ABSTRAK
ABSTRACT
1
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
41.84%, and the cooling inlet temperature value was 41.96 ⁰C. The value of the cooling
temperature entering the core in 1992 was below the reactor protection system activation
limit, while the value of the cooling temperature entering the core in 2018 approached the
reactor protection system activation limit. It can be concluded that the performance of
cooling towers after 30 years operation cannot meet the safety criteria of reactor
operations.
2
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
Terdapat dua tipe utama menara melewati air yang disirkulasikan. Tinggi
pendingin, yaitu natural draft- menara pendingin tipe mechanical draft
atmospheric dan mechanical draft. bervariasi dari 2 meter sampai 12 meter.
Menara pendingin tipe natural draft Komponen utamanya meliputi shell,
menggunakan cerobong beton yang sistem distribusi air, kolam penampung
sangat besar untuk mengalirkan udara. air dan kipas untuk menciptakan artifisial
Tinggi menara pendingin tipe natural draft [7]. Air jatuh sepanjang permukaan
draft adalah 155 m dan diameter 122 pengisi (fill), sehingga menambah waktu
m[4]. Karena ukurannya sangat besar, kontak antara air dan udara.
menara tipe ini umumnya digunakan Bertambahnya waktu kontak antara air
pada laju aliran air lebih dari 45.000 dan udara dapat meningkatkan besaran
m3/jam. Tipe ini hanya digunakan pada perpindahan panas. Laju pendinginan
pembangkit listrik[5]. Aliran udara dalam tipe mechanical draft tergantung pada
menara disebabkan oleh perbedaan diameter kipas dan kecepatan
kerapatan yang terjadi antara udara yang operasinya. Karena ukurannya relatif
dipanaskan (kerapatan rendah) pada sisi kecil, maka menara tipe ini banyak
dalam cerobong dan udara lingkungan digunakan pada pendinginan sekala kecil
yang relatif dingin (kerapatan lebih tinggi) atau industri non pembangkit listrik[5].
pada sisi luar menara. Menara tipe ini Menara tipe ini dapat menggunakan
juga dikenal dengan hyperbolic natural kipas tunggal maupun banyak untuk
draft [6]. menyediakan aliran udara dengan
Menara pendingin tipe Mechanicl jumlah volum yang diketahui melalui
draft menggunakan kipas yang besar menara. Hal ini menjadikan menara tipe
untuk mendorong atau menghisap udara ini memiliki kinerja termal yang lebih
3
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
stabil dan hanya dipengaruhi oleh sedikit sisi masuk udara lingkungan) dan
variabel psychrometric dibanding menara induced draft (kipas dipasang di sisi
tipe atmospheric. Keberadaan kipas juga keluar udara lingkungan). Berdasarkan
menyediakan alat untuk mengendalikan arah aliran air dan udara, menara
aliran udara untuk mengkompensasi pendingin dapat diklasifikasikan menjadi
perubahan atmosfer dan kondisi beban counterflow cooling tower (berlawanan
dengan memanipulasi kapasitas kipas[6]. arah) dan crossflow cooling tower
Menara tipe ini diklasifikasikan menjadi (bersilangan arah). Gambar menara
dua yaitu: force draft (kipas dipasang di pendingin counterflow dan crossflow
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Mechanical Draft Counterflow (a) and Crossflow Cooling Tower (b)[4]
4
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
menara pendingin terhadap nilai desain. baik. Meskipun nilai range dan
Skematik nilai range dan approach approach harus dipantau, nilai
menara pendingin ditunjukkan oleh approach merupakan indikator yang
Gambar 3. lebih baik untuk menunjukkan kinerja
menara pendingin. Berikut
rumusnya[9]:
Approach (oC) = T1 (oC) – Twb (oC)
c. Effectiveness
Effectiveness adalah perbandingan
antara range dan range ideal (dalam
persen). Range ideal adalah selisih
antara temperatur air masuk dan
temperatur bola basah udara (WBT),
Semakin tinggi perbandingan ini maka
semakin tinggi effectiveness menara
pendingin[10].
Gambar 3. Range dan Approach Menara
Range
Pendingin[5] Effectiveness ( % )= x 100 %
( Range+ Approach)
Berikut ini beberapa parameter
terukur yang dapat digunakan untuk METODOLOGI
menentukan kinerja menara pendingin[2]:
a. Range Menara RSG-GAS merupakan menara
Range adalah selisih antara pendingin evaporatif (penguapan) tipe
temperatur air masuk menara mechanical draft (menggunakan kipas)
pendingin dan temperatur air keluar jenis induced draft (tarikan paksa)
menara pendingin. Nilai range yang dengan bahan pengisi jenis film yang
tinggi menunjukkan bahwa menara didesain untuk daerah tropis. Air hangat
pendingin dapat mengurangi disemprotkan di bagian atas menara
temperatur air secara signifikan dan melalui nosel distribusi dan mengalir ke
kinerjanya baik. Berikut rumusnya[9]: bawah sepanjang packing (sarang
Range(oC)= T2 (oC) - T1 (oC) tawon), memindahkan panas ke udara
b. Approach yang melewatinya melalui penguapan
Approach adalah selisih antara sebagian air yang mengalir. Kehilangan
temperatur air keluar dan temperatur air pendingin sekunder melalui proses
bola basah udara luar (wet bulb penguapan dan pancaran digantikan
temperature-WBT). Nilai approach dengan melakukan penambahan air
yang lebih rendah menunjukkan pendingin (make up water)[1]. Data
kinerja menara pendingin yang lebih desain menara pendingin ditunjukkan
dalam Tabel 1.
5
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
6
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
temperatur keluar teras maupun menara karena besaran panas yang dipindahkan
pendingin tetap yaitu 4 oC. Hal ini terjadi dari teras tetap 15 MW.
7
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
Pada jam 13.00 daya mulai tetapi terdapat waktu respon kenaikan
dinaikkan menuju 30 MW, terlihat dari temperatur sekitar 15 menit. Demikian
Gambar 4. bahwa ketika daya dinaikkan, juga ketika daya diturunkan juga terdapat
temperatur pendingin primer dan waktu respon penurunan temperatur
sekunder tidak langsung naik seketika sekitar 15 menit. Sehingga dapat
8
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
dinyatakan bahwa antara daya dengan pendingin yang masuk teras akan
temperatur pendingin primer dan melebihi 42 ⁰C. Hal ini berarti bahwa
temperatur pendingin sekunder memiliki temperatur pendingin primer yang masuk
hubungan yang linier. ke teras telah melampaui batas
Kinerja menara pendingin pada operasi pengaktifan sistem proteksi reaktor
daya 30 MW ditunjukkan oleh Gambar 5. sehingga memerintahkan SCRAM
Reaktor mencapai daya operasi 30 MW (safety control rod axe man) reaktor.
pada jam 14.45 dan dipertahankan pada Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja
daya tersebut selama 30 menit. Dalam menara pendingin telah mengalami
rentang daya sekitar 30 MW, temperatur penurunan bila dibandingkan dengan
pendingin primer yang keluar dari teras kondisi awal komisioning. Operasi enam
naik dari 48,555 ⁰C menjadi 50,245 ⁰C buah menara pendingin sudah tidak
pada menit ke 44 sebagai temperatur mampu memindahkan panas ke
tertinggi. Sedangkan temperatur lingkungan sampai kondisi tunak sistem
pendingin primer yang masuk ke teras pendingin primer dan sistem pendingin
naik dari 40,386 ⁰C menjadi 41,962 ⁰C sekunder tercapai. Variabel untuk
pada menit ke 45 sebagai temperatur tindakan proteksi otomatis sistem
tertinggi. Temperatur pendingin sekunder proteksi reaktor ditunjukkan pada
yang masuk ke menara pendingin naik Lampiran 4.
dari 40,845 ⁰C menjadi 42,555 ⁰C pada Parameter lingkungan saat operasi daya
menit ke 45 sebagai temperatur tertinggi. 30 MW yaitu: temperatur bola basah (wet
Sedangkan temperatur pendingin bulb temperature) adalah 26,56 ⁰C dan
sekunder yang keluar dari menara temperatur bola kering (dry bulb
pendingin naik dari 34,555 ⁰C menjadi temperature) adalah 30,44 ⁰C. Pada
35,865 ⁰C pada menit ke 45. Tren operasi daya nominal 30 MW, dalam
kenaikan temperatur tersebut masih akan keadaan belum tercapai keadaan tunak,
berlangsung karena kondisi tunak pada beda temperatur antara temperatur air
pendingin primer dan sekunder belum panas yang masuk ke menara pendingin
tercapai. Bila reaktor terus dioperasikan dengan temperatur air dingin yang keluar
pada daya nominal 30 MW dalam waktu dari menara pendingin (Range) adalah
yang lebih lama lagi untuk mencapai 6,69 ⁰C. Sedangkan beda temperatur
kondisi tunak, sedangkan kondisi tunak antara temperatur air dingin yang keluar
pada sistem pendingin primer dan sistem dari menara pendingin dengan
pendingin sekunder akan tercapai temperatur bola basah (Approach)
setelah 4 sampai 5 jam operasi pada adalah 9,3 ⁰C.
daya yang konstan, maka temperatur
9
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
10
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
11
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
12
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
13
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
14
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
15
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
ha,0=ha(TWB,TDB)=enthalpi udara
8 ha,rata-rata
masuk ha,n=ha,n-1+L/G x 4,19 x dT/n
16
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
10 hi-ha 1/(hi-ha)
(kJ/kg)
50,82 0,0197
50,48 0,0198
51,13 0,0196
52,86 0,0189
55,78 0,0179
Total 0,0959
hc.A/Cpm = L x 4,19 x dT x Σ 1/(hi-ha)
hc.A/Cpm (kg.d.a/kJ) 115,34
17
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
Tabel 1. Data Pengukuran Temperatur Pendingin Masuk dan Keluar teras dan
Temperatur pendingin Masuk dan Keluar Menara Pendingin
18
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
1 Range 6,69 ⁰C
2 Approach 9,30 ⁰C
L 179,23156 kg/detik
4 T rata-rata udara 34 ⁰C
G 98,0136 kg/detik
5 L/G 1,83
19
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
dT/n 1,338 ⁰C
10 hi-ha 1/(hi-ha)
(kJ/kg)
55,67 0,0180
55,48 0,0180
55,95 0,0179
57,15 0,0175
59,12 0,0169
Total 0,0883
hc.A/Cpm = L x 4,19 x dT x Σ 1/(hi-ha)
hc.A/Cpm (kg.d.a/kJ) 88,698
20
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
21
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir
Bulletin of Nuclear Reactor Management
Vol. XVI , No.1, April 2019:hal. 1-21
1
1 Kemampuan menerima panas
Q=hc.A/Cpm.(hi,n-ha,n) Nilai Satuan
4937,51
Q1 0 kW
4920,69
Q2 9 kW
4963,04
Q3 8 kW
5069,13
Q4 6 kW
5243,95
Q5 6 kW
22
Tinjauan Keselamatan Operasi Reaktor… p-ISSN:0216-2695, e-ISSN:2614-8943
(Abdul Aziz Rohman Hakim, dkk) http://jurnal.batan.go.id/idex/php/bprn
23