Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM TEKNIK BIOENERGI DAN KEMURGI

TB3001
SEMESTER II-2020/2021

MODUL EKSTRAKSI (EKS)


JURNAL PERCOBAAN

Oleh :
TB.2021.B2.02
Griselda Melania Yahya (14518006)
RR Maritza Falenia Isyana (14518007)
Niken Anisha Puteri (14518010)
Fitrotun Nazilah (14518027)

Pembimbing :
DR. LIENDA HANDOJO
Asisten Praktikum:
FATHIA SHOHWAH ADILA (14317036)
PROGRAM STUDI TEKNIK BIOENERGI DAN KEMURGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Memahami proses ekstraksi cair-cair menggunakan corong pemisah serta pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi ekstrak yang dihasilkan.
II. Sasaran Percobaan
Sasaran dari percobaan ini adalah :
1. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan ekstrak asam dari larutan sampel
asap cair
2. Menentukan pengaruh rasio volume jumlah pelarut dengan larutan asap cair terhadap
keasaman ekstrak asam.
3. Menentukan pengaruh temperatur terhadap keasaman ekstrak asam.
III. Teori Dasar
Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih
senyawa dari satu fase ke fase lain berdasarkan prinsip kelarutan. Terdapat beberapa jenis
ekstraksi, di antaranya ekstraksi padat-cair (leaching), ekstraksi cair-cair (solvent extraction),
ekstraksi asam-basa, dan penyaringan dengan corong pisah. Ekstraksi cair-cair adalah proses
pemisahan komponen berdasarkan kelarutan dari 2 larutan, yaitu larutan sampel dan pelarut
pengekstrak, yang tidak saling larut sehingga terbentuk 2 fasa dan terjadi difusi zat terlarut ke
pelarut. Pemilihan pelarut didasarkan pada karakteristik kelarutan, selektivitas, reaktivitas, dan
juga titik didih. Karakteristik kelarutan pelarut ini menetapkan prinsip ‘like dissolves like’ dimana
komponen polar lebih mudah larut dalam pelarut polar dan komponen non polar lebih mudah
larut dalam pelarut non polar.
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan apabila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau
karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari
sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada ekstraksi cair-cair, zat terlarut
dipisahkan dari cairan pembawa (diluent) menggunakan pelarut cair. Campuran cairan pembawa
dan pelarut ini adalah heterogen, jika dipisahkan terdapat 2 fase yaitu fase diluen (rafinat) dan
fase pelarut (ekstrak). Perbedaan konsentrasi zat terlarut di dalam suatu fasa dengan konsentrasi
pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) zat terlarut dari
larutan yang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi
dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang (Indra Wibawa, 2012).
Mekanisme ekstraksi cair-cair yaitu pencampuran antara pelarut asal dan pengekstrak
kemudian terjadi pengontakan antara senyawa yang ingin di ekstrak dengan pelarut pengekstrak,
hingga terjadi pemisahan larutan menjadi fasa ekstrak yang mayoritas berisi solut (ekstrak) dan
pelarut pengekstrak, dan fasa rafinat yang mayoritas terdiri dari pelarut asal sampai terjadi
kesetimbangan. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi ini di antaranya ukuran
partikel, zat pelarut, viskositas, temperatur, waktu ekstraksi, rasio pelarut dengan bahan baku, dan
pengadukan. Asap cair atau liquid smoke adalah hasil kondensasi atau pengembunan dari uap
hasil pembakaran atau pirolisis dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
hemiselulosa, serta senyawa karbon lainnya. Kandungan dari asap cair diantaranya air, senyawa
fenol, senyawa karbonil, asam, dan tar. Asam asetat adalah asam organik yang terbentuk dari
dekomposisi selulosa dan hemiselulosa. Kandungan asam dalam asap cair berkisar antara 9,5 s.d.
11,39%. Pada percobaan ini akan dilakukan ekstraksi asam asetat dalam asap cair dengan metode
ekstraksi cair-cair dimana terjadi perpindahan massa zat terlarut ke suatu pelarut polar maupun
non-polar (dalam percobaan ini digunakan pelarut minyak goreng yang bersifat non polar).

IV. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan pada saat proses ekstraksi

Alat Bahan

Corong Pemisah Minyak Goreng

pH meter Asap Cair

Gelas Ukur Air

Pipet Tetes
Kompor

Panci

Termometer

V. Skema Alat Percobaan


VI. Prosedur Percobaan

VI.1. Persiapan Sampel


VI.2. Tahapan Ekstraksi

VI.3. Analisis pH
VII. Data Pengamatan
Tabel 2. ​Data Ekstraksi dengan Variasi Konsentrasi Temperatur dan Rasio Volume minyak
goreng dengan asap cair Terhadap Waktu Pemisahan dan pH Ekstra

VIII. Perhitungan dan Pengolahan Data


A. Perhitungan konsentrasi larutan asap cair(%v/v)
%Asap cair = volume asap cair
volume larutan
x 100%

B. Perhitungan Konsentrasi sampel asap cair


[ H + ] = 10−pH

C. Perhitungan kadar minyak(%v/v)


% Berat minyak = [ %massa
berat minyak
sampel
] x100%

D. Perhitungan [ H + ] yang berpindah dari asap cair ke minyak goreng


[ H + ] yang berpindah dari asap cair ke minyak goreng = [ H + ] fasa akuatik
akhir – [ H + ] fasa akuatik awal

E. Perhitungan M asam asetat yang berpindah


[H + ] asam asetat2
M asam asetat yang berpindah = Ka

F. Perhitungan Massa awal


Massa awal = mol asam asetat awal x Mr asam asetat

G. Perhitungan Massa berpindah


Massa berpindah = n asam asetat berpindah x Mr asam asetat
IX. Pembahasan

X. Kesimpulan

XI. Daftar Pustaka


Siregar, Rory F.P., Erni Misran, Iman Tri Cahyadi. 2019. Proses Ekstraksi Asam Asetat
dari Distilat Asap Cair Tempurung Kelapa Menggunakan Pelarut Etil Asetat. Jurnal Teknik
Kimia-USU : 8(2)

Anda mungkin juga menyukai