Anda di halaman 1dari 14

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN

PRAMUKA

DI SUSUN OLEH :

Rani Indriani 1930201129

Galu Purwati 1930201146

Micca Marsella 1930201148

Amalia Padhilla 1930201149

Yunike Amelia 1930201150

Dosen Pengampuh : Diana Yulianty,S.Pd.M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
a. Latar Belakang ................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah............................................................................ 2
c. Tujuan .............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
A. Sejarah Gerakan Pramuka................................................................ 5
1. Dampak gerakan pramuka mengalami pasang surut........................ 5
2. Fungsi gerakan pramuka.................................................................. 5
3. Pencetus gerakan pramuka............................................................... 5
4. Dimana pencetus UUD 1945............................................................ 6
5. Sejarah terbentuknya pramuka
BAB III PENUTUP......................................................................................... 18
A. Kesimpulan....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
kemudahan, serta karunia-Nya kepada kami sehigga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat waktunya, yang berjudul “ UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA“.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kalimat ini masih banyak kekurangan,
baik mengenai isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah penetahuan para pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada kakak Diana
Yulianty, S.Pd M.Pd..selaku pembimbing makalah yang telah membimbing sampai
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita.

Hormat kami

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, Kata
"Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti
RakyatMuda yang Suka Berkarya. Selaras dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
Nomor 11/MUNAS/2013 (Pasal 13) Pendidikan kepramukaan dalam sistem
pendidikan nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya
dengan pendidikan nilai-nilai Gerakan Pramuka dalam pembentukan kepribadian
yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.
Gerakan Pramuka pada dasarnya merupakan kegiatan yang dapat membangun
negeri dan mencipta bakti (Suherman 2011:7). Sesungguhnya bukan hanya ungkapan
belaka, melainkan sebuah realita yang ada. Undang-Undang No.12 tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) berisi mengenai aspek-aspek yang dapat mengembangkan potensi generasi
muda untuk menjadi warga negara yang baik dan benar. Gerakan Pramuka sebagai
penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan
nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-
potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa membentuk
kepribadian dan akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta
tanah air dan bela negara bagi kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda
sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang
tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam, peduli
terhadap dirinya pribadi, taat kepada kode kehormatan pramuka. Di dalam pramuka
bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan
menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan
membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut.
Organisasi sebelum gerakan pramuka adalah gerakan kepanduan dimana
pengertian Kepanduan adalah gerakan pandu. Sedangkan salah satu definisi panduan
adalah anggota perkumpulan pemuda yang berpakaian seragam khusus, bertujuan
mendidik anggotanya supaya menjadi orang yang berjiwa ksatria, gagah berani, dan
suka menolong sesama makhluk. Pada waktu itu kepanduan nasional di Indonesia
sudah merupakan suatu wadah pembinaansuatu wadah pembinaan generasi muda,
untuk menyiapkan tenaga-tenaga kader bangsa dalam rangka memperjuangkan
kemerdekaan. Gerakan kepanduan yang kini menjadi gerakan pramuka memiliki
catatan sejarah mulai dari siaga dalam menghadapi penjajahan, menggalangpersatuan
dan kesatuan hingga akhirnya menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia dan kini
berperan sebagai pengisi pembangunan bangsa. Dalam hal lain gerakan pramuka
bertujuan sebagai pondasi dalam pendidikan karakter anak bangsa, tujuan pertama
pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai –nilai
tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik dalam proses sekolah maupun
setelah proses sekolah (Kesuma, 2012:9). Pendidikan karakter merupakan tujuan dari
Gerakan Pramuka. Pentingnya Gerakan Pramuka bagi pembentukan karakter bangsa
kini diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010. Mengingat
Kaummuda saat ini cenderung kurang memiliki kepekaan dan solidaritas sosial,
semangat kebangsaan dan kebersamaan, persatuan dan kesatuan, patriotisme dan
idealisme dalam berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan sistem pembinaan
kaum muda yang dapat menciptakan manusia berkepribadian luhur dan beraklak
mulia. Secara filosofis Gerakan Pramuka merupakan wadah pengembangan diri untuk
melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan negara, wadah pemenuhan hak-hak
asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 28C dan Pasal 31 UUD Negara RI
Tahun 1945, hal ini sejalan dengan pendapat (Kesuma, 2012:6). Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apa saja yang menjadi fungsi dari gerakan pramuka?
2. Siapa yang mencetuskan undang-undang Nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan
Pramuka?
3. Mengapa perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut?
4. Kapan undang-undang no 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka disahkan?
5. Dimana terjadinya pencetusan UUD 1945?
6. Bagaimana sejarah terbentuknya gerakan pramuka?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk membentuk setiap pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan
hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Mengamalkan Pancasila serta melestarikan lingkungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah terbentuknya geraka pramuka


Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij
Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta
didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua
organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu,
bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926. Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun
1920-an. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat
mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka. Berdasarkan Undang Undang ini, maka Pramuka bukan lagi satu-
satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan
kepramukaan.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar
belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan
peristiwa pada sekitar tahun 1960. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan
kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepadan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan
itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS
Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan
Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C.
yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan
supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan
Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-
sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban
agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS
pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode
dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada
dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang
terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono,
Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu
pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961
tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan
Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada
tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato
Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga,
keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961
tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas
Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi
dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian
mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan
Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan
Pramuka.

1. Dampak Gerakan Pramuka Mengalami Pasang Surut


Perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun
waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh kaum muda. Akibatnya, pewarisan
nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan
kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak
optimal. Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan
negara membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian
yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan sosial, kejujuran, sikap toleransi,
kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk
membela dan membangun bangsa.
Dengan menyadari permasalahan yang digambarkan di atas, pada peringatan
ulang tahun gerakan pramuka 14 Agustus 2006 dicanangkan revitalisasi gerakan
pramuka. Momentum revitalisasi gerakan pramuka tersebut dirasakan sangat
penting dalam upaya pembangunan kepribadian bangsa yang sangat diperlukan
dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka disusun
dengan maksud untuk menghidupkan dan menggerakkan kembali semangat
perjuangan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang
beraneka ragam dan demokratis. Undang-undang ini menjadi dasar hukum bagi
semua komponen bangsa dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang
bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan semangat Bhineka Tunggal Ika
untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2. Fungsi gerakan pramuka


Sebagai organisasi Gerakan Pramuka memiliki fungsi. Fungsi Gerakan
Pramuka tersebut selaras dengan tugas pokok Gerakan Pramuka. Fungsi Gerakan
Pramuka adalah sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan
di luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan
pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah penerapan
Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among dalam
pendidikan yang dilakukan Gerakan Pramuka. Selain sebagai penyelenggara
pendidikan nonformal, Gerakan pramuka juga berfungsi sebagai wadah untuk
mencapai tujuan  Gerakan Pramuka. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
berbagai usaha yang meliputi :
a) Pendidikan dan pelatihan Pramuka; 
b) Pengembangan Pramuka;
c) Pengabdian masyarakat dan orang tua; 
d) Permainan yang berorientasi pada pendidikan.
e) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
f) Alat bagi masyarakat dan organisasi
3. Pencetus gerakan pramuka
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal
oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada
pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional
(MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun
dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas
beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam
Kwarnasri 8 orang. Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI
No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi
70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai
anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota
Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil
Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A.
Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
merangkap Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada
seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibu kota
Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000
anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai
pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum
kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan
Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan
kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres
No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan
tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA
yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

4. Dimana Tempat Pencetusan UUD 1945


Tempat pencetusan UUD 1945 yakni berlokasi di Arsip Nasional Republik
Indonesia, Jakarta, Indonesia. Ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Serta perumusannya yakni Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI)

5. Sejarah Terbentunya Gerakan Pramuka


Berbicara mengenai sejarah berdirinya pramuka di dunia termasuk
Indonesia, maka kita tidak dapat lepas dari sosok Lord Baden Powell. Beliau lahir
pada 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Semua sejarah
berdirinya gerakan pramuka ini dimulai dengan 21 pemuda dan sebuah kamp
percobaan pada tahun 1907 berupa perkemahan di Brownsea Island, Inggris.
Kamp tersebut merupakan suatu kesuksesan yang dibuktikan oleh organisatornya,
yaitu Lord Baden Powell, bahwa metode pelatihan yang digunakannya dapat
menarik minat para muda dan benar – benar bermanfaat untuk melatih anak –
anak muda tersebut.

Pada Januari 1908 buku pertama Lord Baden Powell yang berjudul
“Scouting for Boys” diterbitkan. Buku tersebut mencapai sukses dengan segera
dan sejak itu telah terjual lebih dari 100 ribu kopi, membuatnya menjadi salah satu
buku yang paling laris terjual sepanjang masa. Pada awalnya, Baden Powell hanya
berniat untuk menyediakan suatu metode untuk melatih anak – anak laki – laki,
sesuatu yang dapat diadopsi oleh organisasi – organisasi anak muda. Namun
ternyata teorinya tersebut langsung dimulai oleh kaum muda dengan
mengorganisasi diri mereka sendiri menjadi cikal bakal gerakan pramuka di dunia,
bernama Boys Scout.
Pada tahun 1912 dengan bantuan adik perempuan Baden Powell bernama
Agnes, didirikan organisasi kepramukaan wanita dengan nama Girls Guides dan
lalu diteruskan bimbingannya oleh istri Baden Powell. Tahun 1916 kemudian
berdiri sekelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB yang berarti anak
serigala, yang berpedoman kepada buku “The Jungle Book” karya Rudyard
Kipling untuk kegiatannya.

Tahun 1918 dibentuk Rover Scout untuk para pramuka yang telah berusia 17
tahun. Kemudian pada tahun 1920 Jambore Dunia pertama diselenggarakan di
Olympia Hall, London. Undangan diberikan kepada pramuka dari 27 negara dan
ketika itulah Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia atau Chief
Scout of The World. Kemudian dibentuk Dewan Internasional yang berjumlah 9
orang anggota dan juga pembentukan Biro Sekretariat di London, Inggris. Biro
dunia untuk pramuka putra memiliki lima kantor perwakilan, antara lain di Costa
Rica, Mesir, Filipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan biro putri memiliki lima
kantor pusat berupa sekretariat di London, biro kantor wilayah dai Amerika Latin,
Arab, Asia Pasifik dan Eropa.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Undang-undang Gerakan Pramuka lahir sebagai respon dari Pemerintah dan
DPR untuk merevitalisasi gerakan pramuka. Pembentukan UU Gerakan Pramuka
bermula dari amanah Presiden Republik Indonesia pada tahun 2006, untuk
merevitalisasi gerakan pramuka sebagai salah satu pilar pendidikan generasi muda.
Revitalisasi ini mempertimbangkan kondisi gerakan pramuka saat ini, karena
generasi muda semakin tidak tertarik dengan pramuka, banyak generasi muda yang
terlibat tindak kriminalitas dan menggunakan narkotika dan obat terlarang, serta
kegiatan pramuka tidak mengikuti perkembangan jaman sehingga kurang menarik.
Kondisi gerakan pramuka tersebut dinilai sangat memprihatinkan. Kondisi tersebut
dipengaruhi juga oleh meningkatnya krisis moral dan etika, keberagaman organisasi
kepanduan yang lahir dari partai politik dan organisasi kemasyarakatan, serta belum
adanya landasan hukum yang kuat terhadap gerakan pramuka.

Implementasi setelah adanya UU Gerakan Pramuka cukup baik terlihat dari


semakin berkembangnya jumlah, bentuk-bentuk kegiatan, struktur dan pendanaan
tapi dari semua itu masih perlu adanya revisi untuk semakin baiknya Gerakan
Pramuka Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia
https://www.pramukaria.id/2014/08/tugas-pokok-tujuan-dan-fungsi-gerakan.html
https://www.kakfasta.com/2019/08/sifat-fungsi-dan-tujuan-gerakan-pramuka.html
https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-berdirinya-gerakan-pramuka

Anda mungkin juga menyukai