Diabetes
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius
di Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa
karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi
penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori yang
dimakan, kurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya jumlah populasi manusia usia lanjut.
Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta pelayanan kesehatan
yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian penyakit diabetes mellitus (DM) akan
makin meningkat. Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi.
Melihat pola pertambahan penduduk saat ini diperkirakan pada tahun 2020 akan ada sejumlah
178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus
sebesar 2 %, akan didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar untuk
dapat ditanggani sendiri oleh para ahli DM. Oleh karena itu antisipasi untuk dan menanggulangi
timbulnya ledakan pasien DM ini harus sudah dimulai dari sekarang. Dalam hal antisipasi untuk
pencegahan DM ini yang sangat perlu diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan
kesehatan pada penderita Diabetes Mellitus. Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes
mellitus merupakan suatu hal yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan
mencegah atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang
ditakuti oleh penderita.
Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara penderita DM dan keluarganya dengan para
pengelola/ penyuluh yang dapat terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga lain. Untuk
dapat menyuluh, dengan sendirinya para penyuluh harus benar-benar dapat memahami dan
menyadari pentingnya Pendidikan Kesehatan DM serta mampu menyusun serta menjelaskan
materi penyuluhan yang hendak di sampaikan kepada pasien. Dalam penyampaian materi
penyuluhan tersebut, fasilitator dapat memakai bermacam-macam sarana seperti ceramah,
seminar, diskusi kelompok, dan sebagainya. Semuanya itu tujuannya untuk mengubah periakal
(knowledge), perirasa (attitude), dan perilaku (behavior). Perubahan perilaku inilah yang paling
sukar dilaksanakan. Penyuluhan diperlukan karena penyakit diabetes adalah penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup.
Pengobatan diabetes memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang merupakan
bagian integral dari kegiatan rutin sehari-hari seperti makan, tidur, bekerja, dan lain-lain.
Pengaturan jumlah serta jenis makanan serta olah raga oleh pasien serta keluarganya.
Berhasilnya pengobatan diabetes tergantung pada kerja sama antara petugas kesehatan dengan
pasien dan keluarganya. Pasien yang mempunyai pengetahuan cukup tentang diabetes, kemudian
selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya, sehingga ia
dapat hidup lebih lama. Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan
penyuluhan diabetes antara lain:
1. Agar pasien dapat hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan. Kualitas hidup sudah
merupakan kebutuhan bagi seseorang, bukan hanya kuantitas, seseorang yang bertahan
hidup, tetapi dalam keadaan tidak sehat akan mengganggu kebahagiaan dan kestabilan
keluarga.
2. Untuk membantu pasien agar mereka dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi
yang mungkin timbul dapat dikurangi, selain itu juga jumlah hari sakit dapat ditekan.
3. Agar pasien dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya di dalam masyarakat.
4. Agar penderita dapat lebih produktif dan bermanfaat.
5. Menekan biaya perawatan baik yang dikeluarkan secara pribadi, keluarga, ataupun secara
nasional
Penyuluhan Diabetes Mellitus dapat dilakukan untuk pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Adapun pada penyuluhan pencegahan primer, dilakukan terhadap orang-orang yang belum
menderita DM tetapi potensial untuk menderita. Untuk pencegahan primer ini tentu saja kita
harus mengenal factor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya DM dan berusaha mengeliminasi
faktor tersebut. Penyuluhan menjadi sangat penting fungsinya untuk mencapai tujuan ini.
Masyarakat secara menyeluruh dengan melalui lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial
lainnya harus diikutsertakan dalam usaha pencegahan primer.
Demikian pula pemerintah melalui semua jajaran terkait baik pihak Departemen Kesehatan
maupun Departemen Pendidikan, melalui usaha Pendidikan Kesehatan yang harus dimulai sejak
prasekolah, misalnya dengan menekankan pentingnya kegiatan jasmani yang teratur dan menjaga
agar tidak gemuk serta pentingnya pola makan yang sehat. Kepada remaja perlu juga
diinformasikan dan dijelaskan mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat merokok.
Penyuluhan dalam hal pencegahan sekunder adalah dalam mengelola pasien DM, sejak awal kita
harus sudah waspada akan kemungkinan komplikasi-komplikasi kronik yang mungkin timbul.
Sejauh mungkin kita harus berusaha mencegah timbulnya komplikasi tersebut. Penyuluhan
mengenai DM dan pengelolaannya sangat penting untuk mendapatkan ketaatan berobat pasien
yang baik dan teratur. Pengaturan sistem rujukan yang baik menjadi sangat penting untuk mem-
back up pelayanan kesehatan primer yang merupakan ujung tombak pengelolaan DM. Dengan
demikian akan dapat diharapkan hasil pengelolaan yang sebaik-baiknya, apalagi bila ditunjang
pula dengan adanya tata cara pengelolaan baku yang dapat menjadi pegangan bagi para
pengelola.
Pencegahan tersier perlu dilakukan pada pasien DM, kalau komplikasi kronik DM ternyata
timbul juga, sehingga dalam hal ini pihak pengelola harus mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut dengan usaha pengelolaan komplikasi sebaik-baiknya dan usaha merehabilitasi pasien
sedini mungkin sebelum kecacatan menjadi menetap dan tidak dapat lagi diperbaiki lagi.
Jenis-Jenis Diabetes
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
1. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun
ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor
genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
2. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini
disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin
yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin).
Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.Selain kedua
jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes
gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah
akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari
saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka
telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
1. merasa haus.
2. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
3. Sering merasa sangat lapar.
4. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
5. Berkurangnya massa otot.
6. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat
7. tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
8. Lemas.
9. Pandangan kabur.
10. Luka yang sulit sembuh.
11. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
Jika Anda menderita diabetes, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan buatan sendiri. Dengan
begitu Anda bisa memantau bahan baku dan bahan tambahan apa saja yang akan digunakan
dalam makanan untuk Anda konsumsi. Selain jeli dalam memilih makanan untuk penderita
diabetes, Anda juga disarankan untuk rutin mengecek kadar gula darah.
Berikut ini adalah beberapa jenis buah bagi penderita diabetes yang aman untuk dikonsumsi:
1. Anggur
Semua jenis anggur mengandung antioksidan polifenol yang dapat membantu melawan
radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, anggur juga mengandung serat dan rendah kalori.
Anggur adalah salah satu buah yang baik untuk penderita diabetes karena mampu
menurunkan kadar gula darah.
2. Apel
Buah ini mengandung vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan serat yang tinggi. Selain
itu, buah apel juga memiliki indeks glikemik yang rendah. Ini artinya buah apel dapat
mencegah peningkatan kadar gula darah secara drastis. Kandungan serat pada buah apel dapat
membuat perut kenyang lebih lama, memperlambat penyerapan nutrisi seperti gula ke dalam
aliran darah, dan mengurangi kolesterol. Saat mengonsumsi apel, sebaiknya makan bersama
kulitnya karena bagian tersebut mengandung banyak gizi dan antioksidan.
3. Jeruk
Buah berwarna oranye ini juga termasuk buah untuk penderita diabetes. Selain mengandung
vitamin C, jeruk mengandung air, kalium, tiamin, dan asam folat yang baik.Kalium adalah
salah satu nutrisi yang baik untuk membantu mengontrol tekanan darah. Selain itu, kandungan
tiamin pada jeruk dipercaya mampu menurunkan kadar gula darah dan membantu mencegah
resistensi insulin.
4. Buah beri
Buah yang termasuk golongan buah beri, seperti stroberi dan blueberry, merupakan jenis buah
yang baik untuk penderita diabetes. Buah-buahan ini mengandung antioksidan, vitamin, dan
serat yang baik untuk mengendalikan kadar gula darah.
5. Kiwi
Kiwi merupakan buah yang unik. Kandungan vitamin C, serat, dan kalium yang tinggi pada
buah kiwi, ditambah antioksidan yang tinggi di dalamnya, menjadikan buah ini sebagai
asupan yang baik bagi penderita diabetes.
6. Jambu biji
Buah ini mengandung banyak serat dan antioksidan yang dapat membantu menurunkan kadar
gula darah. Oleh karena itu, jambu biji dipercaya baik untuk dikonsumsi oleh penderita
diabetes. Selain itu, buah ini juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan
darah.
7. Pir
Buah yang memiliki rasa manis dan daging renyah ini juga baik untuk penderita diabetes. Hal
ini karena buah pir mengandung serat yang dapat menyehatkan sistem pencernaan, serta
beragam nutrisi lain, seperti vitamin K, air, dan antioksidan yang tinggi. Jika ingin
mengonsumsi buah, pilihlah buah untuk penderitas diabetes yang aman dikonsumsi seperti
yang telah dipaparkan di atas. Sebaiknya pilih buah-buahan segar, bukan buah kalengan,
manisan, atau buah-buahan kering yang mengandung tambahan gula atau pemanis buatan.
SASARAN PENYULUHAN
Sebenarnya sasaran langsung penyuluhan diabetes adalah pasien diabetes beserta keluarganya,
tetapi untuk mencapai program yang berdaya guna dan sekaligus berhasil guna, kita perlu
menentukan sasaran tidak langsung yang terdiri dari petugas kesehatan dan berbagai komunitas
di mana pasien berada di dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Petugas kesehatan perlu
secara berkesinambungan mendapat pendidikan cara menangani pasien diabetes. Masalah di
Indonesia yang juga menjadi masalah di negara-negara lain adalah kurangnya pengetahuan
dokter tentang pengobatan mutakhir diabetes.
Informasi terbaru tentang penanganan diabetes sering terlambat sampai kepada dokter, terutama
mereka yang tinggal di kota kecil dan daerah terpencil. Sasaran kedua adalah tim
kesehatan/perawat yang bisa terdiri dari berbagai disiplin misalnya perawat, ahli gizi, ahli
fisioterapi, pekerja sosial, bahkan perawat bedah dan ahli farmasi. Masing-masing anggota tim
berfungsi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dan kebutuhan pasien pada saat konsultasi. Di
tingkat rumah sakit tentunya tim tersebut dapat lebih lengkap, tetapi di Puskesmas, balai
kesehatan masyarakat atau praktik pribadi, keberadaan tim yang sederhana terdiri dari 2-3 orang
sudah merupakan modal yang sangat berharga.
Di dalam pekerjaan sehari-hari, tentu saja tim ini harus bekerjasama dengan dokter. Sasaran
ketiga, adalah orang-orang yang beraktivitas bersama-sama dengan pasien sehari-hari, baik
dilingkungan rumah ataupun lingkungan lain misalnya lingkungan tempat bekerja, lingkungan
sekolah, dan lain-lain. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang mudah dijangkau,
karena di Indonesia pada umumnya seseorang tinggal bersama-sama keluarganya. Lingkungan
lain adalah lingkungan yang dapat berubah-ubah, tergantung pada aktivitas pasien.
Lebih sulit untuk mencapai komunitas ini bila dibandingkan dengan keluarga, karena lebih
bervariasi dan dengan tempat tinggal yang berbeda-beda pula. Penyuluhan bagi kelompok
komunitas ini sangat penting dan menjadi tanggung jawab dokter puskesmas, walaupun
demikian dokter praktik pribadi atau edukator diabetes juga dapat berpartisipasi melakukan
penyuluhan bagi kelompok ini. Pendidikan bagi kelompok ini dapat dilakukan melalui media
masa setempat, brosur, leflet, atau bila tersedia dana dapat dilakukan tatap muka kelompok.
Kelompok ini antara lain adalah kelompok dalam pekerjaannya sehari-hari paling mungkin untuk
kontak dengan pasien diabetes mellitus misalnya pemimpin perusahaan yang ada kontak
langsung dengan karyawan yang perlu mendapat penyuluhan sesuai dengan pekerjaannya yang
dilaksanaan sehari-hari misalnya guru, karyawan penerbangan, polisi, karyawan pemadam
kebakaran. Karyawan rumah sakit, petugas yang bergerak di dalam bidang transportasi seperti
misalnya sopir angkutan umum, pramugari dan sebagainya.
Dengan memberi penyuluhan diabetes kepada kelompok tersebut, diharapkan mereka dapat
membantu seorang pasien diabetes pada saat kedaruratan.
KESIMPULAN
Penyuluhan merupakan dasar utama untuk pengobatan diabetes bagi pasien dan juga pencegahan
diabetes bagi keluarga pasien serta masyarakat didalam komunitas tertentu. Pada dasarnya tujuan
penyuluhan diabetes adalah perawatan mandiri, sehingga seakan-akan pasien menjadi dokternya
sendiri dan juga mengetahui kapan dia harus memeriksakan dirinya ke dokter atau anggota tim
perawat lainnya untuk mendapatkan pengarahan yang lebih lanjut.
Dengan demikian dapat dikatakan penyuluhan diabetes adalah suatu proses pemberian
pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes, yang diperlukan untuk dapat merawat diri
sendiri, mengatasi krisis, serta mengubah gaya hidupnya agar dapat menangani penyakitnya
dengan sukses. Proses ini dilakukan untuk memungkinkan pasien menjadi pemain yang paling
aktif dalam menangani penyakit yang dideritanya. Penyuluhan dapat dilakukan secara
perseorangan atau kelompok, tergantung pada fasilitas yang ada, baik fasilitas waktu, ruangan
serta petugasnya. Walaupun demikian di dalam
pemberian penyuluhan kepada pasien perlu diingat bahwa setiap pasien harus mendapat
penilaian mengenai kebutuhannya, mendapat perencanaan penyuluhan yang menyeluruh sesuai
dengan kebutuhannya, mendapat penyuluhan serta penilaian tindak lanjut yang dilakukan secara
siklik sedemikian rupa sehingga pada akhirnya pasien akan terpenuhi kebutuhannya.
Dalam penyuluhan diabetes perlu diperhatikan metode penyuluhan dan materi yang diberikan
harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien pada saat itu, jadi dalam hal ini kita harus
perhatikan kelompok yang menjadi sasaran penyuluhan apakah anggota keluargan pasien
diabetes, atau pada pasien yang baru terdiagnosa diabetes maupun pada pasien yang sudah
mengalami komplikasi.
Dalam hal ini kita harus membaginya menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok anggota keluarga
pasien diabetes perlu diberikan penyuluhan untuk pencegahan primer, kelompok pasien yang
baru terdiagnosa perlu diberikan penyuluhan untuk pencegahan sekunder, dan untuk pasien yang
sudah mengalami komplikan perlu mendapatkan penyuluhan pencegahan tersier