Anda di halaman 1dari 6

Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807) Vol: 6, Nomor: 1, Mei 2018

NETWORK BENCHMARKING UNTUK ANALISIS KINERJA


JARINGAN HSPA DI WILAYAH MALANG

Muhammad Andi Wahyu Fikrianto1), Aisah2), Mochammad Junus3)


1,2,3)
ProgramStudi Jaringan Telekomuikasi Digital, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang
Email: 1)andiwhyu@gmail.com

Abstrak
Penerapan jaringan HSPA di wilayah Malang oleh operator seluler bertujuan untuk memberikan pelayanan
yang semakin baik terhadap pengguna jaringan dalam berkomunikasi. Pada kenyataan di lapangan masih terjadi
kendala pada jaringan HSPA terutama pada layanan voice call yang masih menjadi pilihan utama pengguna
jaringan seluler.Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap kinerja jaringan HSPA operator
seluler di wilayah Malang menggunakan metode network benchmarking dalam pengukuran drive test serta
mengetahui pengaruh dari parameter pengukuran drive test terhadap parameter kinerja jaringan HSPA.Metode
network benchmarking dalam pengukuran drive test bertujuan untuk mengevaluasi kinerja jaringan suatu
operator seluler dengan cara membandingkan kinerja jaringan HSPA antar operator seluler.Hasil perhitungan
KPI berdasarkan data pengukuran call events dari dua operator seluler menunjukkan kelebihan dari operator X
dibandingkan dengan operator Y. Nilai rata-rata parameter KPI dari operator X yaitu CSSR dan CCSR adalah
100% serta BCR dan DCR sebesar 0%. Nilai rata-rata parameter KPI dari operator Y yaitu CSSR sebesar 72%,
CCSR sebesar 100%, BCR sebesar 29,7%, dan DCR sebesar 0%.

Kata Kunci: Network Benchmarking, Drive Test, HSPA, KPI

I. PENDAHULUAN HSPA terdiri atas beberapa protokol yang


1.1 Latar Belakang dapat meningkatkan performansi protocol-protokol
Penerapan jaringan HSPA yang merupakan dari sistem telekomunikasi bergerak dalam
evolusi dari sistem jaringan 3G di wilayah Malang infrastruktur jaringan wideband code division
oleh operator seluler memiliki tujuan untuk multiple access (WCDMA).
memberikan pelayanan yang semakin baik kepada
pelanggan.Namun dalam penerapannya di 2.2 Drive Test
lapangan, kinerja jaringan HSPA masih mengalami Drive test merupakan suatu cara untuk
kendala salah satunya pada layanan voice call yang menganalisis dan menilai suatu jaringan mobile.
masih menjadi pilihan utama bagi pelanggan Hal ini dilakukan untuk memeriksa kriteria suatu
jaringan seluler dalam melakukan komunikasi. sel atau kluster dengan perangkat drive test. Data
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja hasil drive test berupa log file akan dinilai untuk
dari jaringan HSPA adalah menggunakan metode evaluasi berbagai parameter dari jaringan. Adapun
network benchmarking dengan pengukuran drive jenis-jenis dari drive test dibedakan berdasarkan
test. Metode network benchmarking dilakukan tujuannya antara lain:
operator seluler untuk mengevaluasi kualitas a. Network Benchmarking
jaringan dengan membandingkan data yang Network benchmarking digunakan untuk
diperoleh dari hasil pengukuran untuk dijadikan mengukur beberapa teknologi jaringan dan jenis
acuan untuk mengevaluasi kinerja jaringan agar layanan secara bersamaan untuk akurasi yang
dapat terus bersaing dengan operator seluler lain sangat tinggi, untuk memberikan informasi
dalam upaya memberi pelayanan terbaik. perbandingan secara langsung mengenai kekuatan
dan kelemahan kompetitif.Drive test menggunakan
II. TINJAUAN PUSTAKA metode network benchmarking memiliki kelebihan
2.1 High Speed Packet Access (HSPA) [4] yaituoperatorjaringanselulerdapatmengumpulkanda
HSPA merupakan salah satu teknologi ta kompetitif akurat pada tingkat sebenarnya dari
seluler yang didukung oleh begitu banyak operator kualitas operator tersebut dan operator pesaing
dan vendor di seluruh dunia.saat ini HSPA sudah mengenai kinerja teknis dan tingkat kualitas.
tersebar luas, mengikuti kesuksesan teknologi b. Optimization and Troubleshooting
UMTS dan telah menjadisalah satu standar Optimization and troubleshooting digunakan
komunikasi seluler di dunia dengan basis mobile untuk membantu dalam menemukan masalah
broadband. Pengembangan dari UMTS ke HSPA tertentu selama fase peluncuran jaringan baru atau
mirip dengan pengembangan data rate pada sistem untuk mengamati masalah-masalah tertentu yang
EDGEyang terbukti berdampak signifikan pada dilaporkan oleh konsumen selama fase operasional
sistem GSM. HSPA diposisikan sebagai teknologi dari jaringan.
yang dominan dalam hal mobile data.
c. Service Quality Monitoring

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital ~ Politeknik Negeri Malang 119


Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807) Vol: 6, Nomor: 1, Mei 2018

Metode service quality monitoring berfokus Berdasarkan rekomendasi dari International


pada pengalaman pada sisi pelanggan, yang Telecommunication Union (ITU) terdapat 3
memungkinkan operator seluler untuk bertindak kategori pengkalsifikasian KPI untuk evaluasi
terhadap permasalahan kualitas yang terjadi dengan sebuah jaringan yaitu accessibility, retainability,
menginvestigasi permasalahan teknis dalam dan integrity.
korelasi waktu pengambilan data saat drive test. Adapun beberapa parameter KPI adalah
sebagai berikut:
2.3 Path loss modelCOST 231-Hata a. Call Setup Success Rate (CSSR)
Path loss merupakan perbandingan antara CSSR merupakan persentase tingkat
daya yang dipancarkan dari transmitter dengan keberhasilan panggilan yang ditentukan oleh
daya yang diterima oleh receiver dalam satuan ketersediaan kanal suara yang dialokasikan.
decibel (dB).Path loss merepresentasikan atenuasi Perhitungan CSSR menggunakan rumusan sebagai
level sinyal yang disebabkan oleh propagasi udara berikut :
bebas, pemantulan, difraksi, dan penghamburan Σ
(scattering). CSSR = 100%
Σ
Perhitungan dengan model path loss COST b. Call Completion Success Rate (CCSR)
231-Hata merupakan solusi dari keterbatasan range CCSR adalah prosentase dari keberhasilan
frekuensi yang dapat diproses pada model proses panggilan yang dihitung dari MS penelepon
Okumura-Hata, yaitu dengan memperlebar range melakukan panggilan sampai dengan panggilan
frekuensi yang dapat diproses yaitu 1500 Mhz – tersebut terjawab oleh penerima. Persamaan untuk
2100 Mhz. Persamaan COST 231-Hata adalah menghitung CCSR adalah :
sebagai berikut: Σ
MAPL = ( − Lc + ) − (Sc + FM + IM CCSR = 100%
Σ
+ Lb) c. Block Call Rate (BCR)
BCRadalahprosentasekegagalanmelakukanp
(ℎ ) = (1.1 ( ) − 0.7)ℎ − (1.56 log( ) anggilandikarenakan
− 0.8) ketidaktersediaankanal.Persamaan untuk
Untuk menentukan luas area cakupan menghitung BCR adalah :
layanan dari suatu site untuk wilayah urban dapat Σ
dihitung menggunakan perhitungan berikut: BCR = 100%
Σ
( . . ( ) . ( ) ( ))
d. Drop Call Rate (DCR)
= 10 ( . . ( )) DCR adalah prosentase berakhirnya suatu
panggilan tanpa ada pengakhiran secara normal
2.4 Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) oleh salah satu pengguna yang melakukan
EIRP adalah nilai daya yang dipancarkan panggilan.Standar prosentase dari DCR adalah ≤
antena direksional untuk menghasilkan puncak 5%. Persamaan untuk menghitung nilai DCR
daya yang diamati pada arah radiasi maksimum adalah :
Σ
penguatan antena. Persamaan untuk menghitung DCR = 100%
EIRP adalah sebagai berikut: Σ

= + III. METODE PENELITIAN


− 3.1 Tahapan Penelitian
Gambar1 menunjukkan diagram alir tahapan
penelitian dengan tujuan supaya penelitian yang
2.5 Received Signal Code Power (RSCP)
Pada perhitungan untuk menentukan nilai akan dilakukan dapat dikerjakan secara terstruktur.
Mulai C
RSCP pada link budget ditunjukkan pada
persamaan berikut: Studi pustaka dan pengumpulan data
Node B di wilayah Malang Perhitungan nilai KPI jaringan HSPA (CSSR,
CCSR, BCR, DCR)

= − ℎ Penentuan parameter dan pemetaan


wilayah drive test
− Σ(ℎ Analisis perbandingan nilai RSCP dari nilai
pengukuran dan perhitungan

+ ) Pengukuran data dengan drive test yaitu Ec/


No, RSCP, call events menggunakan metode
network benchmarking Analisis kinerja jaringan HSPA
di wilayah Malang
2.6 Key Performance Indicator (KPI)
KPImerupakan suatu indikator yang dapat Perhitungan nilai RSCP, Path loss, EIRP
Kesimpulan dan Saran

menunjukkan kinerja sistem jaringan yang


digunakan untuk mendeteksi kinerja sistem jaringan Selesai

yang tidak baik, masing-masing penyedia jaringan C

telah memiliki KPI nya masing-masing. Gambar 1. Tahapan Penelitian


3.2 Teknik Pengumpulan Data

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital ~ Politeknik Negeri Malang 120


Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807) Vol: 6, Nomor: 1, Mei 2018

Gambar 2 ditunjukkan diagram alir teknik Mulai


pengumpulan data nilai parameter-parameter yang G
digunakan dalam penelitian
Call events dari hasil
Mulai pengukuran berupa call
attempt, call setup, call Nilai BCR (%) = (∑block call/∑call
completed, block call, attempt)*100%
drop call
Pemetaan lokasi nodeB dari dua B
operator seluler di wilayah Malang
Nilai DCR (%) = (∑drop call/∑call
Nilai CSSR (%) = (∑ call atempt/∑
completed)*100%
Pengambilan data RSCP, Ec/No, dan call setup)*100%
call events dari operator seluler kedua
Pemetaan rute drive test dan persiapan
perangkat drive test
Nilai CCSR, CCSR,
Nilai CCSR (%) = (1 – (∑ drop call/∑
BCR, DCR
Analisis perbandingan data hasil call completed))*100%
pengukuran dari dua operator seluler
Pengambilan data RSCP, Ec/No, dan
call events dari operator seluler pertama
G Selesai

Selesai
B
Gambar 5. Interpretasi Hasil Perhitungan KPI

Gambar 2. Teknik Pengumpulan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini pengumpulan data
3.3 Rancangan Teknis Analisis Data dilakukan dengan cara pengukuran network
Gambar 3menunjukkan teknik analisis data benchmarking drive test yang melewati rute-rute
yang diperoleh dari pengukuran drive test pada wilayah urban di Malang. Tabel 1
menggunakan metode network benchmarking. menunjukkan tempat dan waktu dilakukan
pengukuran network benchmarking drive test.
Mulai
E

Pengambilan data drive test Perhitungan nilai KPI jaringan


dengan metode network HSPA (CSSR, CCSR, BCR,
benchmarking DCR)

Perhitungan Path loss, EIRP Perbandingan nilai


dan RSCP pengukuran dan nilai
perhitungan parameter RSCP

E Analisis dan pembahasan


kinerja jaringan HSPA di
wilayah Malang

Selesai Tabel 1. Tempat dan Waktu Penelitian


Gambar 3. Rancangan Teknis Analisis Data
3.4 Prosedur Interpretasi Hasil 4.1 Hasil Pengukuran Drive Test
Gambar 4 dan5 menunjukkan prosedur Menggunakan Metode Network
interpretasi hasil dari data yang telah diperoleh dari Benchmarking
pengukuran network benchmarking drive test dan Pada Tabel 2 ditunjukkan hasil pengukuran
perhitungan. drive test menggunakan metode network
Mulai F
benchmarkingpada jaringan HSPA dua operator
seluler. Hasil pengukuran adalah nilai parameter
Tinggi antena Tx, daya Tx,
tinggi antena Rx,
a(hm) = (1.1 log(fc) – 0.7)hm – (1.56
RSCP, Ec/No dan call events pada rute-rute yang
frekuensi, gain antena Tx,
feeder loss, loss body,
log(fc) – 0.8) telah ditentukan.
fading margin,
interference margin,
sensitivitas cell Tabel 2. Hasil Pengukuran Network Benchmarking
EIRP = Pt + Gt – loss feeder
Path loss COST 231-Hata
Drive Test
MAPL = (Ptx – Lc + Gtx) – (Sc + FM +
IM + Lb)

RSCP = EIRP – Path loss – ∑ (handover


R = 10 ^ ((MAPL – 46.33 – 33.19 + fading margin)
log(fc) + 13.82 log(hb) + a(hm)) / 44.9 –
6.55 log(hb)

Nilai RSCP dari


hasil perhitungan
F

Selesai

Gambar 4. Interpretasi Hasil Perhitungan RSCP

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital ~ Politeknik Negeri Malang 121


Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807) Vol: 6, Nomor: 1, Mei 2018

Dari hasil pengukuran network


benchmarking drive test menunjukkan bahwa
secara keseluruhan kinerja jaringan dari operator X
lebih baik daripada operator Y. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil pengukuran nilai call events serta
nilai dari RSCP dan Ec/No.

4.2 Hasil Analisis Kinerja Jaringan HSPA


Perhitungan kinerja jaringan HSPA meliputi
luas radiusdari node B yang terdapat pada sekitar
wilayah drive test, perhitungan nilai RSCP,
perbandingan nilai RSCP dari hasil pengukuran dan
perhitungan, dan perbandingan nilai perhitungan
KPI.
Pada Tabel 3 dan Tabel 4 ditunjukkan luas
radiusdari setiap node B dari dua operator seluler
yang ada di sekitar wilayah drive test.
Gambar 6.Radiusdari node B BANDULAN2
Tabel 3. Hasil Perhitungan RadiusNode B Operator
X

Tabel 4. Hasil Perhitungan Radius Node B


Operator Y Gambar 7.Radiusdari node B BANDULANSKUN

Pada Tabel 5 dan Tabel 6 ditunjukkan hasil


perhitungan RSCP dari dua operator seluler.

Tabel 5. Hasil Perhitungan RSCP Operator X

Pada Gambar 6 dan Gambar 7 ditunjukkan


contoh hasil perhitungan luas radiusdari node B dua
operator seluler yang ditampilkan pada Google
Maps, dimana node B operator X adalah
BANDULAN2 dan node B operator Y adalah
BANDULANSKUN.

Tabel 6. Hasil Perhitungan RSCP Operator Y

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital ~ Politeknik Negeri Malang 122


Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807) Vol: 6, Nomor: 1, Mei 2018

dengan metode network benchmarking


menggunakan layanan voice call.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarlan hasil analisis dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengukuran drive test di wilayah Malang
menggunakan metode network benchmarking
pada jaringan HSPA dua operator seluler
menunjukkan kelebihan kinerja jaringan dari
operator X dibandingkan operator Y. Nilai
rata-rata RSCP dan Ec/No dari operator X
Pada Tabel 7 ditunjukkan perbandingan nilai adalah -66 dBm dan -8 dB. Nilai rata-rata
RSCP berdasarkan hasil pengukuran drive test dan RSCP dan Ec/No dari operator Y adalah -68
perhitungan.Dapat diketahui bahwa sensitivitas dari dBm dan -10 dB.
MS memengaruhi nilai RSCP yang diterima oleh 2. Perbandingan nilai hasil perhitungan KPI
MS. dengan nilai threshold dimana nilai threshold
dari CSSR 98%, CCSR 99%, BCR 2% dan
Tabel 7.Perbandingan Nilai RSCP DCR 1%, menunjukkan keunggulan kinerja
dari jaringan HSPA operator X dibandingkan
dengan jaringan HSPA operator Y. Nilai rata-
rata parameter KPI dari operator X yaitu nilai
CSSR dan CCSR adalah 100%, BCR dan
DCR adalah 0%. Nilai rata-rata parameter KPI
dari operator Y yaitu nilai CSSR 72%, CCSR
100%, BCR 29,7% dan DCR 0%.

DAFTAR PUSTAKA
3G Americas, “EDGE, HSPA and LTE Broadband
Innovation”, Rysavy Research, September
Pada Tabel 8 ditunjukkan perbandingan 2008.
hasil perhitungan nilai KPI dari dua operator seluler Tyas, Agnes Estuning, (2016).Optimasi Jaringan
berdasarkan data hasil pengukuran nilai call events HSDPA di Wilayah Kota Malang
pada Tabel 2. Menggunakan Drive Test.Malang:
Politeknik Negeri Malang.
Tabel 8. Hasil Perhitungan KPI Molisch, Andreas F.(2011). Wireless
Communications.John Wiley and Sons Ltd..
Sari, Anita Purnama, Lita Lidyawati, &Arsyad
Ramadhan D. (2013). Analisis
Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT
dan XL di Area Jakarta.Teknik Elektro
Institut Teknologi Nasional.
Ascom. (2007). TEMS Investigation 8.1 Getting
Started Manual.
Siswandari. (2012). Analisa Unjuk Kerja Layanan
3G di Surabaya. Teknik Telekomunikasi,
Departemen Teknik Elektro, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Hasil perhitungan nilai KPI menunjukkan Dahlman Erik, Stevan Parkvall, Johan Skold and
bahwa kinerja jaringan dari operator X lebih baik Per Beming. (2007).3G Evolution HSPA
dibandingkan dengan kinerja jaringan operator Y. and LTE for Mobile Broadband.Academic
Dapat diketahui pula bahwa nilai call events pada Press.
Tabel 8 dipengaruhi oleh nilai dari RSCP dan Dewantara, Firman Pratama. (2015). Rancang
Ec/No yang didapat MS saat pengukuran drive test Bangun Aplikasi Voice Recognition
dengan metode network benchmarking Berbasis API Google Menggunakan
menggunakan layanan voice call. Smartphone Android Untuk Sistem Kontrol
Dapat diketahui pula bahwa nilai call events Perangkat Elektronik Pada
pada Tabel 2 dipengaruhi oleh nilai dari RSCP dan Apartemen.Politeknik Negeri Malang.
Ec/No yang didapat MS saat pengukuran drive test

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital ~ Politeknik Negeri Malang 123


Jurnal JARTEL (ISSN (print): 2407-0807 ISSN (online): 2407-0807) Vol: 6, Nomor: 1, Mei 2018

Holma, Harri,and Antti Toskala. (2004). WCDMA


for UMTS Radio Access for Third
Generation Mobile Communications Third
Edition.John Wiley and Sons Ltd.
Putri, Hasanah, &Tri Nopiani Damayanti. (2016).
Penanganan Block Call dan Drop Call Pada
Jaringan UMTS Berdasarkan Pengukuran
Parameter Accessibility, Radius and Quality.
Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi,
Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom.
Kaaranen, Heikki, Ari Ahtiainen, Lauri Laitinen,
Siamak Naghian and Valtteri Niemi.UMTS
Networks: Architecture, Mobilit.
Wardhana, Lingga. (2011).2G/3G RF Planning and
Optimization for Consultant. Diakses dari
web nulisbuku.com.
Alam, Md. Ariful. (2013). Mobile Network
Planning and KPI Improvement.Linnaeus
University, Swedia.
Bowes, Pitney. (2014). MapInfo Professional 12
User Guide.
Budhiraja, Richa&Jitendra Singh Jadon. (2013).
Study and Implementation of Drive Test for
Development of GSM Network.Amity
Institute of Telecom Engineering and
Management, Amity University.
Untsa, Risdillah Mimma. Aplikasi Location Based
Service Untuk Sistem Pemesanan Taksi
Online Pada Platform Android. Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
Siswanto.Sistem Informasi Geografis Objek Wisata
Menggunakan Google Maps API. Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital ~ Politeknik Negeri Malang 124

Anda mungkin juga menyukai