D.M GESTASIONAL
RUANG MAWAR
DISUSUN OLEH :
WHAIS AL KHORNI
2019.04.100
4
A. Definisi Diabetes Melitus Gestasional
Secara umum, menurut W. Sudoyo (2009) dalam buku Ilmu Penyakit
Dalam edisi V, DM pada kehamilan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. DM yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi
hamil (Diabetes Mellitus Hamil/DMH/DM pragestasional).
2. DM yang baru ditemukan saat hamil (Diabetes Melitus
Gestasional/DMG).
5
2002 untuk DMG), sebanyak 80% dikelola dengan pengaturan diet saja. Tidak
ada pemakaian insulin analog pada priode tersebut.
Studi oleh Xiang (2000) melaporkan bahwa pada wanita dengan DMG
mengalami gangguan kompensasi produksi insulin oleh sel beta sebesar 67%
dibandingkan kehamilan normal. Ada sebagian kecil populasi wanita ini yang
antibody isclet cell (1.6-3,8%). Sedangkan sekitar 5% dari populasi DMG
diketahui memiliki gangguan sel beta akibat defek pada sel beta seperti
mutasi pada glukokinase.
6
Pathway DM dalam Kehamilan
4
Glukosa diplasma ↑ Glukosuria pada Ibu
↑ osmolalitas plasma dan Pengambilan glukosa sirkulasi plasenta ↑ Kehilangan kalori Anabolisme protein
cairan dalam tubulus ginjal menurun
Kekebalan tubuh
Kehilangan kalori Protein dari lemak menurun
Glukosa masuk ke dibakar
plasenta dan ↑
Resiko infeksi
Merangsang Berat badan menurun
hipotalamus
Bayi kelebihan nutrisi
(hiperglikemia) Keletihan
Pusat lapar dan
haus
Makrosomia (bb
bayi > 4000 gr)
Polidipsia
Polifagia
Risiko cidera janin Ansietas
Ketidakseimbangan Indikasi dilakukan
nutrisi kurang dari persalinan SC
kebutuhan tubuh Defisit pengetahuan
5
6
7
C. Penjaringan dan Diagnosis
Berbeda dengan diabetes melitus yang sudah mempunyai kseragaman
kriteria diagnosis, diabetes melitus gestasional sampai saat ini belum ada
kesepakatan mengenai kriteria diagnosis mana yang harus digunakan. Pada
saat ini terdapat dua kriteria diagnosis yaitu yang banyak dipakai
diperkenalkan oleh American Diabetes Association dan umumnya digunakan
dinegara Amerika Utara, dan kriteria diagnosis dari WHO yang banyak
digunakan diluar Amerika Utara.
D. Kriteria American Diabetes Association
American Diabetes Association menggunakan skrining diabetes melitus
gestasional melalui pemeriksaan glukosa darah dua tahap. Tahap pertama
dikenal dengan nama tes tantangan glukosa yang merupakan tes skrining.
Pada semua wanita hamil yang datang ke klinik diberikan minum glukosa
sebanyak 50 gram kemudian diambil contoh darah satua jam kemudian. Hasil
glukosa darah (umumnya contoh darah adalah plasma vena) > 140 mg/dl
disebut tes tantngan positif dan harus dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu
tes toleransi glukosa oral harus harus dipersiapkan sama dengan pada
pemeriksaan bukan pada wanita hamil. Perlu diingat apabila pada
pemeriksaan awal ditemukan konsentrasi glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl
atau glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl, maka mereka hanya dilakukan
pengulangan tes darah, apabila hasilnya sama maka diagnosis diabetes
melitus sudah dapat ditegakkan dan tidak diperlukan lagi pemeriksaan tes
toleransi glukosa oral.
4
Wanita Hamil
Glukosa 50 gr
Normal DMG
Tabel 1. Penilaian hasil tes toleransi glukosa oral 3 Jam dengan beban
Glukosa 100g dan 2 jam dengan beban glukosa 75 gr
Hasil tes toleransi glukosa oral 3 jam Hasil tes toleransi glukosa oral 2 jam
dengan beban glukosa 100gr (mg/dl) dengan beban glukosa 100gr (mg/dl)
Puasa 95 Puasa 95
1-jam 180 1-jam 180
2-jam 155 2-jam 155
3-jam 140
Diagnosa diabetes melitus gestasional ditegakkan apalia ditemukan dua atau
lebih angka yang abnormal
E. Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus Gestasional
5
Menurut WHO dalam buku Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus tahun 1999 menganjurkan untuk diagnosis Diabetes Mellitus
gestasional harus dilakukan tes toleransi glukosa oral dengan beban glukosa
75 gram. Kriteria diagnosis sama dengan yang bukan wanita hamil yaitu
puasa ≥126 mg/dl dan dua jam pasca beban ≥ 200 mg/dl, dengan tambahan
mereka yang tergolong toleransi glukosa terganggu didiagnosis juga sebagai
diabetes melitus gestasional. (Tabel 2)
Tabel 2. Nilai glukosa plasma puasa dan tes toleransi glukosa
oral dengan beban glukosa 75 gram
Glukosa plasma puasa
Normal < 110 mg/dl
≥ 110 mg/dl - < 126
Glukosa puasa terganggu
mg/dl
Diabetes mellitus ≥ 126 mg/dl
Glukosa plasma 2 jam setelah pemberian 75 gram glukosa oral
Normal < 140 mg/dl
≥ 140 mg/dl - < 200
Toleransi glukosa terganggu mg/dl, sedang puasa
< 126 mg/dl
Diabetes Melitus ≥ 200 mg/dl
6
ditemukan prevalensi 3,0% pada mereka yang beresiko tinggi dan
hanya 1,2% pada mereka yang tanpa resiko.
Sebaiknya semua wanita hamil harus dilakukan skrining untuk
diabetes melitus gestasional. Beberapa klinik menganjurkan skrining
diabetes melitus gestasional hanya dilakukan pada mereka dengan
resiko tinggi, skrining sebaiknya sudah dimulai pada saat pertama kali
datang ke klinik tanpa memandang umur kehamilan. Apabila hasil tes
normal, maka perlu dilakukan tes ulangan pada minggu kehamilan
antara 24-28 minggu. Sedang pada mereka yang tidak beresiko tinggi
tidak perlu dilakukan skrining.
Faktor resiko DMG (Diabetes Mellitus Gestational) yang
dikenal adalah :
a. Faktor resiko obstresi :
Riwayat keguguran beberapa kali
Riwayat melahirkan bayi meninggal tanpa sebab
Riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan
Riwayat melahirkan bayi ≥ 4000 gram
Riwayat pre eklamsia
Polihidramnion
b. Riwayat umum
Usia saat hamil > 30 tahun
Riwayat DM dalam keluarga
Riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya
Infeksi saluran kemih berulang saat hamil
Di Indonesia, untuk dapat meningkatkan diagnosis lebih baik,
lakukan pemapisan pada semua ibu hamil pada pertemuan pertama
dan mengulanginya pada usia kehamilan 26-28 minggu apabila
hasilnya negatif.
F. Komplikasi
Secara umum, menurut W. Sudoyo (2009) dalam buku Ilmu
Penyakit Dalam edisi V, komplikasi Diabetes Mellitus terdiri atas :
7
Ibu : peningkatan resiko hipertensi (preeklampsia, HT dalam
kehamilan), resiko SC meningkat.
Janin : anumali kongenital (jika hiperglekimia berat & GDP >120
mg/dl); stillbirth (lahir ,mati); makrosimia; lain-lain (ikterus, RDS,
polisitemia,hipokalsemia).
G. Penatalaksanaan
Menurut Desy Kurniawati dan Hanifah Mirzanie (2009) dalam buku
Obgynacea Penatalaksanaan tersebut :
Konseling nutrisi & diet DM + exercise :
I. Batasi intake karbohidrat 40% drtotal kalori (40% lemak,
20%protein)
II. Konsumsi karbohidrat dengan indeks glikemik rendah
III. Kurangin intake kalori total untuk overweight/obese dari 30-32
kkal/kgBB/hari menjadi 25kkal/kgBB/hari
IV. Exercise dapat menghindarkan dari kebutuhan terapi insulin
Pengukuran serial glukosa darah ibu
1. Monitor glukosa puasa & post prandial
2. Periksa glukosa puasa & 1 jam setiap kali sehabis makan,
dengan/tanpa insulin.
3. Priksa glukosa puasa & pre/post prandial dengan insulin
Target glukosa garah
4. Puasa <90 kapiler,<105 plasma
5. Pre prandial < 95
6. 1 jam post prandial <140
7. 2 jam post prandial <120
8. Glukosa post prandial <140 lebih baik dari pada glukosa pra
prandial <95
Jika dengan USG tampak resiko makrosomia-target terapinya glukosa
pra prandial=80
1. Identifikasi bayi beresiko tinggi&lakukan terapi
8
2. Fruktesamine serum (untuk identifikasi resiko rendah ); jika negatif
periksa insulin dicairan amnion (untuk identifikasi
hiperinsulinemia janin)
3. Glukosa puasa 1-2 kali/mgg & jika <105 (resiko rendah) periksa
lingkar perut janin pada awal trimester III (untuk indetifuikasi
makrosomia)
2.7.3. Terapi insulin (menurunkan makrosomia & morbiditas perinatal)
Indikasi :
1. Glukosa kapiler >120 lebih dari 2 kali dalam 2 minggu (plasma >
140)
2. Glukosa puasa kapiler > 90 atauplasma > 105 dosis terapi.
A. Kasus
Berdasarkan kasus oleh Bobak, Lowdermilk, jensen (2012) dalam buku
Keperawatan Maternitas edisi 4 :
9
Linda james adalah seorang penderita diabetes tergantung insulin
berusia 27 tahun dengan usia gestasi empat minggu.kunjungan ini merupakan
kunjungannya yg pertama.
Linda sedang mengalami kehamilan kedua. Kehamilan pertamanya
diterminasi melalui aborsi spontan pada usia enam minggu. Karena takut
kehamilan ini akan berakhir dengan suatu keguguran,ia akan menjadi cemas
untuk memulai perawatan prenatal dan mengungkapkan keinginannya untuk
mempelajari semua hal yang dapat ia pelajari tentang diabetes dan kehamilan
sehingga ia dapat menjaga dirinya dan bayinya yang belum lahir.
Didiagnosa IDDM pada usia 17 tahun,Linda telah menjalani program
injeksi insulin kerja intermediet setiap hari. Selama bertahun-tahun ia telah
mempertahankan kontrol glikemia yang baik,tetapi ia melaporkan bahwa
akhir-akhir ini kadar glukosa darahnya terbatas pada kadar hipoglikemia.
Linda memantau kadar glukosa darahnya dengan meteran pengukur dan
mampu mendemontrasikan teknik yang benar dalam melakukan hal
tersebut.program dietnya sebelum ia hamil adalah adalah diet ADA 2000
kalori. Karena nausea,ia mengalami kesulitan untuk mempertahankan asupan
dalam jumlah tersebut sejak hamil.
B. Pengkajian (Doengoes, 2001)
a. Aktivitas / istrahat.
Tanda :
1) Lemah, letih, susah, bergerak / susah berjalan, kram otot,
2) tonus otot menurun.
3) Tachicardi, tachipnea pada keadaan istrahat/daya aktivitas.
4) Letargi / disorientasi, koma.
b. Sirkulasi
Tanda :
1) Adanya riwayat hipertensi : infark miokard akut, kesemutan
2) pada ekstremitas dan tachicardia.
3) Perubahan tekanan darah postural : hipertensi, nadi yang
menurun / tidak ada.
10
4) Disritmia, krekel : DVJ
c. Neurosensori
Gejala :
1) Pusing / pening, gangguan penglihatan, disorientasi :
2) mengantuk, lifargi, stuport / koma (tahap lanjut). Sakit kepala,
3) kesemutan, kelemahan pada otot, parestesia, gangguan
4) penglihatan, gangguan memori (baru, masa lalu) : kacau
5) mental, refleks fendo dalam (RTD) menurun (koma), aktifitas
6) kejang.
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
1) Abdomen yang tegang / nyeri (sedang berat), wajahmeringis
dengan palpitasi : tampak sangat berhati – hati.
e. Keamanan
Gejala :
1) Kulit kering, gatal : ulkus kulit, demam diaporesis.
2) Menurunnya kekuatan immune / rentang gerak, parastesia/
paralysis otot termasuk otot – otot pernapasan (jika
kadarkalium mmenurun dengan cukup tajam).
3) Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipololemia barat).
4) Abdomen keras, bising usus lemah dan menurun :
5) hiperaktif (diare).
f. Pemeriksaan Diagnostik
Gejala :
1) Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dl atau lebih.
2) Aseton plasma : positif secara menyolok.
3) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4) Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330
m osm/l.
5)
11
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan kebutuhan nurisi kurangdari kebutuhan tubuh
2. Keletihan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan diabetes, penatalaksanaan
diabetes, danefek potensial diabetes
4. Diagnosa keperawataan : ansietas berhubungan dengan ancaman
terhadap kesejahteraan ibu dan janin.
5. Resiko cedera janin
6. Resiko inffeksi
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan
n Diagnose Kriteria hasil intervensi
o
1 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari Nutritional Status : Nutrition
kebutuhan tubuh food and Fluid Intake Management
Kriteria Hasil : Kaji adanya alergi
Definisi : Intake nutrisi Adanya makanan
tidak cukup untuk peningkatan berat Kolaborasi dengan
keperluan metabolisme badan sesuai dengan ahli gizi untuk
tubuh. tujuan menentukan jumlah
Berat badan ideal kalori dan nutrisi yang
Batasan karakteristik : sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien.
- Berat badan 20 % badan Anjurkan pasien
atau lebih di bawah ideal Mampu untuk meningkatkan
- Dilaporkan adanya mengidentifikasi intake Fe
intake makanan yang kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien
kurang dari RDA Tidak ada tanda untuk meningkatkan
(Recomended Daily tanda malnutrisi protein dan vitamin C
Allowance) Tidak terjadi Berikan substansi
- Membran mukosa dan penurunan berat badan gula
konjungtiva pucat yang berarti Yakinkan diet yang
12
- Kelemahan otot yang dimakan mengandung
digunakan untuk tinggi serat untuk
menelan/mengunyah mencegah konstipasi
- Luka, inflamasi pada Berikan makanan
rongga mulut yang terpilih ( sudah
- Mudah merasa dikonsultasikan dengan
kenyang, sesaat setelah ahli gizi)
mengunyah makanan Ajarkan pasien
- Dilaporkan atau fakta bagaimana membuat
adanya kekurangan catatan makanan
makanan harian.
- Dilaporkan adanya Monitor jumlah
perubahan sensasi rasa nutrisi dan kandungan
- Perasaan kalori
ketidakmampuan untuk Berikan informasi
mengunyah makanan tentang kebutuhan
- Miskonsepsi nutrisi
- Kehilangan BB Kaji kemampuan
dengan makanan cukup pasien untuk
- Keengganan untuk mendapatkan nutrisi
makan yang dibutuhkan
- Kram pada abdomen
- Tonus otot jelek Nutrition Monitoring
- Nyeri abdominal BB pasien dalam
dengan atau tanpa batas normal
patologi Monitor adanya
- Kurang berminat penurunan berat badan
terhadap makanan Monitor tipe dan
- Pembuluh darah jumlah aktivitas yang
kapiler mulai rapuh biasa dilakukan
- Diare dan atau Monitor interaksi
13
steatorrhea anak atau orangtua
- Kehilangan rambut selama makan
yang cukup banyak Monitor lingkungan
(rontok) selama makan
- Suara usus hiperaktif Jadwalkan
- Kurangnya informasi, pengobatan dan
misinformasi tindakan tidak selama
jam makan
Faktor-faktor yang Monitor kulit kering
berhubungan : dan perubahan
Ketidakmampuan pigmentasi
pemasukan atau Monitor turgor kulit
mencerna makanan atau Monitor
mengabsorpsi zat-zat gizi kekeringan, rambut
berhubungan dengan kusam, dan mudah
faktor biologis, patah
psikologis atau ekonomi. Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
14
intake nuntrisi
Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah
dan cavitas oral.
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
15
aktivitas
Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien
3 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
Kowlwdge : Teaching : disease
Definisi : disease process Process
Tidak adanya atau Kowledge : health 1. Berikan penilaian
kurangnya informasi Behavior tentang tingkat
kognitif sehubungan Kriteria Hasil : pengetahuan pasien
dengan topic spesifik. Pasien dan tentang proses penyakit
keluarga menyatakan yang spesifik
Batasan karakteristik : pemahaman tentang 2. Jelaskan
memverbalisasikan penyakit, kondisi, patofisiologi dari
adanya masalah, prognosis dan program penyakit dan
ketidakakuratan pengobatan bagaimana hal ini
mengikuti instruksi, Pasien dan berhubungan dengan
perilaku tidak sesuai. keluarga mampu anatomi dan fisiologi,
melaksanakan dengan cara yang tepat.
prosedur yang 3. Gambarkan tanda
Faktor yang berhubungan dijelaskan secara benar dan gejala yang biasa
: keterbatasan kognitif, Pasien dan muncul pada penyakit,
interpretasi terhadap keluarga mampu dengan cara yang tepat
informasi yang salah, menjelaskan kembali 4. Gambarkan proses
kurangnya keinginan apa yang dijelaskan penyakit, dengan cara
untuk mencari informasi, perawat/tim kesehatan yang tepat
tidak mengetahui lainnya 5. Identifikasi
sumber-sumber kemungkinan
informasi. penyebab, dengna cara
yang tepat
6. Sediakan informasi
16
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
7. Hindari harapan
yang kosong
8. Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
9. Diskusikan
perubahan gaya hidup
yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
di masa yang akan
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
11. Dukung pasien
untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion dengan
cara yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada
17
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
18
langkah untuk kecemasan mengenai diagnosis,
menyetujui terhadap tindakan prognosis
tindakan Dorong
Ditandai dengan keluarga untuk
Gelisah menemani anak
Insomnia Lakukan back /
Resah neck rub
Ketakutan Dengarkan
Sedih dengan penuh perhatian
Fokus pada diri Identifikasi
Kekhawatiran tingkat kecemasan
Cemas Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Instruksikan
pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
19
Kriteria Hasil : dipakai pasien lain
Faktor-faktor resiko : Klien bebas dari Pertahankan
- Prosedur Infasif tanda dan gejala teknik isolasi
- Ketidakcukupan infeksi Batasi
pengetahuan untuk Mendeskripsikan pengunjung bila perlu
menghindari paparan proses penularan Instruksikan
patogen penyakit, factor yang pada pengunjung untuk
- Trauma mempengaruhi mencuci tangan saat
- Kerusakan penularan serta berkunjung dan setelah
jaringan dan peningkatan penatalaksanaannya, berkunjung
paparan lingkungan Menunjukkan meninggalkan pasien
- Ruptur membran kemampuan untuk Gunakan sabun
amnion mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
- Agen farmasi infeksi tangan
(imunosupresan) Jumlah leukosit Cuci tangan
- Malnutrisi dalam batas normal setiap sebelum dan
- Peningkatan Menunjukkan sesudah tindakan
paparan lingkungan perilaku hidup sehat kperawtan
patogen Gunakan baju,
- Imonusupresi sarung tangan sebagai
- Ketidakadekuatan alat pelindung
imum buatan Pertahankan
- Tidak adekuat lingkungan aseptik
pertahanan sekunder selama pemasangan alat
(penurunan Hb, Ganti letak IV
Leukopenia, penekanan perifer dan line central
respon inflamasi) dan dressing sesuai
- Tidak adekuat dengan petunjuk umum
pertahanan tubuh primer Gunakan
(kulit tidak utuh, trauma kateter intermiten untuk
jaringan, penurunan kerja menurunkan infeksi
20
silia, cairan tubuh statis, kandung kencing
perubahan sekresi pH, Tingktkan
perubahan peristaltik) intake nutrisi
- Penyakit kronik Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Monitor tanda
dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor
kerentanan terhadap
infeksi
Batasi
pengunjung
Saring
pengunjung terhadap
penyakit menular
Partahankan
teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
Pertahankan
teknik isolasi k/p
Berikan
perawatan kuliat pada
area epidema
Inspeksi kulit
21
dan membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
Dorong
masukkan nutrisi yang
cukup
Dorong
masukan cairan
Dorong
istirahat
Instruksikan
pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien
dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan
kecurigaan infeksi
Laporkan
kultur positif
22
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gilstrap LC, Gant NF, Hauth JC, Leveno KJ, Wenstrom KD.
Diabetes. In : Williams Obstetrics.21st ed. New York: Mc GrHill;
2016.p.1359-81.
Dutta DC. Gestational Diabetes. In: Konar H, editor. Text book of obstetrics
including perinatology and contracepcion. 4th ed. Calcutta: New central
book agency (p)Ltd; 2015. p. 301-2.
Darmono. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Dalam: Noer HMS at al,
eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi 3. Jakarta: Balai
penerbit FKUI. 2012.h. 590-4.
23