Anda di halaman 1dari 11

Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TIPE INDUSTRI, GROWTH, DAN MEDIA


EXPOSURE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2015)

*Harjanti Widiastuti1
Evy Rahman Utami2
Ridi Handoko3

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


*widiascahyo@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to analyze the influence of size, type of industry, growth, and media exposure on Corporate
Social Responsibility Disclosure. The samples of this research are companies that has been listed in the Indonesia
Stock Exchange between 2014 and 2015. Data in this study were obtained from annual reports and online
newspapers. Regression analysis will be employed to answer the research question. The result showed that size and
type of industry positively and significantly infuenced Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure. Growth
negatively infuenced Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan media exposure has no influence on
Corporate Social Responsibility (CSR).

Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, size, type of industry, growth, and media expos
1. PENDAHULUAN 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Isu mengenai polusi, limbah, deplesi Lingkungan Hidup, dan (5) Undang-Undang No. 22
sumber daya, kualitas & keamanan produk, hak & Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. UU No.
status pekerja, telah menarik perhatian berbagai 40 Tahun 2007 dan UU No. 22 Tahun 2001
kalangan, seperti masyarakat, investor, pemerintah, mewajibkan perusahaan yang menjalankan kegiatan
dan kreditor (Reverte 2009). Perusahaan terus didesak usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber
untuk bertanggung jawab tidak hanya kepada kreditor daya alam melaksanakan tanggung jawab sosial dan
dan investor namun juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pengungkapan pelaksanaan CSR
masalah lingkungan dan sosial (Reverte 2009). perusahaan secara jelas diamanatkan dalam pasal 6 PP
Kepedulian dan perhatian publik atas isu-isu 47/2012 bahwa pelaksanaan CSR dimuat dalam
lingkungan dan sosial dan meningkatnya pemberitaan laporan tahunan perseroan dan
isu-isu tersebut di media masa mendorong perusahaan dipertanggungjawabkan kepada Rapat Umum
melakukan pengungkapan sosial yang lebih luas Pemegang Saham (RUPS). Demikian juga dalam pasal
(Deegan dan Gordon 1996). Kebijakan dan tindakan 68 UU 32/2009 menyatakan bahwa setiap orang yang
perusahaan untuk menangani isu-isu lingkungan dan melakukan usaha dan/atau kegiatan memberikan
sosial yang terjadi di lingkungan tempat perusahaan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
beroperasi dikenal dengan tangung jawab sosial pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat,
perusahaan (Corporate Social Responsibility, terbuka, dan tepat waktu. Dengan demikian, dasar
selanjutnya disingkat CSR). hukum untuk pelaksanaan maupun pengungkapan
CSR bagi perusahaan di Indonesia telah cukup
Pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan memadai.
di Indonesia memiliki beberapa landasan hukum,
diantaranya yaitu (1) Undang-Undang (UU) No. 40 Meski landasan hukum praktik CSR dan
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, (2) Peraturan pengungkapannya cukup kuat, pelaksanaan CSR
Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2012 tentang perusahaan publik masih bervariasi, dari yang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan berkinerja CSR baik sampai yang melanggar praktik
Terbatas, (3) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 CSR. Beberapa perusahaan Publik yaang berkinerja
tentang Penanaman Modal, (4) Undang-Undang No. CSR baik dan mendapatkan Indonesia Corporate

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 107


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

Social Responsibility Awards (ICSRA) II tahun 2018 Mean Penguku


adalah PT Astra Agro Lestari Tbk sebagai peringkat Perioda Pengu r
Penelit
pertama bidang pertanian (Kunjana 2018), dan tujuh Penelitia Sampel ngkap Pengung
i
besar perusahaan peraih ICSRA II 2018 yaitu PT n an kapan
Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Bukit Asam CSR CSR
(Persero) Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk., PT
Bank CIMB Niaga Tbk, PT Modernland Realty Tbk, Sari Perusaha
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Bank (2012) 2008- an GRI 3 (79
21%
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Rahayu 2018). 2010 Manufak item)
Penerima ICSRA dinilai berdasarkan publikasi tur
kegiatan CSR (20%), keterlibatan stakeholder (20%),
cakupan kegiatan CSR (40%) meliputi kesehatan, Kristi 2010- Perusaha GRI 3 (78
30%
lingkungan, pendidikan dan sosial, serta dampak (2012) 2011 an Publik item)
jangka panjang CSR bagi masyarakat asaran (20%)
Ekowat
(Rahayu 2018). Sementara, beberapa pelanggaran
i,
praktik CSR oleh perusahaan publik di Indonesia
Prasety Perusaha
misalnya dilakukan oleh PT Tuba Pulp Lestari Tbk
ono, 2010- an GRI 3 (78
yang dituntut dengan tuduhan pencemaran danau Toba 49%
dan 2012 Manufak item)
(Sukmana 2016) dan mencaplok tanah adat (Munthe
Wuland tur
2016); PT High Eagle Plantations Tbk dituding
ari
Greenpeace merusak hutan di Kalimantan dan Papua
(2014)
(Bayu 2016), dan PT Holcim Indonesia Tbk dituntut
karena pencemaran udara (Arfah 2016). Fenomena Munsai
tersebut mengindikasi bahwa landasan hukum tidak dah, Perusaha
cukup memotivasi perusahaan melakukan praktik CSR Andini, an
sebaik mungkin, namun diperlukan komitmen 2010- GRI 3 (78
dan Property 49%
manajemen dan pemegang saham perusahaan untuk 2014 item)
Supriya dan Real
menjadikan isu sosial sebagai prioritas dan bagian dari nto Estate
strategi bisnis perusahaan. (2016)

Praktik pengungkapan CSR yang dilakukan Solikha Perusaha


perusahaan publik juga masih bervariasi. h dan an
Pengungkapan CSR yang bervariasi mengindikasi Environm
Winarsi Pertamba
praktik CSR di perusahaan juga bervariasi. Riset ental
h ngan,
sebelumnya mengenai pengungkapan CSR dislosure
(2016) Energi,
menunjukkan tingkat pengungkapan CSR bervariasi index
Kimia,
antar sektor industri perusahaan. Dari tabel 1 terlihat 2011- scorecard
Farmasi, 49%
rata-rata pengungkapan CSR masih di bawah atau 2013 (Rupley,
Kosmeti
mendekati 50%. Berdasarkan hasil riset-riset Brown,
k,
sebelumnya, variasi pengungkapan dapat disajikan dan
Makanan
pada tabel 1 sebagai berikut: Marshall
dan
2012)
Minuma
n

Indras Perusaha
GRI 4
wari 2012- an Food
30% (125
(2017) 2015 dan
item)
Beverage

Tabel 1.1 Variasi Pengungkapan CSR dalam


Laporan Tahunan
Perusahaan Publik di Indonesia Penelitian mengenai determinan
pengungkapan CSR di sudah banyak dilakukan.

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 108


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

Beberapa variabel yang diduga mempengaruhi variasi perusahaan untuk lebih banyak melakukan
pengungkapan CSR perusahaan dan diteliti dalam pengungkapan CSR. Beberapa studi menemukan
penelitian ini adalah ukuran perusahaan, growth atau media exposure berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan perusahaan, tipe industri, dan media pengungkapan CSR (Branco dan Rodrigues 2008;
exposure. Variabel–variabel tersebut dipilih karena Ekowati, Prasetyono, dan Wulandari 2014; Hasnia dan
adanya ketidakkonsistenan atau sebaliknya justru Rofingatun 2017; Kristi 2012; Reverte 2009),
konsistensi hasil penelitian-penelitian sebelumnya. sedangkan (Solikhah dan Winarsih 2016) menemukan
Ukuran perusahaan diduga berpengaruh positif media exposure tidak berpengaruh terhadap
terhadap pengungkapan CSR. Perusahaan perlu pengungkapan CSR.
menjaga hubungan baik dengan stakeholder melalui
kegiatan CSR dan mensignalkan kegiatan tersebut Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji
melalui pengungkapan. Hasil penelitian relatif dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh
konsisten menunjukkan bahwa ukuran perusahaan ukuran perusahaan, tipe industri, pertumbuhan, dan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR media exposure terhadap pengungkapan CSR. Secara
(Amalia 2013; Aslan dan Sigal 2016; Branco dan lebih khusus, penelitian ini menginvestigasi mengenai
Rodrigues 2008; Chan, Watson, dan Woodliff 2014; pengaruh media exposure terhadap pengungkapan
Deegan dan Gordon 1996; Kristi 2012; Purwanto CSR. Penelitian ini memfokuskan pada media
2011; Reverte 2009; Sari 2012; Solikhah dan Winarsih exposure dan penting dilakukan dengan beberapa
2016). alasan. Pertama, riset mengenai media exposure masih
relatif terbatas dan hasilnya belum konsisten, sehingga
Tipe industri diduga berpengaruh terhadap perlu penelitian-penelitian. Kedua, penelitian yang
pengungkapan CSR. Tipe industri tertentu memiliki menguji media exposure (Ekowati, Prasetyono, dan
aktivitas yang mungkin berdampak kurang baik Wulandari 2014; Hasnia dan Rofingatun 2017; Kristi
terhadap lingkungan. Tipe industri disebut dalam 2012) mendefinisi media exposure sebagai
beberapa istilah seperti kepekaan industri, sensitivitas pengungkapan CSR dalam website perusahaan dan
industri. Beberapa peneliti yang menggunakan diukur dengan variabel dummy 1 bila perusahaan
klasifikasi tipe industri high profile versus low profile mengungkapkan CSR di website perusahaan,
menemukan bahwa tipe industri berpengaruh positif sebaliknya 0 bila perusahaan tidak mengungkapan
(Chan, Watson, dan Woodliff 2014; Deegan dan CSR di website perusahaan. Definisi dan pengukuran
Gordon 1996; Hasnia dan Rofingatun 2017; Purwanto ini menimbulkan kritik karena pengungkapan CSR di
2011; Reverte 2009), berpengaruh negatif (Sari 2012), website perusahaan sebenarnya pengukur
dan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pengungkapan CSR bukan mengukur media exposure.
(Amalia 2013). Media exposure dalam penelitian ini lebih didefinisi
dengan paparan media berkaitan dengan kegiatan CSR
Perusahaan bertumbuh memiliki trade off perusahaan dan diukur dengan jumlah publikasi
untuk melakukan CSR karena fokus pada investasi kegiatan CSR pada media (dalam penelitian ini media
yang dilakukan. Di sisi lain, perusahaan bertumbuh online) (Branco dan Rodrigues 2008; Reverte 2009).
memiliki aktivitas yang besar sehingga memiliki Paparan media dalam hal ini surogasi dari pengawasan
dampak lingkungan dan sosial yang luas. Penelitian maupun penghargaan publik (masyarakat) atas
sebelumnya menggunakan pertumbuhan penjualan kegiatan perusahaan. Studi yang mengukur media
sebagai pengukur growth menemukan hasil yang exposure dengan jumlah publikasi kegiatan CSR pada
relatif konsisten bahwa growth tidak berpengaruh media adalah studi (Solikhah dan Winarsih 2016),
terhadap pengungkapan CSR (Ekowati, Prasetyono, namun menemukan media exposure tidak berpengaruh
dan Wulandari 2014; Hasnia dan Rofingatun 2017; terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian
Indraswari 2017; Sari 2012). (Solikhah dan Winarsih 2016) tidak dapat
dibandingkan dengan studi media exposure lainnya
Media memiliki peran yang penting pada
(Ekowati, Prasetyono, dan Wulandari 2014; Hasnia
mobilisasi sosial, contohnya organisasi yang tertarik
dan Rofingatun 2017; Kristi 2012) karena (Solikhah
pada masalah-masalah lingkungan (Reverte 2009).
dan Winarsih 2016) menggunakan pengukur
Pemberitaan media merupakan mekanisma
pengungkapan CSR yang berbeda.
pengawasan publik yang memberikan tekanan kepada
perusahaan untuk lebih peduli terhadap masalah
lingkungan dan sosial sehingga mendorong

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 109


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

1. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN pensignalan kualitas perusahaan yang diharapkan


HIPOTESIS dapat mengurangi asimetri informasi.

a. Teori-teori yang mendasari pengungkapan CSR b. Penurunan Hipotesis


Terdapat beberapa teori yang mendasari studi 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
pengungkapan CSR perusahaan dalam penelitian ini, Pengungkapan CSR
yaitu teori agensi, teori legitimasi, dan teori Dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan yang
pensignalan. Teori keagenan dalam perusahaan mempunyai ukuran besar cenderung melakukan
menjelaskan bagaimana antara pemilik perusahaan pengungkapan informasi yang lebih luas untuk
(principal) dan manajemen (agen) berada pada titik mengurangi biaya keagenan (Sembiring 2005). Biaya
temu. Hubungan antara pemilik perusahaan dan keagenan timbul apabila ada ketidaksamaan
manajemen akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajemen,
keagenan dan meningkatkan biaya keagenan apabila termasuk dalam hal kebijakan CSR. Komitmen
ada perbedaan kepentingan maupun asimetri informasi pemegang saham atas kebijakan CSR harus
diantara keduanya (Jensen dan Meckling 1976). dimasukkan dalam kontrak dengan manajemen supaya
Kegiatan CSR memerlukan komitmen baik dari manajemen tidak ragu melakukaan kegiatan CSR.
pemegang saham maupun manajemen. Apabila Sebagai contoh, pemegang saham memasukkan
pemegang saham memiliki komitmen yang tinggi kebijakan CSR perusahaan dijadikan salah satu
untuk mendukung kegiatan CSR maka kegiatan CSR indikator kinerja manajemen. Semakin besar ukuran
akan masuk dalam kontrak pemegang saham- perusahaan semestinya komitmen pemegang saham
manajemen (misalnya kontrak kompensasi) sehingga untuk mendorong kebijakan CSR perusahaan semakin
manajemen menjadi lebih mudah melakukan kegiatan besar sehingga ada alignment kepentingan dan biaya
CSR. Dalam hal ini, pengungkapan sosial dan keagenan menjadi berkurang.
lingkungan digunakan sebagai salah satu dasar dalam
menentukan kontrak utang, kontrak kompensasi Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
manajerial, atau biaya politik (Reverte 2009). pengungkapan CSR juga dapat dijelaskan oleh teori
Teori legitimasi memberikan penjelasan yang pensignalan. Perusahaan besar cenderung memiliki
lebih komprehensif terkait dengan pengungkapan informasi asimetri yang semakin besar pula. Asimetri
tanggung jawab sosial dan lingkungan karena secara informasi timbul karena perusahaan besar memiliki
eksplisit mengakui bahwa bisnis terikat oleh kontrak aktivitas operasional yang memiliki dampak besar
sosial dimana perusahaan setuju menjalankan berbagai baik secara sosial maupun lingkungan dibanding
aktivitas yang diinginkan secara sosial (Brown and perusahaan kecil. Upaya untuk mengurangi asimetri
Deegan 1998). (Gray, Kouhy, dan Lavers 1995) informasi diwujudkan dengan melakukan kegiatan
Pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan CSR dan melakukan pengungkapan CSR secara lebih
adalah cara untuk melegitimasi keberadaan luas. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
keberlanjutan perusahaan untuk masyarakat. Teori ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
legitimasi menjelaskan bahwa perusahaan pengungkapan CSR (Amalia 2013; Aslan dan Sigal
mengungkapkan informasi sebagai sarana untuk 2016; Branco dan Rodrigues 2008; Chan, Watson, dan
menanggapi dan berpartisipasi dalam proses kebijakan Woodliff 2014; Deegan dan Gordon 1996; Kristi
publik (Patten 2002). 2012; Purwanto 2011; Reverte 2009; Sari 2012;
Solikhah dan Winarsih 2016). Berdasarkan penjelasan
Teori pensignalan menjelaskan adanya di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai
informasi asimetri antara pemilik informasi berikut:
(perusahaan) dengan pemakai informasi (stakeholder).
Perusahaan akan mensignalkan kualitas perusahaan H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif
(berita baik) untuk menunjukkan keunggulannya terhadap pengungkapan CSR.
dibanding perusahaan lain (Connelly et al. 2011).
2. Pengaruh Tipe Industri terhadap
Teori signal menjelaskan dorongan perusahaan untuk
Pengungkapan CSR
mengkomunikasikan informasi positif sebagai upaya
Tipe industri mengindikasi kegiatan operasi
untuk menyampaikan kegiatan dan kebijakan
perusahaan dan dampaknya terhadap lingungan dn
perusahaan yang memiliki nilai tambah bagi
sosial. Salah satu jenis pengklasifikasian industri
perusahaan. Pengungkapan CSR merupakan upaya
adalah industri high profile versus industri low profile.

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 110


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

(Reverte 2009) menjelaskan bahwa industri high H2: Tipe industri berpengaruh positif terhadap
profile merupakan industri yang memiliki consumer pengungkapan CSR.
visibility yang tinggi, tingkat risiko politik, dan tingkat
kompetisi yang tinggi. Beberapa contoh industri yang 3. Pengaruh Growth terhadap Pengungkapan
masuk klasifikasi high profile adalah perusahaan CSR
minyak dan pertambangan, perusahaan farmasi, Pengaruh pertumbuhan perusahaan (growth)
perusahaan hutan, perusahaan transportasi. Sebagai terhadap pengungkapan CSR dapat dijelaskan oleh
contoh, perusahaan minyak dan tambang adalah teori keagemam dan pensignalan. Pemegang saham
perusahaan eksplorasi yang berpotensi merusak memiliki peran penting dalam kebijakan CSR
lingkungan. Perusahaan farmasi mengolah bahan baku perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan
menjadi obat banyak berhubungan dengan bahan- penjualan tinggi, kinerja manajemen biasanya diukur
bahan kimia yang limbahnya berpotensi mecemaari dengan kinerja berbasis keuangan. Pengukuran kinerja
lingkungan. Perusahaan dengan kategori high profile manajemen yang fokus pada kinerja keuangan akan
umumnya memperoleh sorotan lebih banyak dari menurunkan motivasi manajemen melakukan kegiatan
masyarakat terkait dengan kepentingan lingkungan CSR. Namun hal ini tidak akan terjadi bila pemegang
dan sosial. saham memiliki komitmen yang tinggi terhadap
kegiatan CSR. Apabila pemegang saham memiliki
Teori pensignalan dan teori legitimasi menjadi komitmen tinggi terhadap kegiatan CSR, maka
dasar dalam menjelaskan hubungan jenis industri high kebijakan CSR perlu dimasukkan dalam kontrak
profile versus low profile dengan pengungkapan CSR kompensasi untuk mengurangi biaya keagenan dengan
perusahaan. Teori legitimasi erat hubungannya dengan manajemen.
norma-norma yang ada di masyarakat. Teori legitimasi Perusahaan yang mempunyai tingkat
melandasi adanya kontrak sosial antara perusahaan pertumbuhan yang tinggi akan mendapat banyak
dengan masyarakat yang berdampak saling perhatian sehingga diprediksi perusahaan akan lebih
menguntungkan antara kedua belah pihak, salah luas dalam pengungkapan tanggung jawab sosial
satunya dengan melalui kegiatan CSR. Aktivitas perusahaan (Sari 2012). Perusahaan yang mengalami
operasi perusahaan berdampak terhadap lingkungan pertumbuhan memiliki implikasi terhadap peningkatan
dan sosial masyarakat sehingga perusahaan perlu ukuran perusahaan dan kinerja yang semakin membaik
melakukan kegiatan CSR sebagai upaya sehingga semakin menarik untuk para investor. Hal
meminimalkan konflik serta mendapat legitimasi dari ini juga sesuai dengan teori pensignalan. Perusahaan
masyarakat. Berdasar teori pensignalan, industri high yang bertumbuh biasanya fokus pada pencapaian
profile sebagai industri yang banyak mendapat kinerja keuangan semata. Oleh karena itu, ketika
perhatian perlu mengurangi asimetri informasi perusahaan bertumbuh tetap konsisten melakukan
berkaitan dengan dampak sosial dan lingkungan yang kegiatan CSR maka perusahaan akan mensinyalkan
ditimbulkan oleh kegiatan operasi perusahaan dengan kegiatan CSR dalam bentuk pengungkapan yang lebih
mengkomunikasikan kegiatan CSR yang dilakukan. luas. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
Pengungkapan CSR merupakan sinyal positif yang growth tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
diharapkan dapat diterima oleh stakeholder maupun CSR (Ekowati, Prasetyono, dan Wulandari 2014;
masyarakat luas. Hasnia dan Rofingatun 2017; Indraswari 2017; Sari
2012). Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan mengajukan hipotesis sebagai berikut:
bahwa tipe industri berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR (Purwanto 2011; Chan, Watson, H3 : Growth berpengaruh positif terhadap
dan Woodliff 2014; Hasnia dan Rofingatun 2017; pengungkapan CSR.
Reverte 2009; Deegan dan Gordon 1996). Perusahaan
high profile ditemukan mengungkapkan lebih banyak
informasi terkait aktivitas lingkungan dan sosial
4. Pengaruh Media Exposure terhadap
sebagai upaya mensignalkan tanggung jawab sosial
Pengungkapan CSR
perusahaan kepada para pemangku kepentingan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti Media exposure dalam penelitian ini didefinisi
mengajukan hipotesis sebagai berikut: dengan kejadian atau kegiatan perusahaan berdampak
sosial dan lingkungan yang diliput oleh media atau
dipublikasikan oleh media. Media exposure

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 111


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

mengindikasi tekanan publik maupun bentuk 2. METODE PENELITIAN


penghargaan publik atau masyarakat terhadap
perusahaan melalui pemberitaan media. Pemberitaan a. Sampel, metoda penyampelan, dan sumber
media mengenai masalah-masalah lingkungan dan data
sosial yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan Populasi penelitian ini yaitu perusahaan yang
menjadi mekanisme pengawasan masyarakat dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang
memberikan tekanan perusahaan untuk lebih berhati- digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh
hati dan peduli terhadap masalah lingkungan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sosial serta meminimalkan konflik terkait masalah (BEI) yang menerbitkan annual reports pada tahun
tersebut. Untuk meredam pemberitaan media, 2014-2015. Metoda penyampelan menggunakan
perusahaan akan melakukan kegiatan CSR dan metoda purposive sampling dengan kriteria (1)
melakukan pengungkapan CSR secara lebih luas demi mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan
keberlanjutan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori dalam laporan tahunan perusahaaan, (2) melaporkan
legitimasi. Sementara, pemberitaan media yang dalam mata uang rupiah, dan (3) perusahaan memiliki
bersifat good news mengenai perusahaan merupakan pertumbuhan penjualan (growth) positif. Data laporan
penghargaan atau apresiasi terhadap kegiatan CSR tahunan perusahaan diperoleh dari publikasi di website
perusahaan. Pemberitaan baik dalam media akan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data media exposure
mendorong perusahaan untuk melakukan diperoleh media surat kabar online.
pengungkapan CSR dengan lebih luas dalam laporan
tahunannya. Hal ini sesuai dengan teori pengsignalan. b. Definisi dan Pengukuran Variabel
1) Variabel dependen yang digunakan dalam
Hasil penelitian sebelumnya menemukan penelitian ini adalah pengungkapan CSR. Instrumen
bahwa media exposure berpengaruh positif terhadap pengukuran pengungkapan CSR yang akan digunakan
pengungkapan CSR. (Kristi 2012; Ekowati, dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang
Prasetyono, dan Wulandari 2014; Hasnia dan digunakan oleh (Sembiring 2005). Pengungkapan CSR
Rofingatun 2017). Hal ini mungkin disebabkan terdiri tujuh kategori dengan 78 item pengungkapan
pengukur media exposure adalah pengungkapan CSR sesuai GRI versi 3.0 (Sembiring 2005). Pengungkapan
di website perusahaan sehingga sebenarnya CSR perusahaan dinilai dengan indeks pengungkapan
merupakan pengukuran pengungkapan CSR. tanggung jawab sosial perusahaan. Analisis konten
Sedangkan (Solikhah and Winarsih 2016) yang digunakan untuk melihat item-item pengungkapan
mengukur paparan media dengan jumlah publikasi tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan
kegiatan CSR di media menemukan paparan media tahunan. Apabila item diungkapkan, diberikan skor 1,
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. apabila tidak diungkapkan diberikan skor 0.
Jumlah total liputan media meningkatkan visibilitas Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaaan
perusahaan dan menjadikan perusahaan sebagai objek dihitung dengan rumus:
perhatian publik dan sarana pengawasan yang efektif. CSRDI=Jumlah item yang diungkapkan / 78
Media exposure menjadi bagian dari proses 2) Variabel Independen
pembangunan organisasi, menyusun norma-norma a. Ukuran perusahaan
praktik CSR yang dapat diterima oleh masyarakat. Ukuran perusahaan mengindikasi skala kegiatan
Media tidak hanya memainkan peran pasif namun operasi perusahaan. Semakin besar skala kegiatan
lebih aktif dalam membingkai informasi perusahaan operasi perusahaan semakin besar perusahaan Dalam
menjadi lebih bernilai. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini ukuran perusahaan menggunakan
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: logaritma natural total aktiva. Rumus yang akan
digunakan untuk mengukur variabel ukuran
H4: Media Exposure berpengaruh positif terhadap perusahaan adalah:
pengungkapan tanggung jawab sosial Size= Log natural (total asset)
perusahaan. b. Tipe Industri
Tipe industri yaitu karakteristik yang dimiliki
perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha,
risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan
perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan untuk
tipe industri adalah skala nominal. Dummy variabel
digunakan untuk klasifikasi industri high profile dan

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 112


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

low profile. Nilai 1 diberikan untuk industri high dan β1-β4 bernilai positif. Adapun persamaan regresi
profile yaitu perusahaaan yang masuk dalam untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut
perusahaan minyak dan pertambangan, kimia, hutan,
otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau dan CRSD= α + β1SIZE + β2TYPE +
rokok, produk makan dan minuman, media dan β3GROWTH + β4ME + ℮
komunikasi, energi (listrik), engineering,
Dengan keterangan: CRSD = Pengungkapan
kesehatan/farmasi, serta transportasi dan pariwisata.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan; α =
Nilai 0 diberikan untuk industri low profile yaitu
Konstanta; SIZE = Ukuran Perusahaan;
perusahaan yang masuk dalam bidang bangunan,
TYPE = Tipe Industri; GROWTH =
properti, keuangan dan perbankan, pemasok peralatan
Pertumbuhan; ME = Media Exposure; β1-β4
medis, perusahaan ritel, tekstil dan produk tekstil,
= Koefisien; ℮ = error.
produk personal, dan produk rumah tangga.
c. Growth 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan perusahaan mencerminkan peningkatan
kinerja keuangan perusahaan (Sari 2012). a. Statistik Deskriptif
Pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu
pertimbangan para investor untuk mengalokasikan Objek dalam penelitian ini adalah
modalnya. Perusahaan yang memiliki kesempatan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
pertumbuhan yang tinggi, diharapkan akan Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2015.
menghasilkan keuntungan di masa depan, sehingga Dengan metoda penyampelan purposive,
menarik para investor untuk menanamkan modalnya diperoleh sampel sebanyak 323 tahun-
di perusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan perusahaan. Tabel 4.1 menyajikan hasil uji
(growth) diukur dengan pertumbuhan penjualan statistik deskriptif penelitian.
perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:
Growth = (penjualant – penjualant-1)/
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel penelitian
Penjualant-1
Mi Ma Std.
d. Media Exposure Variabel N Mean
n x Deviasi
Media mempunyai peran penting pada pergerakan
mobilisasi sosial, misalnya kelompok-kelompok yang
Ukuran 22,20
tertarik pada masalah lingkungan (Reverte 2009). 32 17,9 30,1
4 1,85063
Pemberitaan media juga memberikan tekanan kepada 3 9 3
Perusaahaan 4
perusahaan untuk lebih perhatian terhadap masalah
lingkungan dan sosial. Penelitian ini mengukur media 32
exposure menggunakan jumlah berita atau artikel Tipe Industri 0 1 0,46 0,499
3
mengenai perusahaan yang diterbitkan oleh dua surat
kabar di Indonesia, yaitu tribunnews dan kompas pada 32 0,220
Growth 0,00 1,90 0,26137
periode antara 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 3 1
2015. Tribunnews mewakili media lokal, sedangkan
kompas mewakili media nasional. Pengukuran Media 32
0 10 1,32 1,943
dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas pencarian Exposure 3
yang tersedia di halaman web surat kabar tersebut.
Media
Sebuah pencarian dilakukan untuk setiap perusahaan, 14
exposure 0 10 1,32 1,882
menggunakan nama perusahaan sebagai kata kunci. 8
(high profile)
Hasil pencarian diperiksa untuk mengecualikan artikel
yang tidak memiliki hubungan secara khusus dengan Media
isu-isu tanggung jawab sosial perusahaan. exposure 17
0 10 1,31 2,000
(low profile 5
c. Metoda Analisis Data dan pengujian hipotesis profile)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
CSR 32 0,384
menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis 1 0,08 0,68 0,11255
Disclosure 3 6
sampai Hipotesis 4 terdukung apabila nilai sig < 0,05

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 113


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

CSR covariance (Newey test) atas model regresi, dan


14 0,403
Disclosure 0,08 0,68 0,11854 regresi dilakukan menggunakan program Eviews.
8 0
(high profile) Adapun hasil pengujian hipotesis (setelah koreksi
HAC) disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
CSR
17 0,369
disclosure 0,08 0,65 0,10506 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
5 0
(low profile) Unstandardized
Coefficients
Variabel T Sig
Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas, aset B Std.Error
terendah dimiliki oleh PT Pembangunan Graha
Lestari Tbk (PGLI), dan nilai aset tertinggi dimiliki Konstanta 0,089 0,096 1,170 0,356
oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Dari 323
perusahaan sampel, perusahaan yang masuk dalam Ukuran 0,013 0,004 4,041 0,002
kategori high profile sebesar 46% dari total sampel Perusahaan
(148), sedangkan jumlah perusahaan yang masuk
Tipe Industri 0,039 0,012 3,208 0,001
dalam kategori low profile sebesar 54% dari total
sampel (175). Nilai rata-rata pertumbuhan penjualan
Growth -0,089 0,022 -3,879 0,000
perusahaan 22%.
Variabel media exposure memiliki nilai rata-rata Media 0,000 0,002 0,103 0,902
1,32 minimum 0 yang dimiliki oleh perusahaan- Exposure
perusahaan yang kurang mendapat sorotan media.
Sedangkan nilai tertinggi sebesar 10 yang dimiliki Adjusted R2 0,111
oleh perusahaan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam
Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan PT F Statistik 11,041
Indosat Tbk. Apabila perusahaan sampel diklasifikasi
Sig (f- 0,000
dalam industri low profile dan high profile, statistik
statistik)
deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata media
exposure pada industri high profile (1,32) tidak jauh
berbeda dengan industri low profile (1,31).
Variabel CSR disclosure memiliki nilai rata-rata 1) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
38,46% dengan tingkat pengungkapan CSR terendah Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
adalah perusahaan PT Taisho Pharmaceutical Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai
Indonesia Tbk (sebesar 8%), dan tertinggi adalah PT. koefisien regresi sebesar 0,013 dengan arah positif
Telekomunikasi Indonesia Tbk (sebesar 68%). serta nilai sig 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05.
Apabila perusahaan sampel diklasifikasi dalam Dengan demikian, hipotesis satu terdukung, artinya
industri low profile dan high profile, statistik deskriptif ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif
menunjukkan bahwa industri high profile memiliki terhadap pengungkapan CSR. Semakin besar ukuran
rata-rata pengungkapan CSR yang relatif lebih tinggi perusahaan maka aktivitas yang dilakukan oleh
(40%) dibanding industri low profile (37%). perusahaan juga semakin banyak sehingga
pengungkapan aktivitas perusahaan semakin luas. Hal
ini sesuai dengan teori keagenan bahwa perusahaan
b. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan besar memiliki stakeholder yang semakin beragam
sehingga kemungkinan timbul konflik keagenan juga
Sebelum melakukan pengujian dengan analisis
semakin besar. Perusahaan besar tidak akan lepas dari
regresi, peneliti telah melakukan uji asumsi klasik
tekanan para pemangku kepentingan, yaitu tekanan
yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
untuk melakukan pertanggung jawaban sosial.
autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Hasil
Perusahaan menggunakan pengungkapan kegiatan
pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa residual
CSR sebagai mekanisma untuk mengurangi biaya
regresi berdistribusi normal, tidak terjadi
keagenan. Hasil penelitian ini konsisten dengan
multikolinieritas, homoskedastisitas, dan terjadi
penelitian (Purwanto 2011; Sari 2012; Kristi 2012;
autokorelasi. Masalah autokorelasi diatasi dengan
Amalia 2013; Solikhah dan Winarsih 2016; Chan,
melakukan koreksi HAC standard errors &
Watson, dan Woodliff 2014; Aslan dan Sigal 2016;

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 114


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

Reverte 2009; Deegan dan Gordon 1996; Brancodan kepentingan stakeholder utama yaitu investor, dan
Rodrigues 2008). mungkin sedikit mengabaikan kepentingan
2) Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan stakeholder lainnya yaitu masyarakat. Hasil ini
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berlawanan dengan prediksi teori sinyal bahwa
perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi akan
Variabel tipe industri memiliki nilai koefisiesn mensinyalkan kegiatan CSR melalui pengungkapan.
regresi sebesar 0,039 dengan arah positif dan nilai sig Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan
0,001 lebih kecil dari alpha 0,05, artinya hipotesis 2 (Indraswari 2017; Sari 2012; Ekowati, Prasetyono, dan
terdukung. Hasil statistik deskriptif bahwa rata-rata Wulandari 2014; Hasnia dan Rofingatun 2017) bahwa
pengungkapan CSR industri high profile lebih tinggi belum semua investor menyadari pentingnya
(0,4030) dibanding industri low profile (0,3690) pengungkapan tanggung jawab sosial.
mendukung hasil pengujian hipotesis dua. Pengaruh 4) Pengaruh Media Exposure terhadap
tipe industri terhadap pengungkapan tanggung jawab Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
sosial menunjukkan bahwa perusahaan high profile Perusahaan
mempunyai banyak sorotan karena terlibat dengan Variabel media exposure memiliki nilai
berbagai macam pemangku kepentingan sehingga koefisien regresi sebesar 0,000 dengan arah positif dan
pengungkapan sebagai alat komunikasi yang efektif. nilai sig 0,918 yang lebih besar dari alpha (0,05),
Perusahaan high profile lebih banyak mengungkapkan artinya hipotesis 4 tidak terdukung. Hasil ini tidak
berbagai kegiatan perusahaan khususnya terkait sosial konsisten dengan legitimasi maupun teori pensignalan.
dan lingkungan. Aktivitas operasi perusahaan high Variabel media exsposure tidak terdukung dalam
profile (misal, industri pertambangan) dipandang penelitian ini kemungkinan karena kecilnya publikasi
memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan media mengenai kegiatan CSR perusahaan (rata-rata
dan masyarakat sehingga masyarakat merupakan publikasi media hanya 1 publikasi pertahun di media
stakeholder yang berkepentingan dengan keberadaan online Tribun news dan Kompas). Kemungkinan lain
perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan teori adalah kemampuan jumlah publikasi oleh media
stakeholder bahwa perusahaan dalam menjalankan online belum dapat mengukur media exsposure.
operasinya perlu mempertimbangkan kepentingan Publikasi media sendiri ada yang bersifat positif
stakeholder utama, dan aktivitas CSR serta (goodnews) dan pemberitaan negative (bad news).
pengungkapan CSR merupakan upaya untuk Pemberitaan positif oleh media boleh jadi karena
memenuhi kepentingan stakeholder terutama permintaan perusahaan, sehingga sebenarnya bukan
masyarakat. Hasil penelitian ini konsisten dengan merupakan pengukur media exsposure. Pemberitaan
penelitian (Purwanto 2011; Chan, Watson, dan negative mungkin pengukur media exsposure yang
Woodliff 2014; Hasnia dan Rofingatun 2017; Reverte lebih baik karena mencerminkan tekanan atau
2009; Deegan dan Gordon 1996). pengawasan publik atas kegiatan CSR melalui media.
Penelitian ini tidak membedakan pemberitaan negative
3) Pengaruh Growth terhadap Pengungkapan
dan positif. Dengan pengukuran media exsposure yang
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
sama, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa growth
(Solikhah dan Winarsih 2016).
berpengaruh negatif (koefisien regresi -0,089)
terhadap pengungkapan CSR (nilai sig 0.000). Hasil
5. SIMPULAN
ini tidak mendukung hipotesis 3 yang menyatakan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah peneliti
bahwa growth berpengaruh positif terhadap
lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama,
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal
ukuran perusahaan dan tipe industri berpengaruh
ini mengisyaratkan bahwa perusahaan yang
signifikan dan positif terhadap pengungkapan
mengalami pertumbuhan penjualan tinggi justru akan
tanggung jawab perusahaan di Indonesia. Kedua,
melakukan kegiatan CSR yang lebih sedikit, sehingga
growth berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
memiliki pengungkapan CSR yang rendah pula.
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan
Ketiga, media exposure tidak berpengaruh terhadap
tinggi mengindikasikan perusahaan memfokuskan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal
pada aktivitas operasi dan mengurangi kegiatan-
ini mengindikasi bahwa perusahaan memfokuskan
kegiatan yang bersifat non operasi seperti kegiatan
pada kinerja keuangan sebagai upaya memenuhi
CSR. Perusahaan dengan pertumbuhan tinggi lebih
kepetingan stakeholder utama yaitu investor dengan
memfokuskan pada kinerja keuangan untuk memenuhi

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 115


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

mengorbankan kepentingan stakeholder lainnya yaitu .rusak.hutan.di.kalimantan.dan.papua.


masyarakat. Investor juga kurang memiliki kepedulian
terhadap kegiatan CSR perusahaan ketika perusahaan Branco, Manuel Castelo, and Lúcia Lima Rodrigues.
sedang mengalami pertumbuhan yang tinggi. 2008. “Factors Influencing Social Responsibility
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal Disclosure by Portuguese Companies.” Journal
penggunaan regresi dengan asumsi common factor. of Business Ethics 83 (4): 685–701.
Keterbatasan ini tentu perlu diperbaiki. Penelitian ini doi:10.1007/s10551-007-9658-z.
menggunakan jumlah berita tentang kegiatan CSR
Brown, Noel, and Craig Deegan. 1998. “The Public
perusahaan pada media atau surat kabar online sebagai
Disclosure of Environmental Performance
media exposure, tanpa membedakan apakah berita
Information--a Dual Test of Media Agenda
bersifat positif (good news, apresiasi atas kegiatan
Setting Thoery and Legitimacy Theory.”
CSR perusahaan) atau bersifat negatif (bad news,
Accounting and Business Research 29 (1): 21–
dampak negatif atau masalah-masalah lingkungan dan
41.
sosial dari kegiatan perusahaan). Jumlah pemberitaan
negatif nampaknya pengukur media exsposure yang Chan, Mui Ching Carina, John Watson, and David
lebih baik. Penelitian selanjutnya dapat membedakan Woodliff. 2014. “Corporate Governance Quality
media exposure dengan berita baik dan berita buruk and CSR Disclosures.” Journal of Business
untuk lebih dalam melihat efek media exposure Ethics 125 (1): 59–73. doi:10.1007/s10551-013-
terhadap kegiatan dan pengungkapan CSR perusahaan. 1887-8.
Keterbatasan lainnya adalah jumlah publikasi media
dalam penelitian ini hanya terbatas pada dua media Connelly, Brian L., S. Trevis Certo, R. Duane Ireland,
online, yaitu Tribunnwes dan Kompas, berdasarkan and Christopher R. Reutzel. 2011. “Signaling
subyektivitas peneliti. Penelitian selanjutnya dapat Theory: A Review and Assessment.” Journal of
memperluan cakupan media online untuk menentukan Management 37 (1): 39–67.
jumlah publikasi kegiatan CSR di media. doi:10.1177/0149206310388419.

Deegan, Craig, and Ben Gordon. 1996. “A Study of


the Environmental Disclosure Practices of
REFERENSI Australian Corporations.” Accounting and
Business Reserach 26 (3): 187–99.
Amalia, Dewi. 2013. “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Corporate Social Ekowati, Lilis, Prasetyono, and Anis Wulandari. 2014.
Responsibility Disclousure Di Bursa Efek “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth,
Indonesia.” Jurnal Media Riset Akuntansi 3 (1): Dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan
34–47. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Arfah, H. 2016. “Banyak Warga Meninggal Diduga
Tahun 2010 - 2012).” Simposium Nasional
Terkait Pencemaran Udara, Walhi Lakukan
Akuntansi 17 Mataram, Lombok, no. 40: 1–24.
Investagi.” Kompas, April.
http://regional.kompas.com/read/2016/04/02/160 Gray, Rob, Reza Kouhy, and Simon Lavers. 1995.
72411/Banyak.Warga.Meninggal.Diduga.Terkai “Corporate Social and Environmental Reporting:
t.Pencemaran.Udara.Walhi.Lakukan.INvestigasi. A Review of The Literature and A Longitudinal
Study of UK Disclosure.” Accounting, Auditing
Aslan, M, and S Sigal. 2016. “Corporate Social
& Accountability Journal 8 (2): 47–77.
Responsibility Research in Accounting:
Evidence from Turkey.” Accounting and Hasnia, and S Rofingatun. 2017. “Pengaruh
Management Information Systems 15 (2): 401– Profitabilitas, Likuiditas, Growth Dan Media
19. Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada
Bayu, D. 2016. “Greenpeace Tuding Rantai Pasok IOI
Perusahaan Manufaktur Dan Perusahaan Jasa
Group Rusak Hutan Di Kalimantan Dan Papua.”
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
Kompas, September.
2013-2015).” Jurnal Akuntansi & Keuangan
http://nasional.kompas.com/read/2016/09/27/19
Daerah 12: 56–71.
055661/greenpeace.tuding.rantai.pasok.ioi.group

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 116


Widiastuti,Utami, Handoko/ 2018

Purwanto, Agus. 2011. “Pengaruh Tipe Industri,


Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Terhadap
Indraswari, I Gusti Ayu Laksmi. 2017. “Pengaruh Corporate Social Responsiblity.” Universitas
Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Diponegoro 8 (1): 12–29.
Kapitalisasi Pasar Dan Kepemilikan Saham doi:10.14710/jaa.v8i1.4344.
Publik Pada Tingkat Pengungkapan CSR.”
Udayana, E-Jurnal Akuntansi Universitas 20: Rahayu, Eva. 2018. “72 Perusahaan Raih ICSRA II
1219–48. Tahun 2018.” SWA.
https://swa.co.id/swa/trends/72-perusahaan-raih-
Jensen, M. C, and W. H Meckling. 1976. “Theory of icsra-ii-tahun-2018.
the Firm : Managerial Behavior , Agency Costs
and Ownership Structure Theory of the Firm : Reverte, Carmelo. 2009. “Determinants of Corporate
Managerial Behavior , Agency Costs and Social Responsibility Disclosure Ratings by
Ownership Structure.” Journal of Financial Spanish Listed Firms.” Journal of Business
Economics 3: 305–60. Ethics 88 (2): 351–66. doi:10.1007/s10551-008-
9968-9.
Kristi, Agatha Aprinda. 2012. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Sosial Rupley, Kathleen Hertz, Darrell Brown, and R. Scott
Responsibility Pada Perusahaan Publik Marshall. 2012. “Governance, Media and the
Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Quality of Environmental Disclosure.” Journal
Universitas Brawijaya 1: 27. of Accounting and Public Policy 31 (6): 610–40.
doi:10.1016/j.jaccpubpol.2012.09.002.
Kunjana, L Gora. 2018. “Sisihkan 300 Emiten, Astra
Agro Raih Penghargaan CSR Terbaik.” Berita Sari, Rizkia Anggita. 2012. “Pengaruh Karakteristik
Satu. Perusahaan Terhadap Corporate Social
http://www.beritasatu.com/ekonomi/480123- Responsibility Disclosure Pada
sisihkan-300-emiten-astra-agro-raih- PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
penghargaan-csr-terbaik.html . Efek Indonesia.” Nominal I (I): 124–40.

Munsaidah, Siti, Rita Andini, and Agus Supriyanto.


2016. “Analisis Pengaruh Firm Size, Age,
Profitabilitas, Leverage, Dan Growth Sembiring, E. 2005. “Karakteristik Perusahaan Dan
Perusahaan Terhadap Corporate Social Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study
Rerponsibility (CSR) Pada Perusahaan Property Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di
Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Bursa Efek Jakarta.” In Simposium Nasional
Indonesia Pada Tahun 2010-2014.” Journal of Akuntansi VIII.
Accounting 2 (2).
Solikhah, B, and A Winarsih. 2016. “Pengaruh
Munthe, T. 2016. “Warga Tuding Tuba Pulp Caplok Liputan Media, Kepekaan Industri, Dan Struktur
Tanah Adat.” Kompas. Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kualitas
http://regional.kompas.com/read/2016/03/04/102 Pengungkapan Lingkungan.” Jurnal Akuntansi
00031/Warga.Tuding.Toba.Pulp.Caplok.Tanah. Dan Keuangan Indonesia 13 (1): 52–69.
Adat.
Sukmana, Yoga. 2016. “Stop Pencemaran Di Danau
Patten, Denis M. 2002. “Give or Take on the Internet: Toba, Rizal Ramli Minta Dua Perusahaan Besar
Na Examination of the Disclosure Practices of Berhenti Beroperasi.” Kompas.
Insurance Web Innovators.” Journal of Business https://ekonomi.kompas.com/read/2016/01/09/1
Ethics 36 (3): 247–59. 41833726/Stop.Pencemaran.di.Danau.Toba.Riza
https://link.springer.com/article/10.1023/A:1014 l.Ramli.Minta.Dua.Perusahaan.Besar.Berhenti.B
009229437. eroperasi.

Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(2), 2018 117

Anda mungkin juga menyukai