuhan kebutuhan dasar
 Pola nutrisi dan metabolisme: Pada umumnya klien makan tidak
teratur.
 Pola aktivitas: Pada klien gastritis akan mengalami gangguan
karena selalu terdapat rasa nyeri pada daerah lambung.
 Pola eliminasi: Pada umumnya pada klien gastritis tidak ada
gangguan atau masalah pada pola eliminasi baik eliminasi alvi atau
uri.
 Pola istirahat dan tidur: Rasa mual, nyeri, yang sering menyerang
epigastrium akan mengurangi waktu dan menjadi gangguan tidur
klien
 Pola sensori dan kognitif: Pada klien gastritis biasanya tidak ada
gangguan pada panca indera
 Pola persepsi diri: Klien mengalami kecemasan sebab sering
merasa nyeri, mual, muntah.
15

2.2.2 Masalah Keperawatan


(1) Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
(2) Cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah
(3) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual; anoreksia
(4) Ketidakpatuhan terhadap terapi berhubungan dengan kurang
pengetahuan.
(5) PK: Syok hipovolemik

2.2.3 Intervensi Keperawatan


a) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan
mukosa lambung akibat peningkatan atau penurunan HCL
ditandai dengan pucat, lemah, keluar keringat dingin, dan
menyeringai kesakitan menahan nyeri.
Tujuan :
Klien menunjukkan nyeri dapat hilang atau berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil :
- Pasien tampak tenang
- Nyeri perut hilang
- Expresi wajah rileks
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab nyeri
R/ nyeri diakibatkan adanya peradangan mukosa lambung akibat
peningkatan atau penurunan HCL di lambung.
2) Jelaskan pada pasien cara mengurangi nyeri
R/ Penjelasan yang diberikan akan meningkatkan kemampuan
pasien dalam mengambil keputusan tentang tindakan mengurangi
nyeri
3) Ajarkan teknik relaksasi
R/ stress akan meningkatkan sekresi asam lambung yang
memperparah nyeri.
4) Bantu dan motivasi pasien dalam mengatasi nyeri dengan menekan
daerah yang nyeri.
16

R/ memungkinkan untuk mengurangi rasa nyeri di daerah


epigastrium.
5) Kolaborasi:
- Pemberian analgesik, antasid
- Pemberian obat-obat penurun sekresi asam lambung
R/ Remopain mengubah persepsi nyeri dan interpretasi nyeri
dengan menekan SSP
6) Observasi skala nyeri
R/ skala nyeri yang meningkat tiba-tiba mengindikasikan adanya
ulkus lambung atau bahkan perforasi.
7) Observasi tanda-tanda vital
R/ peningkatan pada tanda-tanda vital mengindikasikan adanya
nyeri yang belum teratasi. Sedangkan penurunan menunjukkan
tanda-tanda syok.

b) Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan


dengan perdarahan, mual, muntah dan ditandai dengan mual,
muntah nafsu makan menurun, dan mukosa bibir kering.
Tujuan : pasien menunjukkan keseimbangan cairan dalam tubuh setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam sedengan kriteria
hasil:
- TD 120/80 mmHg dan nadi 60-100 x/mnt
- Cairan input dan output balance
- Mukosa lembab
- BB pasien normal
Intervensi :
1) Jelaskan pada pasien pentingnya hidrasi yang adekuat
R/ air berperan dalam proliferasi sel, bila kekurangan cairan maka
sel tidak bisa berproliferasi sehingga proses penyembuhan lama.
2) Berikan cairan yang adekuat
R/ pemberian cairan yang adekuat dapat menghindarkan terjadinya
dehidrasi.
3) Anjurkan pasien minum cairan yang ‘jernih’.
17

R/ Memudahkan absrobsi cairan dan menekan rangsangan terhadap


asam lambung.
4) Perawatan kulit; penggunaan lotion
R/ Kulit dalam keadaan dehidrasi cenderung kering sehingga mudah
lecet.
5) Kolaborasi:
a. Pemberian antiemetik
b. Pemberian cairan parenteral
c. Cek lab: elektrolit, BJ Plasma dan urine
R/ antiemetik dapat mengurangi rasa mual dan muntah sehingga
tidak banyak cairan /elektrolit yang terbuang karena muntah.
6) Observasi intake dan output cairan
R/ Mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan lebih dini.
7) Observasi tanda-tanda vital
R/ Peningkatan tanda-tanda vital (RR) merupakan bentuk
kompensasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Penurunan
tanda-tanda vital mengindikasikan adanya gejala syok

c) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah,


anoreksia, dan kerusakan pencernaan sekunder akibat gastritis
ditandai dengan albumin serum menurun, lemah, masukan
makanan tidak adekuat dari yang dianjurkan, terjadi penurunan
berat badan, nafsu makan menurun.
Tujuan: Pasien tercukupi kebutuhan nutrisi setelah dilakukan tindakan
selama 3 x 24 jam dengan kriteria hasil :
- Nafsu makan pasien meningkat
- BB pasien meningkat
- Pasien tidak lemah

Intervensi:
18

1) Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat


R/ Intake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan
protein untuk proses penyembuhan.
2) Timbang berat badan
R/ Penurunan menunjukkan adanya kurangnya asupan nutrisi.
3) Lakukan oral hygiene
R/ Rasa tidak enak, bau menurunkan nafsu makan.
4) Sajikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering
R/ menyesuaikan toleransi lambung terhadap makanan.
5) Hindarkan makanan yang merangsang; pedas atau asam,terlalu
panas atau terlalu dingin.
R/ menekan peningkatan asam lambung
6) Kolaborasi:
- Penyajian makanan lunak, rendah serat, tidak mengandung gas
- Pemberian antacid, anti emetic
- Pemberian nutrisi parenteral
R/ nutrisi parenteral mengurangi kerja usus dan memperbaiki
keseimbangan nutrisi.serta makanan yang halus akan mengurangi
kontraktilitas usus halus sehingga mencegah timbulnya perforasi
7) Observasi BB tiap hari dengan alat ukur yang sama.
R/ Peningkatan berat badan menandakan indikator keberhasilan
tindakan.

d) Terapi tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan


ditandai dengan mengungkapkan keinginan untuk mengatasi
pengobatan penyakit dan pencegahan pakibat penyakit tersebut,
tidak melakukan tindakan untuk mencakupkan aturan pengobatan
dalam rutinitas sehari-hari.
Tujuan :Pasien mengikuti program terapi secara efektif setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria
hasil:
- pasien rajin mengikuti program terapi
19

- pasien selalu berobat jika ada masalah dengan kesehatan


Intervensi :
1) Bantu pasien mengidentifikasi hubungan makanan dengan
pencetus/ hilangnya nyeri epigastrium.
R/ Kafein, rokok, alcohol merangsang iritasi lambung.
2) Jelaskan pada klien
untuk minum obat
sesuai resep.
R/ obat yang dikonsumsi tidak sesuai resep akan mengakibatkan
resitensi dan relaps.
3) Jelaskan tanda-tanda kekambuhan dan minta klien untuk segera
periksa ke dokter rumah sakit.
R/ mencegah kondisi yang lebih buruk.
4) Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai perubahan gaya
hidup.
R/ rokok dan alcohol menyebabkan iritasi pada mukosa
lambung.
5) Rujuk ke pusat konseling/ support group
R/ kebiasaan merupakan hal yang sulit diubah. Adanya support
group atau konseling akan mempertahankan perubahan yang sudah
dimulai.

e) PK: Syok haemoragic/ hipovolemik berhubungan dengan


perdarahan.
Tujuan : pasien tidak mengalami syok setelah dilskukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam dengan criteria hasil :
- pasien tidak mengalami syok
- kebutuhan oksigen tercukupi
Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda vital
R/ penurunan pada tanda-tanda vital menunjukkan tingkat
keparahan syok.
2) Pertahankan jalur intravena
R/ jalur rehidrasi/ tranfusi
3) Pasang stomach tube
R/ drainase pada perdarahan lambung
4) Lab: Hb, hematrokit
5) Persiapkan untuk endoscopy/ pembedahan
20

Anda mungkin juga menyukai