Puji syukur penulis panjatkan kehadrat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahrrat•
Nya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan rnakalah ini Dalam penyusunan makalah ini penulis
telah berusaha sernaksimal mungkin sesuai dengan kernampuan penulis. Sebagai manusia biasa,
penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan rnaupun tata
bahasa. Meskipun dernikian penulis bernsaha sebisa mungkin rnenyelesaikan rnakalah ini
rreskipm tersusun sangat sederhana.
Daftar lsi
ii
2.7.3 Tujuan Strategi Pernbangunan Ekonomi 23
2.7.4 Dampak Pernbangunan Ekonomi 23
2.8 Perana n Sektor Perta nian 24
2.8.1 Pengertian dan lingkup sektor pertanian 24
2.8.2 Perkembangan dan peranan sektor pe rta nian da lam perekonomian 24
2.8.3 Tantangan Sektor Pertanian 24
2.8.4 Kontri bus i Ekspor 25
2.9 lndustrialisasi dan Pe rkembangan Sektor lndustri 26
2.9.1 Ko11Sep dan Tujuan Industrialisasi 26
2.9.2 Tujua n industrialisasi 26
2.9.3 Industrialisasi Menurut Para Ahli 26
2.9.4 Kelemahan-kelemahan lndustri Manufaktur Indonesia (Studi UNIDO,
2000) 26
2.10 Usalla Kecil 28
2.10.1 Pe ngertian Usalla Kecil 28
2.10.2 Kriteria usaha kecil 28
2.11 Prospek UKM Dalam Era Perdagangan Be has 29
2.11.1 Definisi UKM 29
2.11.2 Definisi Perdagangan be has 30
2.12 Neraca pembayaran 31
2.12.1 Definisi Neraca pe mbayaran 31
2.12.2 Fungsi neraca pe mbayaran 31
2.12.3 Komponen kornponen neraca pembayaran 31
2.12.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan 31
2.13 Modal Askng dan Uta ng Luar Negeri 32
2.13.1 Arm Modal Asing 32
2.13.2 Uta ng I.AJa r Negeri
33
BAB III 34
PEN lJfUP 34
3.1 Simpula 0••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 34
3.2 Saran 34
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Beberapa rnasalah ekonomi yang terjadi pada masa Orde Lama, antara lain;
l. Tetjadi Nasionalisasi Perusahaan- Perusahaan Asing ( 1951-1958)
2. Adanya kebijakan " Anti Modal Asing ", akibatnya
•!• -Indoresa kekurangan modal
•!• Hilangnya pangsa Pasar di Luar Negeri
•!• Tekanan pada NPI (Neraca Pernbayaran Intemasional)
Pada masa Orde baru, pembangunan dilakukan secara bertahap melalui REPELITA
( Rencana perrnangunan Lima Tahun ).
Kendala-kendaa :
Kurang tersedianya dana pembiayaan pembangunan
Faktor penyebabnya :
>" Rendahnya tabungan dalam negeri
>" Rendahnya ekspor ( devisa sedikit )
Melalui upaya-upaya yang telah dilakukan, maka seama PELITA I tersebut, angka
perturrnuhan ekonomi Indonesia mencapai 8,40 % per tahun,
Tanangan :
A. Isu pemerataan
B. Rendahnya penyerapan Tenaga Kerja
REPELITA n ( l April 1974- 31 Maret 1979)
Keberlasjlan Pelita I, rnenirnbulkan darnpak terhadap ;
l) Kesenjangan ekonorni
2) Dorninasi Modal Asing
Dengan kordisi seperti tersebut di atas, rnaka kebijakan pembangunan yang berpegang
pada Tribgi, difokuskan kepada :
l) Pertumouban ekonorni
2) Pernerataan
3) Stabili:as
Dengan berbagai upaya yang dilakukan Perrerintah, rnaka secara umum dalam PELITA
Il, berbasjl dipertahankan laju perturnbuhan ekonorni rata-rata di atas 6 % per tahun.
Maka pada Pelita Ill, prorras permanguran sesuai landasan Trilogi, diarahkan pada "
Pernerataan "dalarn rnernperoleh basil-hasil pernbangunan, yang ditunjang dengan
dikeluarkannya kebajakan " Delapan Jahn· pernerataan ".
Dalarn upaya untuk mewuitdkan kondisi perekonomian yang ebih baik, dalarn kurun tersebut,
rnuncul beberapa kendalarvhambatan antara lain ·
' '
a) Adanya resesi dunia
b) Turunnya harga rninyak ( karena Perang Teluk )
c) Darrpak devaluasi Ripah yang masjh terasa
d) Inflasi di atas 20 % per tahun
Dengan adanya beberapa kerdala tersebut, perrerirrah terus berupaya agar
perekonomian dapat berjalan dengan baik, Upaya yang dilakukan pemerirrah dalam rangka
rrewujudkan
kord si perekoromian yang lebih baik, anara lain adalah ;
l) Meningkatkan Tabungan dalam regeri
2) Melakukan devauasi rupah sebesar 28 %
3) Melakukan deregulasi sstern plafon( pagu ) kredit, dan kebebasan menentukan tingkat
Suku Bunga bagi Bank-Bank urmm
4) Peningkatan abkasi dana APBN & APBD bagi perluasan Keserrpatan Kerja, Penddikan,
dan fasilitas Kesehatan.
Selama Pelia III, pertumbuhan ekonomi hanya rnencapai rata-rata 2,4 % per tahun, Hal
ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi, khususnya kondisi eksternal ( resesi
dunia ), serta Perang Teluk yang berdampak pada ekonomi di dalam regeri
Dengan kerja keras, rnenghadapi berbagai kendala dan tarrangan perekonomian global,
akhirnya dalam kurun waktu tersebut, perturnbuhan ekonomi rata-rata rnencapai di atas 7 o/o per
tahun,
Hak-hak itu seakan rnelegalkan keberadaan voe sebagai "penguasa" Hinde Belanda.
Narnun walau dernikan, tidak berarti bahwa seluruh ekonorni Nusantara telah dikuasai
voe.
Narrum pada tahun 1795, voe dbubarkan karera dianggap gagal dalarn
mengekspbrasi kekayaan Hindia Belanda. Kegagaan itu narnpak pada defisitnya kas voe,
yang antara lain dsebabkan oleh :
a. Peperangan yang terus-mererus dilakukan oleh voe dan mernakan biaya besar
b. Penggunaan tentara sewaan mernbutuhkan biaya besar
c. Korupsi yang dilakukan pegawai voe sendiri
d. Pernbagian divden kepada para perregang saharn, walaupun kas defisit
Cultuurstelstel (sistern tanarn paksa) meai diberlakukan pada tahun 1836 atas nisatif
Van Den Bosch dengan tujuan memproduksi berbagai kornodii yang dimirra di pasar dunia,
Sistern tersebut sangat menguntungkan Beanda narnun sernakin menyiksa pribumi Sistern ini
rrerupakan penggarri sistern landrent dalarn rangka mernperkenalkan penggtmaan uang pada
rnasyarakat pribumi Masyarakat diwajibkan rnenanarn tanaman kornodias ekspor dan menjual
hasilnya ke gudang-gidang perrerintah urruk kernudan dibayar dengan harga yang sidah
drentukan oleh perrerintah,
Sistem Ekonomi Pintu Terbuka (Liberal) terjadi karena adanya desakkan kaum Humanis
Belanda yang menginginkan perubahan nasib warga pnbumi kearah yang lebih baik dengan
mendorong perrerirrah Belanda mengubah kebijakkan ekonominya. Dibuatlah peraturan•
peraruran agraran yang barn, yang antara lain mengatur tentang penyewdan tarah pada pihak
swasta untuk jangka 75 tahm dan anran terrang tanah yang boleh d sewakan dan yang tdak
boeh, Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan pnbumi, tapi
malah menambah penderitaan, terutama bagi pai·a kuli kontrak yang tidak dperlakukan
layak
10
2.3 Sistem Ekonomi di lndonesai
Selama sepuluh tahun (1950-1959) ada tujuh kabinet, sehingga rata-rata satu kabinet
hanya berumur satu setengah tahun. Kabinet-kabinet pada rnasa Derrokrasi Parlerrenter adalah :
a. b. Kabiret Natsir (7 September 1950-21 Mai-et 1951) Soekiman (27 April 1951-23
Kabiret Februari 1952)
c. Kabiret Wibpo (3 April 1952-3 Juni 1953)
d. Kabiret Ali- Wongso ( l Agustus 1953-24 Juli 1955 )
e. Kabiret Burhanudin Harabap
f Kabiret Ali II (24 Maret 1957)
g. Kabiret Djuanda ( 9 April 1957-10 Juli 1959)
Sernerrara pai-a eli: politik sibung dengan kursi kekuasaan, rakyat rrengaa mi kesulran
karena adanya berbagai gangguan keamanan dan beratnya perekonornan ysng menirnbulkan
abilnya sosial-ekonomi Adapun gangguan-gangguan keamanan tersebut antara ain :
a. Pernberontakan Kahar Muzakar
Kahar Muzakar adalah putra Sulawesi yang pada zaman perang kemerdekaan berjuang
di Jawa. Setelah kernbali ke Sulawesi bergabung dengan Komando Gerilya Sulawesi
Selatan (KGSS) dan pada tahun 1950 rrenurru agar pasukannya masuk APRlS.
Tuntutannya drolak tetapi kepada anggotanya yang memenuhi syarat diperbolehkan
masuk,sedangkan sisanya dimasukkan ke dalam C01ps Cadangan Nasional. Kahar akan
diberikan pangkat letkol tetapi saat pehntikan, tanggal 17 Agustus 1951, ia bersarna
anak buahnya melarikan di-i ke hutan dan rrengacau Januari 1952 menyatakan diri ikut
sebagai bagian anggota Kartosuwiryo. Seama empat belas tahun mernberontak, narrum
akhirnya berhasi dihmpuhkan setelah salah seorang anak buahnya, yaitu Bahar Matiliu
rrenyerahkan diri Ia berhasil di:embak oleh pasukan Divisi Sitiwangi pada buan
Februari 1965.
b. Pemberontakan di Jawa Tengah
Pengaruh DI meluas di Jawa Tengah, yaitu di daerah Brebes, Tegal dan Pekalongan
yang dihadapi perrerintah dengan operasi-operasi militer. Di Kebumen pemberontakan
diakukan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) di bawah pimpinan Kyai Somaangu,
yang
setelah intinya dapat ditumpas, ssanya bergabung dengan Dl/Tll, Di
lingkunganAngkatan Darat juga terjadi perembesan permerorrakan ini, sehingga
Batalyon 426 di Kudus dan Magelang juga rnemberontak dan bergabung dengan DifTII
(Desember 1951). Sebagian dari rnereka rnengadakan gerilya di Merbabu-Merapi
Compex (MMC). Urruk rnenghadapi rrereka, pemerintah rnembentuk pasukan khusus
yang diberi namaBarteng Raiders. Juni 1954 kekuatan rnereka bsa dipatahkan.
c. Pemberontakan di Aceh
Pengikut DI di Aceh rnernproklanlirkan daerahnya sebagai bagian dari Nil pada tanggal
20 September 1953. Pemimpinnya adaah Daud Beureueh, seorang uama dan pejuang
kernerdekaan yang pemah rrenjabat gubernur Militer Daerah Aceh tahun 1947. Pada
mulanya rnereka dapat rnenguasai sebagian besar daerah Aceh tennasuk kota-kotanya,
Setelah perrerintah rnengadakan operasi, rnereka rnenyingkir ke hutan. Panglirna Kodam
I/Iskandar Muda, Kol. M. Jasi rnengambil prakarsa rnengadakan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh yang berhasil rnengembalikan Daul Beureueh ke masyarakat (Desember
1962)
2.3.3 Sistem ekoonomi pancasila (demokrasi ekonomi) yang dalam prakteknya cenderung
liberal
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) rrerupakan sistem ekonomi yang digali dan dbangun
dari niai- nilai yang dianut dalam masyarakat Irdonesa. Beberapa prirsip dasar yang ada dalam
SEP tersebut antara Jain berkaitan dengan prnsp kemanusiaan, nasionalsrne ekonomi,
demokrasi ekoromi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan.
a. Karakteristik
Terdapat lima ciri pokok pada konsep Ekonomi Pancasila, yakni:
1. Dikembangkannya koperasi;
2. Adanya komitmen pemerataan;
3. Lahrnya kebijakan ekoromi yang nasionalis;
4. Perencanaan yang terpusat; dan
5. Pelaksanaarmya secara desentralisas
b. Kebijakan Perekonomian
Perrerirrah telah menerbikan paket kebijakan ekonomi tambahan pada Oktober 2013.
Kebijakan tersebut ditargetkan bsa mengurangi laju irrpor, rrendorong ekspor,
memperkuat sttuktur irdustri, dan menahan keharnya modal asing. Konsep dan
irstrurren yang akan digtmakan dalam kebijakan ini telah rarrpung di mana paket baru
ini adalah tindak Ianjut atas kebijakan Agustus 2013, yang berfokus pada arr sipasi
gejolak ekonomi aktbat penghentian stimulus Bank Sentral Arrerika Serikat, Paket
kebijakan Oktober lebh mengarah pada refonnasi struktural
Khusus untuk Kemerrerian Keuangan Republik Indoneisa, paket kebijakannya berkisar
di sektor fiskal, seperti pajak dan cukai Beberapa kebijakan yang mmgkin diterbitkan
pemerintah, yakni insentif untuk rrendorong investasi industri serta aturan yang 1mmpu
menahan rrodal asing untuk tdak rrudah keuar dari Indonesia. Ini dilakukan dengan
cara mendorong investor asing melakukan re-investasi atas investasi langsung yang
ditanamkan di Indonesia, Sedangkan urruk mendorong ekspor, pemerintah akan
mendorong diversifikasi dari sisi negara tujuan mauptm jenis komoditas.
Pada Agustus 2013, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan stabilisasi perekonomian
Strategi tersebut dibagi dalam empat paket, yakni perbaikan neraca transaksi berjalan,
menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli, menjaga inflasi dan percepatan investasi
2.4 Pertumbuhan Ekonomi
Perturnbuban ekonomi adalah proses perubahan kondsi perekonomian suatu regard
secara berkesinarrn ungan rrenuju keadaan yang lebih bak selama periode tertentu, Pertumbuhan
ekonomi dapat diartkan juga sebagai proses keraikan kapasras produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan daam berruk kenaikan pendapatan nasional. Adanya perturnbuhan ekonomi
rrerupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekommi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:
l. Faktor produksi, yaitu hams mampu merranfaatkan teraga kerja yang ada dan
penggm1aan bahan baku industri dalam regeri semaksimal mengkin
2. Faktor investasi, yaitu dengan rrernbuat kebijakan investasi yang tidak rumr dan
berpihak pada pasar
3. Faktor perdagangan uar negeri dan neraca pembayaran, hams suplus sehingga marnpu
meningkatkan cadangan devisa dan rrenstabilkan niai npah
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan
tingkat suku bunga ini juga hams di antsipatif dan diterirna pasar
5. Faktor keuangan negara, yaru berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu
membiayai pengeluaran perrerintah
2.6.1 Kemiskinan
A. Definsi kemiskinan
1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang Jayak I perreruhan kebutuhan pokok.
Gobngan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya kebutuhan
kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan bararg- barang dan
peayanan -pelayarannya yang dibutuhkan untuk merrenuhi standar kebutuhan yang
Jayak. bu merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar
kebutuhan pokok/dasar.
2. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income
Kernskinan oeh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk
memenuhi kebutuban hidup yang pokok
3. Dilihat dari segi penguasaan terhadap smnber-smnber
Menurut gobngan nu kerniskinan rrerupakan keterlarraran yang disebabkan oleh
penyebaran yang tdak rrerata dan sumber-sumber ( Malldistribution of Resources),
tennasuk didaarnnya perdapatan I income.
3. Pertumouban Ekonomi
Pertumouban ekonomi yang tinggi yang selama nu dcapai oeh Irdonesa temyata tidak
mampu rrengurangi faktor penyebab kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi
tersebut hanya bsa dinikmati oeh sebagan kecil orang di Indonesia. Eteknya akan
memunculkan kemskiran struktural dimara pertumbuban ekonomi yang tinggi hanya
bisa dnikmati oleh sebagian kecil orang kaya, sementara bagian terbesar rrasyarakat
yang tetap miskin.
20
2.7 Pemhangunan Ekonomi Daerah
e. Perbedaan Derrografs
Ketirrpangan ekonomi regional di Indonesia juga d sebabkan oleh perbedaan kondisi
geografis antai· daerah. Kondisi ini berpengaruh terhadap jumlah dan pertunbuhan
penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan, kedisiplinan, dan etos
kerja. Faktor-fator ini mempengaruhi tingkat permangunan dan pertumbuhan
ekonomi dari sisi permirraan dan penawa111n.
Di ssi permintaan jumlah penduduk yang besar merupakan potersi besar bagi
pertumbuban pasai·, yang berarti faktor pendorong bagi pertumbuhan kegatan
ekonomi Dari sisi penawa111n, jumlah penduduk yang besar dengan pendidikan dan
kesehatan yang baik, disiplin dan etos kertja yang tinggi merupakan aset penting bagi
produksi.
b. Ekstemal
>"' Penyelarasan kebijakan nasional dengan integrasi kawasan
24
>" Perreruhan kornitrren terhadap Roadmap mernju MEA 2015 secara individu dan
kolektif di ASEAN
>" Sistern hukum dan pemndangan-undangan yang berbeda di setiap negara ASEAN
25
2.9 lndustrialisasi dan Perkembangan Sektor lndustri
26
berbeda dengan negara-negara lain dengan derajat industrialisasi yang relatif
Sama.
b. Kelemahan-kelemahan orgarasasi
l. Irdustri Kecil dan Menengah masih Underdevebped
2. Korsenrasi Pasar. Pangsa output (corcentration ratio/CR4) oleh 4 perusahaan
besar mencapai 75o/o
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan rrengerrnangkan teknologi. Memusatkan
Jobi dibanding teknologi/daya saing urruk rrerrnangun relasi dagang.
4. Lemahnya Sumber Daya Manusia
2.10 Usaha Kecil
B. Kernampuan UKM
Dalarn era perdagangan bebas dan globalisasi perekoromian duna, kemajuan T,
penguasaan ilmu pengetahuan, dan kualitas SOM yang tinggi (profesionalisrne) rnetupakan tiga
faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus tidaknya
prospek dari suatu usaha. Jika pengusaha kecil dan merengah Indonesia tdak memiliki ketiga
keunggulan kompetitif tersebut bahkan, UKM irdonesa akan terancam tergusur dari segrren
pm;ainya sendiri oleh produk-produk M dengan larga yang lebih murah dan kualitas serta disain
yang ebih baik, seperti yang terjadi sekaarang dengan membanjit·nya barang-barang dari Cina
sampai kepasar-pasar tradisional.
Pentingnya ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut dikombimsikan
dengan faktor-faktor kekuatan laimya yang sangat rrenerrukan prospek UKM di masa depan.
Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonoman dunia, lingkungan ekstemal
domestik dpengaruhi oleh tiga faktor petting, yang merupakan tiga tantangan yang dihadapi
oleh setiap perusahaan di Indonesia, Jika perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak siap,
tantangan• tantangan tersebut bisa berubah menjadi Empat ancaman
29
2.11.2 Definisi Perdagangan he bas
Perdagangan bebas adalah kebijakan di rrana pemerirrah tidak melakukan dskrirninasi
terhadap impor atau ekspor. Perdagangan bebas dicontohkan oeh Area Ekonomi Eropa/Uni Eropa
dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang telah mendirikan pasar terbuka dengan
sangat sedikit pembatasan perdagangan
B. Darnpak Negatif
Ternmya selain dampak positf tdak sedikit juga darrpak negative yang ditimbulkan
akibat kegiatan perdagangan bebas. Yaitu selain menjadi orang yang konsumtif terhadap
barang
- bararang irrpor, banyak pula penganggu1-an, karena kalah bersaing produsen dari luar negeri,
kemudian banyak pabrik yg bangktut karena tidak kuat dengan persainan yang begitu ketat,
selain itu larinya investor dikarenakan SOM dan ETOS KERJA dalam negeri lemah dan devsa
yang habis karena lebh banyak produk imper daripada ekspor. Kerrudian bagi Negara - Negara
yang belum berkembang maka akan rnenjadi sebuah kerugian karera selau mengandalkan
Negara lain untuk terns mengimpor barang - barang kedalam negeri, yang kemudian rnembuat
Negara yang lerrah ini sufit berkembang karena terns ''diserang" oleh barang - banrang imper.
Juga sebaliknya, akan menjadi keuntungan terserdiri bagi Negara yang telah berkembang untuk
terns rrenjual produknya ini sebingga produknya lebh diminati dan lebih populai· di luar negeri
Adanya eksplorasi terhadap masyarakat ekonomi ernah oleh phak yang kuat ekonominya,
rrenimbulkan terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat, rrumculnya kesenjangan
ekonomi anara gobngan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi lemah, perekonoman dapat
dengan mudah menjadi tdak stabil.
30
2.12 Neraca pemhayaran
Selain itu, hutang luar regeri bsa rnemberikan manfaat sebagai berikut:
l. Membantu dan mempermudah negara untuk rnelakukan kegiatan ekonorni.
2. Sebagai perutunan biaya bunga APBN
3. Sebagai surnber investasi swasta
4. Sebagai perrnayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasai· modal
5. Berguna untuk memnjang pembangunan nasional yang dirniliki oleh suatu regard
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA