Anda di halaman 1dari 12

ANALISA AIR

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti menggunakan alat Waterproof
Cyberscan PCD 650 dengan baik dan benar untuk mengukur parameter fisik air
seperti PH, conductivity, TDS, resistivity, dan kadar oksigen.
 Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari hubungan antara jumlah ion,tegangan
larutan dan salinitas suatu larutan elektrolit

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Alat yang digunakan :
 Gelas kimia 500 ml
 Waterproof cyberscan PCD 650
 Kaca arloji
 Spatula
 Labu takar 500 ml
 Neraca analitik
 Bahan yang digunakan :
 Tebs
 Sprite
 Mizone
 Super O2
 Air Sumur
 Promon
 Air Soda
 Air Got
 Nacl
III. Dasar Teori
Analisa air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar
suatu zat dalam campuran zat-zat lain.Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat
kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik.
Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air
tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup
semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik
maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan
pada akhirnya kualitas air tersebut menurun.
Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat
kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan
kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum.
Dalam menganalisa air dalam menentukan kualitas air ada beberapa parameter yaitu:
1. Salinitas
Dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air. Dalam
budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau ppt (part
perthousand) atau gram/liter. Tujuh ion utama yaitu : sodium, potasium, kalium,
magnesium, klorida, sulfat dan bikarbonat mempunyai kontribusi besar terhadap
besarnya salinitas, sedangkan yang lain dianggap kecil (Boyd, 1990).Sedangkan
menurut Davis et al. (2004), ion calsium (Ca), potasium (K), dan magnesium (Mg)
merupakan ion yang paling penting dalam menopang tingkat kelulushidupan udang.
Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah kadar klor yang
ada dalam suatu sampel (klorinitas). Sebagian besar petambak membudidayakan
udang dalam air payau (15-30 ppt). Meskipun demikian, udang laut mampu hidup
pada salinitas dibawah 2 ppt dan di atas 40 ppt
2. pH
pH merupakan suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan.
Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persdiaan air memiliki
pH antara 7-8,2. Namun beberapa air memiliki pH dibawah 6,5 atau diatas 9,5.
(Iclean, 2007). pH merupakan variabel kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi
sepanjang hari. Pada perairan umum yang tidak dipengaruhi aktivitas biologis yang
tinggi, nilai pH jarang mencapai diatas 8,5, tetapi pada tambak ikan atau udang, pH
air dapat mencapai 9 atau lebih (Boyd, 2002). Ketika fotosintesis terjadi pada siang
hari, CO2 banyak terpakai dalam proses tersebut. Turunnya konsentrasi CO2 akan
menurunkan konsentrasi H+ sehingga menaikkan pH air. Sebaliknya pada malam
hari semua organisme melakukan respirasi yang menghasilkan CO2 sehingga pH
menjadi turun. Fluktuasi pH yang tinggi dapat terjadi jika densitas plankton tinggi.
Tambak dengan total alkalinitas yang tinggi mempunyai fluktuasi pH yang lebih
rendah dibandingkan dengan tambak yang beralkalinitas rendah. Hal ini disebabkan
kemampuan total alkalinitas sebagai buffer atau penyangga (Boyd, 2002).Perubahan
pH berkaitan dengan kandungan oksigen dan CO2 dalam air. Pada siang hari jika O2
naik akibat fotosintesisa fitiplankton, maka pH juga naik. Kestabilan pH perlu
dipertahankan karena pH dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme air.
(Subarijanti, 2005).pH juga mempunyai peranan penting baik dalam kehidupan
organisme air maupun dalam pengaturan ketersediaan unsur hara dalam perairan itu
sendiri (tabel 1). pH (power hydrogen) merupakan ukuran aktifitas ion hydrogen dan
didefenisikan sebagai minus (negatif) logaritma konsentrasi ion H. pH yang terlalu
rendah ataupun yang terlalu tinggi dapat mematikan ikan. pH yang ideal dalam
budidaya perikanan adalah 6,5-9. Oleh karena itu pada tambak yang sumber air
tawarnya dari sungai yang ber pH rendah perlu dicampur dengan perbandingan yang
cepat dengan air laut yang biasanya ber pH lebih tinggi, sehingga pH campurannya
sesuai dengan yang diinginkan.
3. Alkalinitas
Merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH
larutan. Alkalinitas merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Dalam
budidaya perairan, alkalinitas dinyatakan dalam mg/l CaCO3. Penyusun utama
alkalinitas adalah anion bikarbonat (HC03 -), karbonat (CO3 2- ), hidroksida (OH-)
dan juga ion-ion yang jumlahnya kecil seperti borat (BO3 -), fosfat (P04 3-), silikat
(SiO4 4-) dan sebagainya (boyd, 1990). Alkalinitas secara umum menunjukkan
konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara
khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-
bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida
dalam air.
4. KARBON DIOKSIDA (CO2)
Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari organisme
fauna (ikan, zooplankton dan sebagainya) serta flora pada malam hari (phytoplankton
dan tumbuhan air lainnya). Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui
menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon
dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan.  Kadar karbon dioksida yang tinggi,
juga menunjukkan lingkungan air yang bersifat asam walaupun karbon dioksida juga
diperlukan untuk proses pem-buffer-an .  Apabila pH dalam suatu perairan atau
wadah dapat dikendalikan, terutama oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka
hubungan pH, KH dan CO2 terlarut menunjukkan hubungan yang tetap.  Dengan
demikian,  salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan mengatur parameter
yang lain.  Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur KH atau kadar
CO2.  Suatu sistem CO2 injektor misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH
dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai
nilai tertentu.  Dalam hal ini KH dibuat tetap. CO2 digunakan oleh tanaman atau
terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik.  Dengan sistem otomatis seperti disebutkan
sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa di sekitar nilai
pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.  Secara umum dapat dikatakan
bahwa CO2 terlarut dalam air dengan kepadatan sedang akan berada pada selang 1-3
ppm.  Untuk akuarium tanaman pH = 6,9, KH = 4 dan CO2 = 15 ppm merupakan
nilai yang ideal.Sedangkan peningkatan kandungan CO2 bebas dalam air
kolam/tambak budidaya perikanan akan dapat menurunkan nilai pH air. Artinya
semakin tinggi CO2 maka akan semakin tinggi keasamannya dan pH semakin rendah
menyebabkan alkalinitasnya semakin rendah. Jadi CO 2 sangat erat kaitannya dengan
pH maupun alkalinitas air.
5. KESADAHAN (HARDNESS)
Kesadahan air merupakan kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan
air lunak merupakan air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun
garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan
kesadahan air dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang
banyak, sedangkan pada air sadah, sabun tidak menghasilkan busa atau menghasilkan
sedikit busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
6. OKSIGEN TERLARUT (dissolved oxygen)
Oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam kehidupana setiap
organisme yang hidup. Setiap organisme hidup pasti membutuhkan oksigen untuk
respirasi selanjutnya yang berguna dalam proses metabolisme untuk merombak
bahan organik yang dimakan menjadi sari makanan yang dimanfaatkan sebagai
energi untuk tumbuh berkembang dan bergerak serta CO 2 dan H2O sebagai hasil
akhirnya/buangannya. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh
semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang
kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu,
oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam
proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut Kecepatan difusi oksigen dariudara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus,
gelombang dan pasang surut. Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan
semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada
lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi
antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya
kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut,karena proses fotosintesis
semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan
dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik

Dalam kimia, elektrolit adalah setiap zat yang mengandung ion bebas yang membuat
substansi elektrik konduktif. Elektrolit yang paling khas adalah solusi ionik, tetapi
elektrolit cair dan elektrolit padat juga mungkin.

Elektrolit umumnya ada sebagai solusi dari asam, basa atau garam. Selain itu,
beberapa gas dapat bertindak sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan
rendah. Larutan elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran beberapa polimer biologis
(misalnya, DNA, polipeptida) dan sintetis (misalnya, sulfonat polistirena), polielektrolit
disebut, yang mengandung dibebankan kelompok fungsional.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Tidak hanya padatan, gas juga dapat pula
dilarutkan dalam cairan, contohnya saja karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu,
cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula
larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Svante
Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884
yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan
gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut
Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan
listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion
positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan
netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung
gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation
dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan
ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar).
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.
Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun
konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit
yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit
lemah.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi ? = 1)
menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena
banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) +  Cl- (aq)
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
 Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
 Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
 Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi α< 1)
menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion.
Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna)
sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-
balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
yang tergolong elektrolit lemah :
 Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
 Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
 Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.
Larutan elektrolit biasanya terbentuk ketika sebuah garam ditempatkan dalam pelarut
seperti air dan memisahkan komponen individu karena interaksi antara molekul pelarut
termodinamika dan zat terlarut, dalam proses yang disebut solvasi. Misalnya, ketika garam
meja, NaCl, ditempatkan dalam air, garam (solid) larut menjadi elemen-elemen komponen,
menurut reaksi disosiasi :
NaCl (s) → Na + (aq) + Cl - (aq).
Hal ini juga mungkin bagi zat untuk bereaksi dengan air ketika mereka ditambahkan
ke dalamnya, menghasilkan ion, misalnya, gas karbon dioksida larut dalam air untuk
menghasilkan larutan yang mengandung hidronium, karbonat, dan ion hidrogen karbonat.
Perhatikan bahwa garam elektrolit cair dapat juga. Sebagai contoh, ketika natrium
klorida cair, cairan melakukan listrik.
Elektrolit dalam larutan dapat digambarkan sebagai “terkonsentrasi jika memiliki
konsentrasi tinggi ion, atau encer jika memiliki konsentrasi rendah”. Jika proporsi yang
tinggi dari berdisosiasi terlarut ke bentuk ion bebas, elektrolit kuat, jika sebagian besar zat
terlarut tidak memisahkan, elektrolit lemah. Sifat-sifat elektrolit dapat dieksploitasi dengan
menggunakan elektrolisis untuk mengekstrak unsur-unsur dan senyawa yang terkandung
dalam solusi.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit
ada dua macam, yaitu:
1. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Nilai derajat dissosiasi larutan elektrolit kuat = 1. Senyawa elektrolit kuat terbentuk dari
ikatan ionik. Contoh: air aki (asam sulfat), asam klorida, air garam, dll.
2. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan lemah.
Nilai derajat dissosiasi larutan elektrolit lemah antara 0 sampai 1. Senyawa elektrolit
lemah terbentuk dari ikatan kovalen polar. Contoh: air cuka, amonium hidroksida, air,
dan lain-lain.

IV. Langkah Kerja


a. Petunjuk penggunaan alat
 Alat Waterproof Cyberscan PCD 650 dalam pengoperasiaannya memakai 2
sumber arus listrik yaitu dari batere dan sumber arus listrik PLN, jika
pengoperasiaannya akan memakai sumber arus PLN pastikan batere yang
terdapat didalam alat dilepas terlebih dahulu untuk menghindari korseleting
yang berakibat akan merusak alat.
 Alat waterproof Cyberscan PCD 650 merupakan alat yang memiliki tingkat
akurasi dan presisi yang tinggi jadi pastikan setelah memakai alat elektroda
dibilas dan dibersihkan.
 Tidak dibenarkan dan dianjurkan merubah setingan alat selain yang diberikan
oleh instruktur dan teknisi.
b. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan 4 jenis air kemasan dan air got, memasukkan sample kedalam
gelas kimia dan memberi label.
2. Menghubungkan kabel daya ke sumber arus PLN dan menekan tombol F4
(ON) selama 3 detik.
3. Memasukkan elektroda kedalam larutan atau sample yang akan diukur,
minimal 1/3 bagian elektroda terendam, tunggu beberapa saat sampai
pembacaannya stabil, mencatat pH yang terlihat dilayar.
4. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai dilayar terdapat tulisan
measurring cound di layar.
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, mencatat
hasilnya.
6. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measurring TDS di layar.
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, mencatat
hasilnya.
8. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measurring res di layar.
9. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, mencatat
hasilnya.
10. Untuk pembacaan % Dissolved Oxygent dan Oxygent Concentration
menggunakan cara yang sama seperti langkah di atas.
c. Larutan Elektrolit
1. membuat larutan NaCl masing-masing dengan konsentrasi 0,1; 0,25; 0,50;
0,75; dan 1 m sebanyak 250 ml, beri label
2. Menghubungkan daya ke sumber arus PLN dan tekan tombol F4 (ON)
selama 3 detik
3. Memasukkan elektroda ke dalam larutan atau cairan yang akan diukur,
minimal 1/3 bagian elektroda terendam, catat mV yang terlihat di layar
4. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan ion di
layar
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, catat
hasilnya
6. Menekan tombol mode (F3) beberapa kali sampai terdapat tulisan
measuring NaCl di layar
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil, catat
hasilnya

Anda mungkin juga menyukai