Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENANGGULANGAN PENYEBARAN COVID-19


DI TEMPAT KERJA
OLEH :

Meri Cahyani 151911713027

Meilina Rahmawati 151911713031

Ahmad Ghulam Al Muzaki 151911713034

Yunisa Zahira Faradita 151911713045

Theresia Icha Octavianes If C. 15191171304948

Mochammad Yusuf Ferdiansyah 151911713050

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
Daftar isi

I. Bab I Pendahuluan
1. 1 Latar Belakang ............................................................................. 2
1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1. 3 Tujuan ......................................................................................... 3
II. Bab II Isi ............................................................................................... 4
2. 1 Definisi-definisi ............................................................................. 4
2. 2 Identifikasi Bahaya dan Risiko ....................................................... 6
2. 3 Data Perkembangan Covid-19 ....................................................... 9
2. 4 Langkah Pencegahan dan Penanggulangan Secara Umum .............. 11
2. 5 Program Pencegahan COVID-19 di tempat kerja ........................... 11
III. Penutup ................................................................................................. 14
3. 1 Kesimpulan .................................................................................. 14
3. 2 Saran........................................................................................... 14

Daftar Pustaka ............................................................................................... 15

1
BAB I

Pendahuluan

1. 1 Latarbelakang

Wabah virus corona telah ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health
Organization (WHO) sejak 12 Maret 2020. Ini akan menjadi istilah yang sering
digunakan mulai sekarang. Sebuah virus ditetapkan sebagai pandemic jika
penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut telah menyerang banyak orang di
seluruh dunia dalam waktu yang berdekatan. Jumlah penyebaran virus corona
sendiri bertambah signifikan dan berkelanjutan secara global. Tidak hanya
berdampak pada kesehatan, COVID-19 membawa dampak yang sangat besar
pula dalam dunia pekerjaan.

Virus Corona atau severate acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi
virus ini disebut COVID-19. Virus Corona menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Virus ini menyerang siapa saja
baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, pekerja, pedagang, dll.

Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki dan mengimplementasikan SMK3


dalam pecegahan dan penanggulangan virus corona terutama di lingkungan
kerja. Dengan melakukan langkah-langkah diantaranya melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap peraturan perundangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja dalam upaya pecegahan virus corona.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya


disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif. (Permenaker No: PER.50/MEN/2012).

Pemerintah mewajibkan pimpinan perusahaan di seluruh Indonesia untuk


menyediakan fasilitas jaminan perlindungan tenaga kerja dari pandemic virus

2
corona. Jaminan perlindungan yang dimaksud adalah tersedianya sejumlah
fasilitas perlindungan dan antisipasi penyebaran virus, berupa masker, hingga
sarana cuci tangan, di setiap perkantoran, pabrik dan tempat kerja lainnya yang
ada di Indonesia.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa saja definisi yang terkait dengan Covid-29, pandemic, sistem


manajemen k3 dan tempat kerja?

2. Bagaimana identifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja?

3. Bagaiamana Data-data perkembangan yang terkait dengan Covid-19?

4. Program apa saja yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan


penanggulangan pandemic Covid-19?

1. 3 Tujuan

1. Mengetahui definisi yang terkait dengan Covid-29, pandemic, sistem


manajemen k3 dan tempat kerja.

2. Mengetahui identifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja

3. Mengetahui tentang data perkembangan yang terkait dengan Covid-19.

4. Mengetahui cara penanggulangan dan pencegahan Covid-19.

3
BAB II

ISI

2. 1 Definisi-definisi

 Covid -19 adalah virus yang berasal dari kelelawar yang merupakan hasil
mutasi dan dapat menginfeksi manusia. Virus ini menyerang daerah
pernafasan dan paru – paru sehingga jika tidak ditangani dengan cepat akan
dapat menyebabkan kematian.
 Sistem manajemen k3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif. (Permenaker No: PER.50/MEN/2012).
 Pandemic adalah wabah suatu penyakit baru yang menyebar di berbagai
negara dalam waktu yang sama
 Tempat kerja adalah lokasi seorang yang bekerja terhadap majikan,
sebuah tempat untuk pekerjaan. Tempat tersebut dapat mencakup dari home
office ke gedung kantor atau pabrik
 Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam
perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan
tugasnya.
 Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), arti istilah ‘social
distancing’ atau „pembatasan sosial‟ adalah menghindari tempat umum,
menjauhi keramaian, dan menjaga jarak optimal 2 meter dari orang lain.
Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan dapat berkurang.
 Isolasi dan karantina. Kedua istilah terkait virus Corona ini merujuk pada
tindakan untuk mencegah penularan virus Corona dari orang yang sudah
terpapar virus ini ke orang lain yang belum. Perbedaannya, isolasi
memisahkan orang yang sudah sakit dengan orang yang tidak sakit untuk
mencegah penyebaran virus Corona, sedangkan karantina memisahkan dan
membatasi kegiatan orang yang sudah terpapar virus Corona namun belum
menunjukkan gejala. Berbagai pakar menganjurkan untuk melakukan
karantina di rumah atau isolasi mandiri selama setidaknya 14 hari. Selama
karantina, Anda dianjurkan untuk tinggal di rumah sambil menjalani pola

4
hidup bersih dan sehat, tidak bertemu orang lain, dan menjaga jarak
setidaknya 2 meter dari orang-orang yang tinggal serumah.
 Istilah ‘lockdown’ berarti karantina wilayah, yaitu pembatasan pergerakan
penduduk dalam suatu wilayah, termasuk menutup akses masuk dan keluar
wilayah. Penutupan jalur keluar masuk serta pembatasan pergerakan
penduduk ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan penyebaran
penyakit COVID-19
 ‘Flattening the curve’ atau „pelandaian kurva‟ merupakan istilah di bidang
epidemiologi untuk upaya memperlambat penyebaran penyakit menular yang
dalam hal ini adalah COVID-19, sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber
daya yang memadai bagi para penderita. Pelandaian kurva ini dapat
dilakukan dengan social distancing, karantina, dan isolasi. Kurva
menggambarkan prediksi jumlah orang yang terinfeksi virus Corona dalam
rentang waktu tertentu. Jumlah penderita yang meningkat drastis dalam
periode yang sangat singkat, misalnya hanya dalam waktu beberapa hari,
digambarkan sebagai kurva tinggi yang sempit. Jumlah penderita yang
membeludak membuat penanganan tidak bisa dilakukan secara optimal. Hal
ini karena jumlah penderita melampaui kemampuan dan kapasitas fasilitas
kesehatan, misalnya jumlah tempat tidur dan alat yang tersedia di rumah
sakit tidak cukup untuk menangani semua pasien. Kondisi tersebut
menyebabkan tingkat kematian menjadi sangat tinggi, tidak hanya pada
pasien COVID-19, namun juga pada pasien penyakit lain yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit Meskipun jumlah penderitanya sama, namun jika
laju pertambahannya lebih lambat (digambarkan oleh kurva yang lebih
panjang dan landai), fasilitas kesehatan memiliki kesempatan untuk
menangani penderita dengan sarana dan prasarana yang memadai.
 PDP dan ODP merupakan definisi yang digunakan untuk mengelompokkan
individu berdasarkan:
 Gejala demam dan/atau gangguan pernapasan
 Riwayat perjalanan ke daerah pandemi infeksi virus Corona atau tinggal di
daerah tersebut selama 14 hari terakhir sebelum gejala timbul
 Riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi atau diduga terinfeksi
COVID-19 dalam 14 hari terakhir sebelum gejala timbul

5
Secara umum, ODP dan PDP bisa dibedakan dari gejala yang dialami. Pada ODP,
gejala yang muncul hanya salah satu antara demam atau gangguan pernapasan,
seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Sedangkan pada PDP,
sudah ada gejala demam maupun gangguan pernapasan. Terhadap PDP,
dilakukan rawat inap terisolasi di rumah sakit, pemeriksaan laboratorium, dan
pemantauan pada orang lain yang memiliki kontak erat dengan PDP tersebut.
Sementara ODP harus menjalani isolasi di rumah dan kondisinya akan dipantau
setiap hari selama 2 minggu, menggunakan formulir khusus. Jika kondisi ODP
mengalami perburukan dan sudah memenuhi kriteria PDP atau hasil
laboratoriumnya positif terinfeksi virus Corona, maka ODP tersebut harus dibawa
ke rumah sakit.

 ‘Herd immunity’ berarti kekebalan kelompok. Herd immunity terhadap


suatu penyakit bisa dicapai dengan pemberian vaksin secara meluas atau bila
sudah terbentuk kekebalan alami pada sebagian besar orang dalam suatu
kelompok setelah mereka terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut.

2. 2 Identifikasi Bahaya dan Risiko

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah kembali mengingatkan para Gubernur di


seluruh Indonesia agar melaksanakan kebijakan pencegahan penyebaran, dan
penanganan kasus terkait COVID -19 di lingkungan kerja yang berada di
wilayahnya masing-masing. Melalui kewenangan para Gubernur, Menteri
Ketenagakerjaan minta perusahaan-perusahan melakukan upaya pencegahan,
penyebaran dan penanganan kasus terkait COVID-19 di lingkungan kerja.Di
tempat kerja, mungkin sebagian dari kita telah melaksanakan yang namanya
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan control pengendalian atau kadang
disebut juga HIRADC.

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko sangat diperlukan sebagai tahap awal
untuk menentukan pencegahan/penanganan yang tepat pada suatu kasus PAK
ataupun KK. Kaitannya dengan Covid-19 ini kita dapat mengidentifikasi bahaya
yang dapat terjadi pada para pekerja yang dapat memberikan risiko bagi para
pekerja, karena tidak semua pekerja dapat melakukan work from home atau
mengerjakan pekerjannya di rumah masing-masing. Sehingga mereka memiliki
6
risiko untuk dapat terpapar virus Covid-19 yang telah menjadi pandemi ini. Virus
ini sangat berbahaya sebab para pekerja dapat tertular jika mereka melakukan
interaksi dengan para pekerja yang sebelumnya terpapar dan menunjukkan
beberapa gejala yang menadakan mereka terinfeksi virus Covid-19 tersebut.
Bahkan risiko terbesarnya apabila para pekerja mengalami kondisi yang sedang
tidak sehat dan daya tahan tubuh atau imunitas yang rendah, maka akan lebih
meningkatkan para pekerja terinfeksi dan risiko terbesarnya dapat menyebabkan
kematian.

Berikut adalah paparan identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari pandemi
COVID-19, antara lain :

1. Kontak langsung dengan penderita Covid-19, ada pula istilah kontak erat
yaitu seseorang yang melakukan kontak fisik / berada dalam ruangan /
berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan, probabel / konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Kontak erat
dikategorikan menjadi 2, yaitu:
a. Kontak erat risiko rendah (Bila kontak dengan kasus pasien dalam
pengawasan)
b. Kontak erat risiko tinggi (Bila kontak dengan kasus konfirmasi atau
probabel)
2. Lokasi tempat kerja terhadap pusat sebaran penyebaran COVID- 19 di
daerah yang bersangkutan;
3. Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan
COVID- 19 yang dikeluarkan Oleh Pemerintah;
4. Memiliki risiko tinggi apabila lokasi tempat kerja apabila berada di pusat
sebaran,
5. Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP); atau

Dengan adanya hasil identifikasi penilaian bahaya dan resiko maka persahaan
akan dapat menentukan kapan perusahaan/ tempat kerja melakukan istilah
lockdown. Saran yang terdapat dalam Surat Edaran No. 1/SE/PP IDKI/III/2020

7
tentang Pedoman Tingkat Kesiapsiagaan Wabah (Covid-19) di Perusahaan yang
dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia
(PP IDKI) adalah ketika di tempat kerjanya ada satu pasien yang positif Covid-
19. Namun jika pasien positif tersebut selama 14 hari terakhir tidak ketempat
kerja dan tidak ada kontak dengan karyawan lain di perusahaan mungkin tidak
perlu dilakukan shut down. Karena pada prinsipnya shut down adalah langkah
terakhir dan ini disesuaikan dengan kondisi seperti gambar berikut.

2. 3 Data Perkembangan Covid-19

Perkembangan Covid-19 diseluruh dunia masih terus mengalami peningkatan.


Tentunya hal ini sangat mempengaruhi ekonomi sebuah negara, akan tetapi
pemerintah memang harus membatasi kegiatan setiap perusahaan agar pandemi
covid-19 ini segera berakhir. Dibawah ini adalah beberapa contoh data kasus
Covid-19 :

8
 Data Kasus Covid-19 Di banyak Negara :

Dari data diatas kita dapat menyimpulkan Case Fatality Rate (CFR) Global
sebesar : 5,1% per tanggal 3 April 2020

 Data Kasus Covid-19 di Indonesia :

Dari data diatas kita dapat menyimpulkan Case Fatality Rate (CFR) Global
sebesar 9,1% per tanggal 3 April 2020. Berarti Indonesia memiliki CFR
lebih tinggi hampir 2 kali CFR global

 Sebaran Covid-19 di Indonesia per tanggal 4 April 2020 :

9
 Provinsi Jawa Timur sendiri menempati posisi ke 4 dengan jumlah
kasus sebanyak 152 yang terkonfirmasi, 29 dinyatakan sembuh dan 14
orang dinyatakan meninggal.

10
 Orang-orang dari segala lapisan usia dapat terinfeksi virus corona
baru. Orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan masalah
kesehatan (seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung)
akan lebih rentan untuk mengalami sakit parah. WHO menyarankan
semua orang mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari
virus, misalnya dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
atau bila tidak tersedia, gunakan cairan pembersih berbahan alkohol
(minimal 60%).

2. 4 Langkah Pencegahan dan Penanggulangan Secara Umum

Di banyak negara di dunia, kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah


terjadi. Pemerintah Tiongkok dan pemerintah beberapa negara lain telah berhasil
memperlambat atau menghentikan wabah yang terjadi di wilayahnya. Namun,
situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita terbaru.
Dengan jumlah 2300 karyawan disebuah perusahaan tentu saja hal ini dapat
menyebabkan penularan dengan sangat cepat melalui droplet dan kontak
langsung jika tidak menjaga jarak aman. Kita dapat mengurangi risiko terinfeksi
atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah
pencegahan:

1. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan
air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol dapat membunuh virus di tangan Anda.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-
bersin. Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan
dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda
terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19
jika orang yang batuk itu terjangkit penyakit ini.
3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh
berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan.
Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau
mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda
menjadi sakit.
11
4. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan
bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu
saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut. Mengapa?
Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin,
Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu
dan COVID-19.
5. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk
dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap
memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan
setempat Anda. Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan
daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda.
Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan
yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan
membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
6. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau
daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari
bepergian ke tempat-tempat tersebut – terutama jika Anda sudah berusia
lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru Mengapa?
Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.

2. 5 Program pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 di Tempat


Keja

Dengan adanya anjuran yang telah dikeluarkan oleh WHO sebagai langkah untuk
mengurngi penyebaran Covid-19, maka perusahaan harusnya memiliki
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 berdasarkan ketentuan 5 siklus
yang ada dalam SMK3, sebgai berikut :

1. Membuat kebijakan tentang peninjauan protokol penanggulan COVID- 19,


dengan :
 Membentuk SATGAS pencegahan COVID-19
 Penyediaan Fasilitas pencegahan COVID-19 di tempat kerja
2. Mebuatan perencanaan penanganan dan program yang akan dilaksanakan,
seperti :

12
a. Mengantisipasi penyebaran COVID-19 pada pekerjaan/buruh dengan
tindakan pencegahan, melalui program :
- Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat serta program
Keselamatan dan Kesehatan Keja (K3)
- Mengedukasi semua buruh/pekerja untuk menjaga diri dari COVID-19
untuk meningkatkan kewaspadaanya
- Penyediaan fasilitas kebersihan, seperti tempat mencuci tangan bagi
pekerja
- Pengadaan APD masker dan sarung tangan dsb bisa terpenuhi
- Pemberian asupan vitamin dan makanan untuk buruh/pekerja untuk
meningkatkan daya imunitas
b. Membuat rencana kesiapsiagaan menghadapi pandemi COVID-19 dengan
tujuan memperkecil risiko penularan di tempat kerja dan menjaga
kelangsungan usaha, melalui program :
- Mengoptimalkan kendaraan dinas operasional untuk transportasi
buruh/pekerja untuk menggantikan kendaraan umum
- Penyemprotan desinfektan dan penyediaan hand sanitizer untuk
sterilisasi
- Penggunaan detektor suhu
- Mengisolasi dan memantau karyawan yang pulang dari perjalanan
dinas
- Penerapan social distancing dan phsycal distancing
- Pengadaan work from home
c. Mengambil langkah penangan resiko terhadap pekerja/buruh atau
pengusaha yang diduga terinfeksi COVID-19 sesuai standar penanganan
Kementrian Kesehatan, melalui program :
- Membuat prosedur pemeriksaan dan pelaporan kasus
- Melakukan pendataan cepat tentang rekap kondisi kesehatan
buruh/pekerja
- Meningkatkat kinerja dokter perusahaan/ tim untuk melakukan
penanganan pertama
- Melakukan kerjasama terhadap rumah sakit rujukan bagi
buruh/pekerja yang sudah terjangkit COVID-19

13
3. Monitoring semua program yang dilaksanakan dengan cara :
- Pengecekan rutin kondisi lingkungan kerja, ketersediaan fasilitas
kesehatan yang ada
- Pengecekan rutin oleh petugas kesehatan untuk mengetahui
perkembangan kesehatan tiap buruh/pekerja
4. Melakukan evaluasi
- Audit mengenai kebijakan SMK3 yang telah dilakukan
- Rapat untuk meninjau ulang keefektifan semua kebijakan/program

14
BAB III

Penutup

3. 1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa covid-19 adalah virus yang dapat
menyebabkan kematian. Progam untuk penanggulangan covid-19 ditempat kerja
sangat lah penting agar covid-19 tidak menginfeksi pekerja dan membuat
perusahaan mendapat kerugian. Progam tersebut dilakukan dengan melakukan
pencegahan. Perusahaan juga harus membuat progam baik preventif, promotif,
persuasif, maupun kuratif. Preventif dengan mengantisipasi penyebaran virus di
tempat kerja, promotif dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap
penyebaran virus, persuasif dengan membujuk segala lini perusahaan untuk
mengikuti progam yang ada, dan kuratif dengan mengambil langkah
penanganan risiko terhadap pekerja. Progam ini dilakukan berdasarkan 5 siklus
yang dijelaskan dalam SMK3 dan sesai dengan HIRADC pengendalian bahaya
ditempat kerja.

3. 2 Saran

Akhirnya makalah yang berjudul “Penanggulangan Penyebaran COVID-19 Di


Tempat Kerja” ini telah selesai dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
perusahaan maupun pekerja sehingga mengerti bagaimana cara menanggulangi
penyebaran COVID-19 di tempat kerja. Penulis tentunya masih menyadari jika
makalah diatas masih banyk kesalahan danjauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, demi penyempurnaan dan pengimplementasian isi makalah ini, kami mohon
bantuan kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang
membangun. Sekian, terima kasih.

15
Daftar Pustaka

Covid19.2019.DataSebaranCovid-19.Diambildarihttps://www.covid19.go.id/situasi-virus-
corona/.Diakses tanggal 4 April 2020 pukul 16:40WIB.

Kemenkes RI. 2020. PedomanKesiapsiagaan Covid-19 (pdf).


Diambildarihttps://www.persi.or.id/images/2020/data/pedoman_kesiapsiagaan_c
ovid19.pdf. Diaksestanggal 3 April 2020 pukul 16.15 WIB.

Priono, Joko. 2020. Hierarchy of Control TempatKerjadalamKasus Covid-19 (online).


Diambildarihttps://hsepedia.com/2020/03/19/hierarchy-of-control-tempat-kerja-
dalam-kasus-covid-19/. Diaksestanggal 3 April 2020 pukul 16.35 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai