NPM : 140710200010
LABORATORIUM GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
MODUL-8
URUTAN LAPISAN BATUAN
Rabu, 11 November 2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu mengetahui urutan lapisan kejadian.
3.3.8 Transform-Faults
Transform Faults adalah jenis patahan “strike-slip faults” yang khas
terjadi pada batas lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan
satu dan lainnya secara horisontal. Jenis patahan transform umumnya
terjadi di pematang samudra yang mengalami pergeseran (offset),
dimana patahan transform hanya terjadi diantara batas kedua
pematang, sedangkan dibagian luar dari kedua batas pematang tidak
terjadi pergerakan relatif diantara kedua bloknya karena blok tersebut
bergerak dengan arah yang sama. Daerah ini dikenal sebagai zona
rekahan (fracture zones). Patahan “San Andreas” di California
termasuk jenis patahan transform fault.
Gambar 3.5.2 Kumpulan foto fosil yang menggambarkan keaneka ragaman dari
evolusi kehidupan diatas bumi sepanjang 600 juta tahun. Fosil yang tertua berada
pada bagian bawah sedangkan fosil termuda terletak dibagian atas.
Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari
semua Eon (Kurun) dan Era (Masa) diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena
kisaran waktu tersebut sering kali dikenal atas dasar kehidupan binatangnya.
Batuan yang terbentuk selama Masa Proterozoikum kemungkinan mengandung
fosil dari organisme yang sederhana, seperti bacteria dan algae. Batuan yang
terbentuk selama Masa Fanerozoikum kemungkinan mengandung fosil fosil dari
binatang yang komplek dan tanaman seperti dinosaurus dan mamalia.
3.6 Pengukuran Umur Mutlak
Penentuan secara absolute adalah umur yang dapat dilakukan berdasarkan
unsur radioaktif yang terdapat pada batuan tersebut dengan mengukur waktu
paruhnya. Penentuan umur dengan radiometri memberikan keuntungan dapat
menafsirkan umur suatu contoh batuan. Radiometri memberikan keterangan
dalam jutaan tahun. Penentuan radiometri adalah mengamati pekuruhan atom-
atom yang ada pada suatu batuan.
Saat ini kita dapat menggunakan mineral yang secara alamiah
mengandung unsur radioaktif dan dapat dipakai untuk menghitung umur secara
absolut dalam ukuran tahun dari suatu batuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
bagian terkecil dari setiap unsur kimia adalah atom. Suatu atom tersusun dari
satu inti atom yang terdiri dari proton dan neutron yang dikelilingi oleh suatu
kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom dibedakan dengan lainnya hanya
dari jumlah neutron pada inti atomnya.
Sebagai contoh, atom radioaktif dari unsur potassium memiliki 19 proton
dan 21 neutron pada inti atomnya (potassium 40); atom potassium lainnya
memiliki 19 proton dan 20 atau 22 neutron (potassium 39 dan potassium 41).
Isotop radioaktif (the parent) dari satu unsur kimia secara alamiah akan berubah
menjadi isotop yang stabil (the daughter) dari unsur kimia lainnya melalui
pertukaran di dalam inti atomnya.
Perubahan dari “Parent” ke “Daughter” terjadi pada kecepatan yang
konstan dan dikenal dengan “Waktu Paruh” (Half-life). Waktu paruh dari suatu
isotop radioaktif adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu isotop
radiokatif berubah menjadi ½ nya dari atom Parent-nya melalui proses
peluruhan menjadi atom Daughter. Setiap isotop radiokatif memiliki waktu
paruh (half life) tertentu dan bersifat unik. Hasil pengukuran di laboratorium
dengan ketelitian yang sangat tinggi menunjukkan bahwa sisa hasil peluruhan
dari sejumlah atom-atom parent dan atom-atom daughter yang dihasilkan dapat
dipakai untuk menentukan umur suatu batuan. Untuk menentukan umur geologi,
ada empat seri peluruhan parent/daughter yang biasa dipakai dalam menentukan
umur batuan, yaitu: Carbon/Nitrogen (C/N), Potassium/Argon (K/Ar),
Rubidium/Strontium (Rb/Sr), dan Uranium/Lead (U/Pb).
Penentuan umur dengan menggunakan isotop radioaktif adalah
pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun demikian
kesalahan yang kelihatannya kecil tersebut dalam umur geologi memiliki tingkat
kisaran kesalahan beberapa tahun hingga jutaan tahun. Jika pengukuran
mempunyai tingkat kesalahan 1 persen, sebagai contoh, penentuan umur untuk
umur 100 juta tahun kemungkinan mempunyai tingkat kesalahan lebih kurang 1
juta tahun. Teknik isotop dipakai untuk mengukur waktu pembentukan suatu
mineral tertentu yang terdapat dalam batuan. Untuk dapat menetapkan umur
absolut terhadap skala waktu geologi, suatu batuan yang dapat di-dating secara
isotopik dan juga dapat ditetapkan umur relatifnya karena kandungan fosilnya.
Banyak contoh, terutama dari berbagai tempat harus dipelajari terlebih dahulu
sebelum ditentukan umur absolutnya terhadap skala waktu geologi.
Gambar 3.6.1 Tabel Isotop Radioaktif Parent, Daughter dan Waktu Paruh
(Sumber : https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-
20200903191047.pdf)
3.7.1 Keselarasan (Conformity) adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan
lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak
terdapat selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di
lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau
hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu. Jenis
kontak ini terbagi dua, yaitu :
1) Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang
menunjukkan perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga mudah
dibedakan. Perbedaan mencolok tersebut salah satu contohnya berupa
perubahan litologi.
2) Kontak Berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya
bergradasi sehingga batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk
menentukannya mempergunakan cara–cara tertentu. Terdapat dua jenis
kontak berangsur, yaitu:
▪ Kontak Progradasi
▪ Kontak Interkalasi
3.7.2 Ketidak Selarasan (Unconformity) adalah hubungan antara satu lapis batuan
dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak
menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam
geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu :
1) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan
antara satu lapis batuan dengan satu batuan lainnya yang dibatasi oleh satu
rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi
pengendapan).
3.7.3 Litostratigrafi
Litostratigrafi adalah pengelompokan batuan secara bersistem menjadi
satuan bernama berdasarkan litologi. Pada satuan litostratigrafi penemuan
satuan didasarkan pada ciri ciri batuan yang dapat diamati dilapangan.
Penemuan batas penyebaran tidak tergantung kepada batas waktu. Ciri ciri
litologi meiputi jenis batuan, kombinasi jensi batuan, keseragaman gejala
litologi batuan dan gejala gejala lain tubuh batuan di lapangan. Batas satuan
litostratigrafi adalah sentuhan antara dua satuan batuan yang berlainan ciri
litologi.
3.7.4 Biostratigrafi
Unit dimaksud untuk menggolongkan lapisan lapisan batuan di bumi
secara bersistem menjadi satuan satuan bernama berdasarkan kandungan dan
penyebaran fosil. Satuan biostratigrafi adalah tubuh lapisan batuan yang
dipersatukan berdasar kandungan fosil atau ciri ciri paleontologi sebagai sendi
pembeda terhadap tubuh batuan sidekitarnya. Kandungan fosil yang dimaksud
di sini adalah fosil yang terdapat dalam batuan yang seumur dengan
pengendapan batuan. Fosil rombakan, apabila mempunyai makna yang
penting dapat dipakai dalam penentuan satuan biostratigrafi (tak resmi). Yang
dimaksud satuan biostratigrafi resmi adalah satuan yang memenuhi
persyaratan sandi, sedangkan satuan biostratigrafi tak resmi adalah satuan
yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan. Satuan biostratigrafi ditentukan
oleh penyebaran kandungan fosil yang mencirikannya. Tingkatan dan jenis
satuan biostratigrafi adalah Zona. Zona adalah satuan dasar biostratigrafi. Dan
yang dimaksud zona itu sendiri adalah suatu lapisan atau tubuh batuan yang
dicirikan oleh satu takson fosil atau lebih. Urutan tingkat satuan biostratigrafi
resmi masing masing dari besar sampai kecil adalah Super Zona, Zona, Sub
Zona, dan Zonula. Berdasarkan ciri paleontologi yang dijadikan sendi satuan
biostratigrafi dibedakan Zona Kumpulan, Zona Kisaran, Zona Puncak, Zona
Selang.
3.7.4.1 Zona Kumpulan adalah satu lapisan atau kesatuan sejumlah lapisan
yang terciri oleh kumpulan alamiah fosil yang khas atau kumpulan
sesuatu jenis fosil. Sedang kegunaannya sebagai penunjuk lingkungan
kehidupan purba dapat juga dipakai sebagai penciiri waktu.
3.7.4.2 Zona Kisaran qdalah tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran
stratigrafi unsur terpilih dari kumpulan seluruh fosil yang ada.
Kegunaannya terutama adalah untuk korelasi tubuh tubuh lapisan
batuan dan sebagai dasar untuk penempatan batuan batuan dalam skala
waktu geologi.
3.7.4.3 Zona Puncak adalah tubuh lapisan batuan yang menunjukkan
perkembangan maksimum suatu takson tertentu. Kegunaan dari zona
terebut dalam hal tertentu adalah untuk menunjukkan kedudukan
kedudukan kronostratigrafi tubuh lapisan batuan dan dapat dipakai
sebagai petunjuk lingkungan pengendapan purba, iklim purba.
3.7.4.4 Zona Selang qdalah selang stratigrafi antara pemunculan awal/akhir
dari dua takson penciri. Kegunaan zona tersebut adalah untuk korelasi
tubuh tubuh lapisan batuan. Batas atas atau bawah suatu Zona Selang
ditentukan oleh pemunculan awal atau akhir dari takson takson penciri.
3.7.5 Kronostartigrafi
Kronostratigrafi adalah penggolongan lapisan batuan secara bersistem menjadi
satuan bernama berdasarkan peristiwa geologi atau interval waktu geologi.
Interval waktu geologi ini dapat ditentukan berdasarkan geokronologi atau
metoda lain yang menunjukkan kesamaan waktu. Pembagian kronostratigrafi
merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara lokal,
regional dan global. Tingkatannya adalah Eonotem, Eratem, Sistem, Seri dan
jenjang. Bagi setiap satuan Kronostratigrafi terdapat satuan geokronologi
bandingannya Eonotem dengan Kurun, Eratem dengan Masa, Sistem dengan
Zaman, seri dengan Kala dan Jenjang dengan Umur. Dalam Kornostratigrafi
dikenal Stratotipe Satuan dan Stratotipe Batas. Stratotipe Satuan adalah
sayatan (penampang) selang stratigrafi yang dibatasi oleh stratotipe batas atas
dan bawah di tempat asal asul nama satuan. Stratotipe Batas adalah tipe batas
bawah dan atas satuan.
3.7.6 Geokronologi
Geokronologi adalah pembagian waktu berdasarkan peristiwa geologi, yang
dapat dilihat pada gejala yang terekam pada batuan . tingkatannya meliputi
Kurun, Masa, Zaman, Kala, Umur. Antara Geokronologi dan
Chronostratigraphic terdapat suatu hubungan yang ekivalen yaitu bila Kurun
ekivalen dengan Eonotem, Masa ekivalen dengan Eratem, Zaman ekivalen
dengan Sistem dan seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Krumbein W,C and Sloss L.L, 1965, Stratigraphy and Sedimentations, chapter 4 properties in
sedimentary Rocks p.93-131 W.H Freeman and Co Sanfrancisco.
Pettijohn F.L. 1957. Sedimentary Rock, Chapiter 2, Texture p. 13-51, Harper and Bross, New
York.
Sukendar Asikin, 1978, Dasar dasar geologi struktur, Departemen Teknik Geologi ITB –
Bandung.
Namida S. 2001, Geologi Dasar, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi Dasar Edisi Pertama. Bogor: Graha Ilmu.