Anda di halaman 1dari 122

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K


DENGAN PERSALINAN SEKSIO CESARIA
DI PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU II
JAKARTA TIMUR
TAHUN 2017

Disusun oleh:
DEVITA MAULINA
NIM. P3.73.24.2.15.051

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
TAHUN 2017
LAPORAN STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA
DI PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU II
JAKARTA TIMUR
TAHUN 2017

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah


Praktik Klinik Kebidanan II

Disusun Oleh:
DEVITA MAULINA
NIM. P3.73.24.2.15.051

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
TAHUN 2017
GAMBARAN KASUS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

Nama Penulis : Devita Maulina


NIM : P3.73.24.2.15.051
Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K
DENGAN PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI
PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU II
JAKARTA TIMUR TAHUN 2017
Jumlah BAB & halaman : V + 73 + Lampiran

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan komprehensif.
Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, melahirnkan, nifas dan bayi. Kasus diambil di
Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur
dari tanggal 09 Oktober 2017 s.d. 18 November 2017.
Ny. K G3P2A0 umur 37 tahun. Pada tanggal 23 September 2017 Ny. K dirujuk ke
RSUD Budhi Asih karena faktor usia. Pada tanggal 15 November 2017 usia
kehamilan Ny. K40 minggu. Rencana persalinan dengan tindakan induksi atas
indikasi tidak ada kontraksi, namun saat dilakukan pemeriksaan CTG
ditemukannya deselerasi denyut jantung janin sehingga dokter memutuskan
tindakan Seksio Cesaria (SC) Cito. Tanggal 15 November 2017 pukul 17.30 WIB
Ny K selesai operasi kemudian dipindahkan ke ruang perawatan, hasil
pemeriksaan post SC 2 jam keadaan Ny. K dalam batas normal. Bayi lahir pukul
15.20 WIB, BB: 3243gram, PB: 48cm, tidak ada cacat.
Tanggal 15 November 2017 jam 22.00 WIB Ny. K post SC 6 jam keadaan ibu
dalam batas normal. Pada tanggal 21 November 2017 jam 13.30 WIB dilakukan
kunjungan rumah I pada nifas 6 hari, hasil pemeriksaan keadaan Ny K dalam
batas normal, bayi Ny K umur 6 hari keadaan umum baik ditemukan icterus pada
mata dan penurunan berat badan 53 gram dari berat lahir. Tanggal 27 November
2017 jam 15.45 WIB dilakukan kunjungan rumah II pada nifas 12 hari, hasil
pemeriksaan keadaan Ny K sehat, tanda-tanda vital dalam batas normal, bayi Ny
K umur 6 hari keadaan umum baik dan mengalami kenaikan berat 110gram dari
berat badan saat usia 6 hari. Tanggal 25 Desember 2017 jam 14.00 WIB dilakukan
kunjungan rumah III pada nifas 40 hari, hasil pemeriksaan keadaan Ny K sehat,
tanda-tanda vital dalam batas normal. Bayi Ny K usia 40 hari dalam keadaan baik
dan berat bayi naik menjadi 5000gr, Panjang badan 50cm.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini tanpa suatu halangan
apapun. Laporan yang berjudul “LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN PERSALINAN
SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU II
JAKARTA TIMUR TAHUN 2017”.
Laporan ini merupakan laporan studi kasus yang diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan II di Puskesmas
Kelurahan Pondok Bambu II Jakarta Timur pada tanggal 09 Oktober 2017 s.d. 04
Desember 2017.
Dalam menyelesaikan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapatkan
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Ns. Karningsih,Am.Keb., S.Kep.,M.K.M selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III;
2. Ns.Herlyssa, S.Kep, SST, MKM, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III;
3. drg. Ani Widiastuti selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II;
4. Mardeyanti SSiT, M.Kes. selaku dosen pembimbing mahasiswa DIII
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III;
5. Bd. Ani Anggraeny selaku pembimbing lahan praktik di Ruang Persalinan dan
seluruh staff di Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II;
6. Ny. Kartini dan keluarga selaku pasien komprehensif;
7. Orang tua tercinta Dwi Haryanto dan Siti Badriyah yang telah memberikan
dukungan serta ketulusan doa;
8. Rekan-rekan pejuang wisuda 2018 selaku mahasiswi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III angkatan ke-18.

ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan studi kasus ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan penulis sebagai penyempurnaan laporan studi kasus
ini. Semoga loparan studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya.

Bekasi, 01 Desember 2017

DEVITA MAULINA

iii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI


LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 3
1. Tujuan umum ...................................................................................... 3
2. Tujuan khusus ..................................................................................... 3
C. Waktu dan tempat pengambilan kasus ...................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Kehamilan Trimester III ............................................................................ 5
B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir usia 1 jam ............................................... 17
C. Nifas. ......................................................................................................... 27

BAB III TINJAUAN KASUS


A. SOAP Kehamilan ...................................................................................... 39
B. SOAP Persalinan ....................................................................................... 50
C. SOAP Bayi Baru Lahir ............................................................................. 53
D. SOAP Nifas ............................................................................................... 60

iv
BAB IV PEMBAHASAN
A. Antenatal Care........................................................................................... 65
B. Persalinan .................................................................................................. 68
C. Bayi Baru Lahir ......................................................................................... 69
D. Nifas .......................................................................................................... 70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 71
B. Saran .......................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... vii


DAFTAR LAMPIRAN................... .................................................................... ix

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Menu Makan Sehari Ibu Hamil ............................................... 10

Tabel 2. Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan ............................. 13

Tabel 3. Interval Pemberian Imunisasi TT ......................................................... 14

Tabel 4. Batas kadar Haemoglobin .................................................................... 15

Tabel 5. Indikasi Medis Seksio Sesaria ............................................................. 19

Tabel 6. Derajat Ikterus pada Neonatus Menurut Kramer ................................. 24

vi
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta :


EGC

Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo. 2003.

JNPK-KR, Depkes RI. 2012. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC

Mufdlillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha


Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, S., 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono
Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika

Aliyah dalam Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PERSALINAN CAESAREAN


SECTION DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL Tahun 2017

TIM Pengajar Mata Kuliah Kegawatdaruratan. Pedoman Praktik


Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Jakarta III. Tahun Ajaran 2015-2016

vii
Profil Kesehatan Indonesia diakses melalui:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf (diakses pada 10-10-2017 pukul:
19.30 WIB)

http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Laptah%20TA%202016%20Dit%20K
esga.pdf (diakses pada 10-10-2017 pukul: 19.40 WIB)

Profil Kesehatan Jakarta Timur diakses melalui:


http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2012/
3172_DKI_Jakarta_Timur_2012.pdf (diakses pada 15-10-2017 pukul: 13.40
WIB)

http://eprints.undip.ac.id/43162/2/15._BAB_II.pdf (diakses tgl 16-11-2017 pkl


16.00 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37771/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 16-11-2017 pkl 19.20 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19116/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 13-11-2017 pkl 19.30 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41532/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 15-11-2017 pukul 19.35 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37949/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 18-11-2017 pukul 19.40 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27230/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (diakses pada 16-11-2017 pukul: 19.45 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27206/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada 18-11-2017 pukul 20.00 WIB)

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31329156/Sentuhan_dalam_
Persalinan.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=15
12303140&Signature=tfRtbzD7KN%2Bcreq2FQsAgIre%2BUY%3D&response-
content-disposition=inline%3B%20filename%3DSentuhan_dalam_Persalinan.pdf
(diakses pada 19-11-2017 pukul 18.45WIB)

http://digitalcommons.liberty.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1480&context=hon
ors (diakses pada 19-11-2017 pukul 19.00WIB)

nad.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/MAL.pdf. (diakses pada 21-11-2017


pukul 05.00WIB)

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. LEMBAR KONSULTASI

2. LEMBAR INFORMED CONSENT

3. LEMBAR KETERANGAN ASUHAN KOMPREHENSIF

4. FOTOKOPI SURAT KETERANGAN LAHIR

5. LEMBAR CAP KAKI BAYI

6. FOTOKOPI BUKU KIA

7. DOKUMENTASI

ix
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

x
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xi
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xii
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xiii
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xiv
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah
penduduk sebesar 252.124.458 jiwa berdasarkan sensus kependudukan
2014, jumlah tersebut mengalami peningkatan yang relatif cepat dari tahun
2010 (Badan Pusat Statistik, 2014). Laju penduduk yang cepat
menimbulkan beberapa masalah seperti rendahnya taraf kesejahteraan
hidup. Salah satu fokus Indonesia yang berhubungan taraf kesejahteraan
hidup adalah kematian ibu dan bayi.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia 210 per 100.000 kelahiran hidup,
AKI di negara berkembang 230 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI di
negara maju 16 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Asia Timur 33 per
100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 190 per 100.000 kelahiran hidup,
Asia Tenggara 140 per 100.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 74 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami
penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar
390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup,
tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat kembali menjadi sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) dapat
dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada tahun 2012
menunjukan angka 32 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Pada tahun
2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan
penurunan yaitu AKI 305 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 23 per 1000
kelahiran hidup.

1
2

Pada tahun 2013 tercatat terjadi kematian ibu (AKI) di Jakarta


Timur sebanyak 50 per 100.000 kelahiran. Angka ini sudah jauh
melampau target MDGs untuk capaian 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup ataupun target rencana pembangunan jangka panjang
(RPJP). Sedangkan angka kematian bayi Jakarta Timur berdasarkan
Laporan Tahunan PWS KIA Seksi Kesmas Sudin Kesehatan Jakarta
Timur tercatat 5 per 1000 kelahiran hidup.
Target global SDGs (Sustainable Development Goals) mengenai
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) pada tahun
2030 mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000
kelahiran hidup, dan pada 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang
dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka
Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan
Angka Kematian Balita 25 per 1.000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 2015).
Penyebab terbesar kematian ibu masih tetap sama yaitu perdarahan,
sedangkan partus lama merupakan kematian ibu terendah. Sementara itu
penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam menyebabkan
kematian ibu. Yang dimaksud penyebab lain-lain adalah penyebab
kematian ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker,
jantung, ginjal, tuberculosis atau penyakit lain yang diderita ibu (Info
DATIN Kemenkes RI, 2014). Sedangkan penyebab kematian bayi baru
lahir yang utama disebabkan oleh asfiksia (27%) (SKRT, 2007) dan yang
merupakan penyebab kedua kematian bayi baru lahir setelah BBLR
(Departemen Kesehatan RI, 2008).
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui
: 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan
menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan
yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
persalinan dan kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan
neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat
3

dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan.


(Kementerian Kesehatan RI 2014).
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, salah satu upayanya dengan memberikan asuhan
kebidanan komprehensif. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif dimulai masa hamil hingga
berakhirnya masa nifas. Dengan demikian, asuhan komprehensif
merupakan asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan yang menyeluruh
meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir untuk
mencegah kematian ibu dan bayi sehingga menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Berdasarkan gambaran tersebut, penulis berusaha menerapkan
asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny. K G3P2A0 di Puskesmas
Kelurahan Pondok Bambu II, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur
selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir agar dapat
tercapai kesejahteraan kesehatan ibu dan bayi yang optimal.

B. Tujuan
Meliputi
1. Tujuan Umum
Dilaksanakannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada
Ny. K G3P2A0 di Puskesmas Keluranan Pondok Bambu II, Kec.
Duren Sawit, Jakarta Timur tahun 2017.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara
lengkap pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, dan
nifas;
b. Dapat menganalisa masalah dan diagnosa kebidanan pada ibu
hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
c. Dapat menegakkan diagnosa potensial pada ibu hamil trimester III,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
4

d. Dapat melakukan tindak segera pada ibu hamil trimester III,


bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
e. Dapat merencanakan tindakan asuhan pada ibu hamil trimester III,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
f. Dapat melaksanakan rencanakan tindakan asuhan pada ibu hamil
trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
g. Dapat melaksanakan evaluasi pada ibu hamil trimester III, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas;
h. Dapat melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP pada
ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

C. Waktu dan tempat pengambilan kasus


Pengambilan kasus komprehensif dilakukan di ruang RB
Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II, Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur
dengan menerapkan asuhan kebidanan yang dimulai tanggal:
1. 09 Oktober 2017 : Pemeriksaan kehamilan pertama;
2. 18 Oktober 2017 : Pemeriksaan kehamilan kedua;
3. 24 Oktober 2017 : Pemeriksaan kehamilan ketiga;
4. 28 Oktober 2017 : Pemeriksaan kehamilan keempat
5. 14 November 2017 : Pemeriksaan kehamilan kelima;
6. 15 November 2017 : Pertolongan persalinan;
7. 15 November 2017 : Kunjungan pertama, nifas 6 jam;
8. 21 November 2017 : Kunjungan rumah kedua, nifas 6 hari;
9. 27 November 2017 : Kunjungan rumah ketiga, nifas 12 hari;
10. 25 Desember 2017 : Kunjungan rumah keempat, nifas 40 hari.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan Trimester III


1. Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono Prawirohardjo,
2011). Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian:
a. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c. Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
(Sarwono, 2006).

2. Faktor Resiko Kehamilan


Faktor resiko kehamilan yang dapat mengakibatkan kesakitan
bahkan kematian ibu dan anak menurut BKKBN (2007) ada “4 Terlalu”
yaitu (1)Terlalu muda (usia ˂20 tahun); (2) Terlalu tua ( usia ˃35 tahun);
(3) Terlalu dekat ( jarak anak sebelumnya ˂2 tahun); dan (4) Terlalu
banyak (jumlah anak ˃3).

3. Adaptasi Perubahan Fisik Ibu Hamil Trimester III


Perubahan fisik pada ibu hamil menurut Kurnia (2009) adalah :
1) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat janin dalam kandungan yang mempengaruhi
postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
2) Konstipasi
Konstipasi terjadi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus
selain perubahan hormon progesteron.

5
6

3) Pernafasan
Karena tekanan uterus yang membesar yang berada di bawah
diafragma, dan perubahan hormonal mempengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu ibu hamil merasa susah
bernapas.
4) Sering buang air kecil
Pembesaran uterus ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandung kencing ibu hamil.
5) Varises
Peningkatan volume dan aliran darah selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol,
dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan,
kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan
memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
6) Kontraksi perut (Braxton-Hicks)
Kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
7) Bengkak (Edema)
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak yang disebabkan
oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
8) Kram pada kaki
Hal ini karena sirkulasi darah menurun atau karena kekurangan
kalsium.

4. Adaptasi psikologis pada ibu hamil trimester III


Menurut Widyastuti (2009) pada trimester III ibu akan merasakan
perubahan psikologis yaitu rasa tidak nyaman kembali timbul, ibu tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya, ibu khawatir bayinya akan lahir dengan kondisi
yang tidak normal, ibu merasa kehilangan perhatian dan semakin
membutuhkan perhatian, ibu menjadi tidak sabaran dan resah, ibu sering
7

berkhayal tentang bayinya, ibu aktif mempersiapkan kelahiran bayinya,


libido atau keingingan untuk melakukan hubungan seks menurun.

5. Gizi pada Ibu Hamil


a. Definisi
Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang
takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan
mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan
tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil
sangat menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya
kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan
baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,
vitamin, dan mineral (Kusmiyati, 2009).
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi
kesehatan ibu. Kusmiyati (2009) mengungkapkan dasar pengaturan gizi
ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu
sebagai berikut :
1) Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori.
Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalami
peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada 20 minggu
terakhir.
2) Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal,
peningkatan HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai
perubahan seperti mual muntah, motilitas lambung sehingga
penyerapan makanan lebih lama, peningkatan absorbsi nutrien, dan
motilitas usus sehingga timbul masalah obstipasi.
3) Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi
pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada
bulan-bulan terakhir kehamilan.
4) Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah
erytrosit 20-30% sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan
konsentrasi hemoglobin.
8

b. Faktor Meningatkan Gizi Ibu Hamil


Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan
kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah buruknya status gizi ibu, usia ibu
yang masih sangat muda, kehamilan kembar, jarak kehamilan yang rapat,
tingkat aktivitas fisik yang tinggi, penyakit-penyakit tertentu yang
menyebabkan malabsorbsi, konsumsi rokok dan alcohol, konsumsi obat
legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal (narkoba). (Aritonang,
2010)

c. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


1) Karbohidrat atau energi
Kebutuhan energy pada ibu hamil direkomendasikan penambahan
kalori 285 atau 300 kalori pada trimester II dan III. Dampak
kekurangan energy adalah pertumbuhan janin terhambat dan lebih
parah dapat mengakibatkan kematian.
2) Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, uterus, jaringan
payudara, hormone, serta persiapan laktasi.
3) Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga yang vital untuk pertumbuhan
jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam
aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III untuk menyusui
setelah bayi lahir.
4) Vitamin
a) Asam folat. Ibu dianjurkan konsumsi sebanyak 300-400 mcg/hari
dapat diperoleh dari hati, kacang-kacangan, asparagus, bayam,
dan padi-padian.
b) Vitamin B6. Penting untuk pembuatan asam amino dalam tubuh.
Vitamin B6 juga diberikan untuk mengurangi keluhan mual pada
ibu hamil
9

c) Vitamin C. Defesiensi vitamin C dapat mengakibatkan keracunan


kehamilan dan juga ketuban pecah dini. Kebutuhannya 10
mg/hari.
d) Vitamin D. Membantu penyerapan kalsium dan fosfor,
sumbernya adalah kuning telur, susu, dan juga dari sinar
matahari.
e) Vitamin E. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 2 mg/hari.
Defesiensi vitamin E dapat menyebabkan keguguran.
f) Vitamin A. Kebutuhan pada ibu hamil adalah 200 RE (retinol
ektivalen)/hari.
g) Vitamin K. Defisiensi vit. K mengakibatkan gangguan
perdarahan pada bayi.

5) Mineral
a) Kalsium dianjurkan sebanyak 900-1.200 mg/hari. Bila kebutuhan
akan kalsium tidak terpenuhi janin akan mengambil cadangan
kalsium dari tulang Ibu, akibatnya rangka tulang akan cepat
rapuh karena terjadi demineralisasi dan Ibu akan mengalami
keropos tulang dini. Sedangkan dampak kekurangan kalsium
secara langsung tidak ada. (Utami S. R, 2007)
b) Fosfor berfungsi pembentukan rangka, gigi janin serta dan
metabolism kalsium ibu. Defisiensi mengakibatkan kram pada
tungkai.
c) Zat besi. Kerlebihan zat besi mengakibatkan konstipasi dan
nausea.
d) Seng dibutuhkan oleh ibu hamil 20 mg/hari
e) Yodium dibutuhkan 25 mcg/hari. Kekurangan akan terjadi
kretinisme dan PJT
f) Natrium dibutuhkan 3,3 gram per minggu. Hal ini untuk
mencegah edema.
10

Tabel 1. Contoh Menu Makan Sehari Ibu Hamil

Bahan Porsi
Jenis zat gizi
makanan hidangan
Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 g) dengan ikan/daging 1
Sayuran 3 mangkuk potong (40 g), tempe 2 potong (50 g), sayur 1 mangkok
Buah 4 potong dan buah 1 potong sedang.
Tempe 3 potong Selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Daging 3 potong Makan siang: nasi 3 porsi (300 g) dengan bauk, sayur
Susu 2 gelas dan buah yang sama dengan makan pagi.
Minyak 5 sendok the Selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 g) dengan lauk, sayur
2 sendok
Gula dan buah yang sama dengan makan pagi dan siang.
Makan
Selingan : susu 1 gelas
Sumber :Bardosono, Saptawati dari Departemen Ilmu Gizi FKUI

6. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester III


Menurut Kusmiyati (2009), tanda-tanda bahaya yang perlu
diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut diantaranya perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, nyeri abdomen yang hebat, bengkak
pada muka dan tangan, pergerakan bayi berkurang (minimal 3 kali dalam
periode 3 jam), keluar cairan pervaginam.

7. Pelayanan ANC (Antenatal Care)


a. Definisi
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Ada
pun 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu
membangun rasa saling percaya antara klien dengan petugas
kesehatan, mengupayakan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya, memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya, mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko
11

tinggi, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan untuk


menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi, menghindarkan
gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan
keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya (Prawirohardjo,
2014).
Frekuensi dari pemeriksaan antenatal dalam buku asuhan
kebidanan pada kehamilan (Saryono, 2010) yaitu sebagai berikut :
1) Satu kali pada trimester I (sebelum usia kehamilan 16 minggu);
2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 16-28 minggu);
3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-36 & >36 minggu).

b. Standar Minimal Pelayanan Antenatalcare (ANC)


Dalam pelayanan ANC, ada 10 standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut
(Depkes RI, 2009) :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


Mendeteksi faktor resiko dari tinggi badan ibu jika < 145 cm.
Kenaikan berat badan ibu normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16
kg (Saryono, 2010). Menurut buku asuhan kebidanan kehamilan
(Saryono, 2010) yaitu mengatakan kenaikan berat badan selama
hamil 9- 13,5 kg yaitu pada trimester 1 kenaikan berat badan
minimal 0,7 –1,4 kg, pada trimester 2 kenaikan berat badan 4,1 kg
dan pada trimester 3 kenaikan berat badan 9,5 kg.

2) Pemeriksaan tekanan darah


Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui
standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan
preeklampsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah
12

anemia. Tekanan darah normal berkisar systole / diastole : 110/80


sampai 120/80 mmHg.

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)


Menurut Depkes RI (2002) KEK adalah keadaan dimana ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun/kronis dan
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu, ambang batas
LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5cm.

4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)


Menurut (Mufdlilah, 2009) pengukuran TFU dilakukan secara rutin
dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin.
Indikator pertumbuhan berat janin intra uterine, tinggi fundus uteri
dapat juga mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa
(kehamilan mola/kehamilan anggur), janin ganda atau hidramnion
dimana ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal.
Dari pengukuran tinggi fundus uteridapat menghitung tafsiran berat
janin dengan menggunakan rumus Johnson-Tausack = (Md-N) x 155.
Dengan Md adalah jarak simfisis ke fundus uteri dan N = 12 (apabila
janin belum masuk PAP) dan 11 (apabila janin sudah masuk PAP
(Mochtar, R, 2012).

Tinggi Fundus Uterus (TFU) juga dapat menghitung usia kehamilan


yaitu dengan:
a) Rumus Bartholomew. Antara simpisis pubis-pusat dibagi menjadi 4
bagian yang sama, maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1
bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan.
Antara pusat-prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap
bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. TFU pada umur kehamilan
40 minggu kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu.
b) Rumus Mc Donald. Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus
dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam bulan
13

obstetrik dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur


kehamilan dalam minggu.
c) Mempergunakan tinggi fundus uteri. Perkiraan tinggi fundus uteri
dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkan dengan
patokan.

Table 2. Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri Tinggi Fundus


Hasil Leopold Uteri (cm)
12 minggu 3 di atas simpisis -
16 minggu Pertengahan pusat syimpisis -
20 minggu 3 jari dibawah pusat -
24 minggu Setinggi pusat 24 – 25
28 minggu 3 jari di atas pusat 26,7
30 minggu - 28,5 – 30
32 minggu Antara pusat dan prosesus 29,5 – 30
xiphoideus (PX)
34 minggu - 31
36 minggu 3 jari dibawah px 32
38 minggu - 33
40 minggu Pertengahan pusat dan PX 33,7
Sumber : Tinggi Fundus Uteri Menurut Spiegelberg (Kamus Kebidanan, 2007)

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
setiap kali kunjunganANC berikutnya. Pemeriksaan ini untuk mengetahui
letak janin, jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,atau
kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau ada masalah lain.
14

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya


setiap kali kunjungan ANC. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau
DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gangguan janin.
Kesejahteraan janin juga dapat dihitung melalui gerakan janin
dengan metoda Cardiff yaitu pemantauan dilakukan mulai jam 9 pagi,
tidur miring ke kiri atau duduk, dan menghitung berapa waktu yang
diperlukan untuk mencapai 10 gerakan janin, apabila hingga jam 9 malam
tidak tercapai 10 gerakan, maka pasien harus segera ke dokter atau bidan
untuk penanganan lebih lanjut.

6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid


(TT) bila diperlukan. Untuk mencegah terjadinya tetanusneonatorum, ibu
hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada kunjungan pertama, ibu hamil
diskrining status T-nya kemudian disesuaikan dengan status imunisasi TT
ibu saat ini. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi.

Tabel 3. Interval Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama Perlindungan Perlindungan


Pada kunjungan ANC
TT1 - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun atau seumur hidup 99%

Sumber: Saifuddin (2010)

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan


Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi
kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan
kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Zat besi ini
15

penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi


selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan
janin yang adekuat.
Menurut (Vivian, 2010) tablet Pemberian suplemen mikronutrien adalah
tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500
ug sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama
90 tablet (3 bulan). Ibu dianjurkan agar tidak meminumnya bersama susu,
teh/kopi agar tidak mengganggu penyerapan tablet zat besi dan
menyarankan minum tablet zat besi menggunakan air putih atau air jeruk.

8) Test laboratorium (rutin dan khusus)


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah untuk mempersiapkan calon pendonor
darah bila diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan
sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya

Tabel 4. Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl)


Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
Sumber : WHO dalam arisman 2002
16

c) Pemeriksaan Protein dalam Urin


Dilakukan pada trimester kedua dan ketiga pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinuria yang menjadi indikator terjadinya
pre-eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan Reduksi dalam Urin
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat glukosa dalam
urine yang merupakan tanda komplikasi penyakit diabetes mellitus.
e) Pemeriksaan HIV
Bertujuan mendeteksi adanya antibodi HIV dalam sampel darah.
f) Pemeriksaan HbsAg
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin
pemeriksaan HBsAg untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis B.

9) Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standard dan kewenangan bidan. Kasus-kasus yang
tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Menurut
(Wiknjosastro, 2007) Apabila ada masalah maka bidan akan melakukan
rujukan sesuai fasilitas rujukan atau fasilitas yang memilliki sarana lebih
lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi dalam
kandungan.

10) Temu wicara dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
Memberikan edukasi dan meminta kerjasama yang baik dari suami atau
keluarga ibu untuk mendapatkan layanan terbaik dan bermanfaat bagi
kesehatan ibu dan bayinya, termasuk kemungkinan perlunya upaya rujukan.
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam rencana
rujukan yaitu sebagai berikut:
a. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir?
b. Tempat rujukan yang disukai ibu dan keluarga?
17

c. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan


mengendarainya?
d. Orang yang ditunjuk menjadi donor darah?
e. Uang yang disisikan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan
dan bahan-bahan?
f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat
ibu tidak dirumah?

Asuhan sayang ibu dalam mempersiapkan rujukan atau untuk


melakukan rujukan meliputi BAKSOKU yaitu :
 B: (Bidan) Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh
penolong persalinan yang kompeten dan untuk menatalaksana gawat
darurat obstetric dan bayi baru lahir dibawa kefasilitas rujukan
 A: (Alat) Bahwa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan masa
nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, alat resusitasi)
bersama ibu ketempat rujukan.
 K: (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakir ibu
dan bayi dan mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk.
 S: (Surat) Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dan bayi, cantumkan alasan rujukan dan
uraian hasil rujukan.Sertakan juga partograf yang dipakai untuk
membuat keputusan klinik.
 O: (Obat) Bawa obat-obat esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas
rujukan. Obat-obat tersebut mungkin akan diperlukan selama
diperjalanan.
 K: (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman.
 U: (Uang) Ingat pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan.
18

B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir (BBL) usia 1 jam


1. Persalinan
a. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau
dengan kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2010).
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Yanti (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
ada 5, yairu faktor power (Kekuatan ibu mendorong janin), faktor
passanger sikap (habitus) letak (situs) dan posisi, faktor passage (jalan
lahir), faktor psikis Ibu, rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri
semakin inten, demikian pula sebaliknya dan faktor penolong
persalinan

c. Gawat Janin dalam Persalinan


Gawat janin adalah denyut jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per
menit atau lebih dari 180 per menit (Nugroho, 2012). Gawat janin
terjadi bila janin tidak menerima O2 yang cukup, sehingga akan
mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi (kronik) dalam jangka
waktu yang lama atau akut.
Kecemasan ibu dapat meningkatnya sekresi hormone adrenalin.
Salah satu efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah sehingga
suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah juga
menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat
memanjangnya proses persalinan (Nugroho, 2012)

d. Seksio Sesaria
Seksio sesarea adalah suatu pembedahan untuk melahirkan janin
melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus ibu (Oxorn dan Forte,
2010). Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), seksio sesarea dibagi
menjadi:
19

1) Seksio sesarea elektif. Seksio sesarea telah direncanakan jauh hari


sebelum jadwal melahirkan dengan mempertimbangkan keselamatan
ibu maupun janin.
2) Seksio sesarea darurat. Seksio sesarea darurat dilakukan ketika proses
persal
3) inan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena ada masalah
pada ibu maupun janin.

Indikasi seksio sesarea terbagi dua, yaitu:


1) Indikasi Medis Indikasi medis seksio sesarea didasarkan pada tiga
faktor, yaitu faktor ibu, uteroplasenta, dan faktor janin (Lihat tabel. 5)
2) Indikasi Nonmedis Menurut Maryunani (2014), indikasi nonmedis
seksio sesarea adalah permintaan pasien (walaupun tidak ada masalah
atau kesulitan dalam persalinan normal).

Tabel 5. Indikasi Medis Seksio Sesarea

FAKTOR INDIKASI MEDIS SEKSIO SESAREA


Absolut Relatif
Ibu  Induksi persalinan yang  Seksio sesarea elektif
gagal  Penyakit ibu (preeklampsia
 Proses persalinan tidak berat, penyakit jantung, diabetes,
maju (distosia persalinan) kanker serviks)
 Disproporsi sefalopelvik
Uteroplas  Bedah uterus sebelumnya  Riwayat bedah uterus
enta (sesarea klasik) sebelumnya (miomektomi
 Riwayat ruptur uterus dengan ketebalan penuh)
 Obstruksi jalan lahir  Presentasi funik (tali pusat) pada
(fibroid) saat persalinan
 Plasenta previa, abruptio
plasenta berukuran besar
Janin  Gawat janin/hasil  Malpresentasi janin (posisi
pemeriksaan janin yang melintang)
tidak meyakinkan  Malpresentasi janin (sungsang),
 Prolaps tali pusat presentasi alis, presentasi
gabungan)
 Makrosomia
 Kelainan janin (hidrosefalus)
Sumber : Norwitz dan Schorge, 2007
20

e. Prosedur Tindakan Sectio Caesarea


1) Izin Keluarga. Pihak rumah sakit memberikan surat yang harus ditanda
tangani oleh keluarga, yang isinya izin pelaksanaan operasi.
2) Pembiusan. Pembiusan dilkakukan dengan bius epidural atau spinal.
Dengan cara ini ibu akan tetap sadar tetapi ibu tidak dapat melihat
proses operasi karena terhalang tirai.
3) Disterilkan. Bagian perut yang akan dibedah, disterilkan sehingga
diharapkan tidak ada bakteri yang masuk selama operasi.
4) Pemasangan Alat Alat-alat pendukung seperti infus dan kateter
dipasangkan.macam peralatan yang dipasang disesuaikan dengan
kondisi ibu.
5) Pembedahan. Setelah semua siap, dokter akan melakukan sayatan demi
sayatan sampai mencapai rahim dan kemudian selaput ketuban
dipecahkan. Selanjutnya dokter akan mengangkat bayi berdasarkan
letaknya.
6) Mengambil Plasenta. Setelah bayi lahir, selanjutnya dokter akan
mengambil plasenta.
7) Menjahit. Langkah terakhir adalah menjahit sayatan selapis demi
selapis sehingga tetutup semua. (Juditha, dkk, 2009)

f. Evidence Based
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh p-
value sebesar 0,041 atau 𝛼 < 0,05 dengan tingkat kemaknaan > 95%.
Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara persalinan
Caesarean Section dengan kejadian Ikterus pada Neonatus di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul.
Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara persalinan
Caesarean Section dengan kejadian Ikterus pada Neonatus di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul dibuktikan dengan uji Chi Square dengan hasil p-
value 0,041, yaitu nilai p-value lebih kecil dari nilai 𝛼 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 < 0,05.
Melalui penelitian ini dapat disarankan kepada Pihak RS khususnya tenaga
kesehatan harus berperan aktif dalam memberikan KIE terkait pemilihan
21

metode persalinan yang tepat dan sesuai kebutuhan pasien, dapat


menyarankan ibu-ibu post caesarean section menyusui dengan posisi yang
tepat yaitu posisi lying down, memotivasi untuk melakukan mobilisasi
aktif sejak dini. (Aliyah, 2017 dalam HUBUNGAN PERSALINAN
CAESAREAN SECTION DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA
NEONATUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)

2. Bayi Baru Lahir Usia 1 Jam


a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan
usia 37–42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram (Rukiyah,
2013). Tanda-tanda bayi lahir sehat yaitu berat badan bayi 2500-4000
gram, umur kehamilan 37 – 40 mg, bayi segera menangis, bergerak aktif,
kulit kemerahan, mengisap ASI dengan baik dan tidak ada cacat bawaan.

b. Asuhan Bayi Segera Setelah Lahir


Menurut JNPK-KR (2012) asuhan yang diberikan kepada bayi
segera setalah lahir adalah asuhan yang segera, aman, dan bersih.
Komponen asuhan yang diberikan adalah :
1) Pencegahan Infeksi
Upaya pencegahan infeksi yang dilakukan adalah cuci tangan sebelum
dan sesudah bersentuhan dengan bayi, pakai sarung tangan bayi saat
menangani bayi, pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan
telah di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau sterilisasi, pastikan
semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi
sudah dalam keadaan bersih.
2) Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan (a)
Apakah bayi cukup bulan?; (b) Apakah air ketuban jernih, tidak
bercampur mekonium?; (c) Apakah bayi menangis atau bernafas?; (d)
Apakah tonus otot bayi baik?. Jika ada salah satu pertanyaan dengan
jawaban tidak, maka lakukan langkah resusitasi.
22

3) Pencegahan kehilangan panas


Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada BBL belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami
hipotermia. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
4) Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat
a) Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke – 2
dengan jarak 2 cm dari klem.
b) Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan
tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali
pusat di antara 2 klem.
c) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.
Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem
pada tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%.
d) Menurut Saleha (2009), tali pusat akan puput sekitar 5-7 hari
setelah lahir.
5) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Langkah Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama paling sedikit satu jam.
b) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan
inisiasi menyusu dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk
menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
c) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada
bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan.
d) ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.
23

6) Pencegahan Infeksi Mata


Menurut Saifuddin (2009) pemberian obat mata di anjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual)
dan di berikan 1 jam setelah persalinan.
7) Pencegahan Perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi
intramuskular setelah satu jam kelahiran. Dosis pemberian vitamin K
untuk neo-K sediaan ampul 10mg dosisnya yaitu 1mg atau 0,1cc
sedangkan sediaan ampul phytomenadione 2mg dosisnya yaitu 1mg
atau 0,5cc.
8) Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis
B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru
berumur 2 jam.
9) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan BBL dilakukan pada:
a) Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
b) Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 6 jam –
48 jam, 1 kali pada umur 4 – 28 hari dan 1 kali pada umur 29 – 42
hari.

c. Asuhan Neonatus Umur 24 Jam Sampai Dengan Bayi 6 Minggu


1) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. Saleha (2009),
bahwa biasanya tali pusat akan puput sekitar 5-7 hari setelah lahir.
2) Menjaga kebersihan bayi.
3) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,
ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI.
4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24
jam.Menurut Depkes (2007) pada pernyataan ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
berumur nol sampai enam bulan.
24

5) Menjaga keamanan bayi.


6) Menjaga suhu tubuh bayi.
7) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakan buku KIA.
8) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
9) Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG.
10) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan (Saifuddin, 2010).

d. Ikterus
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa
yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis
icterus Nampak apabila kadar bilirubin ≥5 mg%.
Bayi sering mengalami icterus pada minggu pertama kehidupan
terutama bayi kurang bulan, dapat terjadi secara fisiologis maupun
patologis, kemungkinan icterus sebagai gejala awal penyakit utama yang
berat pada neonates, icterus perlu ditngani secara seksama karena bilirubin
akan masuk ke dalam sel syaraf dan ,erusak sehingga otak terganggu dan
mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup atau bahkan kematian
(ensepalopati biliaris).

Tabel 6. Derajat Ikterus pada Neonatus Menurut Kramer

Drajat Daerah Ikterus Perkiraan kadar


Ikterus bilirubin (mg%)
I Daerah kepala dan leher 5,0
II Sampai badan atas 9,0
III Sampai badan bawah hingga tungkai 11,4
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut 12,4
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki 16,0
Sumber: Pedoman Praktik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III TA 2015-2016.
25

Manajemen penanganan bayi icterus menurut Pedoman Praktik


Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Jakarta III TA 2015-2016 yaitu sebagai berikut:
1) Icterus fisiologis tidak perlu penanganan khusus dan dapat rawat
jalan dengan nasehat untuk kembali jika icterus berlangsung lebih
dari 2 minggu.
2) Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini
dan ASI ekslusif lebih sering minimal 2 jam sekali.
3) Jika bayi tidak dapat menyusu ASI dapat diberikan melalui pipa
nasogastric atau dengan sendok dan gelas.
4) Letakab bayi di tempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi
selama 30 menit selama 3-4 hari, jaga bayi agar tetap hangat.
5) Kelola faktr resiko (asfiksia dan infeksi) karena akan menimbulkan
ensefalopati biliaris
6) Setiap icterus yang timbul sebelum 24 jam pasca kelahiran adalah
patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut,
minimal pemeriksaan kadar bilirubin total, dan pemeriksaan kearah
adanya penyakit hemolysis.
7) Pada bayi dengan icterus kremer III atau lebih perlu di rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap setelah keadaan bayi stabil.

e. Tumbuh Kembang Neonatus


Tumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
salah satu diantaranya adalah nutrisi. Bayi cukup bulan biasanya akan
memiliki berat badan dua kali berat badan lahir pada usia 4 sampai 5 bulan
dan tiga kali lipat pada usia 1 tahun. Kebanyakan bayi baru lahir akan
kehilangan 5% sampai 10% berat badannya selama beberapa hari pertama
kehidupannya karena urine, tinja, dan cairan diekskresi melalui paru-paru
dan karena asupan bayi sedikit. Bayi cukup bulan akan memperoleh berat
badannya seperti semula dalam waktu 10 hari (Bobak,2005).
26

f. Evidence Based
Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi
sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh
WHO/ UNICEF untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung
inisiasi dan kelanjutan menyusui. Program ini mendorong rumah sakit dan
fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal perawatan untuk ibu
dan bayi.
Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/ Maternity berfokus pada
kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka
awal kehidupan yang baik. Rumah sakit sayang bayi mendorong dan
membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka
dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya.

3. Nifas
a. Definisi
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran
bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8
minggu setelah persalinan (Saleha, 2009). Secara garis besar terdapat tiga
proses penting di masa nifas, yaitu sebagai berikut:

1) Pengecilan Rahim atau Involusi


Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat
mengecil serta membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah
selnya. Pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram
dengan ukuran kurang lebih besar telur ayam. Setelah bayi lahir,
umumya berat rahim menjadi sekitar 1000 gram dan dapat diraba kira-
kira 2 jari dibawah pusat. Secara alamiah rahim akan kembali mengecil
perlahan-lahan ke ukuran semula.
27

2) Kekentalan Darah (Hemokosentrasi) kembali Normal


Selama hamil, darah ibu mengalami hemodelusi yang
menyebabkan darah relative lebih encer, karena cairan darah
bertambah tetapi sel darahnya tetap bahkan cenderung berkurang.
Setelah melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali ke seperti
semula. Darah kembali mengental, dimana kadar perbandingan sel
darah dan cairan darah kembali normal. Umumnya hal ini terjadi pada
hari ke-3 sampai ke-15 pascasalin.

3) Proses Laktasi atau Menyusui


Proses ini timbul setelah plasenta lahir karena plasenta
mengandung hormone penghambat prolactin yang menghambat
pengeluaran ASI. Setelah plasenta lepas hormone plasenta tidak
dihasilkan lagi sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari
setelah melahirkan.

b. Tahap Masa Nifas


Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Periode early postpartum atau nifas dini (24 jam-1 minggu). Pada
fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,
tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu
cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.

2) Periode late postpartum atau nifas lanjut (1 minggu- 6 minggu). Pada


periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
28

c. Adaptasi Perubahan Fisik Masa Nifas


1) Perubahan sistem reproduksi
Selama masa nifas alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsurangsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital ini dalam
keseluruhan disebut involusi.
Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih setinggi 7 cm
di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus
tidak dapat diraba lagi diatas simfisis. Postpartum 2 minggu
diameternya menjadi 3,5 cm dan pada postpartum 6 minggu telah
mencapai 2,4 cm.

2) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Pada 0-3 hari keluar cairan berwarna merah
atau disebut lochea rubra, pada hari ke 3 sampai ke 7 keluar cairan
berwarna merah kuning berisi darah dan lendir atau disebut lochea
sanguinolenta, pada hari ke 7 sampai ke 14 cairan yang keluar
berwarna kuning atau disebut lochea serosa, cairan ini tidak berdarah
lagi, setelah 2 minggu, lokea hanya merupakan cairan putih yang
disebut dengan lokia alba. Lochea mempunyai bau yang khas, tidak
seperti bau menstruasi.

3) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah trombosis, degenerasi,
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal
endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata,
sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi
plasenta (Saleha, 2009).
29

4) Serviks
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak
mengangah seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korvus dan servik berbentuk semacam cincin
(Sulistyawati, 2009).

5) Perubahan sistem pencernaan


Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini
disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat selama
persalinan.

6) Perubahan perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,
tergantung pada keadaan sebelum persalinan, lamanya partus kala
dua dilalui, besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat
persalinan (Rahmawati, 2009).

7) Perubahan sistem muskuloskeletal


Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang
meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi
ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus jatuh kebelakang
dan menjadi retropleksi karena ligamentum rotundum menjadi
kendor. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun
setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat
genetalia menjadi kendor.Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-
8 minggu setelah persalinan (Sulistyawati, 2009).
30

8) Perubahan tanda-tanda vital


a) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celsius.
Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celsius dari
keadaan normal
b) Nadi normal berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah
partus.
c) Tekanan darah pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartum akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak
terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam setengah
bulan tanpa pengobatan (Saleha, 2009).

d. Adaptasi Psikologis pada Masa Nifas


Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua,
yaitu fase taking in, fase taking hold, fase letting go (Lubis, 2010).

1) Fase Taking-in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu,
fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman
selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan
membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur,
seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi
pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu perlu
dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Gangguan
psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:
a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan
tentang bayinya misalnya jenis kelamin tertentu, warna kulit,
jenis rambut dan lain-lain.
b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisk yang
dialami ibu misalnya rasa mules karena rahim berkontraksi
untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri
luka jahitan.
31

c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

2) Fase Taking Hold


Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan.Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir atau ketidak
mampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.Selain
itu perasaannya sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati.Oleh karena itu ibu memerlukan
dukungan karena saat ini merasakan kesempatan yang baik untuk
menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya
sehingga tumbuh rasa percaya diri.

3) Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.Keinginan
untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.

e. Penatalaksanaan Perawatan Nifas Post SC


Setelah melewati tahap kritis diruang pemulihan, biasanya pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap. Pemeriksaan yang dilakukan Di bawah ini
tindakan yang dilakukan atau pemeriksaan yang akan dilakukan selama ibu di
rumah sakit :
1) Pengukuran denyut jantung dan tekanan darah.
Pengukuran bisa dilakukan beberapa kali dalam sehari. Meskipun
persalinan dengan operasi, pasien juga dapat mengalami perdarahan
vagina karena cairan lokia akan mengalir dari rahim ibu. Jumlah dan
penampilan lokia yang bercampur darah akan dipantau secara teratur.
Mencatat dan memeriksa air seni yang keluar dan tertampung di kantung
urin selama ibu masih menggunakan kateter. Tes darah kadang
dilakukan sedikitnya sekali setelah persalinan untuk memastikan bahwa
hemoglobin ibu sudah kembali normal. Infuse masih tetap dipasang
32

sampai kondisi tubuh ibu dinyatakan normal. Bekas sayatan juga akan
diperiksa. Kalau diperlukan, perban akan diganti. Mengukur suhu tubuh.
Apabila suhu tubuh mencapai 38C atau lebih maka harus dicari
penyebabnya (Kasdu, 2003 :66).

2) Efek Pembiusan.
Jika pasien mendapatkan bius epidural efek biusnya kecil,
sedangkanapabila menggunakan anestesi spinal, tungkai bawah akan
terasa kebas atau baal, tidak dapat digerakkan selama beberapa jam.
Namun, apabila operasi menggunakan anastesi umum, biasanya pasien
akan mengantuk, serta nyeri kerongkongan. Selain itu, mungkin akan
timbul perasaan tidak nyaman karena nyeri di daerah luka, terutama
setelah pengaruh obat biusnya hilang (Kasdu, 2003 :67).

3) Lokia
Cepatnya perubahan warna lokia menunjukkan berapa cepat
rahim kembali kondisi dan ukuran yang normal. Makin cepat rahim
berubah, maka cepat pula lokia berubah menjadi kecoklatan dan
berhenti sama sekali. Pada sebagian wanita, lokia akan berhenti sekitar
14 hari sementara pada wanita lain akan berlangsung sampai 6 minggu.
Namun, umumnya sekitar 20-30 hari. Pada ibu yang tidak memberika
ASI, lokia berhenti setelah haid pertama muncul, yaitu sekitar 4 minggu
setelah persalinan (Kasdu, 2003 :72).

4) Menyusui.
Jika ibu dan bayi dalam keadaan baik, sebenarnya ibu dapat
segera menyusui bayi di ruang pemulihan setelah pembedahan selesai.
Namun, jika ibu merasa binggung akibat pengaruh pembiusan atau bayi
harus masuk kamar perawatan, mungkin harus menunggu dulu. Jika
setalah 12 jam ibu belum juga bisa menyusui, mungkin perlu
menggunakan pompa asi dan menyimpannya untuk diberikan kepada
bayi menggunakan sendok (Danuatmaja, et all, 2003 :51)
33

5) Infus.
Infus akan terpasang di lengan selama beberapa jam sampai
gerakan usus kembali normal. Oleh karena itu, untuk “makanan”
biasanya diberi infus glukosa lewat pembuluh darah bilik. Setelah 24
jam, jarum infusbiasannya sudah dibuka dan ibu sudah diperbolehkan
bangun dari tempat tidurnya (Kasdu, 2003 :68)

6) Minum dan Makan


Pemeriksaan organ pencernaaan dilakukan enam jam setelah
pembedahan. Apabila kondisi tubuh ibu baik maka ibu dapat diberi
minum hangat sedikit, kemudian secara bertahap dapat minum lebih
banyak. Umumnya pasien sudah dapat minum dan makan makanan
lunak pada hari pertama setelah operasi. Perlu diingat, ketika organ
pencernaan belum kembali normal dan ibu merasa haus dan lapar,
janganlah sekali-kali melanggar aturan, misalnya dengan makan
makanan yang memang belum diizinkan. Namun pada umumnya, pada
hari kelima setelah operasi, pasien harus bisa makan makanan biasa
(Kasdu, 2003 :68).

7) Mobilisasi Dini.
Mobilisasi pascaseksio sesarea adalah suatu pergerakan, posisi
atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam
melahirkan dengan persalinan sesarea. Adapun tujuan mobilisasi pada
post seksio sesarea adalah untuk membantu jalannya penyembuhan
pasien diikuti dengan istirahat. Mobilisasi dini dilakukan secara
bertahap, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi seksio sesarea harus
tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah
menggerakkan lengan, tangan, ujung jari kaki, dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menekuk dan menggeserkan kaki.
Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan ke
kanan. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk mulai belajar untuk duduk
(Sumantri, 2010).
34

8) Buang Air Kecil dan Buang Air Besar.


Ketika akan operasi, pengeluaran air seni pasien akan
ditampung lewat kateter. Kateter untuk membuang air kecil akan terus
digunakan sampai sekitar 12-24 jam pascabedah. Pada keadaan normal,
yaitu hari kedua setelah operasi, dokter akan memperbolehkan ibu
buang air kecil sendiri tanpa bantuan kateter (Kasdu, 2003 : 67).

Pada umunya, ibu akan baru buang air besar pada hari ketiga.
Biasanya, pada awal setelah persalinan, banyak ibu-ibu mengalami
sembelit. Untuk mengatasi sembelit, upayakan untuk mengkonsumsi
makanan yang berserat tinggi, seperti sereal dan buah-buahan.
Sebaiknya menghindari makanan yang bisa memperburuk keadaan.
Banyak minum air serta jus buah agar bisa membantu melunakkan tinja
dan melancarkan buang air besar (Kasdu, 2003 : 69).

9) Bekas Luka.
Jahitan bekas luka di perut ibu akan ditutupi kain kasa lembut.
Kasa perut harus di lihat satu hari pascabedah. Apabila basah dan
berdarah arus dibuka dan diganti. Umumnya, kasa perut dapat diganti
pada hari ke 3-4 sebelum pulang dan seterusnya pasien menggantinya
setiap hari. Luka dapat diberi salep Betadin sedikit (Kasdu, 2003 : 69).
Saat sedang batuk, bersin, atau tertawa, tutup bagian yang luka dengan
bantal atau tangan (Nolan, 2010 : 171).

10) Membersihkan Diri.


Setelah melahirkan ibu akan mengeluarkan cairan lokia, yaitu
sisa-sisa bekas plasenta. Oleh karena itu, setelah buang air, ibu harus
membasuh vagina hingga bersih. Dan sebaiknya gunakan celana dalam
yang menutupi ke pinggang supaya merasa nyaman saat dipakai dan
melindungi bagian luka (Nolan, 2010 : 171).
35

Ada beberapa cara untuk merawat luka bekas operasi yang dapat
lakukan di rumah sebagai berikut :
1) Jaga kebersihan pada luka bekas operasi.
Luka bekas operasi caesar ini pada dasarnya tidak berbeda
dengan luka bekas operasi yang lainnya. Yang paling penting pada
proses penyembukan luka bekas operasi yang cepat ialah tetap
menjaga luka tersebut dari bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi.Menjaga kebersihan pada luka bekas operasi ini merupakan
cara yang sangat penting.

2) Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman.


Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, diharuskan
menggunakan perban yang tidak terlalu ketat supaya luka bekas
operasi tersebut tidak terkena iritasi.Hal ini juga sangat berlaku ketika
memilih pakaian.Jika telah terbiasa menggunakan pakaian yang ketat,
sebaiknya menggantinya dengan pakaian yang sedikit longgar untuk
beberapa waktu.Jenis pakaian yang sedikit longgar yang harus
gunakan diantaranya ialah pakaian dalam, kaos, piyama, celana
ataupun rok.

3) Lakukan kegiatan olahraga yang ringan.


Olahraga yang ringan seperti halnya jalan santai dapat
membantu dalam proses penyembuhan. Olahraga yang ringan juga
dapat mencegah konstipasi serta penggumpalan darah.Selain dari itu,
hal ini juga dapat membuat sirkulasi darah pada tubuh
meningkat.Olahraga juga bisa membuat sistem imun menjadi
meningkat dan membantu untuk mencegah terjadinya pneumonia atau
terjadinya gangguan pada kesehatan umum yang di akibatkan operasi
caesar.Biasakan untuk berjalan santai mengelilingi kompleks pada
pagi hari selama kurang lebih 15 menit.
36

4) Perawatan rutin dari dalam menggunakan makanan.


Selain melakukan perawatan luka dari luar sebaiknya juga
memperhatikan perawatan luka bekas operasi langsung dari
dalam.Seringlah mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung
banyak gizi serta nutrisi yang seimbang.Konsumsi makanan dengan
kandungan vitamin A, vitamin C serta gandum utuh yang ada pada
sereal maupun roti gandum bagi sarapan pagi.Untuk menu makan
siang dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
protein.Selain itu makanan wajib untuk di konsumsi oleh wanita yang
menjalani penyembuhan ialah protein, mineral, zinc, dan juga vitamin.

f. Keluarga berencana (KB)


Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
untuk mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur
interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga,
mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
(Hanifa, 2003).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,
alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak
kelahiran. (Hanifa, 2003)
Kontrasepsi memiliki banyak jenis pilihan dan digunakan
berdasarkan indikasi tertentu sehingga tidak menimbulkan efeksamping
yang berbahaya bagi akseptor. Jenis kontrasepsi antara lain: (1) MAL
(Metode Amenorea Laktasi); (2) pil progestine; (3) pil kombinasi; (4)
suntik progestine; (5) suntik kombinasi; (6) AKDR (Alat kontasepsi
dalam Rahim); (7) AKBK (Alat kontrasepsi bawah kulit); (8) kondom
wanita; (9) komdom pria; (10) tubektomi; (11) vasktomi.
37

MAL (Metode Amenorea Laktasi)


MAL (Metode Amenorea Laktasi) adalah metode kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan
(BKKBN.pdf). Kriteria MAL yaitu (1) ibu belum menstruasi; (2) ibu
memberikan ASI ekslusif; (3) bayi belum berusia 6 bulan.
Keuntungan menggunakan MAL yaitu tingkat keberhasilan yang
tinggi sekitar (98%), langsung bekerja mencegah kehamilan, tidak
menganggu senggama, tidak ada efek samping bagi kesehatan, tidak perlu
datang ke nakes, tidak mengeluarkan baya. Sedangkan kelemahannya jika
ibu tidak menyusui secara penuh atau eksklusif maka dapat terjadi
kegagalan kontrasepsi.
Syarat kriteria agar MAL efektif yaitu (1) ibu harus menyusui bayu
secara penuh; (2) perdarahan yang terjadi <56 hari pasca bersalinan belum
dianggap darah haid; (3) bayi menghisap payudara ibu secara langsung;
(4) IMD pada bayi baru lahir sampai 1 jam; (5) memberikan kolostrum
pada bayi; (6) ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi melalui kedua
payudara; (7)bayi disusui sesering mungkin termasuk malam hari; (8)
hindari jarak menyusui hingga 4 jam.

g. Evidence Based
Inkontinensia urine merupakan kondisi yang umum terjadi
pada wanita. Etiologi inkontinensia urine bersifat multifaktorial, tetapi
kehamilan dan pelahiran tampaknya menjadi faktor resiko utama,
khusunya pada ibu muda dan paruh baya. Indeks massa tubuh yang
tinggi juga merupakan faktor resiko inkontinensia urine. Kenaikan
berat badan menunjukkan asosiasi yang kuat dengan inkontinensia
urine. Kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan
diyakini memberi kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
inkontinensia urine selama dan setelah kehamilan, tetapi studi
epidemiologi yang mengkaji hubungan ini tidak adekuat.
38

Keterbatasan studi terkait hubungan antara inkontinensia urine


dengan berat badan mendorong Wesnes memutuskan untuk melakukan
analisis yang didasarka pada Norwegian Mother and Child Cohort
Study (MoBa), sebuah studi kohort ibu hamil berbasis populasi yang
besar dengan beberapa tahun tindak lanjut untuk menyelidiki masalah
kesehatan ibu dan anak.
Studi yang dilakukan dengan tujuan menyelidiki bagaimana
kejadian inkontinensia urine selama kehamilan dipengaruhi oleh
kenaikan berat badan selama usia gestasi 0-15 minggu dan 15-30
minggu. Selain itu, studi ini juga menginvestigasi bagaimana kejadian
dan prevalensi inkontinensia urine pada 6 bulan postpartum
dipengaruhi oleh kenaikan berat badan selama usia gestasi 0-15
minggu, 15-30 minggu.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


1. Kunjungan pertama
Tanggal : 09-10-2017
Waktu, Tempat : 08.30 WIB, R. KIA Puskesmas Pondok Bambu II
No. Register : 492/17
Pengkaji : Devita Maulina

a. Identitas
Klien Suami
Nama : Ny. K Tn. M
Usia : 37 tahun 42 tahun
Agama : islam islam
Pendidikan : SMU SMP
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : Jl. Selat muna Rt02/Rw05, Duren Sawit
No Tlp : 081294425353

b. Data Subjektif
1) Alasan datang: Ibu datang untuk melakukan kunjungan ulang periksa
kehamilan trimester 3. Ibu mengaku tidak ada keluhan apapun.
2) Riwayat haid: Ibu mengaku lupa HPHT. Biasa lamanya haid 5 hari
dengan siklus 30 hari secara teratur, banyaknya ±3 pembalut di hari
pertama dan kedua dan 2 pembalut di hari berikutnya tetapi tidak
penuh.
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
(a) Tahun 2001, jenis kelamin laki-laki, lahir spontan ditolong oleh
bidan di BPM berat lahir 3350gram, lama menyusui 1,5 tahun
dan tidak ada komplikasi saat hamil, persalinan dan nifas;

39
40

(b) Tahun 2005, jenis kelamin laki-laki, lahir spontan ditolong oleh
bidan di BPM berat lahir 3400gram, lama menyusui 1,5 tahun
dan tidak ada komplikasi saat hamil, persalinan dan nifas.
(c) Tahun 2017 Hamil ini.
4) Riwayat keluarga berencana (KB): ibu menggunakan KB suntik 3
bulan sejak 2005-2015 dan alih KB dengan Pil campuran mulai
dari akhir tahun 2015 - 2016. Keluhan menggunakan KB suntik 3
bulan haid tidak teratur, setelah ganti pil tidak ada keluhan haid.
5) Riwayat kesehatan dan penyakit yang sedang diderita: Ibu tidak
pernah mengalami penyakit diabetes, hipertensi, asma, malaria, BB
sebelum hamil 55 kg.
6) Riwayat, kebiasaan dan pola makan sehari-hari: Ibu makan 3x
sehari dengan porsi nasi, sayur, dan lauk pauk, ibu juga sering
mengkonsumsi buah, terkadang makan bakso atau mie ayam tetapi
tidak sering. Ibu mengaku saat hamil trimester 1 suka
mengonsumsi susu kehamilan namun saat hehamilan 8 bulan sudah
jarang karena mual. Kegiatan ibu sehari-hari mengurus rumah
tangga dan tidak bekerja berat. Olah raga jarang dilakukan.
7) Kondisi psikososial: Suami dan keluarga mendukung kehamilan
ini. Ibu berharap anak yang dikandungnya perempuan. Ibu masih
mempercayai mitos di masyarakat mengenai kehamilan dan
tentang bayi baru lahir yaitu tidak boleh keluar saat adzan magrib,
dan jika bepergian membawa bangle dan peniti.
8) Pengetahuan: Ibu mengetahui dan mampu menyebutkan tanda
bahaya kehamilan dan tanda bersalin, ibu mengetahui beberapa
jenis KB.
9) Riwayat kehamilan ini trimester I,II dan III:
(a) Trimester 1: ibu tidak memiliki keluhan dan masalah pada
kehamilan ini, pada teimester 1 ibu mengaku mual tapi tidak
mengalami hiperemesis gravidarum, mual hanya jika mencium
masakan berbau wangi misalnya pandan, ibu tidak dilakukan
41

imunisasi TT karena sudah lengkap (imunisasi saat SD 2x, saat


hamil anak ke1 2x, dan anak ke2 1x).
(b) Trimester 2: ibu tidak memiliki keluhan dan masalah pada
kehamilan ini. Gerakan janin aktif mulai sejak mei akhir 2017
setelah syukuran hamil 4 bulan (±16-17 minggu);
(c) Trimester 3: Kadar Hb ibu menurun dari 12,9% di trimester 1
menjadi 11,2 di trimester 3, gerakan janin aktif, ibu tidak
memiliki keluhan apapun, pemeriksaan ANC sudah 8x.
10) P4K:
(a) Persiapan tempat persalinan: Puskesmas Pondok bambu II
(b) Penolong persalinan: Bidan
(c) Biaya : BPJS
(d) Donor darah: tidak ada
(e) Emergency dan rujukan: RSUD Budhi Asih

c. Data Objektif
Keadaan umum: baik, kesadaran compos mentis, emosional stabil. BB:
64kg, TB: 156cm, Lila: 29cm, TD: 90/80mmHg, IMT sebelum hamil 22,60.
Pemeriksaan fisik yaitu rambut bersih, kepala tidak ada benjolan, bekas luka
ataupun kelainan bentuk; wajah simetris, tidak ada oedema; sklera mata tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis; leher bersih, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid; payudara bersih, tidak ada benjolan, puting menonjol, areola
menghitam, belum ada pengeluaran colostrum; abomen tidak ada bekas luka,
pusar agak sedikit kotor. Palpasi abdomen:
- Leopold 1: teraba bagian besar janin bulat, lunak, yaitu bokong.
- Leopold 2: teraba bagian besar janin keras seperti papan di sebelah kanan
dan teraba bagian kecil janin di sebelah kiri, satu titik punctum maksimum
berada di kuadran III.
- Leopold 3: teraba bagian besar janin keras, bulat dan tidak dapat
digoyangkan. Kepala, sudah masuk PAP.
- Leopold 4: Kepala divergent
- TFU: 28cm, TBJ: 2635 gr, DJJ: 145x/m dan teratur
42

Ektermitas simetris, tidak ada kelainan, jari-jari lengkap dan tidak ada oedema;
Genetalia: vulva vagina bersih, labia mayor dan minor tidak ada kelainan, tidak
ada keputihan; tidak ada haemoroid.

d. Data Penunjang
1) Laboratorium pada:
a) 24-3-2017 di Lab. Puskesmas H.Dogol hasil: Hb 12,9 %.
Golongan darah A/RH+, GDS 85mg/dl, protein urin negative,
reduksi urin negative, HBsAg: NR, VDRL: NR, HIV (-)
b) 27-9-2017 di Lab. Puskesmas H.Dogol hasil: Hb 11,2 %.
2) USG pada:
b) 13 -5-2017 di Dr Yanfaunnas, SpOG dengan hasil: janin tunggal,
hidup, corpus depan, ketuban cukup, BPD 2,1cm, FL 0,8cm,
taksiran berat janin 6,6gram, tafsiran persalinan 16-11-2017, djj
154x/menit, UK 13minggu+2hari.

e. Analisa
Ibu : G3P2A0 hamil 34-35minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala

f. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dan janinnya
dalam keadaan sehat, namun Hb ibu turun dari 12,9gr/dL menjadi
11,2gr/dL. Ibu mengerti.
2) Mengupayakan meningkatan Hb dengan meminum rutin tablet Fe dan
Vit C dengan anjuran 1x hari, makan buah dan sayur hijau serta
meminum susu beruang. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran.
3) Menganjurkan ibu istirahat cukup agar tekanan darah normal, jika ibu
kurang tidur di malam hari upayakan tidur di siang hari. Ibu mengerti
dan bersedia melakukan anjuran.
4) Meganjurkan ibu jalan pagi sebagai olahraga dan menambah elastisitas
vagina saat melahirkan Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran.
43

5) Menganjurkan ibu untuk membersihkan pusat dengan baby oil atau


minyak kelapa secara perlahan menggunakan kapas atau saat mandi
menggunakan sabun. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran.
6) Memberitahukan tanda-tanda bahaya kehamilan seperti pusing kepala
hebat, demam tinggi, pandangan kabur, gerak janin berkurang, keluar
darah atau ketuban pervaginam sebelum usia kehamilan >36 minggu.
Ibu mengerti
7) Merencanakan kunjungan ke 2. Ibu bersedia.

2. Kunjungan kedua
Tanggal : 18-10-2017
Waktu, tempat : 08.15 WIB, di Rumah Klien

a. Data Subjektif
Ny K mengeluh gatal-gatal jika udara dingin atau saat berkeringat seperti
biang keringat sekujur badan dan tangan sejak sehari yang lalu. Pola makan
teratur 3x sehari, dengan porsi sepiring nasi, sayur dan lauk pauk ditambah
susu beruang 1 kali sehari dan ibu mengaku rutin mengonsumsi tablet Fe
1x1 hari. BAB teratur 1x/hari, dan BAK lancar tidak ada keluhan. Ibu
sudah melakukan jalan pagi selama ± 1,5 jam, ibu sudah mulai bisa tidur
siang meski sebentar dan sudah membersihkan pusat saat mandi
menggunakan sabun. Gerak janin terakhir 10 menit yang lalu, gerak janin
kemarin aktif dan > 10x mulai dari pukul 9 pagi hingga 9 malam.

b. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, emosional stabil, TD:
100/70mmHg, BB: 64kg berdasarkan penimbangan di puskesmas tanggal
09-10-2017. Pemeriksaan fisik wajah simetris, tidak ada oedema, sklera
mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pusat bersih. Palpasi
abdomen:
- Leopold 1: teraba bagian besar janin bulat, lunak, yaitu bokong.
44

- Leopold 2: teraba bagian besar janin keras seperti papan disebelah


kanan dan teraba bagian kecil janin di sebelah kiri.
- Leopold 3: teraba bagian besar janin keras, bulat dan tidak dapat
digoyangkan yaitu kepala sudah masuk PAP
- Leopold 4 : Kepala divergent
- TFU : 28cm, TBJ: 2635 gr

c. Analisa
Ibu : G3P2A0 hamil 35-36 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala

d. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan pada ibu untuk sementara ini kondisi ibu baik dan
janinnya masih bergerak aktif seperti yang ibu sampaikan. Ibu
mengerti.
2) Menganjurkan ibu menggunakan bedak caladin atau salicyl untuk
meredakan gatal dan hindari penyebab gatal seperti menggunakan
jaket di udara dingin dan sering mengganti pakaian jika tubuh
berkeringat. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran.
3) Menganjurkan Ibu melakukan senam hamil sebagai selingan olahraga
jalan pagi, dan memberikan lembar leaflet dan mejelaskan cara
melakukan senam hamil. Ibu mengerti dan bersedia mencoba di rumah.
4) Mengingatkan ibu istirahat yang cukup, jika terjadi tanda bahaya
kehamilan atau gerak janin kurang dari 10 kali dalam sehari, ibu segera
perika ke Puskesmas. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran.
5) Memberi tahu menganai pengertian IMD, manfaat IMD dan waktu
pelaksanaan IMD. Ibu mengerti dan sudah pernah melakukan pada
anak ke-2.
6) Memberi tahu mengenai pengertian, manfaat, cara memberikan ASI
Ekslusif. Ibu mengerti dan sudah melakukan ASI ekslusif pada kedua
anaknya.
7) Merencanakan kunjungan ulang ke 3. Ibu bersedia.
45

3. Kunjungan Ketiga
Tanggal : 27-10-2017
Waktu, Tempat : 07.30 WIB, Poli kebidanan RSUD Budhi Asih
No. Register : 01110535

a. Data Subjektif
Ibu merasa cemas akan persalinannya di RSUD Budhi Asih karena RS jauh
dari rumah. Pasien di rujuk atas indikasi faktor resiko usia >35 tahun oleh
Puskesmas Pondok Bambu II pada 23-10-2017. BAB, BAK, Pola makan
tidak ada masalah, ibu masih rutin menginsumsi tablet Fe 1x1 hari.

b. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, emosional stabil, TD:
116/66 mmHg, BB 62kg, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada oedema. Palpasi Abdomen:
- Leopold 1: Teraba bagian besar janin, lunak tidak melenting yaitu bokong;
- Leopold 2: Teraba bagian besar janin keras seperti papan di sebelah kanan
yaitu punggung dan sebelah kiri teraba bagian ekstermitas janin; satu titik
punctum maksimum di kuadran III.
- Leopold 3: Teraba bagian besar janin keras bulat dan tidak dapat
digoyongkan yaitu kepala, sudah masuk PAP;
- Leopold 4: Kepala divergent
- TFU : 29cm, TBJ: 2780 gr, DJJ: 148x/m dan teratur

c. Analisa
Ibu : G3P2A0 hamil 37-38 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala

d. Penatalaksanaan
46

1) Berkolaborasi dengan dr Obgyn RSUD Budhi Asih.


2) Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan
sehat, namun berat badan ibu turun 2kg, hal ini bisa diakibatkan oleh
faktor alat tetapi bisa juga benar berat badan badan ibu. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
3) Menganjurkan ibu untuk makan teratur dalam porsi yang cukup dan
diselingi camilan diantara waktu makan. Ibu mengerti dan bersedia
melakukan anjuran.
4) Memberi support pada ibu agar tidak khawatir melahirkan di RSUD Budhi
Asih dan menjelaskan keutamaan bersalin di rumah sakit. Ibu lebih tenang
dan bersedia memeriksakan ANC rutin dan bersalin di RSUD Budhi Asih.
5) Memberi tahu ibu sudah dapat bersalin di minggu-minggu ini karena
sudah cukup bulan, jika ibu merasakan tanda persalinan ibu segera ke IGD
Budhi Asih dan membawa perlengkapan ibu dan bayi saat persalinan. Ibu
mengerti dan sudah jauh-jauh hari menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi.
6) Berkolaborasi dengan bagian Lab. RSUD Budhi Asih untuk pemeriksaan
darah lengkap dan urine lengkap. Hasil diambil pada taggal 03-11-2017.
7) Memberi tahu ibu mengenai tanda bahaya persalinan antara lain ibu tidak
kuat mengejan, persalinan panjang lebih dari 2 jam, tali pusat menumbung
atau bagian ekstermitas janin, kejang, air ketuban keruh dan berbau,
perdarahan hebat, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir. Ibu mengerti dan
mampu menyebutkan ulang tanda bahaya persalinan.
8) Mengingatkan ibu untuk kontrol dan mengambil hasil lab. ke RSUD
Budhi Asih tanggal 03 November 2017.

4. Kunjungan Keempat
Tanggal : 03-11-2017
Waktu, tempat : 08.00 WIB, Poli kebidanan, RSUD Budhi Asih
No Register : 01110535
47

a. Data Subjektif
Ibu mengaku sudah ada kontraksi perut kencang bagian bawah tetapi
tidak sering, sehari 1-2x, sejak dua hari lalu, tidak ada pengeluaran darah,
lendir dan air-air pervaginam. BAB dan BAK lancar hanya sering BAK.
Pola makan teratur, ibu mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, serta
ibu rutin mengonsumsi Fe 1x1hari. Ibu berencana menggunakan KB
suntik 3 bulan setelah melahirkan ibu tidak mau KB IUD atau steril
karena takut. Ibu tidak mau di SC karena takut, dan akan menunggu
sampai usia kehamilan 40 minggu untuk melahirkan.

b. Data Objektif
KU sehat, kesadaran composmentis, emosional stabil, TD: 117/70 mmHg,
BB: 64kg, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada oedema.
Palpasi Abdomen:
- Leopold 1: Teraba bagian besar janin, lunak tidak melenting yaitu bokong;
- Leopold 2: Teraba bagian besar janin keras seperti papan di sebelah kiri
yaitu punggung dan sebelah kanan teraba bagian ekstermitas janin; satu
titik punctum maksimum di kuadran II
- Leopold 3: Teraba bagian besar janin keras dan tidak dapat digoyangkan
yaitu kepala, sudah masuk PAP;
- Leopold 4: Kepala divergent.
- TFU: 29cm, TBJ: 2780 gr, DJJ: 146x/m dan teratur.

c. Data penunjang
Cek DPL dan urine: Hb:12g/dL, GDS: 74mg/dL, HIV non reaktif, HbsAg
non reaktif, warna urine keruh, glukosa urine negative, albumin trace.

d. Analisa
Ibu : G3P2A0 hamil 38-39 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
48

e. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan
sehat sementara ini. Ibu terlihat senang dan tenang.
2) Menjelaskan hasil Lab. jika Hb ibu sudah meningkat menjadi 12g/dL
tidak ada masalah dalam darah, urin berwana keruh dan ada sedikit
albumin. Ibu senang karena Hb naik.
3) Menganjurkan ibu membeperbanyak minum air putih. Ibu mengerti dan
bersedia melakukan anjuran.
4) Menjelaskan tanda-tanda persalinan yaitu, keluar air ketuban, keluar flek
daran danlendir melalui vagina, mulas semakin sering dalam sepuluh
menit sudah 3kali mulas jika sudah ada tanda tersebut ibu segera datang
ke IGD Budhi Asih. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
5) Memberikan konseling perencanaan persalinan. Ibu sudah
mempersiapkan kebutuhan ibu dan bayi selama persalinan, yang
menunggu dan mengantar ibu adalah suami menggunakan sepeda motor,
biaya persalinan BPJS.
6) Melakukan konseling KB, menjelaskan KB IUD atau steril yang
disarankan untuk usia >35th, keuntungan dan cara kerja KB tersebut. Ibu
tidak berniat KB IUD karena takut dan berniat KB steril tetapi ijin suami
terlebih dahulu.

5. Kunjungan Kelima
Tanggal : 14 -11-2017
Waktu, tempat : 08.00 WIB, Poli kebidanan, RSUD Budhi Asih
No. Register : 01110535

a. Data Subjektif
Ibu mengatakan lebih sering BAK, BAB lancar, kontraksi sangat jarang,
tidak ada pengeluaran pervaginam.ibu masih mengonsumsi tablet Fe
rutin 1x1 hari. Pola makan seperti biasa malah bertambah nafsu makan.
ibu membatalkan rencana steril dan menganti KB suntik 3 bulan setelah
persalinan karena tidak disetujui suami. ibu membatalkan rencana steril
49

dan menganti KB suntik 3 bulan setelah persalinan karena tidak disetujui


suami.

b. Data Objektif
KU baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TD
101/62 mmHg, BB 64kg, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
tidak ada oedema. Palpasi Abdomen:
- Leopold 1: Teraba bagian besar janin, lunak tidak melenting yaitu
bokong;
- Leopold 2: Teraba bagian besar janin keras seperti papan di sebelah kiri
yaitu punggung dan sebelah kanan teraba bagian ekstermitas janin; satu
titik punctum maksimum di kuadran II
- Leopold 3: Teraba bagian besar janin keras bulat dan tidak dapat
digoyangan yaitu kepala, sudah masuk PAP;
- Leopold 4: Kepala divergent.
- TFU : 30cm, TBJ: 2945 gr, DJJ: 150x/m dan teratur

c. Pemeriksaan Penunjang:
USG pada 07-11-2017: hasil tidak ada lilitan tali pusat, air ketuban
cukup, masa gestasi 38 minggu.

d. Analisa
Ibu : G3P2A0 hamil 40 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala

e. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan
sehat sementara ini.
2) Melakukan konseling KB, menjelaskan KB hormonal dan efek
sampingnya, kemudian melakukan inform choice ibu untuk memilih KB
IUD hasil: Ibu memilih Kb suntik 3 bulan
50

3) Berkolaborasi dengan dr.I,SpOG di RSUD Budhi Asih hasil: Ny Kartini


rencana induksi tanggal 15-11-2017 pagi dan diberi pengantar rawat inap.
Ibu mengerti dan bersedia di induksi.
4) Memberi dukungan dan penjelasan mengenai induksi persalinan. Ibu dan
keluarga mengerti.

C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


1. Asuhan Pre Operasi SC
Tanggal : 15 -11-2017
Waktu, tempat: 08.10 WIB, R. VK, RSUD Budhi Asih
No. Register : 01110535

a. Data Subjektif
Ibu datang bersama suami untuk melakukan induksi pada kehamilannya
atas intruksi dokter. Ibu mengaku sudah ada kontraksi perut kencang
bagian bawah tetapi jarang dan sebentar kurang lebih 20 detik, gerakan
janin yang aktif, tidak ada pengeluaran darah, lender dan air-air
pervaginam. Ibu merasa tegang saat akan diinduksi dan takut akan merasa
mulas lebih hebat dari persalinan biasa.

b. Data Objektif
KU baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional cemas. Terpasang
infus Asering 500cc. TD: 123/86mmHg, nafas: 20x/m, nadi: 73x/m, suhu:
36,7°C, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik. Palpasi

Abdomen:
- Leopold 1 : Teraba bagian besar janin, lunak tidak melenting yaitu
bokong;
- Leopold 2 : Teraba bagian besar janin keras seperti papan di sebelah
kiri yaitu punggung dan sebelah kanan teraba bagian ekstermitas
janin, satu titik punctum maksimum di kuadran II.
- Leopold 3 : Teraba bagian besar janin keras bulat dan tidak dapat
digoyangkan yaitu kepala sudah masuk PAP;
51

- Leopold 4 : kepala divergent.


- TFU: 30cm, TBJ: 2945 gr
Pemeriksaan genetalia labia mayor dan minor tidak ada
kelainan, tidak ada keputihan, pemeriksaan dalam: vulva vagina tidak
ada kelainan, portio tebal lunak, belum ada pembukaan.

c. Data penunjang
1) CTG pukul 08.20 dengan hasil adanya deselerasi, CTG ulang
indikasi drE,SpOG pukul 08.45 hasil: deselerasi;
2) EKG pukul 09.00 hasil Normal.

d. Analisa
Ibu : G3P2A0 hamil 40 minggu dengan deselerasi DJJ
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala

e. Penatalaksanaan
1) Memberikan O2 pada ibu 3L/menit dan menganjurkan ibu untuk
menghirup O2 menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan O2 janin dan
ibu. Ibu besedia.
2) Berkolaborasi dengan dokter obgyn tentang adanya deselerasi hasil:
indikasi SC cito dengan gawat janin, opersi akan dilaksanakan pukul
13.30 WIB
3) Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan dan
menjelaskan adanya penurunan detak jantung janin sehingga harus
segera di operasi Caesar, jika tidak akan membahayakan nyawa janin.
Ibu mengerti. Ibu dan keluarga bersedia dilakukan SC
4) Memberikan dukungan dan penjelasan berlangsunya operasi SC,
dengan bius bagian panggul ke bawah dan setelah selesai akan berat
mengangkat kaki, dan terasa kebas. Ibu mengerti dan merasa tenang
5) Memasang DC
6) Memberikan skin test Ceftriaxone pada ibu. Hasil tidak ada alergi
7) Memberikan ceftriaksone 2gr. drip pukul 11.25
52

8) Melakukan TTV setiap 1 jam hasil: dalam batas normal


9) Mencukur rambut pubis
10) Mengantar ibu ke R.OK pukul 13.00 menggunakan kursi roda.

2. Asuhan Post SC 2 Jam


Tanggal : 15-11-2017
Waktu, tempat : 17.30 WIB, R. Bougenvile RSUD Budhi Asih
No. Register : 01110535

a. Data Subjektif
Ibu merasa sedikit kantuk, kaki kebas, merasakan sedikit nyeri
pada luka jahitan seksio sesaria, ibu belum kentut dan belum BAB.

b. Data Objektif
KU lemah, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil, terpasang RL 500cc. terpasang DC, produksi urine (+), nafas
tanpa bantuan alat. TD: 125/68 mmHg, N: 72x/m, Nafas:18x/m S:
36.1°C. Mata tidak ikterik dan tidak anemis, perdarahan pervaginam

±50cc, lochea rubra, TFU 1 jari bawah pusat, uterus keras, kontraksi
baik. Abdomen tidak kembung, rembesan pada luka tidak ada.
Intruksi post operasi oleh dr I,SpOG: Infus Asering 20tpm, Amoxilin
3x500mg peroral, Asam Mefenamat 3x500mg peroral, Ferofort 1x1
tablet.

c. Analisa : P3A0 nifas 2 jam post SC

d. Penatalaksanaan
1) Membersihkan dan mengantikan pakaian ibu. Sudah dilakukan.
2) Menjelaskan kaki kebas merupakan efek bius selama operasi dan nanti
perlahan akan hilang. Ibu mengerti.
3) Menganjurkan ibu untuk tidak minum sampai ibu bisa belajar miring
kanan dan miring kiri agar kondisi usunya normal. Jika ibu sudah bisa
53

mobilisasi maka, ibu boleh untuk minum air putih dahulu dan jangan
minum atau makan makanan daru luar dahulu. Ibu mengerti.
4) Menganjurkan ibu istirahat. Ibu bersedia untuk istirahat.

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


1. Asuhan BBL 1 jam
Tanggal : 15-11-2017
Waktu, tempat : 16.20 WIB, R. Bougenvile, RSUD Budhi Asih
No. Register : 01113901

a. Data Subjektif
Bayi laki-laki Ny Kartini lahir di usia kehamilan 40 minggu secara
seksio sesaria lahir pada 15-11-2017 pukul 15.20 WIB belum BAB
dan sudah BAK.

b. Data Objektif (diisi dari ruang Perina RSUD Budhi Asih)


Ku baik, kesadaran composmentis, menangis kuat, tonus otot aktif,
warna kulit kemerahan. Suhu 36,9°C, BB: 3243gr, PB: 48cm, LK:

32cm, LD: 33cm , P:50x/m, DJB: 146x/m


- Kepala tidak ada kaput, tidak ada molase, dan tidak hidrosepalus.
- Wajah simetris, tidak ada pembengkakan
- Mata tidak ikterik
- Mulut tidak ada labioskisis, tidak ada labiopalatumskisis.
- Leher tidak ada pembengkakan, tidak ada kaku kuduk.
- Dada tidak ada retraksi dinding dada, puting menonjol,
- Abdomen, tali pusat bersih tidak ada rembesan darah ataupun cairan,
warna putih bersih.
- Ekstermitas tidak ada kelainan, simetris dan jari-jari lengkap tidak ada
sindaktili dan polidaktili.
- Genetalia testis sudah menurun
- Anus positif ada
54

- Refleks : morro, rooting, sucking, eyeblink, grasping dan breathing


refleks ada

c. Analisa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Umur Kehamilan Usia 1 jam.


d. Penatalaksanaan
1) Observasi KU dan TTV bayi. Sudah dilakukan hasil dalam batas normal
2) Memberikan injeksi neo K 0,5 cc dan di berikan salep chloramphenicol
0,5% pada matanya. Sudah dilakukan.
3) Observasi BAB dan BAK bayi. Sudah dilakukan.
4) Menjaga kehangatan bayi agar suhu tetap stabil. Sudah dilakukan.
5) Rencana IMD saat dipindahkan ke R. rawat gabung.

2. Asuhan BBL 6 jam


Tanggal : 15-11-2017
Waktu, tempat : 22.00 WIB, R. Bougenvile, RSUD Budhi Asih
No. Register : 01113901

a. Data Subjektif
Bayi Ny kartini berhasil IMD, sudah menyusu, belum BAB dan sudah
BAK 1 kali, tidak ada muntah. Ibu sudah bisa menyusui dengan benar dan
bayi menghisap kuat.

b. Data Objektif:
Ku baik, kesadaran composmentis, menangis kuat, spontan, tonus otot
aktif, warna kulit kemerahan. P: 45x/m, Suhu 37,1°C, DJB: 149x/m . mata

tidak ikterik, tali pusat tidak ada perdarahan. Bayi sudah disuntikan neo K
0,5 cc dan di berikan salep chloramphenicol 0,5% pada matanya.

c. Analisa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Umur Kehamilan Usia 6 jam


d. Penatalaksanaan
1) Mengobservasi keadaan umum bayi, tanda-tanda vital, dan tanda
bahaya pada bayi baru lahir.Telah dilakukan.
55

2) Mengajarkan ibu untuk menjaga bayi tetap hangat dan menjaga


kebersihan bayi dengan segera mengganti popok bayi bila bayi BAB
atau BAK dengan popok kering yang baru. Ibu mengerti.
3) Mengajarkan kepada ibu berbagai posisi menyusui yang dapat di
praktikkan dan memberitahu perlekatan antara mulut bayi dan puting
yang benar. Ibu mengerti dan dapat melakukannya.
4) Mengajarkan ibu untuk memposisikan tegak bayi dan di tepuk
punggung bayi secara perlahan setelah menyusu sampai bersendawa
agar tidak muntah dan tersedak. Ibu mengeri dan bersedia
melakukannya.
5) Memberitahu kepada ibu cara merawat tali pusat, yaitu mengganti
kassa tali pusat setiap kali kassa yang membungkus tali pusat teraba
basah. Serta tidak memberikan bumbu ataupun koin pada talipusat.
Ibu mengerti dan dapat melakukan perawatan tali pusat.
6) Memberi tahu bahwa ASI yang keluar pertama kali jangan di buang
karena colostrum atau ASI yang berwarna kekuningan memiliki
kandungan yang baik untuk bayi, biarlah tetap diberikan pada bayi.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
7) Mengingatkan kepada ibu untuk hanya memberikan ASI kepada
bayinya, tidak dengan makanan tambahan apapun ataupun air selama
enam bulan. Dan memberitahu tentang manfaat ASI Ekslusif. Ibu
mengerti dan bersedia hanya memberikan ASI saja kepada bayinya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
8) Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
seperti bayi sulit menghisap atau hisapan lemah, kesulitan bernapas
atau napas cepat >60 x/menit, bayi letargi atau tidur terus meners dan
tak mau bangun untuk makan, warna kulit bayi pucat atau biru atau
sangat kuning, suhu bayi terlalu tinggi >37,5oC atau terlalu rendah <
36,5oC, ada kelainan pada sistem pencernaannya seperti tidak BAB
selama 3 hari berturut-turut, muntah, mencret, berlendir atau
berdarah, dan perut bengkak ibu segera datang ke puskesmas terdekat.
56

Ibu mengerti dan mampu menyebutkan beberapa tanda bahaya


neonatus.

3. Asuhan BBL 6 hari


Tanggal : 21-11-2017
Waktu, tempat : 15.30 WIB, Rumah klien

a. Data Subjektif
Bayi Ny. Kartini menyusu kuat saat pagi, siang dan sore tetapi
jarang menyusu di malam hari, dijemur pagi hanya sekali dikarenakan
mendung, asupan bayi hanya ASI saja. Bayi sudah BAB 2 kali dalam hari
ini, bab warna kuning cair dan ada gumpalan kecil seperti biji cabai. Bayi
Ny kartini belum dimandikan. Bayi belum imunisasi Hb0.

b. Data Objektif
Ku baik, kesadaran composmentis, menangis kuat, spontan, tonus
otot aktif, warna kulit kemerahan. PB:48cm, BB: 3190gr (berdasarkan
pemeriksaan di RSUD Budhi asih pada 21-11-2017), P: 46x/m. Suhu :
36,8o C. BB: 3190gr, PB 48cm, DJB : 137 x/m, tidak ada tanda-tanda
infeksi tali pusat, mata ikterik. Tali pusat sudah kering namun belum
puput. Tidak terlihat adanya tanda bahaya neonates, Bayi terlihat kotor

c. Analisa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Umur Kehamilan Usia 6


hari
d. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa bayi dalam keadaan ikterus. Ibu mengerti.
2) Menjelaskan kuning pada mata bayi akibat kekurangan ASI di malam
hari, sebaiknya ibu membangunkan bayi untuk minum ASI serta
menjemur bayi di pagi hari antara pukul 7-8 pagi.
57

3) Menganjurkan ibu ke tenaga kesehatan seperti bidan atau puskesmas


terdekat untuk mengimunisasi Hb0 pada hari ini atau besok pagi dan
menganjurkan ibu tidak mengimunisasi lebih dari 7 hari. Ibu mengerti
dan bersedia ke tenaga kesehatan.
4) Memberitahu kepada ibu dan suami agar setiap ingin memegang bayi
selalu mencuci tangan di air mengalir, dan jika suami atau keluarga
lain ingin merokok harus di luar rumah. Ibu dan suami mengerti dan
bersedia.
5) Memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat yaitu
membersihkan dengan sabun saat mandi dan dikeringkan tanpa
dibubuhi apapun dan ada sirkulasi udara tidak diikan kencang oleh
popok.
6) Menganjurkan ibu menyusui bayinya dan mengingatkan ibu agar
tetap memberikan ASI saja kepada bayi, tidak memberikan makanan
atau minuman tambahan, serta menyusui bayinya sesering mungkin,
dan menganjurkan ibu untuk membangunkan bayinya bila tidur dan
menyusu setiap 2 jam sekali atau lebih. Ibu mengerti dan akan
memberikan ASI saja selama 6 bulan.
7) Mengingatkan ibu untuk kunjungan nifas. Ibu bersedia di Puskesmas
H. Dogol.

4. Asuhan BBL 12 hari


Tanggal : 27-11-2017
Waktu, tempat : 15.45 WIB, Rumah klien

a. Data Subjektif
Bayi Ny. Kartini menyusu kuat dan sering, tali pusat puput pada
24-11-2017 sore hari. Bayi sudah BAB 2x warna kuning cair dan ada
gumpalan kecil seperti biji cabai, BAK sering ±5 kali. Bayi sudah
mandi. Bayi sudah imunisasi Hb0 pada 22-11-2017 di puskesmas H.
Dogol (tertera di buku KIA).
58

b. Data Objektif
Ku baik, kesadaran composmentis, menangis kuat, spontan,
tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. P: 44x/m. Suhu: 36,7o C. DJB:
135 x/m, PB: 48cm, BB: 3300gr (berdasarkan pemeriksaan di RSUD
Budhi asih pada 22-11-2017 pagi), mata tidak ikterik. Tidak terlihat
adanya tanda bahaya neonates, Tali pusat sudah puput, Bayi terlihat
bersih.

c. Analisa: Neonatus Cukup Bulan Sesuai Umur Kehamilan Usia 12 hari.


d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa bayi dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan senang dengan
keadaan bayinya.
2) Mengingatkan kepada ibu tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi
baru lahir, yaitu (a) Bayi tampak lemah, tidak mau menyusu; (b)
Pernapasan cepat, bayi tampak gelisah; (c) Berat badan bayi cepat
menurun; (d) Demam pada bayi hingga kejang; (e) Mata atau
ekstremitas bayi berubah menjadi sedikit kekuningan; (f) Muntah
terus menerus, BAB berlendir atau berdarah atau tidak BAB selama 3
hari.
Dan membawa bayi ke fasilitas kesehatan segera setelah terdapat
tanda bahaya yang disebutkan. Ibu mengerti dan bersedia untuk ke
fasilitas kesehatan jika terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir.
3) Mengevaluasi ibu tentang cara menyusui bayinya, ibu menyusui
bayinya setiap 2 jam sekali, jika bayinya tidur lebih dari 2 jam ibu
akan membangunkan bayinya untuk menyusu, ASI ibu sudah keluar
banyak. Ibu sudah melakukannya sesuai pendidikan kesehatan yang
sudah diberikan.
4) Memberitahu ibu kembali untuk menjaga bayi tetap hangat dan
menjaga personal hygiene bayinya dengan segera mengganti popok
bayi bila bayi BAK/BAB dengan popok baru serta memandikan bayi
secara teratur dengan menggunakan air hangat.
59

5) Memberitahu pada ibu pada saat bayi berusia satu bulan atau pada
tanggal 15 Desember 2017 agar bayi dibawa ke fasilitas kesehatan
untuk mendapatkan vaksin BCG dan Polio 1 serta tidak lupa untuk
membawa buku KIA. Ibu mengerti dan akan membawa bayi ke
Puskesmas Kecamtan Duren sawit untuk imunisasi dan membawa
buku KIA.
6) Merencanakan kunjungan neonatus keempat yaitu 6 minggu setelah
persalinan, pada tanggal 25 Desember 2017. Ibu mengetahui dan
bersedia untuk kunjungan nifas.

5. Asuhan BBL 40 hari


Tanggal : 25-12-2017
Waktu, tempat : 14.00 WIB, Rumah klien

a. Data Subjektif
Bayi Ny. Kartini menyusu kuat dan sering. Bayi sudah BAB 1 kali
dalam hari ini, BAB 2x warna kuning cair dan ada gumpalan kecil
seperti biji cabai. Bayi sudah mandi. Dan sering BAK ±5 kali. Bayi
sudah imunisasi Polio 1 dan BCG pada 20-12-2017 di puskesmas
H.Dogol (tertera di buku KIA).

b. Data Objektif
Ku baik, kesadaran composmentis. Suhu: 36,7o. PB: 50cm, BB: 5kg
(berdasarkan pemeriksaan tanggal 20-12-2017 di puskesmas H.Dogol),
mata tidak ikterik, tidak ada iritasi pada kulit bayi. Tidak terlihat
adanya tanda bahaya neonates.

c. Analisa : Bayi Usia 40 hari.


d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa bayi dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan senang dengan
keadaan bayinya.
60

2) Menngatkan ibu untuk menyusui secara ekslusif dan tidak


memberikan makanan apapun kecuali ASI. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
3) Memberitahu pada ibu pada saat bayi berusia dua bulan atau pada
tanggal 15 Januari 2017 agar bayi dibawa ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan vaksin DPT 1 dan Polio 2 serta tidak lupa untuk
membawa buku KIA. Ibu mengerti dan akan membawa bayi ke
Puskesmas H.dogol untuk imunisasi dan membawa buku KIA.

2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


1. Asuhan Nifas 6 Jam
Tanggal : 15-11-2017
Waktu : 22.00 WIB
Tempat : RSUD Budhi Asih

a. Data Subjektif
Ibu masih merasakan nyeri bagian luka jahitan, ibu sudah bisa miring
kanan dan miring kiri secara perlahan.ibu belum kentut dan BAB.

b. Data Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil, terpasang
Asering 500cc. terpasang DC, produksi urine (+), nafas tanpa bantuan alat.
Mata tidak ikterik dan tidak anemis, perdarahan pervaginam ±20cc, lochea
rubra, TFU 1 jari bawah pusat, uterus keras, kontraksi baik. Abdomen
tidak kembung, rembesan pada luka tidak ada. TD: 140/80 mmHg, N:
84x/m, Nafas:18x/m S: 36.6°C

c. Analisa : P3A0 Nifas 6 jam post SC


d. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu bahwa untuk sementara ini ibu
dalam batas normal. Ibu mengerti.
61

2) Menganjurkan ibu minum air putih, kemudian makan secara


bertahap dan sedikit demi sedikit agar kinerja usus bertahap. Ibu
mengerti
3) Memberi tahu ibu untuk makan putih telur rebus sehari 6-8 butir
untuk mempercepat penyembuhan luka jahitan. Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya.
4) Memberikan terapi obat amoxcilin 500mg peroral, ferofort 1 tablet
peroral, dan asam mefenamat 500mg peroral. Sudah diberikan.
5) Menganjurkan ibu untuk bergerak miring kanan kiri lebih aktif.
6) Mengajarkan teknik saat batuk untuk mengurangi sakit pada jahitan
luka.
7) Menganjurkan menyusui bayinya dan bila bayi sudah puas ibu
istirahat kembali
8) Melakukan observasi flatus: hasil ibu flatus pada 16-11-2017 sekitar
pukul 10.00WIB.

2. Kunjungan Nifas 6 Hari


Tanggal : 21-11-2017
Waktu, tempat : 15.30 WIB, Rumah Klien

a. Data Subjektif
Ibu masih merasakan nyeri sedikit di bagian luka jahitan, suami dan ibu
Ny. K membantu mengurus bayi dan pekerjaan rumah, ASI banyak
keluar, ibu makan putih telur rebus setiap hari ± 4 butir. BAB dan BAK
tidak ada keluhan.

b. Data Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. TD:
90/70 mmHg, Nafas:18x/m, suhu: 36°C. Mata tidak ikterik dan tidak

anemis, kulit tangan teraba kering, puting meninjol pada kedua


payudara, payudara bersih, TFU pertengahan sympisi-pusat. Luka
62

tertutup perban anti air, rembesan pada luka jahitan tidak ada.
perdarahan pervaginam ±5cc, lochea sanguelenta.

c. Analisa : P3A0 Nifas 6 hari Post SC


d. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan Ny. K
2) Menganjurkan ibu untuk tetap bergerak aktif tetapi pekerjaan yang
ringan agar fungsi otot kembali seperti semula dan mempercepat
penyembuhan luka jahitan dan menganjurkan ibu untuk lebih banyak
makan putih telur rebus untuk mempercapat proses penyembuhan
luka jahitan dan tidak memakai gurita terlalu kencang. Ibu mengerti
dan bersedia melakukannya.

3. Kunjungan Nifas 12 Hari


Tanggal : 27-11-2017
Waktu, tempat : 15.45 WIB, Rumah Klien

a. Data Subjektif
Ibu jarang merasakan nyeri pada luka jahitan, ibu makan putih telur rebus
setiap hari ±6 butir telur. Pekerjaan rumah yang dilakukan dibantu oleh ibu
Ny. K dan adik ipar Ny.K. ibu agak susah BAB.

b. Data Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. TD: 100/70
mmHg, Nafas:18x/m, suhu: 36,2°C. Mata tidak ikterik dan tidak anemia,

payudara bersih, puting susu tidak ada luka, payudara tidak bengkak dan
tidak ada bendungan ASI. TFU tidak teraba. Rembesan pada luka jahitan
tidak ada, luka sudah mengering, lochea alba, tidak ada keputihan.
63

c. Analisa : P3A0 Nifas 12 hari Post SC


d. Penatalaksanaan
2) Menjelaskan ibu hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik. Ibu
terlihat senang.
3) Menganjurkan ibu makan buah dan sayuran hijau untuk melancarkan
BAB. Ibu bersedia melakukan anjuran.
4) Menganjurkan ibu untuk menyusui secara ekslusif serta konseling
metode KB MAL yang bisa mencegah kehamilan sampai 6 bulan
dengan terus menyusui secara ekslusif serta menjelaskan keuntungan
dan kelemahan KB menggunakan MAL. Ibu bersedia menggunakan
metode amenorea laktasi sebelum KB suntik 3 bulan, karena ibu
sudah pernah melakukannya pada persalinan sebelumnya dan
berhasil.

4. Kunjungan Nifas 40 hari


Tanggal : 25-12-2017
Waktu, tempat : 14.00 WIB, Rumah klien

a. Data Subjektif
Ibu sudah tidak merasakan nyeri pada luka jahitan terkecuali jongkok
terlalu lama. Ibu tidak demam, dan tidak sedang sakit apapun.. BAB dan
BAK lancar, pola makan teratur 3x1 hari, ibu mengonsumsi cemilan buah
untuk melancarkan BAB. Ibu merasa lelah dan kurang tidur karena
pekerjaan rumah dan begadang di malam hari untuk menyusui bayinya.

b. Data Objektif
KU baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil. TD: 100/60
mmHg, Nafas:18x/m. Mata tidak ikterik dan tidak anemis, Puting susu
tidak ada luka, payudara tidak bengkak dan tidak ada bendungan ASI.
TFU tidak teraba. Luka jahitan SC sudah mengering, lochea tidak ada,
tidak ada keputihan.
64

c. Analisa P3A0 Nifas 40 hari Post SC


d. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan ibu hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik. Ibu
terlihat senang.
2) Memberikan dukungan pada ibu untuk terus memberikan ASI
ekaslusif guna kesehatan anak dan tercapainya KB MAL yang ibu
jalani. Ibu sangat bersemangat untuk memberikan ASI ekslusif selama
6 bulan.
3) Memberi pengertian pada suami Ny. K dan anak pertamanya untuk
saling bekerjasama membantu pekerjaraan rumah dan membantu
merawat bayinya. Suami Ny K bersedia.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pada bab ini penulis membandingkan hasil asuhan dengan tinjauan teori
yang ada pada BAB II dan dianalisa faktor pendukung maupun faktor penghambat
sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan
mencakup:

A. Ante Natal Care (ANC)


Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2014).
Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya dalam
menjaga kualitas kehamilan dan menghindarkan gangguan kesehatan baik ibu
dan janinnya. Hal inilah yang menjadi dasar Ny. K rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan. Jumlah kunjungan ANC Ny. K juga sesuai dengan
pendapat Saryono (2010), menyatakan bahwa pemeriksaan antenatal minimal
1 kali pada trimester satu, minimal 1 kali pada trimester kedua, minimal 2 kali
pada trimester ketiga. Jadi, Ny. K telah memenuhi kunjungan ANC dengan
frekuensi 14x kunjungan.
Faktor resiko kehamilan yang dapat mengakibatkan kesakitan bahkan
kematian ibu dan anak menurut BKKBN (2007) ada “4 Terlalu”, yaitu Terlalu
muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak. Berdasarkan faktor resiko
kehamilan, Ny.K termasuk dalam faktor resiko usia.
Dalam melaksanakan pelayanan ANC, ada sepuluh standar pelayanan
yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan (Depkes RI, 2009).
Dikenal dengan 10 T yaitu:
1. Pelayanan yang dilakukan pertama kali adalah timbang berat badan
(BB), mengukur tinggi badan (TB) dan mengukur tekanan darah. Ny. K
mengalami penurunan dan kenaikan berat badan selama masa hamil.
Penurunan terjadi saat usia kehamilan 12-13 minggu (dari 55Kg menjadi
54Kg) dikarenakan mual. Kemudian pada usia kehamilan 37-38 (dari 63,5Kg

65
66

menjadi 62Kg) pola makan ibu tidak ada pengurangan porsi makan, ataupun
mual, kemungkinan penurunan berat badan ini disebabkan oleh kerusakan alat
penimbang badan dan diakui oleh petugas RS. Dengan demikian kenaikan
berat badan Ny. K sama dengan teori (Saryono, 2010) yaitu kenaikan berat
badan ibu normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. Pengukuran TB Ny. K
adalah 156cm dalam kategori normal berdasarkan teori Saryono, 2010.
Pengukuran tekanan darah Ny.K mengarah ke arah anemia yaitu 90/70
mmHg. Apabila tekanan darah turun dibawah normal kita pikirkan kearah
anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80
mmHg (Mufdlilah, 2009). Namun, hal ini disangkal karena hasil pemeriksaan
darah Ny K, haemoglobin 11,2gr/dL dalam kategori normal Menurut WHO
dalam arisman, 2002. Setelah dilakukan pengkajian ulang ternyata Ny. K
kurang istirahat di malam hari dan tidak bisa tidur di siang hari.
Mengukur lingkar lengan atas, menurut Depkes RI (2002) ambang
batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5cm. hasil
pengukuran Lila Ny K adalah 24 cm termasuk dalam gizi normal.
Tinggi fundus uteri (TFU) pada Ny. K selama kehamilan bertambah
tidak sesuai teori, Menurut Spiegelberg (Kamus Kebidanan, 2007) yaitu pada
usia kehamilan minggu ke-14-15 (2 jari atas pusat), minggu ke-20-21 (13cm),
minggu ke-24-25 (20cm), minggu ke-29 (22cm), minggu ke-33-34 (30cm).
Ketidaksesuaian antara teori diatas dengan keadaan Ny. K mengakibatkan
resiko terjadi pertumbuhan janin terhambat atau tidak sesuai dengan masa
kehamilan.
Berdasarkan rumus Johnson Toshack untuk menghitung tafsiran berat
janin. Pada kehamilan usia 40 minggu, Ny. K memiliki TFU 30 cm didapati
hasil TBJ 2945 gram, dan tafsiran berat janin masuk dalam kategori normal.
Pemeriksaan presentasi janin pada Ny. K menggunakan metode
leopold, selama pemeriksaan ANC Ny.K tidak mengalami masalah presentasi
janin. Pemeriksaan ANC pada tanggal 18-10-2017 tidak memeriksa DJJ
karena ketidak lengkapan alat, sehingga penulis mengkaji gerakan janin
dengan metoda Cardiff saat ibu duduk atau tidur miring kiri mulai dari pukul 9
pagi hingga pukul 9 malam. Hasil gerakan janin >10 kali hal ini masuk dalam
67

kategori normal dan bayi hidup. Untuk kunjungan ANC berikutnya selalu
memeriksa DJJ.
Penulis juga menerangkan bahwa makanan dan gizi semasa hamil
adalah kebutuhan nutrisi untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan janinnya.
Makanan yang diperlukan adalah gizi yang seimbang meliputi protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Ny. K menurut kebiasaan makannya
yaitu 3x sehari dengan porsi nasi, sayur, dan lauk pauk, ibu juga sering
mengkonsumsi buah, terkadang makan bakso atau mie ayam tetapi tidak
sering. Ibu mengaku saat hamil trimester 1 suka mengonsumsi susu kehamilan
namun saat trimester 3 sudah jarang karena mual. Dari kebiasaan makan Ny.
K, terdapat ketidaksesuaian dengan kebutuhan gizi ibu hamil yaitu kurangnya
konsumsi kalsium yang dianjurkan ibu hamil sebanyak 900-1.200 mg/hari
atau setara dengan 3 gelas susu perhari. Jika kalsium tidak terpenuhi janin
akan mengambil cadangan kalsium dari tulang Ibu, akibatnya rangka tulang
akan cepat rapuh karena terjadi demineralisasi dan Ibu akan mengalami
keropos tulang dini. Sedangkan dampak kekurangan kalsium secara langsung
tidak ada. (Utami S. R, 2007).
Menurut Saifuddin (2010), interval dalam memberikan imunisasi TT
pada ibu hamil, yaitu TT1 pada kehamilan pertama kunjungan ANC pertama,
4 minggu kemudian setelah TT1, 6 bulan setelah TT2, dilanjutkan 1 tahun
setelah TT 3 dan 1 tahun setelah TT4. Pemberian vaksin TT pada Ny. K sudah
lengkap jadi pada kehamilan ini tidak diberi vaksin TT.
Pemberian minimal tablet Fe adalah 90 tablet selama kehamilan, Ny. K
sudah memenuhi kebutuhan Fe selama kehamilannya.
Ny. K memeriksakan laboratorium darah dan urin selama kehamilan
ini sebanyak 3 kali yaitu 2 kali (trimester 1 dan 3) di puskesmas pada dan 1
kali (trimester 3) di RSUD Budhi Asih dengan hasil :
- Tanggal 24-3-2017 di Lab. Puskesmas H.Dogol hasil: Hb 12,9 %.
Golongan darah A/RH+, GDS 85mg/dl, protein urin negative, reduksi urin
negative, HBsAg: NR, VDRL: NR
- Tanggal 27-9-2017 di Lab. Puskesmas H.Dogol hasil: Hb 11,2 %.
68

- Tanggal 3-11-2017 di Lab. RSUD Budhi Asih hasil: Hb:12g/dL, GDS:


74mg/dL, HIV non reaktif, HbsAg non reaktif, warna urine keruh, glukosa
urine negative, albumin trace.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas, Ny K termasuk
dalam faktor resiko usia “Terlalu tua”. Dengan demikian Ny. K dirujuk
secara mandiri oleh Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II ke RSUD
Budhi Asih pada tanggal 23-10-2017.
Pada tanggal 14-11-2017 berkolaborasi dengan dr.I,SpOG di
RSUD Budhi Asih bahwa Ny K rencana induksi tanggal 15-11-2017 pagi,
hal ini dikarenakan indikasi tidak ada kontraksi pada janin aterm 40
minggu. . Keluarga diminta untuk menyiapkan surat-surat seperti BPJS,
KTP dan KK untuk mengurus biaya di RSUD Budhi Asih. Serta
perlengkapan ibu dan bayi selama di RS. Keluarga Ny. K juga diberi
informasi mengenai induksi, keluarga pun setuju. Rencana KB postpartum
Ny K adalah suntik 3 bulan dikarenakan KB steril dan IUD tidak disetujui
oleh suami Ny.K.
Pelayanan yang diberikan telah sesuai dan tidak menemui
kejanggalan. Pada prosesnya, asuhan yang dilakukan menemui kesesuaian
antara teori dan prakteknya. Terbukti, pemeriksaan timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar
lengan atas dan kebiasaan makan), ukur tinggi fundus uteri, dan mentukan
presentasi janin, denyut jantung janin (DJJ), pemberian tablet Fe, tes
laboratorium rutin, melakukan rujukan dengan indikasi sesuai dan
pemberian informasi kesehatan serta inform consent pada Ny.K dan
keluarga.

B. Persalinan
Pada kasus Ny. K dilakukan persalinan secara Sectio Caesaria dengan
indikasi gawat janin akibat adanya deselerasi denyut jantung janin saat
dilakukan CTG. Terdapat kesesuaian dari teori penyebab utama deselerasi
denyut jantung janin adalah kurangnya asupan O2 akibat kecemasan yang
dapat mengangggu aliran darah. Hal ini berdasarkan kecemasan pada ibu
69

akan bersalin bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu


efek adrenalin adalah kontraksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke
janin menurun. Penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya
kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan. Berdasarkan
teori Nugroho, 2012 gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 yang
cukup, sehingga asuhan yang dilakukan adalah memasang selang O2 pada
ibu untuk membantu supply oksigen pada janin.
Pada prosedur tindakan seksio sesaria terhadap Ny. K terdapat
kesesuaian dengan teori Juditha, dkk (2009), yaitu dengan diagnose yang
didapatkan dokter menjelaskan kondisi janin dan meminta izin keluarga
untuk melakukan tindakan operasi SC, pada pukul 13.00 WIB dilakukan
persiapan sebelum operasi SC yaitu dengan mengganti baju ibu dengan baju
operasi atau steril, melepas semua perhiasan yang ada ditubuh dan mencukur
rambut kemaluan ibu untuk mensterilkan, dilakukan pemasangan infuse
dengan cairan Asering dan dipasangkan dower cateter. Pada pukul 17.30
WIB operasi selesai dan berjalan lancar.

C. Bayi Baru Lahir


Pada tanggal 15 November 2017 pukul 15.20 WIB bayi lahir secara
operasi SC, menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin
laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori menurut Rukiyah (2013) Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan usia 37–42 minggu dan
berat badan lahir 2500 – 4000 gram, bayi segera menangis, bergerak aktif,
kulit kemerahan, mengisap ASI dengan baik, tidak ada cacat bawaan.
Pada tanggal 21 Novembember 2017 saat penulis melakukan
kunjungan rumah 6 hari terlihat mata bayi kuning, kemudian memberikan
anjuran kepada Ny. K untuk menjemur bayinya pada pagi hari dan tetap
memberikan ASI Ekslusif sesering mungkin, hal ini sesuai dengan teori
Suriadi, 2010 tentang perawatan ikterus neonatorum seperti menjemur bayi di
bawah sinar matahari pagi, serta memberikan ASI secara adekuat.
Berat badan bayi Ny. K berkurang dari 3243gram menjadi 3190 gram
berdasarkan hasil pemeriksaan tanggal 21 November 2017 dan panjang badan
70

tetap 48 cm. tali pusat puput pada hari ke 7 hal ini sesuai dengan teori Saleha,
2009. Penurunan berat badan yang terjadi adalah normal karena tidak lebih
dari 10%. Penurunan berat badan masih dalam kategori fisiologis, hal ini
sesuai dengan teori Bobak, 2005.
Selama melakukan pengawasan pada bayi baru lahir 1 jam sampai usia
40 hari, penulis melakukan asuhan sesuai dengan bayi baru lahir pada
umumnya, seperti ASI eksklusif, pencegahan hipotermi, dan perawatan tali
pusat. Penulis juga menambahkan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi yaitu
ibu dianjurkan menyusui bayinya sesering mungkin dan menjemur bayi pada
pagi hari. Evaluasi juga dilakukan penulis untuk menilai keefektifan rencana
asuhan yang diberikan, dimana tidak ditemukan kelainan atau masalah pada
bayi dan tidak ada tanda bahaya pada bayi.
Dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dari pemeriksaan 1 jam
sampai dengan pemeriksaan 40 hari, penulis menyatakan bahwa tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.

D. Nifas
Pada masa nifas dilakukan kunjungan nifas sebanyak 4 kali yaitu
kunjungan pertama pada 6 jam setelah melahirkan, kunjungan kedua pada 6
hari setelah melahirkan dan kunjungan ketiga pada 14 hari setelah melahirkan
serta kunjungan keempat pada 40 hari setelah melahirkan. Hal ini sesuai
dengan teori (Soleha, 2009).
Pada nifas 6 jam Ny K dianjurkan untuk mobilisasi dini yaitu miring
kanan dan miring kiri (mika-miki), jika sudah mampu leluasa (mika-miki)
kemudian dilanjutkan dengan belajar duduk, hal ini sesuai dengan teori
Sumantri, 2010. Pemenuhan nutrisi dan hidrasi bertahap, hal ini sesuai dengan
teori Kasdu, 2003.
Pada nifas hari ke-6 postpartum, tinggi fundus uteri Ny. K yaitu
pertengahan syimpisis dengan pusat, hal ini sesuai dengan pendapat Saleha
(2009).
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. K saat 6 dan 40 hari
postpartum adalah menganjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan rumah
71

yang berat, memakai pakaian yang longgar atau tidak ketat dan nyaman, agar
tidak menyebabkan nyeri di bagian luka jahitan SC, memberitahu ibu untuk
makan putih telur sehari 8 butir untuk pemulihan luka jahitan SC,
menganjurkan ibu untuk beristirahat saat bayinya tidur setelah menyusui
untuk mengganti kekurangan jam tidur, memberitahu ibu tentang tanda bahaya
masa nifas. Selama penulis melakukan pengawasan pada nifas post SC sampai
usia 40 hari, penulis melakukan asuhan sesuai dengan teori dan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Pada studi kasus komprehensif yang telahdilakukan kepada Ny. K
yang meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir tidak terjadi masalah fatal. Proses
kehamilan berjalan semestinya tidak ada komplikasi. Proses persalinan
dengan seksio sesaria (SC) atas indikasi gawat janin (adanya deselerasi
denyut jantung janin) selama proses operasi SC tidak ada masalah dan
berjalan dengan baik, bayi laki-laki lahir dalam keadaan sehat. Selama
masa nifas dan observasi perkembangan neonates terjadi penurunan berat
badan bayi <10% dan terjadinya icterus fisiologi hal ini dapat diatasi dan
tidak terjadi komplikasi, sedangkan masa nifas Ny. K tidak terjadi masalah
apapun Ny. K sehat hingga kunjungan hari ke-40. KB yang digunakan
sementara ini adalah MAL (Metode Amenorea Laktasi).
Dengan demikian selama proses pendampingan studi kasus yang
telah dilakukan kepada Ny. K yang dilakukan sejak usia kehamilan 35
minggu hingga nifas 40 hari maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penulis dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara
lengkap pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, dan
nifas;
2. Penulis dapat menganalisa masalah dan diagnosa kebidanan pada ibu
hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
3. Penulis dapat menegakkan diagnosa potensial pada ibu hamil trimester
III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
4. Penulis dapat melakukan tindak segera pada ibu hamil trimester III,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
5. Penulis dapat merencanakan tindakan asuhan pada ibu hamil trimester
III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas;

72
73

6. Penulis dapat melaksanakan rencanakan tindakan asuhan pada ibu


hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
7. Penulis dapat melaksanakan evaluasi pada ibu hamil trimester III,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas;
8. Penulis dapat melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP
pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

B. Saran
Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif ini, demi
peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama peningkatan
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi
baru lahir dan lebih berorientasi kepada asuhan sayang ibu. Penulis ingin
menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Lahan Praktik
Dapat lebih menerapkan asuhan sayang ibu dan melakukan asuhan
dengan menyeluruh dan sesuai program dan standar yang ada.
2. Bidan dan Mahasiswa
Diharapkan dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapatkan
selama pendidikan dan melakukan asuhan yang berkesinambungan
sesuai standar yang ada.
3. Penulis
Diharapkan mampu memberikan asuhan secara komprehensif kepada
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir secara
berkesinambungan serta melakukan asuhan sesuai dengan teori yang
telah di dapatkan dari pendidikan.
GAMBARAN KASUS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

Nama Penulis : Devita Maulina


NIM : P3.73.24.2.15.051
Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K
DENGAN PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI
PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU II
JAKARTA TIMUR TAHUN 2017
Jumlah BAB & halaman : V + 73 + Lampiran

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan komprehensif.
Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, melahirnkan, nifas dan bayi. Kasus diambil di
Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur
dari tanggal 09 Oktober 2017 s.d. 18 November 2017.
Ny. K G3P2A0 umur 37 tahun. Pada tanggal 23 September 2017 Ny. K dirujuk ke
RSUD Budhi Asih karena faktor usia. Pada tanggal 15 November 2017 usia
kehamilan Ny. K40 minggu. Rencana persalinan dengan tindakan induksi atas
indikasi tidak ada kontraksi, namun saat dilakukan pemeriksaan CTG
ditemukannya deselerasi denyut jantung janin sehingga dokter memutuskan
tindakan Seksio Cesaria (SC) Cito. Tanggal 15 November 2017 pukul 17.30 WIB
Ny K selesai operasi kemudian dipindahkan ke ruang perawatan, hasil
pemeriksaan post SC 2 jam keadaan Ny. K dalam batas normal. Bayi lahir pukul
15.20 WIB, BB: 3243gram, PB: 48cm, tidak ada cacat.
Tanggal 15 November 2017 jam 22.00 WIB Ny. K post SC 6 jam keadaan ibu
dalam batas normal. Pada tanggal 21 November 2017 jam 13.30 WIB dilakukan
kunjungan rumah I pada nifas 6 hari, hasil pemeriksaan keadaan Ny K dalam
batas normal, bayi Ny K umur 6 hari keadaan umum baik ditemukan icterus pada
mata dan penurunan berat badan 53 gram dari berat lahir. Tanggal 27 November
2017 jam 15.45 WIB dilakukan kunjungan rumah II pada nifas 12 hari, hasil
pemeriksaan keadaan Ny K sehat, tanda-tanda vital dalam batas normal, bayi Ny
K umur 6 hari keadaan umum baik dan mengalami kenaikan berat 110gram dari
berat badan saat usia 6 hari. Tanggal 25 Desember 2017 jam 14.00 WIB dilakukan
kunjungan rumah III pada nifas 40 hari, hasil pemeriksaan keadaan Ny K sehat,
tanda-tanda vital dalam batas normal. Bayi Ny K usia 40 hari dalam keadaan baik
dan berat bayi naik menjadi 5000gr, Panjang badan 50cm.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini tanpa suatu halangan
apapun. Laporan yang berjudul “LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN PERSALINAN
SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU II
JAKARTA TIMUR TAHUN 2017”.
Laporan ini merupakan laporan studi kasus yang diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan II di Puskesmas
Kelurahan Pondok Bambu II Jakarta Timur pada tanggal 09 Oktober 2017 s.d. 04
Desember 2017.
Dalam menyelesaikan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapatkan
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Ns. Karningsih,Am.Keb., S.Kep.,M.K.M selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III;
2. Ns.Herlyssa, S.Kep, SST, MKM, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III;
3. drg. Ani Widiastuti selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II;
4. Mardeyanti SSiT, M.Kes. selaku dosen pembimbing mahasiswa DIII
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III;
5. Bd. Ani Anggraeny selaku pembimbing lahan praktik di Ruang Persalinan dan
seluruh staff di Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II;
6. Ny. Kartini dan keluarga selaku pasien komprehensif;
7. Orang tua tercinta Dwi Haryanto dan Siti Badriyah yang telah memberikan
dukungan serta ketulusan doa;
8. Rekan-rekan pejuang wisuda 2018 selaku mahasiswi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III angkatan ke-18.

ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan studi kasus ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan penulis sebagai penyempurnaan laporan studi kasus
ini. Semoga loparan studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya.

Bekasi, 01 Desember 2017

DEVITA MAULINA

iii
DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL SPESIFIKASI


LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
GAMBARAN KASUS ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 3
1. Tujuan umum ...................................................................................... 3
2. Tujuan khusus ..................................................................................... 3
C. Waktu dan tempat pengambilan kasus ...................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Kehamilan Trimester III ............................................................................ 5
B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir usia 1 jam ............................................... 17
C. Nifas. ......................................................................................................... 27

BAB III TINJAUAN KASUS


A. SOAP Kehamilan ...................................................................................... 39
B. SOAP Persalinan ....................................................................................... 50
C. SOAP Bayi Baru Lahir ............................................................................. 53
D. SOAP Nifas ............................................................................................... 60

iv
BAB IV PEMBAHASAN
A. Antenatal Care........................................................................................... 65
B. Persalinan .................................................................................................. 68
C. Bayi Baru Lahir ......................................................................................... 69
D. Nifas .......................................................................................................... 70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 71
B. Saran .......................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... vii


DAFTAR LAMPIRAN................... .................................................................... ix

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Menu Makan Sehari Ibu Hamil ............................................... 10

Tabel 2. Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan ............................. 13

Tabel 3. Interval Pemberian Imunisasi TT ......................................................... 14

Tabel 4. Batas kadar Haemoglobin .................................................................... 15

Tabel 5. Indikasi Medis Seksio Sesaria ............................................................. 19

Tabel 6. Derajat Ikterus pada Neonatus Menurut Kramer ................................. 24

vi
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta :


EGC

Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo. 2003.

JNPK-KR, Depkes RI. 2012. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta

Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC

Mufdlillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha


Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, S., 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono
Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika

Aliyah dalam Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PERSALINAN CAESAREAN


SECTION DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA NEONATUS DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL Tahun 2017

TIM Pengajar Mata Kuliah Kegawatdaruratan. Pedoman Praktik


Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Jakarta III. Tahun Ajaran 2015-2016

vii
Profil Kesehatan Indonesia diakses melalui:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf (diakses pada 10-10-2017 pukul:
19.30 WIB)

http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Laptah%20TA%202016%20Dit%20K
esga.pdf (diakses pada 10-10-2017 pukul: 19.40 WIB)

Profil Kesehatan Jakarta Timur diakses melalui:


http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2012/
3172_DKI_Jakarta_Timur_2012.pdf (diakses pada 15-10-2017 pukul: 13.40
WIB)

http://eprints.undip.ac.id/43162/2/15._BAB_II.pdf (diakses tgl 16-11-2017 pkl


16.00 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37771/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 16-11-2017 pkl 19.20 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19116/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 13-11-2017 pkl 19.30 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41532/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 15-11-2017 pukul 19.35 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37949/4/Chapter%20II.pdf
(diakses tgl 18-11-2017 pukul 19.40 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27230/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (diakses pada 16-11-2017 pukul: 19.45 WIB)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27206/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada 18-11-2017 pukul 20.00 WIB)

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31329156/Sentuhan_dalam_
Persalinan.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=15
12303140&Signature=tfRtbzD7KN%2Bcreq2FQsAgIre%2BUY%3D&response-
content-disposition=inline%3B%20filename%3DSentuhan_dalam_Persalinan.pdf
(diakses pada 19-11-2017 pukul 18.45WIB)

http://digitalcommons.liberty.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1480&context=hon
ors (diakses pada 19-11-2017 pukul 19.00WIB)

nad.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/MAL.pdf. (diakses pada 21-11-2017


pukul 05.00WIB)

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. LEMBAR KONSULTASI

2. LEMBAR INFORMED CONSENT

3. LEMBAR KETERANGAN ASUHAN KOMPREHENSIF

4. FOTOKOPI SURAT KETERANGAN LAHIR

5. LEMBAR CAP KAKI BAYI

6. FOTOKOPI BUKU KIA

7. DOKUMENTASI

ix
x
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi
xxii
xxiii
xxiv
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xxv
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xxvi
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xxvii
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xxviii
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xxix
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DENGAN
PERSALINAN SEKSIO CESARIA DI PUSKESMAS KELURAHAN
PONDOK BAMBU II JAKARTA TIMUR TAHUN 2017

xxx

Anda mungkin juga menyukai