Anda di halaman 1dari 58

KORELASI PERUBAHAN KECEPATAN AKIBAT KERUSAKAN

JALAN DENGAN BIAYA PENGGUNA

(Proposal Sripsi)
Diajukan Sebagai Satu Syarat Akademis Tingkat
Sarjana Teknik Jurusan Teknik Sipil
Univesitas Muhammadiyah Metro

DI SUSUN OLEH :
IQBAL MARDIANSYAH
NPM. 14510020

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2018
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu sarana yang sangat dibutuhkan dalam

mendukung pergerakan sistem transportasi untuk menghubungkan suatu tempat

ke tempat lain dimana terdapat yang diangkut, pengangkut, tenaga penggerak,

jalur yang akan dilintasi dan terminal persinggahan dan terminal akhir (Deddy

Ritonga, dkk., 2015). Kondisi jalan yang baik diperlukan untuk kelancaran

kegiatan transportasi yaitu untuk kelancaran pengiriman barang atau jasa secara

aman, nyaman dan ekonomis kepada pengguna jalan.

Masalah kemacetan lalu lintas bukan lagi merupakan hal yang jarang terjadi

apabila jalan yang dilewati mengalami kerusakan ditengah lalu lintas yang padat

Hampir disetiap ruas jalan yang mengalami kerusakan menimbulkan kemacetan

yang cukup panjang, akibat dari kemacetan tersebut menimbulkan social cost

yang cukup tinggi, lamanya waktu tempuh perjalanan, konsumsi bahan bakar

minyak yang bertambah yang menimbulkan biaya transportasi semakin tinggi

hingga bertambahnya angka kecelakaan dan stres di tengah masyarakat.

Rendahnya tingkat pelayanan jalan berdampak terhadap besarnya biaya bagi

pengguna jalan (Road User Cost, RUC), Semakin tinggi kecepatan kendaraan

pada suatu ruas jalan maka biaya yang ditimbulkan akan semakin rendah dan jika

kecepatannya rendah maka biaya yang ditimbulkan akan semakin besar (Bennett,

R., 2003). Penurunan biaya operasi kendaraan, baik karena perbaikan prasarana

maupun perbaikan kondisi lalu lintas, akan menimbulkan penghematan biaya bagi
para pengguna jalan. Sehingga perhitungan biaya operasi kendaraan perlu

dilakukan untuk perencanaan dan penyusunan program transportasi darat.

Berdasarkan pengamatan di Lintas Sumatera (Bumi Ratu Nuban, Kabupaten

Lampung Tengah STA 44+000), Punggur, Kabupaten Lampung Tengah (Jl.

Pattimura) dan Kota Metro (Jl. AH Nasution) Masalah kemacetan dan kerusakan

jalan umumnya dipengaruhi oleh volume lalu lintas, muatan berlebih, kesalahan

perencanaan dan pelaksanaan, serta pemeliharaan jalan yang tidak memadai.

Keadaan ini menyebabkan terjadinya penurunan pada tingkat pelayanan jalan dan

biaya bagi penggunan jalan terutama dalam hal peningkatan penggunaan bahan

bakar dan bertambahnya waktu perjalanan mengakibatkan para pengguna jalan

mengalami keterlambatan untuk tiba di tempat tujuan, hal ini berpengaruh

terhadap jam kerja suatu profesi pekerjaan karena mengalami kemacetan.

Dari latar belakang diatas, maka penulis mengambil studi kasus pada ruas

jalan Lintas Sumatera (Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah STA

44+000), Punggur, Kabupaten Lampung Tengah (Jl. Pattimura) dan Kota Metro

(Jl. AH Nasution) dengan menggunakan metode Bina Marga.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan

tujuan penelitian, mencakup :

1. Seberapa besar pengaruh kerusakan jalan terhadap keterlambatan waktu

tempuh sehingga berakibat kepada biaya pengguna?

2. Berapa biaya pengguna jalan akibat pengurangan kecepatan pada jalan rusak

ruas Lintas Sumatera (Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah STA
44+000), Punggur, Kabupaten Lampung Tengah (Jl. Pattimura) dan Kota

Metro (Jl. AH Nasution)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :

1. Mengetahui Seberapa besar pengaruh kerusakan jalan terhadap keterlambatan

waktu tempuh sehingga berakibat kepada biaya pengguna.

2. Mengetahui berapa biaya pengguna jalan akibat pengurangan kecepatan pada

jalan rusak ruas pengamatan di Lintas Sumatera (Bumi Ratu Nuban,

Kabupaten Lampung Tengah STA 44+000) dan Punggur, Kabupaten

Lampung Tengah (Jl. Pattimura)?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Memberikan tambahan refrensi untuk pemeliharaan jalan yang efektif dan

efisien agar mengurangi dampak penambahan biaya bagi pengguna jalan.

2. Penelitian ini dapat menjadi refrensi dalam ilmu Transportasi dan dapat di

manfaatkan sebagai tambahan karya penelitian pada Universitas

Muhammadiyah Metro khususnya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil.

1.5 Batasan Masalah

Batasan – batasan masalah yang diambil agar masalah tidak terlalu meluas

dan tidak terlalu menyimpang adalah :


1. Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan Lintas Sumatera (Bumi Ratu Nuban,

Kabupaten Lampung Tengah STA 44+000), dan Punggur, Kabupaten

Lampung Tengah (Jl. Pattimura)

2. Jenis kendaraan yang diteliti untuk menghitung Biaya pengguna jalan (RUC)

yaitu kendaraan penumpang.

3. Data volume kendaraan dan kecepatan kendaraan diperoleh melalui survey

menggunakan alat RoadPod VT59000 dan divalidasi menggunakan

SpeedGun.
BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

2.1 Biaya Pengguna Jalan (Road User Cost, RUC)

Biaya pengguna jalan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jalan

dalam bertransportasi baik berkendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Komponen utama RUC adalah Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan nilai waktu

(Value of Time, VOT) (Bennett R., 2003 dan Bertha M., 2011). RUC dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu kecepatan kendaraan, kondisi jalan (road condition),

kekasaran permukaan jalan (Roughness), jenis kendaraan, geometrik jalan,

lengkung jalan (curvature), lingkungan, iklim, dan gaya pengemudi (Bennett R.,

2003).

2.2 Biaya Operasi Kendaraan (BOK)

Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah biaya ekonomis yang terjadi

dengan dioperasikannya suatu kendaraan pada kondi-si normal untuk suatu tujuan

tertentu. Pengertian biaya ekonomi yang dimaksud disini adalah biaya yang

sebenarnya terjadi (Hudoyo R., 2006). Analisis BOK di pengaruhi oleh kecepatan

kendaraan, jenis kendaraan, geometrik jalan, kekasaran permukaan jalan, dan gaya

pengemudi. Menurut Bina Marga, 1995 dan Sistem Perencanaan Angkutan

Umum ITB, 1997, BOK terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, yaitu :

2.2.1 Biaya tetap (Standing cost atau fixed cost)


Biaya tetap adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan secara rutin untuk

jangka waktu tertentu dan tidak terpengaruh oleh operasional kendaraan

tersebut, yaitu meliputi:


a. Biaya Penyusutan (BP)

Biaya penyusutan yaitu biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai

kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis. Umur ekonomis

didefenisikan sebagai waktu pemakaian alat yang masih memberikan

keuntungan ekonomis, sedangkan nilai residu adalah nilai alat setelah umur

ekonomisnya berakhir.

Persamaan biaya penyusutan kendaraan adalah sebagai berikut :

1
Mobil Penumpang : Y = ……………… (1)
2,5 S+ 125

1
Bus :Y= ……………… (2)
8,756 S +350

1
Truk :Y= …………….... (3)
6,129 S+ 245

Dimana :

Y = Penyusutan kendaraan per 1000 km, dikaliakan dengan harga kendaraan

S = Running Speed (Km/Jam)

b. Biaya bunga modal (interest cost);

Biaya bunga modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk bunga modal

dihitung berdasarkan besarnya uang yang dipinjam untuk pembelian

kendaraan, baik itu pinjaman sendiri maupun dari pihak luar seperti Bank.

Tingkat bunga dihitung berdasarkan tingkat bunga kredit bank yang berlaku.

Persamaan Biaya bunga modal adalah sebagai berikut :

120
Mobil Penumpang : Y = ……………………..(4)
500 s

120
Bus :Y= ……………………. (5)
2500 s
120
Truk :Y= ……………………. (6)
1750 s

Dimana :

Y = Suku bunga per 1000 km, dikalikan dengan ½ dari nilai kendaraan

S = Running Speed (Km/Jam)

c. Biaya asuransi.

Biaya Asuransi adalah biaya asuransi kecelakaan yang dibayarkan kepada

suatu perusahaan asuransi.

Persamaan biaya asuransi kendaraan adalah sebagai berikut :

35,0 x 0,5
Mobil Penumpang : Y = …………………. (7)
500 s

40,0 x 0,5
Bus :Y= …………………. (8)
2500 s

60,0 x 0,5
Truk :Y= …………………. (9)
1750 s

Dimana :

Y = Biaya Asuransi per 1000 km, dikalikan dengan nilai kendaraan

S = Running Speed (Km/Jam)

2.2.2 Biaya tidak tetap (variable cost or running cost)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan

jarak tempuh dan tergantung pada pemakaian kendaraan sehingga dapat

dirasakan secara langsung, biaya tidak tetap terdiri dari:

2.2.2.1 Biaya konsumsi bahan bakar

2.2.2.1.1 Kecepatan Rata-Rata Lalu Lintas


Data kecepatan lalu lintas dapat diperoleh dengan

melakukan pengukuran langsung dengan metode “moving car

observer” dan selanjutnya dilakukan perhitungan kecepatan rata-

rata ruang. Apabila data kecepatan lalu lintas tidak tersedia maka

kecepatan dapat dihitung dengan Manual Kapasitas Jalan

Indonesia (MKJI).

2.2.2.1.2 Berat Kendaraan Total

Batasan berat kendaraan total (dalam ton) yang dicakup

oleh persamaan adalah :

Tabel 2.1. Berat kendaraan total yang direkomendasikan

Nilai minimum Nilai maksimum


Jenis kendaraan
(ton) (ton)

Sedan 1,3 1,5

Utiliti 1,5 2,0

Bus Kecil 3,0 4,0

Bus Besar 9,0 12,0

Truk Ringan 3,5 6,0

Truk Sedang 10,0 15,0

Truk Berat 15,0 25,0

Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.1.3 Kecepatan Kendaraan

Batasan kecepatan rata-rata kendaraan (dalam km/jam)

yang dicakup oleh model persamaan berikut:


Tabel 2.2. Kecepatan rata-rata kendaraan yang direkomendasikan

Nilai minimum Nilai maksimum


Jenis kendaraan
(km/jam) (km/jam)

Sedan 5,0 100,0

Utiliti 5,0 100,0

Bus Kecil 5,0 100,0

Bus Besar 5,0 100,0

Truk Ringan 5,0 100,0

Truk Sedang 5,0 100,0

Truk Berat 5,0 100,0

Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.1.4 Tanjakan Dan Turunan

Geometri jalan yang diperhitungkan dalam model

persamaan hanya faktor alinemen vertikal, yang terdiri dari

tanjakan dan turunan. Batasan dan turunan yang dicakup oleh

model persamaan:

Tabel 2.3. Alinemen vertikal yang direkomendasikan


Jenis alinemen Nilai minimum Nilai maksimum
vertikal (m/km) (m/km)

Tanjakan 0,0 +90,0

Turunan -70,0 0,0

Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.1.5 Percepatan Rata-Rata

Percepatan rata-rata lalu lintas dalam suatu ruas jalan

dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

AR = 0,0128x(V/C) …………………….. (10)

Dimana:

AR = Percepatan rata-rata

V = Volume lalu lintas (smp/jam)

C = Kapasitas jalan (smp/jam)

2.2.2.1.6 Simpangan Baku Percepatan

Simpangan baku percepatan lalu lintas dalam suatu ruas

jalan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

SA = SA max (1,04/(1+e(ao+a1)*V/C) ….……………. (11)

Dimana :

SA = Simpangan baku percepatan (m/s²)

SA max = Simpangan baku percepatan maksimum (m/s²)

(tipikal/default = 0,75)
а1, а1 = Koefisien parameter (tipikal/default а0 = 5,140;

а1=-8,264)

V = Volume lalu lintas ( smp/jam)

C = Kapasitas jalan (smp/jam)

2.2.2.1.7 Tanjakan Dan Turunan

Tanjakan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan

data alinyemen vertikal dengan rumus berikut:


n

RR =
∑ Ri ………………… (12)
i=1
[ m/km ]
Li

Turunan rata-rata ruas jalan dapat dihitung berdasarkan

data alinyemen vertikal denganrumus berikut:


n

FR =
∑ F1 ……………………. (13)
i=1
[ m/ km ]
L

Apabila data pengukuran tanjakan dan turunan tidak

tersedia dapat digunakan nilai tipikal(default) sebagai berikut :

Tabel 2.4. Alinyemen vertikal yang direkomendasikan pada


berbagai medan jalan

Tnjakan rata- Turunan rata-


No Kondisi jalan
rata (m/km) rata (m/km)

1 Datar 2,5 -2,5

2 Bukit 12,5 -12,5

3 Pegunungan 22,4 -22,5


Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.1.8 Biaya Konsumsi Bahan Bakar Minyak

Untuk perhitungan bahan bakar perlu ditentukan

terlebih dahulu konsumsi bahan bakar rata-rata dari kendaraan

penumpang dan kargo dalam satuan liter/km. Kemudian dengan

mengetahui harga satuan bahan bakar, biaya bahan bakar dapat

dihitung. Konsumsi bahan bakar kendaraan dapat dipengaruhi

oleh kecepatan kendaraan. Berikut ini adalah rumus yang

digunakan untuk menghitung biaya bahan bakar minyak yang

berasal dari Departemen Pekerjaan Umum 2005. Rumus 5 adalah

rumus untuk menghitung biaya bahan bakar yang memerlukan

hasil perhitungan konsumsi bahan bakar, yang didapat dari

rumus 6 dan harga bahan bakar.

BiBBMj = KBBMi x HBBMj ………………… (14)

Dimana :

BiBBMi = Biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk


jenis kendaraan i,dalam rupiah/km
KBBMi = Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis
kendaraan i, dalam liter/km
HBBMj = Harga bahan bakar untuk jenis BBM j, dalam
rupiah/liter
i = Jenis kendaraan sedan (SD), utiliti (UT), bus kecil
(BL), bus besar (BR), truk ringan (TR), truk
sedang (TS) atau truk berat (TB)
j =Jenis bahan bakar minyak solar (SLR) atau z
premium (PRM)
KBBMi = (α + β₁/VR + β₂ x VR² + βз x RR + β4 x FR+

β5 x FR2 + β6 x DTR + β7 x AR + β8 x SA + β9 x

BK + β10 x BK x AR + β11 x BK x SA)/1000

…………………................ (15)

Dimana :

α = Konstanta
ß₁..ß₂ = Koefisien-koefisien parameter
Vʀ = Kecepatan rata-rata
Rʀ = Tanjakan rata-rata
Fʀ = Turunan rata-rata
DTʀ = Derajat tikungan rata-rata
Aʀ = Percepatan rata-rata
SA = Simpangan baku percepatan
BK = Berat kendaraan
Tabel 2.5. Nilai konstanta dan koefisien-koefisien paramater model konsumsi BBM
Jenis 1/VR VR2 RR FR FR2 DTR AR SA BK BKxAR BKxSA
Jenis α 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R 11
Sedan 23,78 1181,2 0,0037 1,265 0,634 - - -0,638 36,21 - - -
Utiliti 29,61 1256,8 0,0059 1,765 1,197 - - 132,2 42,84 - - -
Bus Kecil 94,35 1058,9 0,0094 1,607 1,488 - - 166,1 49,58 - - -
Bus Besar 129,60 1912,2 0,0092 7,231 2,790 - - 266,4 13,86 - - -
Truk Ringan 70,00 524,6 0,0020 1,732 0,945 - - 124,4 - - - 50,02
Truk Sedang 97,70 - 0,0135 0.7365 5,706 0,0378 -0,0858 - - 6,661 36,46 17,28
Truk Berat 190,30 3829,7 0,0196 14,536 7,225 - - - - - 11,41 10,92

Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B


2.2.2.2 Biaya Konsumsi Oli

Perhitungan biaya konsumsi oli tidak membedakan kecepatan

rata-rata. Sehingga hanya ada satu perhitungan biaya konsumsi oli

untuk tiap jenis kendaraan. Berikut ini adalah rumus yang digunakan

untuk menghitung biaya konsumsi oli yang berasal dari Departemen

Pekerjaan Umum 2005. Yang pertama adalah menghitung oli yang

hilang akibat kontaminasi dengan menggunakan rumus7 Kemudian

dilakukan perhitungan konsumsi oli dengan rumus 8 dan terakhir

menghitung biaya konsumsi oli dengan rumus 9 berikut ini adalah

rumus yang digunakan dalam menghitung biaya konsumsi oli :

OHKi = KAPOi / JPO …………………………….. (16)

Dimana :

KAPOi = Kapasitas oli (liter)

JPOi = Jarak penggantian oli (km)

KOi = OHKi + OHOi x KBBMi ………………... (17)

Dimana :

OHKi = Oli hilang akibat kontaminasi (liter/km)

OHOi = Oli hilang akibat operasi (liter/km)

KBBMi = Konsumsi bahan bakar (liter/km)

BOi = KOi x Hoj ……………………………… (18)

Dimana :

BOi = Biaya konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam

rupiah/km

Koi = Konsumsi oli untuk jenis kendaraan i, dalam liter/km


Hoj = Harga oli untuk jenis oli j, dalam rupiah/liter

i = Jenis kendaraan

j = Jenis oli

Tabel 2.6. Nilai tipikal JPOi, KAPOi, dan OHOi yang direkomendasikan
Jenis JPOi KAPOi OHOi
kendaraan
Sedan 2000 3,5 2,8 x 10-6
Utiliti 2000 3,5 2,8 x 10-6
Bus Kecil 2000 6 2,1 x 10-6
Bus Besar 2000 12 2,1 x 10-6
Truk Ringan 2000 6 2,1 x 10-6
Truk Sedang 2000 12 2,1 x 10-6
Truk Berat 2000 24 2,1 x 10-6
Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.3 Biaya Konsumsi Suku Cadang

Data harga kendaraan dapat diperoleh melalui survai harga

suatu kendaraan baru jenis tertentu dikurangi dengan nilai ban yang

digunakan. Harga kendaraan dihitung sebagai harga rata-rata untuk

suatu jenis kendaraan tertentu. Survai harga dapat dilakukan melalui

survai langsung di pasar atau mendapatkan data melalui survai

instansional seperti asosiasi pengusaha kendaraan penumpang.

Data kekasaran permukaan jalan dapat diperoleh dari hasil

pengukuran dengan menggunakan Alat Pengukur Kerataan Permukaan

Jalan dengan satuan hasil pengukuran meter per kilometer (IRI). Biaya

konsumsi suku cadang dihitung dengan rumus yang berasal dari

Departemen Pekerjaan Umum 2005. Yang pertama kali dilakukan adalah

mencari konsumsi suku cadang kendaraan per-juta kilometer dengan

menggunakan rumus 10 dan kemudian dihitung biaya konsumsi suku


cadang dengan menggunakan rumus 11 berikut ini adalah rumus-rumus

tersebut :

Pi = (+ 1 x IRI) (KJTi/100000)2 ……………… (19)

Dimana :

Pi = Konsumsi suku cadang kendaraan jenis i per juta kilometer

 = Konstanta

₁&₂ = Koefisien-koefisien parameter

IRI = Kekasaran jalan, dalam m/km

KJTi = Kumulatif jarak tempuh kendaraan jenis i, dalam km

i = Jenis kendaraan

BPi = Pi x HKBi /1000000 ……………………….(20)

Dengan :

BPi = Biaya pemeliharaan kendaraan untuk jenis kendaraan i,

HKBi = Harga kendaraan baru rata-rata untuk jenis kendaraan i

Pi = Nilai relatif biaya suku cadang terhadap harga kendaraan

baru jenis i

i = Jenis kendaraan.

Tabel 2.7. Nilai Tipikal , ₁&₂


Koefisien , ₁&₂
Jenis kendaraan  ₁ ₂
Sedan -0,69 0,42 0,10
Utiliti -0,69 0,42 0,10
Bus kecil -0,73 0,43 0,10
Bus besar -0,15 0,13 0,10
Truk ringan -0,64 0,27 0,20
Truk sedang -1,26 0,46 0,10
Truk berat -0,86 0,32 0,40
Sumber : Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.4 Biaya Upah Tenaga Pemeliharaan

Data upah tenaga pemeliharaan dapat diperoleh melalui survai

penghasilan tenagaperbaikan kendaraan. Survai upah dapat dilakukan

melalui survai langsung di bengkel atau mendapatkan data melalui

instansional seperti Dinas Tenaga Kerja.

Biaya upah perbaikan kendaraan untuk masing-masing jenis

kendaraan dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

BUi = JPi x UTP/1000 …………………………. (21)

Dimana :

BUi = Biaya upah perbaikan kendaraan (Rp/km)

JPi = Jumlah Jam Pemeliharaan (jam/1000km)

UTP = Upah Tenaga Pemeliharaan (Rp/jam)

Kebutuhan jumlah jam pemeliharaan untuk masing-masing

jenis kendaraan dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

JPi = aо x Piai ………………………………….(22)

Dengan :

JPi = Jumlah jam pemeliharaan (jam/1000km)

Pi = Konsumsi suku cadang kendaraan jenis i

a0, a1 = Konstanta
Tabel 2.8. Nialai tipikal a0 dan a1

N Jenis kendaraan a0 a1
o

1 Sedan 77,14 0,547

2 Utiliti 77,14 0,547

3 Bus kecil 242,03 0,519

4 Bus besar 293,44 0,517

5 Truk ringan 242,03 0,519

6 Truk sedang 242,03 0,517

7 Truk berat 301,46 0,519

Sumber: Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.5 Biaya Konsumsi Ban

2.2.2.5.1 Kekasaran

Data kerataan permukaan jalan yang diperlukan dalam

satuan hasil pengukuran meter per kilometer (IRI).

2.2.2.5.2 Tanjakan Dan Turunan

Perhitungan nilai tanjakan dan turunan TT merupakan

penjumlahan nilai tanjakan rata-rata FRdan nilai mutlak turunan

rata-rata RR. Nilai tanjakan rata-rata dihitung dengan

menggunakan rumus 3 dan nilai turunan rata-rata dihitung

dengan menggunakan rumus 4.

TT = FR + [RR] ………………………..(23)
Apabila data pengukuran tanjakan+turunan tidak tersedia

dapat digunakan nilai tipikal (default) seperti pada tabel 2.9.

Tabel 2.9. Nilai tipikal tanjakan dan turunan pada berbagai


medan jalan
No Kondisi medan TT (m/km)

1 Datar 5

2 Bukit 25

3 Pegunungan 45

Sumber: Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.5.3 Derajat Tikungan

Apabila data pengukuran derajat tikungan untuk suatu

ruas jalan tidak tersedia dapatdigunakan nilai tipikal (default)

seperti pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Nilai tipikal derajat tikungan pada berbagai medan jalan
No Kondisi medan Derajat tikungan (°/km)

1 Datar 15

2 Bukit 115

3 Pegunungan 200

Sumber: Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.5.4 Biaya Konsumsi Ban

Perhitungan biaya konsumsi ban tidak membedakan

kecepatan rata-rata maupun jarak tempuh tahunan. Yang pertama

dilakukan dalam menghitung biaya konsumsi ban adalah

menghitung konsumsi ban untuk kendaraan. Yang pertama


dilakukan dalam menghitung biaya konsumsi ban adalah

menghitung konsumsi ban untuk kendaraan dengan menggunakan

rumus 15 Kemudian biaya konsumsi ban dihitung dengan

menggunakan rumus 16 Berikut ini adalah rumus-rumus yang

digunakan dalam menghitung biaya konsumsi ban :

KBi =  + 1 x IRI + 2 x TTR + 3 x DTR ..............(24)

Dimana :

KBi = Konsumsi ban untuk jenis kendaraan i

 = Konstanta

1 ... 3 = Koefisien-koefisien parameter

TTR = Tanjakan+turunan rata-rata

DTR = Derajat tikungan rata-rata

BBi = KBi x HBj/1000 ………………………….. (25)

Dengan :

BBi = Biaya konsumsi ban untuk jenis kendaraan i, dalam

rupiah/km

KBi = Konsumsi ban untuk jenis kendaraan i, dalam

EBB/1000km

HBj = Jenis kendaraan

i = Harga ban baru jenis j, dalam rupiah/ban baru

j = Jenis ban
Tabel 2.11. Nilai tipikal , 1, 2 dan 3

Jenis  IRI TTR DTR


Kendaraan
1 2 3

Sedan - 0,01489 - -
0,01471

Utiliti 0,01905 0,01489 - -

Bus kecil 0,02400 0,02500 0,00350 0,000670


0

Bus besar 0,10153 - 0,00096 0,000244


3

Truk ringan 0,02400 0,025000 0,00350 0,000670


0

Truk sedang 0,09583 - 0,00173 0,000184


5 8

Truk berat 0,15835 - 0,00256 0,000280


0 0

Sumber: Bina Marga Pd T-15-2005-B

2.2.2.6 Biaya Tidak Tetap Besaran BOK (BTT)

Biaya tidak tetap dihitung dengan menjumlahkan biaya konsumsi

bahan bakar, biaya konsumsi oli, biaya konsumsi suku cadang, biaya

upah tenaga pemeliharaan dan biaya konsumsi ban seperti berikut :

BTT = BiBBMj+ BOi+ BPi + BUi+ BBi ……….(26)

Dengan:

BTT = Besaran biaya tidak tetap, dalam Rupiah/km


BiBBMj = Biaya konsumsi bahan bakar minyak, Rupiah/km

BOi = Biaya konsumsi oli, dalam Rupiah/km

BPi = Biaya konsumsi suku cadang, dalam Rupiah/km

BUi = Biaya upah tenaga pemeliharaan, dalam Rupiah/km

BBi = Biaya konsumsi ban, dalam Rupiah/km

2.3 Nilai Waktu (Value Of Time, VOT)

Nilai waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk

dikeluarkan (atau dihemat) untuk menghemat satu unit waktu perjalanan. Nilai

Waktu bertambah secara proporsional dengan pendapatan seseorang, semakin

besar tingkat pendapatan per kapitanya maka semakin besar pula nilai waktunya.

Pengurangan waktu perjalanan dapat mengubah porsi keuntungan yang cukup

besar, oleh karena itu digunakan pendekatan nilai waktu untuk mengkonversi

keuntungan tersebut dalam bentuk uang. (Eko D., 2002). Nilai Waktu untuk

masing-masing wilayah adalah berbeda-beda tergantung dari tingkat pendapatan

perkapita seseorang, moda transportasi yang digunakan, kecepatan kendaraan dan

tujuan perjalanan (Bertha M., 2011 dan Eko D., 2002). Penghematan waktu

perjalanan terjadi jika setelah dilakukan penataan, nilai waktu perjalanan lebih

kecil sebelum dilaksanakan penataan. Penghematan waktu perjalanan dimaksud

merupakan suatu manfaat yang diperoleh oleh seseorang dalam melakukan

perjalanan sehingga kelelahan akibat perjalanan berkurang sehingga jumlah

waktu kerja yang ada dapat digunakan secara optimal serta produktivitas kerja

meningkat.
2.4 Analisis Nilai Waktu (VOT)

Pada penelitian ini analisis nilai waktu (VOT) dihitung berdasarkan tingkat

upah rata-rata per bulan yang menggunakan kendaraan pribadi dengan kecepatan

kendaraan. Upah rata - rata per bulan adalah perbandingan antara pendapatan per

bulan dengan jumlah jam kerja selama satu bulan (Bertha M., 2011). Seperti pada

persamaan berikut :

MAW
VOT = …………………………. (27)
S

Pendapatan rata−rata per bulan


MAW = …………………. (28)
Jumlah jam kerja per bulan

Keterangan :

VOT = Nilai waktu, dalam satuan Rp/km/orang/bulan

MAW = Upah rata-rata per bulan, dalam satuan (Month Average Wage)

(Rp/jam/orang/bulan)

S = Speed Vehicle (km/jam)

Jumlah jam kerja selama satu bulan adalah 160 jam, dimana 1 minggu

mempunyai 40 jam kerja (Eko. D., 2002 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi RI No. Kep. 102/Men/Vi/2004).


Untuk PDRB (Pendapatan Daerah Rata-rata Broto) dapat dilihat dalam tabel

berikut

Tabel 2.12 PDRB Kabupaten/Kota Se Provinsi Lampung Atas Dasar Harga

Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha ( Juta Rupiah ), 2013-2017

Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016* 2017**

14,452,5 16,041,0 17,493,0 19,043,3 20,622,3


1. Lampung Barat
46 52 83 40 34
16,133,2 17,986,9 19,394,1 21,241,6 22,961,4
2. Tanggamus
45 96 33 77 72
26,555,7 29,388,9 32,298,4 35,523,6 38,848,1
3. Lampung Selatan
81 09 46 42 39
27,086,6 29,573,9 30,379,6 32,195,9 35,318,9
4. Lampung Timur
27 27 24 46 88
32,584,3 36,145,1 39,446,8 44,119,9 48,588,3
5. Lampung Tengah
67 49 08 43 23
22,768,7 25,535,8 27,786,7 30,766,2 33,696,6
6. Lampung Utara
62 04 37 39 28
19,158,2 21,392,1 23,244,7 25,279,9 27,517,9
7. Way Kanan
35 43 99 06 41
31,745,8 35,259,4 37,703,1 41,349,2 45,171,0
8. Tulang Bawang
74 13 05 02 96
23,221,3 25,665,5 27,478,4 29,825,4 32,119,0
9. Pesawaran
10 23 60 58 66
17,027,8 19,208,0 20,773,1 22,780,2 25,147,8
10. Pringsewu
25 15 80 23 28
30,251,7 34,000,4 37,373,5 41,209,0 45,214,6
11. Mesuji
95 23 93 45 07
12. Tulang Bawang 25,563,7 28,219,8 30,714,9 33,868,6 36,730,1
Barat 66 14 42 48 13
17,664,6 19,684,3 21,561,2 23,806,7 25,995,3
13. Pesisir Barat
63 11 03 50 42
32,770,5 36,771,1 40,262,8 44,843,7 50,037,6
14. Bandar Lampung
90 42 96 99 68
23,013,7 25,639,5 28,014,6 31,094,7 33,653,0
15. Metro
99 28 07 78 27
           
23,999,9 26,700,8 28,928,3 31,796,5 34,774,8
Provinsi Lampung *)
46 10 74 73 38
Sumber : https://lampung.bps.go.id

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Lintas Sumatera tepatnya di ruas

jalan Lintas Sumatera (Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah STA

44+000), Punggur, Kabupaten Lampung Tengah (Jl. Pattimura) dan Kota Metro

(Jl. AH Nasution). Dengan waktu, pembagian lokasi dan kondisi jalan sebagai

berikut :

Waktu : 24 jam selama 5 hari

Lokasi 1 : Lintas Sumatera, Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung

Tengah

(STA 44+000)

Kondisi Jalan : Normal

Lokasi 2 : Jl. Pattimura, Punggur, Kabupaten Lampung Tengah

Kondisi Jalan : Sebelum jalan rusak, kerusakan jalan yang diteliti sepanjang 15m
Lokasi 3 : Jl. Pattimura, Punggur, Kabupaten Lampung Tengah

Kondisi Jalan : Diantara jalan rusak, kerusakan jalan yang diteliti sepanjang 30m

KEC. GUNUNG SUGIH Legenda :


Gunung Sugih

KEC. KOTA GAJAH


Batas Kabupaten
KEC. ANAK TUHA

Tanggul Angin Batas Kec amatan


Negara Aji Tua
KEC. PUNGGUR Jalan Nasio nal
Bulusar i

KEC. BUMIRATUNUBAN Jala n Kabupaten


Kesumadadi
Simbarwaringin
Bangunr ejo Ibukota Kec amatan
KEC. BEKRI

KEC. TRIMURJ O
Ibukota Kabupaten

Lokasi Penelit ian


Ke Bandar Lampung

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian


Sumber : Badan Petanahan Nasional Peta Administrasi

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian Lintas Gambar 3.3 Lokasi Penelitian


Sumatera, Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Jl. Pattimura, Punggur, Kabupaten
Lampung Tengah (STA 44+000) Lampung Tengah
3.2 Bagan Alir Penelitian

MULAI

SURVEY LOKASI PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN

DATA PRIMER DATA SKUNDER


 Data lapangan :  Biaya Pengiriman Barang
Volume kendaraan,  Jurnal-jurnal terkait
kecepatan kendaraan
dan kelas kendaraan  Pedoman Bina Marga Pd
 Validasi menggunakan
T-15-2005-B
Speedgun

tidak
Memenuhi
ya

PENGOLAHAN DATA

LAKUKAN ANALISA BERDASARKAN METODE

BINA MARGA Pd T-15-2005-B

KESIMPULAN
SELESAI

3.1 Bagan Alir Diagram Penelitian


Sumber Gambar : Olahan Penulis

3.3 Alur Penelitian

Proses penelitian dimulai dengan identifikasi permasalahan yang

dilanjutkan dengan pengumpulan data baik yang berasal dari data primer maupun

data skunder. Setelah itu, peneliti dapat mengidentifikasi kerusakan jalan

tersebut. Selanjutnya melakukan pengolahan data dan menganalisa berdasarkan

Bina Marga Pd T-15-2005-B tentang biaya oprasional kendaraan.

3.4 Metode dan Proses Pengumpulan Data

3.4.1 Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara

pengamatan dan pengukuran secara langsung di lokasi penelitian. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lapangan antara lain

jenis kerusakan jalan, volume kendaraan, kelas kendaraan, kecepatan

kendaraan dan validasi menggunakan Speedgun.

3.4.2 Data skunder


Data skunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber data

yang telah ada, baik dari instansi terkait, Bina Marga Pd T-15-2005-B

tentang perhitungan biaya oprasional kendaraan, buku, laporan, jurnal,

internet atau sumber lain yang releven.

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Metode pengumpulan data primer :


1. Survei lokasi jalan dan kondisi jalan

Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan dan kondisi jalan

layak atau tidak untuk dijadikian lokasi penelitian

2. Survei prasarana jalan

Untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan,

yang terdiri dari : panjang ruas jalan, lebar jalan dan jumlah lajur

lalu lintas

3. Survei arus lalu lintas

Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas dan perlu

dilakukan survei untuk mendapatkan data yang representatif

mengenai besaran arus lalu lintas

4. Survei kecepatan kendaraan

Untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator

utama kinerja lalu lintas.

3.5.2 Metode pengumpulan data skunder

Untuk memperoleh data harga pengiriman barang dan gaji PNS

golongan III dilakukan dengan cara browsing melalui internet dan

melakukan survei di sekitar lokasi penelitian, yaitu di Lintas Sumatera

(Bumi Ratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah STA 44+000), Punggur,

Kabupaten Lampung Tengah (Jl. Pattimura) dan Kota Metro (Jl. AH

Nasution).
3.6 Peralatan Penelitian

Peralatan penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah ROADPORT VT59000

dimana alat tersebut berfungsi untuk menghitung volume kendaraan, kecepatan

kendaraan, dan kelas kendaraan yang melintas. ROADPORT VT59000 memiliki

beberapa rangkain antara lain :

1. ROADPORT VT59000

Salah satu perangkat yang sangat berperan utama dalam pembacaan data

Gambar 3.5 ROADPORT VT59000


2. Cube/Selang

Cube/Selang merupakan rangkaian dari ROADPORT VT59000 berfungsi

sebagai alat pembaca ketika sebuah kendaraan melintasi Cube/Selang

yang telah terpasang dan terhubung dengan ROADPORT VT59000.

Gambar 3.6 Cube/Selang


3. SpeedGun

Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan kendaraan.

Gambar 3.7 SpeedGun

3.7 Prosuder Penelitian

Untuk mempermudah penelitian, maka dilakukan langkah-langkah berikut :

1. Survey lokai jalan dan kondisi jalan

Yaitu untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan dan kondisi jalan

layak atau tidaknya untuk diteliti

2. Setelah lokasi sudah ditentukan selanjutnya persiapan pemasangan alat

di lokasi, alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah ROADPORT

VT59000,

3. Tentukan titik yang akan kita teliti, kemudian tube kita bentangkan di

permukaan jalan, tube disini terbagi atas 2 bagian, yang pertama tube

bagian A dan yang kedua tube bagian B, dimana penanda tube A dan B

tersebut agar tidak tertukar penempatannya ketika dilapangan

4. Setelah tube A dan B dibentangkan di permukaan jalan langkah

selanjutnya yaitu mengukur jarak antara penempatan tube bagian A dan

tube bagian B, jarak antara tube A dan B dilapangan yang kita gunakan

adalah 1m.

5. Setelah jarak sudah ditetapkan selanjutnya tube (selang) di kleb

kemudian di paku agar tube tidak bergeser dan berpindah tempat ketika

selang dilintasi kendaraan


6. Selesai pemasangn tube dipermukaan jalan, selanjutnya setting alat

ROADPORT VT5900 ke perangkat, pengaturan perangkat yang

dimaksud seperti pengaturan lamanya alat akan bekerja , pengaturan titik

lokasi agar terbaca di perangkat, dan pengaturan jarak.

7. Setelah semua perangkat tersetting dengan baik dan benar secara

otomatif data kecepatan kendaraan, data volume kendaraan dan data

kelas kendaraan akan terbaca dengan alat tersebut.

8. Tempatkan alat ROADPORT VT59000 ditempat yang aman, carilah

tempat yang berdekatan dengan tiang listrik atau tiang-tiang permanen

guna untuk menggembok alat ROADPORT VT59000 tersebut agar tidak

terjadi hal yang tidak diinginkan.

9. Untuk perbandingan data dengan alat ROADPORT VT59000 kita juga

melakukan validasi menggunakan Speedgun.


BAB IV
PEMBAHASAN

Biaya pengguna jalan (RUC) adalah biaya yang dikeluarkan oleh setiap
kendaraan berupa Biaya Oprasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu
perjalanan (VOT), BOK itu sendiri terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap. Hasil
dari penelitian akan dibahas dalam bab ini, untuk setiap jenis kendaraan telah
diubah menjadi Satuan Mobil Penumpang (SMP).

4.1 Kecepatan Rata-rata kendaraan


Kecepatan rata-rata adalah kecepatan yang ditempuh oleh setiap kendaraan
selama satu jam dibagi banyaknya kendaraan yang lewat dalam satu waktu
tersebut. Berikut adalah kecepatan rata-rata kendaraan untuk setiap titik.
Tabel 4.1 Kecepatan Rata-rata Kendaraan
Kecepatan Rata-Rata Kendaraan (Km/Jam)
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titk 7 Titik 8
32.57 27.88 19.55 18.24 16.66
36.13 28.81 20.38 19.08 17.01
33.99 30.15 20.21 19.19 16.18
35.94 30.22 22.50 20.37 12.78
34.53 41.29 21.80 19.34 11.64
32.60 19.35 20.91 20.41 14.21
21.00 17.41 19.96 18.51 16.36
17.77 23.53 19.30 18.14 17.25
34.61 29.07 18.53 26.38 21.81
Sumber: Analisis Perhitungan

4.2 Perhitungan Biaya Tetap


Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (BOK) untuk biaya tetap adalah
perhitungan depresiasi, perhitungan biaya suku bunga modal, dan perhitungan
biaya asuransi.
4.2.1 Perhitungan Depresiasi
Dalam perhitungan depresiasi digunakan metode PCI dan dibutuhkan
data-data seperti jenis/merk kendaraan, harga kendaraan baru, dan harga
kendaraan bekas. Untuk perhitungan herga kendaraan bekas yang berumur
lima tahun didapatkan dari situs jual beli online OLX, dan hanya
menggunakan jenis/merk kendaraan Daihatsu Xenia tipe X MT 1.3 STD
dan Toyota Avanza tipe E MT 1.3 karena kendaraan tersebut merupakan
jenis kendaraan/merk yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia khususnya untuk daerah Lampung Tengah. Untuk harga
kendaraan baru menggunakan produksi tahun 2018 dan untuk harga bekas
menggunakan tahun 2013. Berikut adalah contoh perhitungan depresiasi di
titik 1 pada satu jam pertama
1
Y=
2,5 s+125
1
= 2,5 (32,57 )+ 125

= 0.0048
Jadi biaya yang dikeluarkan untuk depresiasi pada satu jam pertama adalah
Rp.0.0048 untuk perhitungan depresiasi pada titik 1 sampai dengen 5 dapat dilihat
pada tabel 4.2 sampai dengan tabel 4.6

4.2.2 Perhitungan Biaya Suku Bunga Modal


Perhitungan biaya suku bunga modal digunakan rumus biaya suku
modal untuk untuk mobil penumpang Karena untuk semua jenis kendaraan
telah diubah ke Satuan Mobil Punumpang (SMP).
Berikut adalah contoh perhitungan biaya suku bunga modal pada titik 1
120
Mobil Penumpang : Y =
500 s

120
=
500 x 32,57

= 0.0074
untuk hasil perhitungan Biaya suku bunga modal untuk setiap titik dapat

dilihat dalam tabel 4.2 sampai dengan tabel 4.6

4.2.3 Perhitungan Biaya Asuransi

Biaya asuransi adalah biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan

asuransi ketika terjadi kecelakaan, berikut contoh perhitungan biaya asuransi

di titik 1

35,0 x 0,5
Y=
500 s
35,0 x 0,5
= 500(32,57)

= 0.0011

Jadi biaya asuransi yang dikeluarkan per 1000 km adalah Rp. 0,0011 untuk

perhitungan biaya asuransi pada titik lainnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sampai

dengan 4.6

4.2.4. Biaya Tetap Besaran BOK

Setelah biaya depresiasi, suku bunga modal dan asuransi dihitung untuk

mengetahui biaya total dari biaya tetap yaitu dengan menjumlahkan semua

komponen biaya yang telah dihitung. Untuk hasil perhitungan total biaya tetap pada

titik 1 sampai dengan 5 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Total Biaya Tetap pada Titik 1

Jumlah Total Biaya Tetap


Titik / Lokasi 1
Jam Ke Depresiasi Suku Bunga Modal Asuransi Total
1 0.0048 0.0074 0.0011 1.01
2 0.0046 0.0066 0.0010 2.01
3 0.0048 0.0071 0.0010 3.01
4 0.0047 0.0067 0.0010 4.01
5 0.0047 0.0070 0.0010 5.01
6 0.0048 0.0074 0.0011 6.01
7 0.0056 0.0114 0.0017 7.02
8 0.0059 0.0135 0.0020 8.02
9 0.0047 0.0069 0.0010 9.01
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Total Biaya Tetap pada Titik 2

Jumlah Total Biaya Tetap


Titik / Lokasi 2
Jam Ke Depresiasi Suku Bunga Modal Asuransi Total
1 0.0051 0.0086 0.0013 1.01
2 0.0051 0.0083 0.0012 2.01
3 0.0050 0.0080 0.0012 3.01
4 0.0050 0.0079 0.0012 4.01
5 0.0044 0.0058 0.0008 5.01
6 0.0058 0.0124 0.0018 6.02
7 0.0059 0.0138 0.0020 7.02
8 0.0054 0.0102 0.0015 8.02
9 0.0051 0.0083 0.0012 9.01
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Total Biaya Tetap pada Titik 3

Jumlah Total Biaya Tetap


Titik / Lokasi 3
Jam Ke Depresiasi Suku Bunga Modal Asuransi Total
1 0.0058 0.0123 0.0018 1.02
2 0.0057 0.0118 0.0017 2.02
3 0.0057 0.0119 0.0017 3.02
4 0.0055 0.0107 0.0016 4.02
5 0.0056 0.0110 0.0016 5.02
6 0.0056 0.0115 0.0017 6.02
7 0.0057 0.0120 0.0018 7.02
8 0.0058 0.0124 0.0018 8.02
9 0.0058 0.0129 0.0019 9.02
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Total Biaya Tetap pada Titik 4

Jumlah Total Biaya Tetap


Titik / Lokasi 4
Jam Ke Depresiasi Suku Bunga Modal Asuransi Total
1 0.0059 0.0132 0.0019 1.02
2 0.0058 0.0126 0.0018 2.02
3 0.0058 0.0125 0.0018 3.02
4 0.0057 0.0118 0.0017 4.02
5 0.0058 0.0124 0.0018 5.02
6 0.0057 0.0118 0.0017 6.02
7 0.0058 0.0130 0.0019 7.02
8 0.0059 0.0132 0.0019 8.02
9 0.0052 0.0091 0.0013 9.02
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Total Biaya Tetap pada Titik 5

Jumlah Total Biaya Tetap


Titik / Lokasi 5
Jam Ke Depresiasi Suku Bunga Modal Asuransi Total
1 0.0060 0.0144 0.0021 1.02
2 0.0060 0.0141 0.0021 2.02
3 0.0060 0.0148 0.0022 3.02
4 0.0064 0.0188 0.0027 4.03
5 0.0065 0.0206 0.0030 5.03
6 0.0062 0.0169 0.0025 6.03
7 0.0060 0.0147 0.0021 7.02
8 0.0059 0.0139 0.0020 8.02
9 0.0056 0.0110 0.0016 9.02

Sumber: Analisis Perhitungan

4.3 Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya sesuai dengan jarak tempuh

dan tergantung pada pemakain kendaraan sehingga dapat dirasakan secara

langsung, yang termasuk dalam biaya tidak tetap antara lain biaya konsumsi

bahan bakar, biaya konsumsi oli, biaya konsumsi ban, dan biaya suku cadang.

4.3.1 Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Minyak

Perhitungan biaya konsumsi bahan bakar minyak menggunakan rumus

14 Dan 15 yang tercantum pada bab 2 dengan memasukan data-data yang

sesuai dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan (tabel 2.4) seperti

tanjakan rata-rata sebesar 2.5 m/km turunan rata-rata sebesar -2.5 m/km.
dengan jenis kendaraan mobil penumpang dan menggunakan bahan bakar

jenis premium dengan harga Rp.6450,-

Berikut contoh perhitungan BBM untuk kendaraan penumpang pada titik 1:

KBBMi = (α + β₁/Vʀ + β₂ x Vʀ² + βз x Rʀ + β4 x Fʀ + β5 x FR2 + β6

x DTR + β7 x AR + β8 x SA + β9 x BK + β10 x BK x AR + β11 x BK

x SA)/1000

KBBMi = (23,78 + 1181,2/32,57) + 0,0037x32,57 ² + 1,265x2,5 +

0,634x(-2,5) + 0 + 0 + (-0,638)x0,0018 + 36,21x0,055 + 0 +

0 + 0) / 1000

= 67,54/1000 = 0,0675 liter/km

BiBBMj = KBBMi x HBBMj

= 0,0675 liter/km x Rp 6.450,- = Rp 435,64 /km

Untuk hasil perhitungan konsumsi bahan bakar minyak titik 1 sampai dengan
titik 6 dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut:
Tabel 4.7 perhitungan Bahan Bakar Minyak Titik 1

Kecepatan rata-rata kendaraan Biaya bahan bakar minyak


(Km/Jam) (Rp/Jam)
32.57   435.64  
36.13   418.40  
33.99   428.11  
35.94   419.22  
34.53   425.50  
32.60   435.46  
21.00   549.73  
17.77   612.71  
34.61   425.10  
Total 4149.88
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.8 Perhitungan Bahan Bakar Minyak Titik 2

Kecepatan rata-rata kendaraan Biaya bahan bakar minyak


(Km/Jam) (Rp/Jam)
27.88   468.19  
28.81   460.69  
30.15   450.76  
30.22   450.32  
41.29   401.60  
19.35   579.03  
17.41   621.33  
23.53   513.43  
29.07   458.64  
Total 4403.99
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.9 Perhitungan Bahan Bakar Minyak Titik 3

Kecepatan rata-rata kendaraan Biaya bahan bakar minyak


(Km/Jam) (Rp/Jam)
19.55   575.28  
20.38   560.19  
20.21   563.20  
22.50   527.06  
21.80   537.21  
20.91   551.15  
19.96   567.55  
19.30   580.04  
18.53   595.66  
Total 5057.33
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.10 Perhitungan Bahan Bakar Minyak Titik 4

Kecepatan rata-rata kendaraan


(Km/Jam) Biaya bahan bakar minyak (Rp/Jam)
18.24   602.03  
19.08   584.42  
19.19   582.26  
20.37   560.24  
19.34   579.16  
20.41   559.68  
18.51   596.17  
18.14   604.26  
26.38   481.85  
Total 5150.06
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.11 Perhitungan Bahan Bakar Minyak Titik 5

Kecepatan rata-rata Biaya bahan bakar minyak


kendaraan (Km/Jam) (Rp/Jam)
16.66   640.19  
17.01   631.30  
16.18   653.56  
12.78   776.45  
11.64   834.40  
14.21   717.47  
16.36   648.51  
17.25   625.19  
21.81   537.03  
Total 6064.10
Sumber: Analisis Perhitungan
4.3.2 Biaya Konsumsi Oli
Perhitungan konsumsi oli digunakan rumus 16, 17 dan 18. Perhitungan

biaya konsumsi oli tidak membedakan kecepatan rata-rata. Sehingga hanya

ada satu perhitungan biaya oli untuk tiap jenis kendaraan. Data-data yang

digunakan untuk perhitungan biaya oli antara lain harga oli untuk kendaraan

penumpang sebesar Rp 45.000 jenis oli PrimaXp,dengan Kapasitas oli 3,5

liter Untuk kendaraan penumpang. dan jarak penggantian oli yaitu 2000 km

untuk kendaraan penumpang. Berikut ini adalah perhitungan biaya konsumsi

oli. Contoh perhitungan untuk kendaraan penumpang untuk titik 1 sebagai

berikut:

1) Perhitungan oli untuk kendaraan penumpang:

OHKi = KAPOi / JPOi

= 3,5liter / 2000 km = 0,00175 liter/km

KOi = OHKi + OHOi x KBBMi

= 0,00175 liter/km + 2,8 x 10-6lt/km x 345,64 lt/km

= 0,00297 liter/km

BOi = KOi x Hoj

= 0,002997 liter/km x Rp 45.000,-

= Rp 133,640 /km

Untuk hasil perhitungan Biaya Konsumsi Oli pada Titik 1 sampai dengan

Titik 5 dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Biaya Konsumsi Oli pada Titik 1

Biaya Konsumsi Oli


Koi (Konsumsi Oli)
(Rp/Jam)

0.0030   133.64  
0.0029   131.47  
0.0029   132.69  
0.0029   131.57  
0.0029   132.36  
0.0030   133.62  
0.0033   148.02  
0.0035   155.95  
0.0029   132.31  
Total 1231.63
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Biaya Konsumsi Oli pada Titik 2

Biaya Konsumsi Oli


Koi (Konsumsi Oli)
(Rp/Jam)

0.0031   137.74  
0.0030   136.80  
0.0030   135.55  
0.0030   135.49  
0.0029   129.35  
0.0034   151.71  
0.0035   157.04  
0.0032   143.44  
0.0030   136.54  
Total 1263.65
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Biaya Konsumsi Oli pada Titik 3

Biaya Konsumsi Oli


Koi (Konsumsi Oli)
(Rp/Jam)

0.0034   151.24  
0.0033   149.33  
0.0033   149.71  
0.0032   145.16  
0.0033   146.44  
0.0033   148.19  
0.0033   150.26  
0.0034   151.83  
0.0034   153.80  
Total 1345.97
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Biaya Konsumsi Oli pada Titik 4

Biaya Konsumsi Oli


Koi (Konsumsi Oli)
(Rp/Jam)

0.0034   154.61  
0.0034   152.39  
0.0034   152.11  
0.0033   149.34  
0.0034   151.72  
0.0033   149.27  
0.0034   153.87  
0.0034   154.89  
0.0031   139.46  
Total 1357.66
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Biaya Konsumsi Oli pada Titik 5

Biaya Konsumsi Oli


Koi (Konsumsi Oli)
(Rp/Jam)

0.0035   159.41  
0.0035   158.29  
0.0036   161.10  
0.0039   176.58  
0.0041   183.88  
0.0038   169.15  
0.0036   160.46  
0.0035   157.52  
0.0033   146.42  
Total 1472.83
Sumber: Analisis Perhitungan

4.3.3 Biaya Konsumsi Suku Cadang


Biaya suku cadang dihitung dengan menggunakan rumus 19 dan 20. Data-data

yang digunakan antara lain nilai kekerasan jalan (IRI) pada setiap titik yaitu, 2

m/km, 5,92 m/km, 9,13 m/km, 18,6 m/km, dan 18,6 m/km. Selain itu digunakan

harga baru kendaraan jenis penumpang sebesar Rp 190.950.000,- dan

Dalam perhitungan biaya suku cadang dibedakan untuk beberapa jarak tempuh

tahunan. Jarak tempuh tahunan ini akan digunakan untuk memperkirakan

komulatif jarak tempuh. Berikut ini adalah perhitungan suku cadang untuk

kendaraan jenis penumpang dengan jarak tempuh kendaraan 15000 km untuk

jarak tempuh tahunan 6000 km. Berikut ini contoh perhitungan untuk kendaraan

penumpang dan kargo untuk lokasi 1:


1) Perhitungan suku cadang untuk kendaraan penumpang:

Pi = (+ 1 x IRI) (KJTi/100000)2

= (-0,69 + 0,42 x 2) ( 15000/100000) 0,10

= 0,12

BPi = Pi x HKBi /1000000

= 0,12 x Rp 190.950.000,-/1000000

= Rp 23,69 /km

Untuk hasil perhitungan Biaya Konsumsi Suku Cadang dari titik 1 sampai

dengan titik 2 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Suku Cadang


Perhitungan Suku Cadang
  Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5
Pi 0.12 1.49 2.60 5.89 5.89
Bpi 23.69 283.75 496.70 1124.94 1124.94
Sumber: Analisis Perhitungan

4.3.4 Biaya Upah Tenaga Pemeliharaan

Perhitungan biaya upah tenaga pemeliharaan menggunakan rumus 21 dan 22.

Perhitungan biaya upah tenaga kerja tidak dipengaruhi oleh kecepatan rata-rata

maupun jarak tempuh tahunan. Dan upah mekanik AUTO2000 sebesar

Rp.3.000.000,- Contoh perhitungan biaya upah tenaga pemeliharaan untuk

kendaraan penumpang:

JPi = aо x Piai

= 77,14 x 0,120,547

= 24,63

BUi = JPi x UTP/1000

= 24,63 x Rp 3.000.000/1000
= Rp 462/km

Hasil perhitungan biaya upah tenaga pemeliharaan pada titik 1 sampai dengan 5

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Biaya Upah Tenaga Pemeliharaan

K Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5


JPi 24.63 95.80 130.13 203.51 203.51
BUi 461.89 1796.27 2439.95 3815.81 3815.81
Sumber: Analisis Perhitungan

4.3.5 Biaya Konsumsi Ban

Perhitungan biaya konsumsi ban menggunakan rumus 24 dan 25.

Perhitungan biaya konsumsi ban tidak dipengaruhi oleh kecepatan rata-rata

maupun jarak tempuh tahunan. Dalam perhitungan ini digunakan acuan

perhitungan konsumsi ban untuk kendaraan penumpang sebesar Rp

800.000,- kendaraan penumpang Perhitungan biaya konsumsi ban pada

lokasi 1 untuk kendaraan penumpang diuraikan sebagai berikut:

1) Perhitungan biaya konsumsi ban untuk kendaraan penumpang:

KBi =  + 1 x IRI + 2 x TTR + 3 x DTR

= -0,01471 + 0,01489 x 2 + 0 x 5 + 0 x 15

= 0,02

BBi = KBi x HBj/1000

= 0,02 x Rp 800.000/1000

= Rp 12,06 /km

Hasil perhitungan biaya konsumsi ban pada titik 1 sampai dengan 5 dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:


Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Biaya Konsumsi Ban

Nilai Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 7 Titik 8


KBi 0.02 0.07 0.12 0.26 0.26
BBi 12.06 58.75 96.99 209.80 209.80
Sumber: Analisis Perhitungan

4.3.6 Biaya Tidak Tetap Besaran BOK


Setelah semua biaya tidak tetap dihitung, kemudian total biaya dari

operasional kendaraan dengan variasi kecepatan dan jarak tempuh dapat

dihitung. Berikut ini adalah perhitungan biaya tidak tetap untuk kendaraan

penumpang selama satu jam pada lokasi 1

Biaya tidak tetap untuk kendaraan penumpang pada lokasi 1:

= BiBBMj + BOi + BPi + BUi + BBi

= Rp 435,64/km + Rp 133,64/km + Rp 23,69/km + Rp 461,89/km +Rp 12,06/km

=Rp. 1.066,91/km

Untuk hasil perhitungan total dari biaya tidak tetap pada titik 1 sampai
dengan 5 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Total Biaya Tidak Tetap Titik 1
Jumlah Total Biaya Tidak Tetap
Titik / Lokasi 1
Jam Konsumsi Konsumsi Suku Upah Konsumsi
Total
Ke BBM Oli Cadang Pemeliharaan Ban
1 435.64 133.64 23.69 461.89 12.06 1066.91
2 418.40 131.47 23.69 461.89 12.06 1047.51
3 428.11 132.69 23.69 461.89 12.06 1058.44
4 419.22 131.57 23.69 461.89 12.06 1048.43
5 425.50 132.36 23.69 461.89 12.06 1055.50
6 435.46 133.62 23.69 461.89 12.06 1066.71
7 549.73 148.02 23.69 461.89 12.06 1195.38
8 612.71 155.95 23.69 461.89 12.06 1266.30
9 425.10 132.31 23.69 461.89 12.06 1055.05
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Total Biaya Tidak Tetap Titik 2
Jumlah Total Biaya Tidak Tetap
Titik / Lokasi 2
Jam Konsumsi Konsumsi Suku Upah Konsumsi
Total
Ke BBM Oli Cadang Pemeliharaan Ban
1 468.19 137.74 283.75 1796.27 58.75 2744.70
2 460.69 136.80 283.75 1796.27 58.75 2736.25
3 450.76 135.55 283.75 1796.27 58.75 2725.07
4 450.32 135.49 283.75 1796.27 58.75 2724.58
5 401.60 129.35 283.75 1796.27 58.75 2669.72
6 579.03 151.71 283.75 1796.27 58.75 2869.51
7 621.33 157.04 283.75 1796.27 58.75 2917.13
8 513.43 143.44 283.75 1796.27 58.75 2795.64
9 458.64 136.54 283.75 1796.27 58.75 2733.95
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Total Biaya Tidak Tetap Titik 3


Jumlah Total Biaya Tidak Tetap
Titik / Lokasi 3
Jam Konsumsi Konsumsi Suku Upah Konsumsi
Total
Ke BBM Oli Cadang Pemeliharaan Ban
1 575.28 151.24 496.70 2439.95 96.99 3760.16
2 560.19 149.33 496.70 2439.95 96.99 3743.16
3 563.20 149.71 496.70 2439.95 96.99 3746.55
4 527.06 145.16 496.70 2439.95 96.99 3705.86
5 537.21 146.44 496.70 2439.95 96.99 3717.29
6 551.15 148.19 496.70 2439.95 96.99 3732.99
7 567.55 150.26 496.70 2439.95 96.99 3751.45
8 580.04 151.83 496.70 2439.95 96.99 3765.51
9 595.66 153.80 496.70 2439.95 96.99 3783.10
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Total Biaya Tidak Tetap Titik 4
Jumlah Total Biaya Tidak Tetap
Titik / Lokasi 4
Jam Konsumsi Konsumsi Suku Upah Konsumsi
Total
Ke BBM Oli Cadang Pemeliharaan Ban
1 602.03 154.61 1124.94 3815.81 209.80 5907.18
2 584.42 152.39 1124.94 3815.81 209.80 5887.35
3 582.26 152.11 1124.94 3815.81 209.80 5884.92
4 560.24 149.34 1124.94 3815.81 209.80 5860.13
5 579.16 151.72 1124.94 3815.81 209.80 5881.43
6 559.68 149.27 1124.94 3815.81 209.80 5859.49
7 596.17 153.87 1124.94 3815.81 209.80 5900.59
8 604.26 154.89 1124.94 3815.81 209.80 5909.70
9 481.85 139.46 1124.94 3815.81 209.80 5771.86
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Total Biaya Tidak Tetap Titik 5


Jumlah Total Biaya Tidak Tetap
Titik / Lokasi 5
Jam Konsumsi Konsums Suku Upah Konsumsi
Total
Ke BBM i Oli Cadang Pemeliharaan Ban
5950.1
1 640.19 159.41 1124.94 3815.81 209.80
5
5940.1
2 631.30 158.29 1124.94 3815.81 209.80
4
5965.2
3 653.56 161.10 1124.94 3815.81 209.80
0
6103.5
4 776.45 176.58 1124.94 3815.81 209.80
8
6168.8
5 834.40 183.88 1124.94 3815.81 209.80
4
6037.1
6 717.47 169.15 1124.94 3815.81 209.80
6
5959.5
7 648.51 160.46 1124.94 3815.81 209.80
2
5933.2
8 625.19 157.52 1124.94 3815.81 209.80
6
5834.0
9 537.03 146.42 1124.94 3815.81 209.80
0
Sumber: Analisis Perhitungan

4.4 Perhitungan Nilai Waktu (VOT)


Nilai Waktu (VOT) dihitung berdasarkan tingkat upah rata-rata per bulan
yang menggunakan kendaraan pribadi dengan kecepatan kendaraan, Untuk
pendapatan daerah Lampung Tengah dapat dilihat pada tabel 2.12. yaitu sebesar
Rp.48.588.323,- dalam satu tahun sedangkan untuk mencari nilai waktu dibutuhkan
pendapatan rata-rata per bulan maka Rp. 48.588.323,- dibagi 12 bulan bulan, yaitu
sebesar Rp. 4.049.027,- untuk kecepatan rata-rata tiap titik dapat dilihat pada tabel
4.1

contoh perhitungan nilai waktu pada titik 1

Pendapatan rata−rata per bulan


MAW =
Jumlah jam kerja per bulan

4.049 .027
= = 25,306 Rp/jam/orang/bulan
160

MAW
VOT =
S
25,306
= 32,57 = 777,03 Rp/km/orang/bulan
Untuk hasil perhitungan nilai waktu pada titik 1 sampai dengan titik 5 dapt dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Nilai Waktu pada Titik 1

Kecepatan Rata- VOT


Rata (Rp/km/org/bln)
32.57 777.03
36.13 700.36
33.99 744.53
35.94 704.20
34.53 732.94
32.60 776.25
21.00 1205.12
17.77 1424.25
34.61 731.14
Sumber: Analisis Perhitungan
Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Nilai Waktu pada Titik 2

Kecepatan Rata- VOT


Rata (Rp/km/org/bln)
27.88 907.60
28.81 878.54
30.15 839.24
30.22 837.49
41.29 612.89
19.35 1307.73
17.41 1453.87
23.53 1075.62
24.48 1033.60
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Nilai Waktu pada Titik 3

Kecepatan Rata- VOT


Rata (Rp/km/org/bln)
19.55 1294.65
20.38 1241.89
20.21 1252.45
22.50 1124.64
21.80 1160.81
20.91 1210.12
19.96 1267.67
19.30 1311.21
26.96 938.80
Sumber: Analisis Perhitungan

Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Nilai Waktu pada Titik 4

Kecepatan Rata- VOT


Rata (Rp/km/org/bln)
18.24 1387.41
19.08 1326.44
19.19 1318.93
20.37 1242.08
19.34 1308.18
20.41 1240.11
18.51 1367.18
18.14 1395.13
26.38 959.46
Sumber: Anasilis Perhitungan

Tabel 4.29 Hasil Perhitungan Nilai Waktu pada Titik 5

Kecepatan Rata- VOT


Rata (Rp/km/org/bln)
16.66 1518.55
17.01 1488.09
16.18 1564.19
12.78 1980.20
11.64 2174.92
14.21 1781.23
16.36 1546.98
17.25 1467.13
21.81 1160.19
Sumber: Analisis Perhitungan
4.5 Perhitungan Biaya Pengguna Jalan (Road User Cost, RUC)
Perhitungan Biaya pengguna jalan (Road User Cost, RUC) adalah perhitungan biaya
yang dikeluarkan oleh pemakai jalan dalam bertransportasi baik berkendaraan umum
maupun kendaraan pribadi. Komponen utama RUC adalah biaya operasi kendaraan
(Vehicle Operating Cost, VOC) dan nilai waktu (Value of Time, VOT). Biaya
pengguna jalan dihitung dengan menjumlahkan semua nilai komponen yang ada,
hasil perhitungan biaya pengguna jalan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.30 Jumlah Total Pengguna Jalan (RUC)


Jumlah Total Biaya Pengguna Jalan (RUC)
Titik / Lokasi
Jenis BOK 1 2 3 4 5
Depresiasi 0.04 0.05 0.05 0.05 0.05
Suku Bunga Modal 0.07 0.08 0.11 0.11 0.14
Asuransi 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02
Konsumsi BBM 4149.88 4403.99 5057.33 5150.06 6064.10
Konsumsi Oli 1472.83 1263.65 1345.97 1357.66 1472.83
Suku Cadang 23.69 283.75 496.70 1124.94 1124.94
Upah Pemeliharaan 462 462 462 462 462
Konsumsi Ban 12.06 58.75 96.99 209.80 209.80
VOT 7795.81 8946.59 10802.24 11544.89 14681.47
Total 13916.28 15418.75 18261.29 19849.41 24015.24
Sumber: Analisis Perhitungan

Total Biaya Pengguna Jalan (RUC)


30000.00

25000.00

20000.00

15000.00

10000.00

5000.00

0.00
1 2 3 4 5
Gambar 4.1 Grafik Biaya Pengguna Jalan

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa titik 1 merupakan titik dengan

biaya pengguna jalan terendah dan titik 5 merupakan titik dengan biaya

pengguna jalan yang tertinggi hal tersebut dipengaruhi oleh kecepatan

kendaraan, semakin tinggi kecepatan suatu kendaraan maka biaya yang di

timbulkan akan semakin rendah dan semakin rendah kecepatan maka biaya yang

ditimbulkan akan semakin besar, ini dikarenakan pada titik 1 tidak terdapat

kerusakan jalan, sedangkan titik 5 merupakan titik dengan tingkat kerusakan

yang paling parah yg bahkan dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa perhitungan yang sudah dilakukan maka didapatkan

kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Kerusakan jalan dapat mempengaruhi kecepatan kendaraan saat melintas

di jalan tersebut, karena jika melintas dijalan yang rusak secara otomatis

kecepatan saat berkendara akan berkurang bahkan dapat menyebabkan

kemacetan. Kecepatan ini juga mempengaruhi Biaya pengguna jalan dan

nilai waktu secara signifikan sehingga semakin rendah kecepatan maka

biaya yang ditimbulkan akan semakin besar dan apabila semakin tinggi

kecepatan maka biaya yang di timbulkan akan rendah.

2. Hasil analisis BOK di Jalan Lintas Sumatra Gunung Sugih Bumi Ratu

Nuban , dengan kecepatan yang berbeda-beda biaya yang dikeluarkan

titik 1 Rp.6120,47 km/jam ini merupakan biaya terendah dibandingkan

dengan titik-titik lainnya , biaya yang dikeluarkan titik 2 sebesar

Rp.6472,17 km/jam, biaya yanf dikeluarkan pada titik 3 sebesar

Rp.7459.05 km/jam, biaya yang dikeluarkan titik 4 Rp.8304.52, dan titik


5 merupakan titik yang mengeluarkan biaya paling besar yaitu Rp.

9333,77 km/jam.

Hasil analisis nilai waktu (VOT) di Jalan Lintas Sumatra Gunung Sugih

Bumi Ratu Nuban dengan kecepatan yang berbeda-beda sesuai dengan

kondisi jalan yang ada biaya pada titik 1 sebesar Rp.

7795,81,-/km/orang/bulan, selanjutnya pada titik 2 sebesar

Rp.8946,59,-/km/orang/bulan, titik 3 sebesar

Rp.10802,29,-/km/orang/bulan, titik 4 sebesar

Rp.11544,89,-/km/orang/bulan dan pada titik 5 sebesar Rp. 14681.47,-

km/orang.bulan.

5.2 Saran

1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

penelitian berikutnya.

2. Perlu dilakukan pegembangan pengguna-an beberapa metode perhitungan

BOK dan VOT untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari metode

sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai