KMS Book 20180721120233
KMS Book 20180721120233
MAR IALAN
MARKAJALAN
ISBN : 978-602-264-100-1
Diterbitkan oleh :
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Jl. AH. Nasution No. 264 Ujung Berung- Bandung 40239
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pola pembangunannya harus mampu menjawab
kebutuhan strategis yang berlingkup nasional, regional maupun lokal. Untuk itu dalam menyusun
program pembangunan, pemerintah perlu memperhatikan banyak sektor khususnya yang terkait
potensi Ia han dan lingkungan serta sumber daya man usia, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dalam rangka menunjang program pemerintah, Puslitbang Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian
dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menerbitkan Buku
uMARKA JALAN". Buku ini disusun sebagai salah satu referensi dalam rangka pembinaan sumber
daya manusia, sekaligus sebagai bahan pembelajaran bagi perencana, pelaksana, pengawas dan
Buku ini disiapkan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, atas segala bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, diucapkan banyak terima kasih.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi acuan dalam menunjang program
t.t.d
Manajemen lalu lintas dalam sistem transportasi, bertujuan untuk mengelola sumber daya
yang ada secara lebih efisien dan efektif atas permintaan lalu lintas yang dinamis. Tugas
manajemen lalu lintas yaitu memanfaatkan infrastruktur jalan yang ada untuk mencapai
kapasitas optimal melalui penggabungan berbagai aspek konsep dan strategi serta
kronologis dalam mengontrol dan mengatur lalu lintas.
Sistem manajemen lalu lintas yang efisien dan efektif harus bisa memenuhi kriteria
layanan terhadap lalu lintas dalam berbagai aspek, seperti; aman, berkeselamatan, cepat,
lancar, ekonomis, dan nyaman. Kriteria aspek tersebut adalah:
• Aman/Selamat. Objek yang diangkut aman selama proses perpindahan dan
mencapai tujuan dalam keadaan utuh, tidak rusak atau hancur.
• Cepat. Objek yang diangkut dapat mencapai tujuan sesuai dengan batasan waktu
yang telah ditentukan.
• Lancar. Selama proses perpindahan, objek yang diangkut tidak mengalami hambatan
atau kendala.
• Ekonomis. Proses perpindahan tidak memakan biaya yang tinggi dan merugikan
objek yang diangkut.
• Nyaman. Selama proses perpindahan objek yang diangkut terjaga keutuhannya dan
situasi bagi sang pengangkut menyenangkan.
Aspek tersebut merupakan pilar penting dalam berlalu lintas dan itu harus teraplikasikan
pada semua bagian-bagian dari jalan, meskipun adanya kendala yang kurang aptimal
karena keterbatasan akan faktor kondisi lingkungan seperti ruang atau lahan dan
topografi yang tidak mendukungnya.
Untuk memenuhi tujuan dari manajemen lalu lintas maka infrastruktur jalan perlu
didukung sarana perlengkapan jalan dan konsep strategi dalam pengendalian lalu lintas.
Marka dan rambu merupakan perlengkapan jalan sebagai bagian dari komponen
manajemen lalu lintas, sebagai alat informasi untuk membimbing dan mengontrollalu
lintas (kendaraan dan pejalan kaki).
Marka dan rambu, kedua-duanya saling melengkapi, karena itu keberadaan perlengkapan
tersebut sangat penting bagi pengguna jalan, dalam memastikan hak-haknya untuk
mendapatkan keselamatan, kelancaran (tidak terjadi konflik antara kendaraan dengan
kendaraan, kendaraan dengan pejalan kaki dan lainnya), dan keharmonisan dalam
berlalu lintas. Perlengkapan jalan ini dibuat dengan Retroreflective. Retroreflective adalah
suatu bahan yang bisa memantulkan cahaya ke mata pengemudi apabila kena sinar
lampu, gunanya untuk bisa mencapai visibilitas maksimum terutama pada malam hari.
Perlengkapan jalan ini, telah diterapkan dan dikembangkan terus untuk mengatur lalu
lintas dalam upaya tidak terjadi konflik dan kecelakaan. Namun cukup banyak penelitian
dan desain telah dikembangkan secara bertahap dalam sistem ini sejak awal motorisasi
(awal 1900-an) dan lebih intensif setelah Perang Dunia Kedua.
Dalam upaya prasarana transportasi jalan yang efisien, aman, dan berkelanjutan, serta
bisa diterima semua pengguna jalan, maka dibutuhkan suatu peraturan yang memadai
dalam pelaksanaan operasional jalan untuk berbagai komponen jalan. Keseragaman
tanda merupakan faktor penting dalam meminimalkan kebingungan dan ketidakpastian
tentang maknanya, dan upaya untuk membakukan tanda-tanda yang bisa digunakan
secara internasional. Namun, negara dan daerah ada kecenderungan untuk
mengelompokkan dan menentukan tanda-tanda dengan cara yang berbeda.
Dalam tulisan ini berkaitan dengan perlengkapan jalan yang difokuskan pada
pembahasan marka jalan, dengan tujuan untuk memberi gambaran bagi para praktisi
dalam mengaplikasikan baik saat menyiapkan bahan di laboratorium, ketentuan teknis arti
dari setiap bentuk marka, dan tata letak marka di lapangan, serta permasalahan lapangan
dan laboratorium yang sering terjadi.
Marka jalan secara definisi, adalah tanda-tanda bisa berupa garis, simbol, atau tulisan yang
mempunyai fungsi untuk mengatur, memperingatkan, dan memandu lalu lintas lalu lintas,
untuk maksud itu marka jalan dan rambu merupakan bagian dari perlengkapan jalan. Marka
jalan terletak menempel di atas permukaan perkerasan jalan sedangkan rambu terletak di
atas atau disamping badan jalan. Marka jalan dan rambu bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan kelancaran lalu lintas, itu ditunjukan untuk menunjukan:
• Arah lalu lintas
• Jalur dan lajur lalu lintas
• Zona larangan lewat
• Bag ian jalan yang bisa dilalui
• Garis melintang di persimpangan untuk berhenti kendaraan
• Tempat menyeberang pejalan kaki
• Tempat manuver tertentu untuk eksekusi
• jalur sepeda
Keseragaman arti dari tanda-tanda marka jalan merupakan faktor penting dalam
meminimalkan keraguan dan ketidak pastian tentang maknanya bagi pengguna jalan, upaya
untuk membakukan tanda-tanda tersebut terus dilakukan sesuai kebutuhan lalu lintas dan
teknologi, ini karena pengguna jalan bisa berasal dari berbagai daerah bahkan negara.
Namun, negara dan daerah masih ada dalam menentukan tanda-tanda permukaan jalan
dengan cara yang berbeda.
Marka jalan dalam menyampaikan informasi kepada pengguna jalan lebih mungkin
dibandingkan dengan rambu, karena marka jalan memiliki keuntungan yang bisa dilihat
sepanjang pe~alanan. Akan menjadi lebih penting bagi pengemudi ketika tanda ambang
keselamatan terkaburkan, marka jalan masih dapat memberikan pesan yang berkelanjutan
sepanjang jalan, terutama perjalanan pada malam hari atau dalam kondisi jalan yang tidak
menguntungkan karena terjadi hujan yang deras dan atau kabut/asap.
Ada dua tipe permukaan marka jalan, yaitu marka jalan dalam bentuk non-mekanik dan
mekanik. Tipe marka mekanik tersebut dimana permukaannya bertektur, dimaksudkan untuk
sebagai generator kebisingan (penggemuruh) bagi pengemudi untuk lebih konsentrasi atau
untuk menandai yang menunjukkan regulasi untuk lajur untuk digunakan perutukan khusu,
seperti parkir dan berhenti kendaraan khusus.
Ada berbagai jenis bentuk marka jalan, yaitu; marka garis memanjang (longitudinaf), marka
garis melintang (transversa(), marka lambang (tanda-tanda), marka objek, dan marka tanda-
tanda khusus untuk memperingatkan pengemudi tentang lokasi daerah berbahaya. Marka
jalan sebagai alat informasi untuk membimbing dan mengontrol lalu lintas bagi pengemudi
dan pejalan kaki. Dimana pengguna jalan tersebut, lajur mana yang bisa digunakan, kapan
melewati kendaraan lain atau pindah lajur, dan dimana harus berhenti saat ada tanda-tanda
dan sinyallalu lintas.
Marka membujur garis utuh ditempatkan sepanjang arah lalu lintas terletak di permukaan
Marka membujur garis putus-putus ditempatkan sepanjang arah lalu lintas di permukaan
perkerasan jalan, dengan tujuan untuk menunjukkan kepada peng emudi, tentang posisi
yang tepat untuk bergeraknya lalu lintas kendaraan di jalan, seperti ditunjukkan pada
Gambar 2. Marka tersebut disediakan untuk memisahkan arus lalu lintas ke arah yang sama,
tetapi masih dibolehkan untuk dilalui lalu lintas kendaraan (pindah lajur). Warna yang
dominan adalah putih.
Mvlc~•-Mi•
prlsatula
Marka melintang berupa garis utuh yang menyatakan batas berhenti kendaraan, seperti
ditunjukkan pada Gambar 5. Kendaraan diwajibkan berhenti, karena adanya tanda
perintah/pengendali lalu lintas lain, seperti; alat pemberi isyarat lalu lintas atau rambu
larangan sebagaimana pada ditunjukkan pada Gambar 6.
Mlrh melntanr
prlsutuh.
I
• ~
03
Gambar 5. Marka melintang garis utuh
®®
Gambar 6. Rambu dan tanda isyarat lalu lintas
Marka melintang garis putus-putus menyatakan batas untuk berhenti sementara sambil
menunggu keadaan dalam keadaan aman untuk melanjutkan perjalanan kembali, seperti
ditunjukkan pada Gambar 7.
Marka garis serong berupa garis utuh. marka tersebut digunakan untuk menyatakan:
• Daerah yang tidak boleh dimasuki atau dilewati kendaraan.
• Pemberitahuan awal, karena sudah mendekati pulau lalu lintas. Pada saat mendekati
pulau lalu lintas, permukaan jalan yang dibatasi marka garis serong tersebut harus
dilengkapi marka lambang berupa chevron sebagai tanda sudah mendekati pulau lalu
lintas, seperti ditunjukkan pada Gam bar 8 dan 9.
Garis pengarah
Marka lambang, bisa berupa gambar panah , gambar segitiga, atau tulisan, digunakan
untuk mengulangi maksud rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberitahu pengguna
jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas jalan (mewakili).
Berikut beberapa contoh marka lambang:
• Marka lambang berupa tulisan untuk menyatakan tempat pemberitahuan kendaraan
bus, untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, seperti ditunjukkan pada Gambar
10.
!
J
J
Gam bar 10. Marka lam bang pemberhentian bus
Gambar 11. Marka lambang gambar panah untuk pemisah arus lalu lintas
• Marka lambang gambar kali untuk menyatakan peringatan, biasa digunakan saat
mendekati perlintasan sebidang dengan kereta spi. Apabila mendekati jalan kereta api
yang tidak menggunakan pintu perlintasan, harus diberi marka melintang berupa garis
dan marka lambang, seperti ditunjukkan pada Gambar 12
Gambar 12. Marka lambang peringatan mendekati perlintasan sebidang kereta api
• Daerah tepi jalan dengan marka berupa garis berbiku-biku berwarna kuning pada
sisi jalur lalu lintas, ini menyatakan dilarang parkir (pengawasan) pada jalan
tersebut, seperti ditunjukkan pada Gambar 13.
Marka berupa garis utuh berwarna kuning pada bingkai jalan (kerb) , menyatakan
dilarang berhenti pada daerah tersebut, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gambar 14. Marka garis pada kerb yang menyatakan tidak boleh berhenti
Marka garis sebagai alat informasi untuk membimbing dan mengontrol pengemudi dalam
menjalankan kendaraan yang sudah ditentukan, namun adakalanya lingkungan yang ada
tidak bisa menyediakan sebagaimana mestinya sesuai spesifikasi teknis jalan yang
semestinya, atau kemajuan teknologi yang berkembang terus yang menuntut untuk
menyesuaikan. Maka pada area/spot jalan tersebut, berpotensi bisa terjadi konflik atau
hilang kendali akibatnya bisa terjadi kecelakaan.
Beberapa hal, tata letak marka garis yang bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan,
dengan langkah-langkah pendekatan untuk mengurangi risiko pengguna jalan terluka lebih
parah. Strategi dasar penanganan, adalah untuk memastikan bahwa dalam hal jika te~adi
kecelakaan, energi dampak yang ditimbulkan masih di bawah ambang batas cedera lebih
serius.
---
I --
I Gans mark a menerus
I
I
Gambar 18. Marka membujur garis yang disesuaikan dengan Iebar lajur jalan
- --
Gambar 24. Marka Chevron untuk lajur sepeda menyeberang~jalan
Warna marka jalan umumnya berwarna putih dan kuning, warna lain masih sering dijumpai,
seperti merah atau hijau.
Warna putih, digunakan untuk tujuan seperti :
a. Pemisah arah dengan pergerakan satu arah
b. Menunjukkan berbatasan dengan bahu sebelah kiri (sisi dalam)
c. Tem pat penyeberangan pejalan kaki
d. Tanda berhenti kendaraan .
Warna lain banyak dijumpai untuk tempat-tempat khusus, seperti peruntukan parkir, berhenti
kendaraan khusu, lajur kendaraan khus, zona sekolah, dan lainnya. Pengemudi dan pejalan
kaki lama-lama akan terbiasa dengan arti dari warna marka jalan tersebut.
Ada beberapa jenis produk di pasar yang tersedia, masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang berbeda tergantung pada tujuan pendekatan dari penggunaan, berkaitan
dengan lokasi, jenis permukaan dan lalu lintas.
Bahan marka jalan paling layak akan tercermin dari biaya terendah dengan dampak
lingkungan paling aman. Sangat sulit untuk menentukan faktor-faktor tersebut, oleh karena
itu, perlu untuk mempertimbangkan hal-hal berikut dalam memilih bahan:
a. Biaya awal yang rendah.
b. Visibilitas siang maupun malam yang baik, saat jalan kering dan kondisi basah.
c. Skid resistance yang memadai.
d. Saat pelaksanaan dengan gangguan lalu lintas minimum.
e. Waktu pengeringan yang cepat.
f. Rendahnya tingkat keausan.
Setiap jenis juga dapat dipecah menjadi beberapa sub-kategori yang dijelaskan di bawah ini.
Jenis utama adalah:
a. Thermoplastic
b. Cold plastic
c. Pre-formed Thermoplastic
d. Berbasis Cat Minyak (Sovent Based Paint)
e. Berbasi Cat Air (Water Based Paint)
f. Pita Perekat (Duct Tape)
Penjelasan dari masing-masing jenis diberikan di bawah ini bersama dengan penggunaan
yang direkomendasikan.
2.3.1 Termoplastik
Termoplastik (Thermoplastic ) adalah jenis plastik yang menjadi lunak jika dipanaskan dan
akan mengeras jika didinginkan dan proses ini bisa dilakukan berulang kali. Nama
termoplastik diperoleh dari sifat plastik yang bisa dibentuk ulang dengan proses pemanasan.
Unsur yang terkandung dalam thermoplastic yaitu resin hidrokarbon dan manik-manik kaca
sangat baik digunakan untuk pembuatan marka jalan yang sangat reflektif dengan kine~a
kekuatan dan umur layan yang relatif panjang.
Warna utama adalah putih dan kuning tetapi wama lain seperti biru, merah, dan hijau juga
tersedia. Bahan putih biasanya termasuk manik-manik kaca memberikan kinerja reflektif
yang dibutuhkan pengemudi di dimalam hari. Sistem pengikat termoplastik didasarkan pada
Kelebihan termoplastik, dapat digunakan untuk membentuk tambahan fitur lain seperti
keamanan dengan efek delinasi, efek akustik, dan penggemuruh, dan tidak mengalami
perubahan warna pada permukaan marka jalan, karena itu tidak diperlukan lagi pekerjaan
respray setelah aplikasi seperti dalam kasus cat jalan biasa. Jenis termoplastik lebih disukai
untuk digunakan pada lingkungan yang berdebu seperti di daerah perkotaan.
Bahan termoplastik tersedia dalam bentuk bubuk atau dalam lembaran balok
(preformed). Proses peleburan dilakukan saat aplikasi ke permukaan jalan, proses aplikasi
diperlukan dukungan peralatan khusus untuk proses pelesteran (screed) atau semprot.
Catan lain dari aplikasi marka jalan dengan bahan termoplastik diantaranya:
a. Cocok digunakan pada jenis perkerasan aspal (flexible) dan beton (rigid) juga bisa
diterapkan pada paving block (pada jenis paving block diperlukan perlakuan khusus
sehubungan adanya celah yang relative besar (> 2mm).
b. Tidak cocok digunakan untuk permukaan dalam ruangan, lantai pabrik, di atas tanah,
dan tempat parkir bertingkat.
c. Membutuhkan ruangan terbuka untuk mendapat guyuran air hujan dalam
mempertahankan penampilan kinerja yang baik dan jika digunakan dalam ruangan
atau di bawah penutup cenderung menjadi kusam.
d. Sifat adhesif yang sangat kurang, terutama ketika pemarkaan dalam bentuk melukis
sepert marka simbul atau lainnya.
Cold Plastic adalah jenis plastik yang yang terdiri atas dua komponen bahan yang terpisah
(plastik dan bahan pelarut Benzoat Peroxind (BPO), tidak seperti termoplastik yang
diperlukan pencampuran terlebih dahulu cukup dengan dengan pemanasan menjadi cair.
Cold Plastic setelah dihampar dan bisa juga disemprot dengan tekanan kuat, ia akan cepat
mengering dengan menghasilkan kepadatan yang tinggi. Untuk mendapatkan efek reflektif
yang baik harus segera ditaburi manik-manik kaca selagi masih basah, penaburan dilakukan
secara merata pada tingkat yang homogen selama periode aplikasi.
Cold Plastic dapat digunakan untuk menandai marka garis dan simbul atau untuk menandai
area permukaan jalan yang lebih luas dengan warna tertentu, seperti untuk jalur sepeda,
zona sekolah, atau tujuan dekoratif lainnya.
Dalam penggunaan Cold Plastic ini, harus diterapkan pada permukaan perkerasan dalam
keadaan bersih dan kering (bebas dari debu, pasir atau minyak). Untuk mendapatkan
homogenitas bahan dalam kemasan aslinya, harus diaduk hati-hati sebelum digunakan.
Setelah campuran homogen diperoleh, jalankan penerapan dengan segera. Ketebalan
lapisan yang disarankan berkisar 1,5-3,0 mm.
Pre-formed Thermoplastic terbuat dari bahan sama seperti termoplastik yaitu plastik yang
jika dipanaskan bisa mengeras dengan kuat dan mampu menahan beban lalu lintas berat.
Bahan tersebut bisa dibuat simbul-simbul marka atau garis terlebih dahulu, dan ada juga
dalam bentuk garis pita (White/Duct Tape), seperti ditunjukan pada Gambar 26 ada duct
tape dan simbul.
Pelaksanaan di lapangan sangat mudah tidak seperti bahan termoplastik dan Cold Plastic, ia
bisa menjangkau sudut-sudut sempit atau simbul-simbul marka yang dituntut dengan presisi
yang tinggi.
Melaksanakan tidak memerlukan peralatan aplikasi mahal, hanya cukup obor api gas untuk
memanaskan permukaan jalan dan untuk mencairkan pita garis atau simbul.
Cat berbasis pelarut (Solvent Base Paint), ini bisa digunakan untuk penandan marka jalan,
bahan tersebut cenderung mengandung kadar Volatile Organic Compound (VOC) yang
tinggi, berbau yang kuat, dan memberikan hasil kinerja dengan penampilan mengkilap,
waktu pengeringan maksimum sampai 15 menit.
Bisa diterapkan pada permukaan perkerasan jalan aspal (flexible) dan beton (rigid) juga bisa
diterapkan pada paving block, saat aplikasi bisa ditaburi manik-manik kaca agar bisa
mendapatkan reflektif yang dibutuhkan pengemudi di dimalam hari. Pengecatan bisa
dilakukan dengan kuwas atau dengan mesin semprot.
Satu liter cat ini biasanya mencakup 2.64 meter persegi. Pengecatan dapat diterapkan
menggunakan kuas/rol/ semprot, setelah pola dibentuk.
Hambatan dari jenis berbasis pelarut diantaranya, kurang ramah terhadap lingkungan dan
kesulitan dalam membersihkan peralatan yang digunakan.
Cat marka jalan berbahan dasar air, pada dasarnya hampir sama dengan cat marka jalan
berbahan dasar pelarut/minyak. Cat berbahan dasar air yidak mengandung kadar Volatile
Organic Compound (VOC) tinggi dan pengeringan lebih dominan dari pengaruh udara,
sehingga lama pengeringan lebih lama dari bahan pelarut minyak.
Pengecatan bisa dilakukan dengan kuwas atau dengan mesin semprot, pada berbagai jenis
perkerasan jalan (aspal, beton, dan paving block. Bahan ini juga saat aplikasi bisa ditaburi
manik-manik kaca agar bisa mendapatkan reflektif yang dibutuhkan pengemudi di dimalam
hari.
Manfaat dari produk berbasis air; berbai tidak menyengat, lebih mudah membersihkan
peralatan yang digunakan bisa dibilas dengan air.
Perbedaan landasan permukaan jalan antara permukaan aspal dan betong dengan penanda
marka jalan, ini akan menyebabkan resistensi terhadap te~adinya selip terutama pengguna
jalan jenis sepada motor. Luasnya persentase permukaan perkerasan jalan yang ditutupi
dengan marka jalan seperti di persimpangan yang sangat membahayakan.
Hal yang harus diperhatikan terhadap resistensi terhadap slip di permukaan marka jalan
adalah sebagai berikut:
a. Mengecat ulang marka jalan bisa berdampak kepada ketahanan selip yang rendah
untuk waktu yang lama.
b. Aplikasi pertama dari cat biasa mengarah ke awal skid resistance rendah yang cepat
meningkatkan karena pemakaian (aus).
c. Lalu lintas yang padat, mengecat diperlukan dalam waktu empat sampai enam bulan
sekali.
Persiapan penempatan dan pemasangan (instal) marka jalan baik marka garis atau
simbol merupakan tahapan pekerjaan yang sangat panting untuk diperhatikan. Dalam
tahap peke~aan ini, aspek yang harus diperhatikan adalah; arti pesan informasi, kualitas
bahan, dan masalah keselamatan, serta kelancaran lalu lintas.
Ada dua bagian pemasangan marka jalan, pertama pemasangan untuk jalan baru
(belum dioperasikan) dan kedua pemasangan untuk jalan yang sudah beroperasi, kedua
bagian tersebut tidak begitu beda dalam tata cara penerapan. Pada jalan yang sudah
beroperasi sedikit lebih mudah dibangkan dengan jalan baru, jalan sudah operasi
umumnya kegiatan peningkatan dimana tapak-tapak terdahulu masih bisa digunakan.
Uraian pada sub-bab di bawah ini, akan menguraukan berkaitan dengan persyartan;
bahan/peralatan, permukaan jalan, keselamatan pekerja, dan pengendalian lalu lintas
saat aplikasi penerapan marka jalan.
Kine~a marka jalan sangat tergantung pada sifat fisik dari unsur bahan yang digunakan
baik itu bahan termoplastik, Cold Plastic, Preformed Thermoplastic , maupun pita strip.
Setiap unsur dari bahan yang menjalankan fungsi sebagai pengikat, pelarut, dan
reflektif. Mereka harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam standar yang
relevan yang sudah ditentukan.
Pada Tabel 1 menunjukkan kemungkinan dampak terhadap cacat umum dari unsur
bahan marka jalan.
Tbl1
a e Cacat umum unsur mark a Ja
. Ian
Jenis
Cacat Umum Kemungkinan Hasil Akhir
Bahan/Aplikasi
- Lebih cepat kehilangan butiran
manik-manik kaca (lepas).
Titik pelunakan terlalu
Bahan Temoplastik - Dengan panas matahari, warna
rendah
berubah jadi kusam, tingkat
reflector berkurang.
Kebulatan butiran
Manik-manik kaca tidak memadai atau
(Glass Beads) indek bias terlalu • Mengurang reflektifitas marka jalan
rendah.
Pemanasan kurang Saat penaburan
manik-manik kaca
atau sudah
tidak melekat secara • Mengurang reflektifitas marka jalan
membeku
ootimal.
Berbagai jenis dan tekstur permukaan perkerasan jalan (rigid pavement and flexible
pavement) yang akan dipasang tanda marka jalan. Tekstur permukaan tersebut sangat
Tekstur permukaan perkerasan bisa berbeda berkisar dari kasar yang halus, sedang,
dan sampai dengan kekasaran. Permukaan kasar memiliki banyak tonjolan batu tidak
teratur dengan kesenjangan yang besar akibat agregat yang terbuka atau lepas.
Permukaan halus sampai kasar sebagian besar terbuat dari batu kecil/pasir dengan
kesenjangan yang ketat di antara mereka untuk menghasilkan permukaan dalam
katagori yang berbeda-beda, sebagai ilustrasi ditunjukkan pada Gambar 27 untuk
perkerasan aspal/fleksibel dan Gambar 28 untuk perkerasan kaku .
Berbagai kondisi kerataan dan kebersihan permukaan jalan sebagai lapisan dasar
penerapan marka jalan, lapisan dasar tersebu harus sempurna sebelum dilakukan
penerapan bahan penanda marka jalan.
Beberapa contoh kondisi yang terjadi pada permukaan jalan yang bisa mengakibatkan
pad a kine~a penampilan dan daya tahan marka jalan setelah beroperasi . Berikut pad a
Tabel 2 di bawah ini, diuraikan kondisi permukaan jalan yang sering terjadi dan uraian
penanganan yang mesti dilakukan sebelum penerapan marka jalan .
Ada risiko yang melekat yaitu cedera atau kematian dalam semua pekerjaan termasuk
yang beke~a di jalan raya, resiko tersebut bagi pekerja di jalan tergolong sangat tinggi.
Dalam upaya untuk mengurangi risiko bahwa rencana kerja yang dibuat untuk pekerja
konstruksi harus bisa meminimalkan risiko.
Pada pembangunan atau pemeliharaan jalan, berarti ada pekerja berada di pinggir jalan,
mereka sedang melakukan peke~aan dalam area/zona kerja, yaitu daerah yang ditandai
dengan tanda-tanda dan kerucut lalu lintas (perambuan sementara) untuk
memperingatkan pengemudi saat mendekati peke~aan .
Menghormati Zona Pekerjaan sangat panting untuk menjaga para peke~a tetap aman.
ltu sebabnya regulasi yang dikeluarkan untuk mendorong pengemudi untuk melakukan
tiga tindakan sederhana ketika mendekati Zona Peke~aan yaitu memperlambat dan
mengemudi dengan sangat hati-hati (mengikuti petunjuk, mematuhi batas kecepatan).
Manfaat keberadaan marka jalan sebagai bagian dari manajemen dan keselamatan lalu
lintas yang harus bisa memenuhi layanan terhadap lalu lintas dalam berbagai kondisi dan
lokasi. Penerapan marka di jalan merupakan langkah penting yang harus mendapat
perhatian, selain aspek keselamatan bagi pelaksana terutama apabila diterapkan pada jalan-
jalan yang sudah dioperasikan, penerapan dalam pemenuhan aspek kualitas hasil perlu
diperhatikan.
Pada jalan yang sudah dioperasikan penginstal perambuan sementara, merupakan hal
penting terutama untuk keselamatan bagi pelaksana dan lalu lintas, pada Gambar 31
contoh penginstal perambuan sementara saat peke~aan marka jalan.
Perbedaan karakteristik bahan marka jalan seperti; termoplastik, Cold Plastic, prefirmed
Thermoplastic , dan cat berbahan dasar minyak atau air. Penerapan marka jalan untuk
setiap jenis bahan akan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada sub-bab berikut, diuraikan
langkah-langkah penerapan.
Langkah-langkah penerapan tanda marka jalan berbahan termoplastik, diuraikan pada Tabel
3 berikut.
Tabei3.Lan
• Siapkan bahan-bahan
3.
Thermoplastic .
Langkah-langkah penerapan tanda marka jalan berbahan termoplasti, diuraikan pada Tabel
4 berikut.
• Siapkan bahan-bahan
Preformed Thermoplastic ,
3. ini dalam bentuk pita strip
(Marka garis white/duct
tape).
• Siapkan bahan-bahan
Preformed Thermoplastic ,
4.
ini dalam bentuk marka
symbol terpotong-potong.
• Siapkan bahan-bahan
Preformed Thermoplastic ,
5.
ini dalam bentuk marka
simbol.
• Permukaan perkerasan
7. jalan disemprot dengan
bara api.
• Setelah disemprot
pembakarab/api, selagi
12.
masih panas/lumer ditaburi
manik-manik kaca.
Langkah-langkah penerapan tanda marka jalan berbahan dasar cat, diuraikan pada Tabel 6
berikut.
• Permukaan perkerasan
jalan dibersihkan terlebih
4. dahulu dan kering.
• Bebas dari cacat dengan
keparahan tinggi.
Prosedur perancangan marka jalan ditunjukkan dalam bagan alir pada Gambar 32.
Terdapat lima langkah utama, yaitu langkah 1 : ldentifikasi dan rumusan masalah,
langkah 2 : Menetapkan lokasi, tata letak, dan bentuk marka, langkah 3 : Memahami
prinsip perancangan, langkah 4 : Analisis dan setting layout tataletak marka, dan
terakhir langkah 5 : Luaran. Uraian setiap langkah tersebut di atas diuraikan pada
Tabel1 .
l
Luaran Gambar Teknis Marka
• Dokumen Teknis .
• Gambar Rancangan
l
Aplikasi Lapangan.
Langkah Keterangan
Pelapisan ulang marka jalan bisa dilakukan, dengan beberapa persyaratan yang harus
dilakukan, seperti berikut ini;
• Permukaan jalan harus masuk dalam kondisi tekstur permukaan dalam kondisi
halus sampai dengan sedang (lihat sub-bab 3.2).
• Marka jalan yang tertinggal, minimal 80% masih mendasari marka yang baru.
• Marka yang tertinggal dalam bentuk simbol jalan, minimal 90% masih mendasari
marka yang baru.
• Marka jalan yang terkena tetesan minyak terakumulasi tinggi.
• Celah atau retan lebih besar dari 2 inci.
5.1 Pendahuluan
Marka Jalan Berdasarkan Ditjen Bina Marga (1979) adalah tanda di atas permukaan jalan,
kereb atau bahu jalan, dalam bentuk memanjang atau melintang termasuk simbul, huruf,
marka obyek, penuntun, kerucut (traffic cones). Marka harus menarik perhatian dan dapat
menyampaikan pesan, warna marka umumnya menggunakan warna putih, pada prinsipnya
harus jelas.
Sedangkan berdasarkan Pedoman Marka Jalan Departemen Kimpraswil No. PD. T-12-2004-
B Tahun 2004, marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan berupa
peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta
lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas.
Dalam perencanaan marka, terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi yaitu: (i)
Ketentuan umum marka jalan, (ii) Pertimbangan perencanaan penempatan marka, dan (iii)
Ketentuan teknis.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perecanaan penempatan cat marka jalan, yaitu:
• Marka jalan sebaiknya tidak dipasang pada jalan-jalan yang kondisi perkerasannya
buruk atau direncanakan untuk direhabilitasi dalam jangka pendek.
• Pemilihan bahan dan penerapan marka jalan harus memperhitungkan kondisi
lingkungan.
• Pemasangan marka harus mengikuti ketentuan keselamatan kerja yang berlaku,
termasuk penggunaan rambu-rambu kerja.
Cat termoplastik adalah bahan marka jalan berbentuk padat, saat diterapkan pada
permukaan jalan menggunakan peralatan khusus yang dapat memanaskan dan diberi bahan
manik-manik kaca dengan jumlah dan ketebalan sesuai ketentuan, sehingga dapat
memantulkan cahaya; setelah suhunya turun sama dengan suhu perkerasan jalan normal,
tahan terhadap beban lalu-lintas. Cat termoplastik berbentuk padat berupa bubuk yang
apabila dipanaskan sampai dengan suhu diatas 200° C akan berbentuk cairan. Bahan
termoplastik terdiri dari: pigmen, bahan pengisi, bahan pengikat, butiran manik-manik kaca,
yang tercampur secara homogen. Bahan termoplastik tersedia dalam warna putih dan warna
kuning. Bahan termoplastik harus bebas dari kotoran, tidak menimbulkan uap racun yang
membahayakan apabila dipanaskan dan tidak mengalami perubahan sifat dan perubahan
bentuk selama pengangkutan dan penyimpanan. Bahan manik-manik kaca yang digunakan
untuk cat termoplastik ini haruslah bersih dan memenuhi spesifikasi manik-manik kaca
sesuai dengan MSHTO M-247.
Pengujian laboratorium terhadap sifai-sifat fisik dan kimia cat termoplastik yang digunakan
sebagai bahan baku, meliputi untuk :
• Kadar manik-manik kaca dan analisa saringan
• Daya pantul dan indeks kekuningan
• Kadar Titanium Dioksida (Ti0 2 )
• Kemampuan alir (% sisa)
• Daya lekat
• Daya tahan terhadap temperatur rendah
• Ketahanan terhadap tumbukan (impact)
• Titik lembek dengan cara cincin dan bola
• Be rat jenis
• Kemampuan alir (% sisa) dengan pemanasan yang lebih lama.
Perlu didapat suatu sampel bahan termoplastis yang benar-benar dapat mewakili
(representative) untuk pengujian. Pengambilan sampel ini bisa sangat rumit/sulit karena
amat beragamnya ukuran, bentuk, dan rapat massa berbagai bahan yang digunakan dalam
formulasi bahan. Ketiga metoda berikut ini memberikan suatu cara untuk mendapatkan
3) Lingkup
Mencakup peralatan, persiapan pengambilan contoh, serta cara pengambilan
contoh cat termoplastik di dalam wadah atau karung, tapi tidak mencakup semua
permasalahan keselamatan yang berkaitan dengn penggunaannya.
4) Peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan adalah:
• Potongan karton, kayu atau logam yang permukaannya rata, ukuran 1,2 x 1,2 m
(4ft X 4ft).
• Sekop log am/ sepatula besar yang terbuat dari log am
• Alat pembagi logam
• Tiga kantong termoplastik berukuran 22 kg (50 lb) yang dipilih secara acak; dan
• Kaleng atau wadah berukuran 3,8 liter (1 galon)
5) Prosedur Pengambilang Contoh
Prosedur pengambilan contoh meliputi:
• Pilih secara acak tiga kantong berukuran 22 kg (50 lb) dari suatu lot produksi
yang akan diuji (sampai 22.000 kg atau 50.000 lbs).
• Taruh potongan karton, kayu atau logam yang terpilih diatas suatu permukaan
lantai yang rata.
• Kosongkan isi dari salah satu kantong berukuran 22 kg (501b) itu ke permukaan
sampel. Dengan menggunakan sekop logam, campur bahan itu, dengan
memecahkan bongkah-bongkahan besar. Bentuklah tumpukan termoplastik itu
hingga membentuk sebuah kerucut simetris
• Ambil alat pembagi logam dan pusatkan di puncak termoplastik. Turunkan alat
ini ke puncak kerucut tumpukan tadi, sehingga membaginya menjadi empat
bag ian.
• Ambil bahan dari perempat yang berlawanan posisinya dan kembalikan
kedalam kantong termoplastik. Kedua perempat sisanya diaduk kemudian dan
dibagi dengan cara pertama tadi, dengan melakukan rotasi antara dua
perempat itu yang disisakan pada akhir setiap langkah serupa. Ulangi proses ini
sampai empat kali. Tahan atau sisakan dua perempat sebagai bagian dari
sampel komposit dan taruh didalam wadah/kaleng berukuran 3,81iter (1 galon).
• Lakukan prosedur yang sama dengan menggunakan dua kantong yang tersisa.
Ketika perempat yang terakhir diambil dari kedua kantong itu, jumlah dari ketiga
kantong itu harus mengisi kaleng mulus berukuran 3,8 liter (1 galon) dan
beratnya harus berkisar antara 4 sampai 4,5 kg (9 sampai 10 lb).
• Pasang label pada dinding wadah/kaleng berukuran 3,8 liter (1 galon) itu
dengan memakai tanda identifikasi yang mencakup nama produsen, nomor
produksi, nomor batch , tanggal pembuatan, warna, dan spesifikasi.
• Seluruh sampel komposit itu harus dilebur menjadi preparat sampel pengujian
seperti yang ditentukan dalam Bag ian 7, Peleburan dan Penyiapan Sampel.
7) Prosedur Pengujian
Tahap pengujian daya pantul dan indeks kekuningan cat marka jenis termoplastik
me lip uti:
• Timbangan bend a uji kira-kira 100 gr, masukkan kedalam wadah dan panaskan
selama 4 jam pada temperatur (218 ± 2)°C.
• Keluarkan benda uji dari oven, aduk dengan cepat menggunakan spatula
selama 10 detik.
• Cetak benda uji tersebut diatas plat timah dengan diameter 75 mm.Dinginkan
sampai suhu ruang.
• Ambil benda uji dari cetakan dengan hati-hati jangan sampai hancur.
• Untuk penggunaan Photovolt Reflektometer ikuti petunjuk pabrik. Gunakan tiga
filter tristimulus, Kuning (A), Biru (B), dan Hijau (G) dalam "Diffuse Reflectance
Head'' no 610 Y, kalibrasi tiap filter dengan pelat berlapis porselen standar
sekunder.
• Tentukan nilai daya pantul benda uji tersebut.
• Pantulan cahaya contoh pada siang hari dapat disamakan dengan nilai yang
diperoleh dengan filter stimulus warna Hijau (G). Hitung lndeks Kekuningan (Y)
di atas dari nilai A, B dan G dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(A- [j)
y=--G-
Catatan 3:
Hasilnya bandingkan dengan metode pengujian Standar Federal No. 141.6131
untuk menarik kesimpulan.
(A -13)
[<cmmupua.u AJir (% sisa) = ---:wo-.ll. 100
Keterangan
A : adalah berat wadah dan sisa
B : adalah berat wadah
e. Daya Lekat
1) Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian daya lekat
dalam suatu campuran cat termoplastik
2) Tujuan
Untuk mendapatkan daya lekat cat termoplastik terhadap permukaan perkerasan
jalan
3) Lingkup
Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, prosedur atau cara pengujian untuk
menentukan daya lekat cat marka jalan, khususnya jenis termoplastik.
4) Bahan
Bahan yang digunakan:
• Benda uji cat termoplastik
5) Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pengujian daya lekat meliputi:
• Satu pasang balok beton dengan ukuran (5x89x178) mm3 yang sudah dilapisi
cat dasar sesuai petunjuk pabrik pembuat termoplastik dan dikondisikan
sekurang-kurangnya 24 jam pada temperatur (4,4 + 3) °C.
• Mesin penguji tekanan dengan rentang beban 0 sampai 22,2 kN sesuai dengan
metode pengujian daya lekat ASTM C 321.
• Wadah berbentuk silinder berkapasitas 475 ml tanpa bibir wadah.
• Oven
• Spatula
6) Persiapan Pengujian
Sebelum dilakukan pengujian, harus diperhatikan hal-hal berikut:
• Pengujian harus dilakukan secara hati-hati, karena tingginya temperatur yang
digunakan selama pengujian dan sifat alami bahan
• Gunakanlah Alat Pelindung diri; jas laboratorium, masker/respirator, Safety
Glass, sarung tangan berbahan kulit, Safety Shoes
• Untuk pelarutan dan pengenceran bahan asam harus dilakukan di ruang asam;
• Pastikan semua alat dan bahan sudah bersih dan siap pakai
• Pastikan untuk lingkungan ke~a tidak ada tumpahan bahan kimia untuk
menghindari kecelakaan kerja
• Benda uji berupa limbah dikelola dan dikendalikan sesuai dengan IK
Pengelolaan limbah DSIP/IK-PJS-02-13-01 dan IK Pengendalian B3 DSIP/IK-
PJS-02-13-04
• Gunakan sarung tangan asbestos dan kaca pelindung muka saat menangani
termoplastik dalam keadaan cair. Tertumpahnya termoplastik atau salah
pegang alat dapat mengakibatkan luka baker yang fata. Kulit yang terkena
termoplastik cair sebaiknya Jangan diusap. Segera tangani serta celupkan kulit
yang terkena tersebut ke dalam air dingin.Secepatnya beritahu kepada orang
terdekat bahwa telah terjadi kecelakaan. Carilah pengobatan yang sesuai
7) Prosedur Pengujian
• Timbang benda uji kira-kira 400 gr masukkan ke dalam wadah dan panaskan
selama 4 jam pada temperatur (218±2) °C.
• Keluarkan wadah beserta isinya, pindahkan wadah beserta isinya dan aduk
dengan cepat menggunakkan spatula selama 10 detik.
i. Berat Jenis
1) Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian berat jenis
suatu campuran cat termoplastik
2) Tujuan
Untuk mendapatkan berat jenis cat termoplastik
3) Lingkup
Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, prosedur atau cara pengujian untuk
menentukan berat jenis cat marka jalan, khususnya jenis termoplastik.
4) Bahan
Bahan yang digunakan adalah:
• Benda uji cat termoplastik
5) Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain:
,\
n~:r~ilt'lli.,· = - ' \
"
J - ~.
Keterangan :
A : adalah berat benda uji di udara
W : adalah berat benda uji di dalam air
4) Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
• Asam sulfat (H ~ S04) pekat
• Amonium hidroksida (NH40H ) pekat
• Amonium Sulfat (NH 4 0H) berbentuk kristal
Salah satu fungsi dari marka jalan sebagai perlengkapan jalan adalah untuk melaksanakan
peraturan berlalu lintas agar keselamatan dan kelancaran bertransportasi bisa diwujudkan
sesuai tujuan awal, fungsi tersebut fungsi dan perannya secara hukum tidak terpengaruh
oleh karena terjadi keausan yang tidak semestinya atau kerusakan sebelum umur
rencananya. Sejalan dengan kurun waktu masa kerja marka jalan tersebut kinerja mulai
berkurang atau rusak. Kerusakan tersebut, mungkin dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
• Keausan atau kerusakan yang wajar.
• Pergeseran atau penyebaran permukaan jalan karena jalan atau plastisitas material.
• Kehilangan ketajaman warna.
• Pengurangan resistensi kelicinan .
• Pengurangan sifat reflektor.
Marka jalan harus diperiksa secara teratur untuk menentukan apakah mereka memenuhi
spesifikasi yang direncanakan. Karena alasan keamanan, semua inspeksi harus dilakukan
dalam kondisi siang hari kecuali inspeksi reflektifitas manakala petugas untuk mengukur
retroreflectivity di siang hari tidak tersedia.
Beberapa permasalahan kerusakan atau cacat marka jalan fisik yang sering ditemui di
lapangan setelah jalan dioperasikan, seperti terjadinya kerusakan atau keausan sebelum
umur yang direncanakan . Kejadian tersebut umumnya sebagai akibat tidak dipenuhinya
spesifikasi pencampuran atau ketentuan aplikasi dalam penerapan.
3) Pergeseran
Terjadi pergeseran perletakan , seperti ditunjukkan pada Gambar 43, kejadian ini terjadi
pada jenis perkerasan jalan aspal. Penyebab lebih disebabkan karena kesalahan desain
campuran perkerasan jalan .
4) Tergerus
Terjadi bekas penggerusan, seperti ditunjukkan pada Gambar 44. Penyebab lebih
disebabkan karena; saat penandaan marka jalan belum mencapai kekeringan yang
maksimal (basah), atau terjadi pengereman kendaraan yang sangat kuat.
Tabe18 Ura1an
. _j)_ef!Y_e bab caca td an kemun_gk"man penye ba bllY_a
Pengukuran ketebalan pada marka jalan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.