Efisiensi Boiler CRM
Efisiensi Boiler CRM
Menyetujui:
Manajemen Energi dan Manajemen Energi dan
Sumber Daya, Sumber Daya,
Asmariah
Superintendent
Mengetahui :
Teknik Konversi Energi Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung Politeknik Negeri Bandung
Ketua, Pembimbing,
i
LEMBAR EVALUASI
MAHASISWA JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Setelah melakukan Kerja Praktek di PT. Krakatau Steel, yang dimulai sejak
Tgl. 21 Juli 2009 s/d 30 Agustus 2009, maka :
(.............................................)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-NYA dan
karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Laporan ini
merupakan syarat dalam menempuh mata kuliah kerja praktek di Jurusan Teknik Konversi
Energi, Program Studi Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung.
Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, penulis menyadari atas segala
kekurangan yang ada mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
oleh penulis. Oleh karena itu, dengan lapang hati penulis bersedia menerima segala
kritikan dan saran yang membangun untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini, terutama
kepada:
1. Kedua orang tua yang senantiasa bersabar memberikan bimbingan dan dukungan.
Berkat kesabaran, kasih sayang dan doanya penulis dapat menyelesaikan laporan
ini.
2. Bapak Ign. Riyadi Mardiyanto, selaku Ketua Jurusan Teknik Konversi Energi.
3. Bapak Teguh Sasono, selaku Koordinator Keja Praktik Jurusan Teknik Konversi
Energi.
4. Ibu Sri Wuryanti, selaku dosen pembimbing di kampus.
5. Bapak Aries Setiadi dan Bapak Didit A. Sigit yang telah membimbing penulis
selama kerja praktik di PT. Krakatau Steel.
6. Staf dan karyawan PT Krakatau Steel atas informasi yang terkait dengan
pelaksanaan kerja praktik.
7. Segenap dosen Jurusan Teknik Konversi Energi POLBAN yang telah memberikan
ilmu dan bimbingan kepada penulis.
8. Rekan-rekan kerja praktik (Budi dan Frian serta Bagus dari UNS) atas masukan dan
ide-ide dari kalian.
9. Teman-teman kelas 2A Teknik Konversi Energi yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
10. Bapak dan Ibu kost yang telah memberikan tempat tinggal yang cukup nyaman,
dan sarana kost-an yang memadai selama proses kerja praktik.
iii
11. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kerja praktik
ini.
Semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan yang telah mereka berikan
kepada penulis, baik berupa bimbingan ataupun hal lainnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
Akhir kata penulis berharap semoga kerja praktik ini bermanfaat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................... i
LEMBAR EVALUASI.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................31
5.2 Saran............................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 33
LAMPIRAN........................................................................................................................... 34
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Visi
Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia
Misi
Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa.
Kebijakan Lingkungan
Ketentuan peraturan lingkungan
Mencegah pencemaran lingkungan
Perbaikan lingkungan berkesinambungan
Industri baja merupakan salah satu sarana perintis dalam menunjang pembangunan.
Oleh karena itu, pada tahun 1956 muncul gagasan bahwa negara yang sedang berkembang
perlu mendirikan industri baja oleh Ir. H. Djuanda (pada saat itu menjabat sebagai perdana
menteri). Usaha perintisannya dimulai dengan penelitian-penelitian awal yang dilakukan
oleh Biro Perancangan Negara yang bekerjasama dengan konsultan asing pada tahun 1957.
Proyek ini dinamakan Proyek-proyek Istimewa yang kemudian menjadi Proyek Besi Baja
Trikora pada tahun 1962. Pelaksanaannya memperoleh bantuan dana serta tenaga ahli dari
USSR. Dalam perencanaan awal, kemampuan produksi pabrik ini sekitar 100.000
ton/tahun produk baja kasar (terbuat dari besi tua di dalam tungku). Untuk memperlancar
jalannya produksi, maka didirikan beberapa sarana penunjang; seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) dengan daya 400 MVA, pengendali dan penjernih air, pelabuhan serta
perusahaan-perusahaan yang berkaitan dan dapat membantu dalam kelancaran proses.
Pada tahun 1965 pengembangan pabrik terhenti akibat adanya revolusi oleh PKI.
Mesin yang berasal dari USSR telah datang, tetapi karena revolusi itu maka belum bisa
dioperasikan, sebagai usaha yang dilakukan untuk sementara waktu terhadap mesin-mesin
tersebut adalah dengan memeliharanya sebelum dioperasikan. Kemudian keadaan
berangsur membaik, maka produksi dapat dimulai dengan kondisi mesin-mesin yang
1
tersimpan terlalu lama tetapi masih layak untuk dipakai sehingga dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan spesifikasinya.
Oleh karena itulah, maka dikeluarkan PP No. 33/1970 pada tanggal 31 Agustus
1970 tentang pembentukan PT. Krakatau Steel dan sebagai notarisnya adalah Tan Thong
Kie. Hingga tanggal 17 April 1975 sejak disahkannya PT. Krakatau Steel, pelaksanaan
operasinya masih dalam tanggung jawab PERTAMINA, maka pada saat itu melalui
Keppres No. 13/1975 oleh Bapak J. B. Sumarlin dibentuk suatu tim yang mengambil alih
segala pertanggung jawaban di PT. Krakatau Steel. Hal ini didukung dengan
dikeluarkannya Keppres No. 30/1975 tentang pengaturan pengalihan tanggung jawab
tentang kontrak-kontrak yang telah ditanda-tangani oleh PERTAMINA dan penempatan
organisasi PT. Krakatau Steel ke dalam lingkungan pembinaan Departemen Perindustrian
dan setelah itu perusahaan ini mutlak berada dibawah naungan BUMN.
Pada tahun 1977 diresmikan Pabrik Kawat, Pabrik Baja Tulangan dan Pabrik Baja
Profil. Kemudian pada tahun 1979 diresmikan Pabrik Besi Spons (Hyl-I), Pabrik Billet
Baja, Pabrik Batang Kawat dan Fasilitas infrastruktur (PLTU, Pengadaan Air, Pelsus
Cigading dan Telekomunikasi). Pada tahun 1983 diresmikan Pabrik Slab Baja-1 dan Pabrik
Baja Lembaran Panas. Pada tahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin merger menjadi
unit produksi PT. Krakatau Steel serta Pabrik Kawat, Pabrik Baja Tulangan dan Pabrik
Baja Profil menjadi PT Krakatau Wajatama. 2 tahun kemudian diresmikan Pabrik Besi
Spons Hyl-III & Pabrik Slab Baja-2. Pada tahun 1996 terjadi Restrukturisasi Perusahaan di
PLTU, Pengadaan Air, Pelabuhan dan Rumah Sakit.
2
Gambar 1.1 Proses Pabrik Besi Spons (HYL-III Process)
3
2. Plat Baja
Hear Cut : tebal maksimum 25mm.
4
BSP sama dengan proses yang dilakukan di SSP, yaitu bahan baku dilebur dalam
suatu dapur yang disebut Electronic Arc Furnace.
Pabrik baja billet menghasilkan baja billet dengan ukuran penampang : 100mm x
100mm, 110mm x 110mm, 120mm x 120mm, panjang : 6m, 10m dan 12m, dengan
spesifikasi menurut standar SII 0412-1981. Bahan baku utama Pabrik Baja Billet
adalah sponge iron yang dihasilkan Pabrik Besi Spons. Pabrik Baja Billet mempunyai
kapasitas produksi lebih dari 500.000 ton/tahun.
5
Gambar 1.6 Proses Pabrik Baja Kawat Batangan
Manager
Manajemen Energi
& Sumberdaya
Chief Engineer
Manajemen Energi Sekretaris
& Sumberdaya
Teknisi
6
Untuk istirahat para karyawan diberi waktu 60 menit, jika ada SPK yang harus
dikerjakan diluar jam kerja, maka seluruh karyawan dikenakan jam lembur.
Untuk kerja shift :
Shift I : Pukul 22.00 s\d 06.00 WIB
Shift II : Pukul 06.00 s\d 14.00 WIB
Shift III : Pukul 14.00 s\d 22.00 WIB
Pada daerah-daerah yang berbahaya dipasang peringatan berupa tulisan atau
gambar, yang menjelaskan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Para
karyawan juga dilengkapi dengan alat pelindung diri, yaitu seperti helm dan sepatu
keselamatan, alat pelindung pendengaran.
Luasnya ruang lingkup dan banyaknya studi kasus di PT. Krakatau Steel, maka
dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini yang akan di bahas hanyalah pada “Efisiensi
Boiler di Cold Rolling Mill (CRM)”.
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT. Krakatau Steel yang terletak di Cilegon-Banten
terhitung sejak tanggal 21 juli s/d 31 Agustus 2009.
8
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tinjauan perusahaan, latar belakang masalah, tujuan penyusunan
laporan, ruang ingkup, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan
9
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
1.8 Prinsip Kerja Boiler
Boiler atau ketel uap merupakan suatu bejana tertutup yang terbuat dari baja. Boiler
berfungsi untuk mentransfer panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar ke air
yang menjadi uap atau steam yang berguna. Uap ini digunakan untuk proses-proses
industri, penggerak, pemanas, dan lain-lain. Pencampuran bahan bakar dengan udara
pembakaran terjadi di alat pembakar/burner.
10
Flexibilitas dalam pengaturan dan perubahan beban pada saat pengoperasiannya
Akan tetapi, terdapat juga beberapa hal yang tidak menguntungkan, diantaranya:
Kapasitas kecil
Efisiensi termal rendah
Lambat mencapai tekanan kerja maksimum
11
4. Cerobong/stack berfungsi sebagai saluran pembuangan gas asap dan menarik api.
5. Drum uap/steam drum, berfungsi sebagai pengumpul uap, pemisah uap dan tempat
pemasukan air.
12
6. Ekonomiser merupakan jenis dari pemanas air. Akan tetapi, ekonomiser menerima
panas dari gas-gas sisa pembakaran yang menuju stack. Keuntungan dari ekonomiser
yaitu:
Mengefisiensikan bahan bakar antara 15-20%
Dapat mencegah timbulnya kerak dalam pipa air, karena boiler sudah dipanaskan dan
kerak terbentuk dalam pipa-pipa ekonomiser.
7. Water treatment plant, berfungsi untuk mengolah air agar air tersebut baik untuk
boiler.
8. Separator, berguna untuk menghilangkan moisture-moisture uap setelah dari boiler
untuk didistribusikan. Uap dari boiler dibawa ke dalam chamber yang jauh lebih
besar dari pipanya sendiri, sehingga terjadi ekspansi volume.
9. Kipas udara atau blower, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ruang bakar
boiler.
Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bahan bakar dan dapat menghasilkan
energi panas adalah karbon (C), hidrogen (H2), dan belerang (S). Unsur-unsur tersebut
akan teroksidasi di ruang bakar dan membentuk gas-gas yang disebut gas asap. Pada
umumnya, bahan bakar juga mengandung oksigen (O 2) yang bereaksi terlebih dahulu
dengan hidrogen. Adanya hidrogen merupakan kerugian energi panas karena jumlah
hidrogen yang seharusnya menghasilkan energi panas di ruang bakar seluruhnya, sebagian
telah terambil oleh oksigen.
13
Unsur Keperluan udara Gas Asap
Bahan Oksigen Nitrogen Udara Gas hasil reaksi Nitrogen Total
(1 kg) unsur kg/kg unsur unsur kimia kg/kg unsur unsur unsur
C 2,667 8,828 11,495 CO2 3,667 8,828 12,495
H 8 26,483 34,483 H2O 9 26,483 35,483
S 1 3,31 4,31 SO2 2 3,31 5,31
Tabel 2.1 Kebutuhan udara dan gas asap yang terjadi
14
2.3 Pengujian Boiler
15
b. Perpindahan panas secara Radiasi
Radiasi merupakan perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
q= σ AT4, di mana q : kalor
σ : proporsionalitas/Stefan- Boltzmann,
5,669 x 10-8 W/m2.K4
A : luas permukaan
T : perubahan temperatur
Ma ( Hua−Ha)
efisiensi= × 100 %
Mb . NHF+ Ma . Ha+ Mu . Hu
Di mana:
16
Ma = laju alir air umpan (kg/jam)
Ha = entalpi air pengisi boiler (kJ/kg)
Mb = laju alir bahan bakar (kg/jam)
NHF = nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)
Mu = laju alir udara (kg/jam)
Hu = entalpi udara (kJ/kg)
Hua = entalpi uap (kJ/kg)
Bahan bakar
Laju alir bahan bakar
Temperatur
Udara pembakaran
Laju alir udara
Temperatur udara sekitar
Uap
Temperatur
Tekanan
17
BAB III
BOILER DI UTILITY CRM
1.
Cold Rolling merupakan istilah yang digunakan di industri baja yang diterapkan pada
operasi baja tanpa pemanasan melewati penggulung untuk mereduksi ketebalan dan
mengendalikan bentuknya dan menyelesaikannya. Proses ini menghasilkan kelembutan,
permukaan padat, dan dengan atau tanpa perlakuan panas berikutnya, memberikan
pengendalian sifat mekanis tertentu.
Dari arus produksi tersebut, Cold Rolling Mill menghasilkan empat macam produk,
yaitu:
Pickle dan oil: bagian dari produksi CPL yang menjadi produk akhir tanpa reduksi
pada reduksi mill.
Sebagai gulungan: bagian dari produksi TCM yang tanpa melewati garis berikutnya,
seperti annealing(penguatan), pembersihan, pemanasan, pengerasan dan
penyelesaian.
Lembut: bagian produksi yang melewati garis pengerasan(BAF atau CAL) dengan
atau tanpa garis pembersihan pada ECL#1 atau ECL#2 sebelum pengerasan untuk
menjadi produk akhir.
18
Full hard: bagian produksi tanpa melewati garis penguatan (BAF atau CAL), dan
pengerasan untuk menjadi produk akhir.
19
sebagai elektrode negatif (wrap to wrap system). Oleh karena itu, oli, grease dan material
lainnya dapat dihilangkan atau dibersihkan dari kedua permukaan strip. Lintasan ECL#1
ini terdiri dari Entry Section, Process Section dan Exit Section.
Boiler yang terdapat di dinas utility CRM berfungsi sebagai penyedia uap (steam)
untuk menunjang berbagai proses pemanasan di TCM, CAL, ECL, dan sebagainya.
Terdapat tiga buah boiler yang dipasang secara paralel dengan keadaan dua boiler
beroperasi dan satu boiler dalam keadaan standby.
Boiler ini termasuk ke dalam jenis boiler pipa api (fire tube), di mana di dalamnya
terdapat dua burner dengan pola aliran 3-pass dryback. Seperti boiler pipa api pada
umumnya, gas asap hasil pembakaran dilewatkan pada pipa-pipa api. Pipa-pipa ini
terendam dalam air boiler yang berfungsi sebagai medium penyerap panas. Air boiler
berada dalam suatu kontainer atau shell yang juga memuat pipa-pipa tersebut.
Adapun spesifikasi boiler adalah sebagai berikut:
Nama : DUNPHY
Type : Fire tube, 3 gas passes
Electric Power : 144 KW
Voltage : 380 volt
Max ampere : 250 A
Design Pressure : 10 kg/cm2
Max Service Pressure : 9 kg/cm2
Working Pressure : 8 kg/cm2
Steam Flow Rate : 22800 kg/h
20
Heating Survace : 494 m2
Input Water Temperature : 107oC
Max Steam Temperature : 179oC
Water Volume Normal : 27,66 m3
Prinsip kerja boiler ini yaitu pengubahan dan pemindahan energi yang dikandung
bahan bakar menjadi energi yang dikandung uap air. Proses pelepasan energi bahan bakar
dilakukan dengan cara mereaksikan bahan bakar dengan oksigen yang diambil dari udara.
Pencampuran antara unsur-unsur yang dapat terbakar pada bahan bakar dengan oksigen
akan menyebabkan terlepasnya energi yang dikandung bahan bakar. Energi tersebut akan
menaikkan tingkat energi gas asap sehingga temperatur gas tersebut naik. Kenaikan
temperatur gas yang tinggi menyebabkan terjadinya perpindahan energi panas, baik radiasi
maupun konveksi dari gas asap ke dinding air. Energi tersebut diperlukan untuk menaikkan
temperatur air menjadi uap. Gas asap yang telah melepaskan energi mengalami penurunan
temperatur.
Air yang telah diolah di Water Treatment Plant (WTP) yang memiliki konduktifitas
nol dan kandungan SiO2 rendah, biasanya disebut Demineralisasi Water. Demineralisasi
Water masuk ke dalam Deaerator untuk menghilangkan gas O2 yang dapat menimbulkan
21
pengkaratan. Di dalam deaerator, air dijatuhkan dari atas dan uap dialirkan ke atas agar
pemanasan berlangsung dengan efektif. Air yang telah dipanaskan dialirkan ke dalam
boiler untuk dinaikkan temperaturnya dan dijadikan uap.
Udara yang diperlukan untuk pembakaran diambil dari ruangan sekitar oleh blower.
Udara tersebut kemudian dialirkan ke masing-masing burner dan dicampur dengan bahan
bakar dengan komposisi tertentu.
22
(output). Jika tidak ada pemakaiaan uap, maka pengindra tekanan akan memberikan signal
untuk menutup katup bahan bakar. Demikian juga dengan alat-alat pengontrol yang lain
akan bekerja dengan cara yang sama.
23
Jika pada waktu operasi diketahui adanya pipa yang bocor, maka perlu dilakukan langkah-
langkah berikut:
Matikan aliran bahan bakar.
Ambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Untuk mempercepat pendinginan, jangan hentikan aliran udara
Tutup non return valve.
Jika hal tersebut terjadi, harus diperhatikan bahwa ada kemungkinan air yang masuk ke
boiler akan menjadi lebih besar karena kebocoran. Hal tersebut dapat menyebabkan boiler
yang lain kekurangan air. Untuk menghindari hal tersebut, pompa pengisi air cadangan
perlu dijalankan.
24
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
2.
4.1 Data Hasil Pengukuran
Dari hasil pengamatan pada boiler di Utility CRM, maka didapatkan parameter-
parameter sebagai berikut :
25
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran pada boiler C
Pada Cold Rolling Mill terdapat tiga buah boiler. Akan tetapi, hanya dua boiler yang
dioperasikan secara bersamaan sedangkan boiler yang lain dalam keadaan standby. Pada
saat pengambilan data, boiler yang sedang beroperasi yaitu boiler A dan Boiler C, sehingga
untuk boiler B tidak dilakukan pengambilan data.
4.2.1 Boiler A
Laju alir bahan bakar = 202,2 m3/jam x ρ methane
= 202,2 m3/jam x 0,717 kg/m3
= 144,98 kg/jam
Laju alir air umpan = 8,7 m3/jam x ρ air
= 8,7 m3/jam x 958,4 kg/m3
= 8338,08 kg/jam
Laju alir udara = 37000 m3/jam x ρ udara
= 37000 m3/jam x 1,14 kg/m3
= 42180 kg/jam
NHF = 8640 kcal/Nm3
= 50442,17 kJ/kg
Pada tabel A-2 diperoleh entalpi air (Ha) pada temperatur 100oC yaitu 419,04 kJ/kg
Pada tabel A-22 diperoleh entalpi udara (Hu) pada temperatur 37oC (310K) yaitu
310,24 kJ/kg
Pada tabel A-3 diperoleh entalpi uap (Hua) pada tekanan 8 bar yaitu 2769,1 kJ/kg
Ma ( Hua−Ha)
efisiensi= × 100 %
Mb . NHF+ Ma . Ha+ Mu . Hu
kg kJ kJ
8338,08
(2769,1 −419,04 )
jam kg kg
η= ×100 %
kg kJ kg kJ kg kJ
144,98 . 50442,17 +8338,08 . 419,04 + 42180 . 310,24
jam kg jam kg jam kg
26
η=82 %
4.2.2 Boiler C
Laju alir bahan bakar = 533,3 m3/jam x ρ methane
= 533,3 m3/jam x 0,717 kg/m3
= 382,38 kg/jam
Laju alir air umpan = 9,7 m3/jam x ρ air
= 9,7 m3/jam x 958,4 kg/m3
= 9296,48 kg/jam
Laju alir udara = 37000 m3/jam x ρ udara
= 37000 m3/jam x 1,14 kg/m3
= 42180 kg/jam
NHF = 8640 kcal/Nm3
= 50442,17 kJ/kg
Pada tabel A-2 diperoleh entalpi air (Ha) pada temperatur 100oC yaitu 419,04 kJ/kg
Pada tabel A-22 diperoleh entalpi udara (Hu) pada temperatur 37oC (310K) yaitu
310,24 kJ/kg
Pada tabel A-3 diperoleh entalpi uap (Hua) pada tekanan 8 bar yaitu 2769,1 kJ/kg
Ma ( Hua−Ha)
efisiensi= × 100 %
Mb . NHF+ Ma . Ha+ Mu . Hu
kg kJ kJ
9296,48
(2769,1 −419,04 )
jam kg kg
η= ×100 %
kg kJ kg kJ kg kJ
382,38 . 50442,17 +9296,48 . 419,04 + 42180 . 310,24
jam kg jam kg jam kg
η=60,2 %
4.3 Analisa
Pada perhitungan di atas, laju alir air pengisi dianggap sama dengan laju alir uap
yang dihasilkan karena energi yang masuk sistem sama dengan energi yang keluar sistem.
Berdasarkan data dan perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai
efisiensi pada boiler A yaitu 82% dan efisiensi pada boiler C yaitu 60,2%.
27
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Excess air
Pembakaran di dalam sistem boiler selalu membutuhkan udara lebih dengan maksud
untuk mencapai pembakaran sempurna. Untuk meningkatkan efisiensi boiler,
besarnya excess air dapat diatur. Excess air yang rendah menyebabkan pembakaran
kurang sempurna sehingga terbentuk gas CO. Sedangkan excess air yang terlalu
tinggi dapat meningkatkan kerugian panas yang terbawa oleh gas buang yang keluar
melalui cerobong. Terdapat perbandingan tertentu antara udara pembakaran dengan
bahan bakar sehingga boiler akan bekerja dengan efisiensi terbaiknya.
2. Alat pembakar/burner
Burner berfungsi untuk mencampur udara pembakaran dengan bahan bakar.
Performansi burner mempunyai pengaruh yang penting terhadap efisiensi boiler
karena mempengaruhi kebutuhan excess air. Burner yang baik akan membentuk
campuran bahan bakar dan udara pembakaran dengan excess air yang minimum.
3. Temperatur gas buang/flue gas
Tingginya temperatur gas buang berarti bahwa tingginya panas yang dibawa gas
buang. Jika panas tersebut terbawa keluar cerobong oleh flue gas, maka hal ini
merupakan suatu kerugian.
4. Temperatur feedwater boiler
Efisiensi boiler dapat dinaikkan dengan menaikkan temperatur feedwater. Dengan
menaikkan temperatur feedwater, berarti jumlah panas yang diserap oleh feedwater
dari flue gas untuk membentuk uap jadi berkurang. Dengan demikian, pemakaian
bahan bakar menjadi berkurang. Cara untuk menaikkan temperatur feedwater yaitu
dengan menggunakan ekonomiser.
5. Tekanan uap/ steam pressure
Keuntungan penurunan tekanan kerja operasi boiler akan menurunkan kerugian
panas akibat radiasi pada boiler, menurunkan konsumsi energi dari pompa feedwater
boiler dan memperkecil kehilangan energi pada terminal penurunan tekanan. Akan
28
tetapi, besarnya penurunan uap tekanan kerja operasi dibatasi oleh kebutuhan uap
dan pipa distribusi uap pada boiler.
Tekanan kerja boiler rata-rata di dinas utility CRM adalah 8 bar. Penurunan tekanan
hingga 5 bar dapat menaikkan efisiensi, tetapi dengan tekanan sekecil itu tentu saja
tidak akan mencapai kebutuhan uap yang diperlukan.
29
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
Efisiensi pada boiler A yaitu 82%
Efisiensi pada boiler C yaitu 60.2%
Efisiensi pada boiler C lebih rendah daripada boiler C. Hal ini dapat terjadi dengan
beberapa kemungkinan, diantaranya yaitu :
1. Jika sistem diberi temperatur bahan bakar yang rendah dengan excess air yang
tinggi, maka temperatur flue gas yang dihasilkan sangat tinggi yang menyebabkan
kerugian panas. Sehingga efisiensi boiler akan rendah.
2. Jika sistem diberi temperatur bahan bakar yang tinggi dengan excess air yang
rendah menyebabkan pembakaran kurang sempurna, maka akan menghasilkan gas
CO. Sehingga efisiensi boiler rendah.
5.2 Saran
31
untuk meningkatkan temperatur air pengisi boiler dan juga menyerap panas dari flue
gas. Untuk memperbaiki permukaan perpindahan panas dapat dilakukan dengan
pembersihan pipa-pipa air dari kotoran
32
DAFTAR PUSTAKA
B. Johanes. 1991. Pelatihan Konservasi Energi. UPT LSDE BPP Teknologi &
Koneba, Jakarta
Djokostyardjo, M.J. 1987. Ketel Uap. Jakarta: Pradnya Paramita
Holman, J.P. 1988. Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga
Marijo. Pembangkit Listrik Tenaga Termal. Bandung: Polban
Moran, Michael J. 2006. Fundamental of Engineering Thermodynamics. England:
John Wiley & Son, Inc.
____. Methane. http://www.id.wikipedia.com. (29 Juli 2009)
____. Boiler dan Pemanas Fluida Termis. http://www.energyefficiencyasia.org (29
Juli 2009)
33