Agama Islam
Agama Islam
1. Setiap agama mengajarkan pokok-pokok ajaran yang meliputi credo, ritus dan tata nilai.
Bagaimana pandangan Saudara tentang pernyataan bahwa semua agama itu
sama? Jelaskan !
➢ Menurut saya, pandangan agama sama dapat dikatakan benar dan dapat dikatakan
salah. Dapat dikatakan benar jika kita melihat dari sisi ajaran agama yang
mengajarkan hidup bermasyarakat. Dalam hal ini, hampir semua agama
mengajarkan untuk berbuat baik antar sesama. Tidak membuat kerusakan di
bumi, menghargai satu sama lain, dan menjaga perdamaian dengan cinta dan
kasih. Akan tetapi, jika telah berhubungan dengan Tuhan, di sinilah letak
perbedaan yang mencolok. Setiap agama memiliki cara untuk beribadah kepada
Tuhan. Tuhan yang disebut pun tidak hanya satu. Ada banyak agama di dunia
yang menganggap Allah bukanlah Tuhan. Juga masih ada yang menganggap
berhala adalah perwujudan Tuhan seperti agama Hindu. Selain itu juga ada agama
yang mempercayai Allah tetapi tidak meyakininya sebagai Tuhan. Perbedaan
Tuhan, beribadah, dan syariat dalam agama inilah yang menunjukkan bahwa
semua agama tidak sama. Walaupun begitu, di tengah perbedaan yang ada, sudah
seharusnya kita saling menghargai dan menyebarkan perdamain.
2. Bagaimana konsep Tuhan menurut Islam dan sejauhmana pengaruh keimanan terhadap
kehidupan dunia ini !
➢ Konsep Tuhan menurut Islam
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai
Zat Maha Tinggi yang nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu,
Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.
Dalam tinjauan Islam, konsep ke-Tuhan-an tidak dapat
dipisahkan dari pengertian tentang Tuhan yang termuat dalam sumber-Nya. Yaitu
AlQur’an yang oleh umat Islam diyakini sebagai wahyu, dan menurut AlQur’an
ajaran Islam yang terpenting adalah perintah dan seruan kepada manusia untuk
menyembah hanya kepada Allah dan ini merupakan kredo inti. Al-Qur’an
menyatakan bahwa yang Tuhan itu hanyalah Allah. Karena yang Tuhan hanyalah
Allah maka manusia hanya benar kalau menyembah Allah semesta.
➢ Pengaruh Keimanan terhadap Kehidupan Dunia
1. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat
dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman
senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan
lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah
dalam QS. al-An’am/6:162.
ْ ب
َُُٱل َٰعَلَ ِمين ِ ُرِ َّ ِ ُِو َم َمات
َ ىُّلِل َ اى
َ َىُو َمحْ ي َ ِص ََلت
َ ىُونس ِك َ ُقُ ْلُإِ َّن
ًُُۖط ِي َبة
َ ًُُوه َوُمؤْ ُِم ٌنُفَلَنحْ ِي َينَّهۥُ َح َي َٰوة َ اُمنُذَك ٍَرُأَ ْوُأنثَ َٰى َ َٰ َُع ِمل
ِ ص ِل ًح َ َُم ْن
۟ س ِنُ َماُكَان
َُواُيَ ْع َملون َ َولَنَجْ ِزيَنَّه ْمُأَجْ َرهمُبِأ َ ْح
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan”
3. Iman Melenyapkan Kepercayaan Pada Kekuasaan Benda
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan
kekuasaan Allah. Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak
ada satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah hendak
menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup
menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian
menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang
memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-
benda keramat, mengikis kepercayaan pada takhyul, jampi-jampi dan
sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah firman Allah surat al-
Fatihah ayat 1-7 .
4. Iman kepada Allah akan mendatangkan rasa tentram, aman, dan damai dalam
hati seseorang, karena ia telah menyerahkan diri sepenuhhnya kepada allah
SWT untuk melindungi keamanannya dan mencukupi segala kebutuhannya.
5. Menjadi sumber ketenangan dan kedamaian bagi setiap orang, kerana ia
sejalan dengan fitrah dan seiring dengan tabiatnya.
Menjadi sumber kebahagiaan bagi masyarakat, kerana ia
mengukuhkan ikatan-ikatan masyarakat, merapatkan tali kekeluargaan dan
membersihkan perasaan-perasaan dari sifat-sifat tercela. Sebagaimana firman
Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
6. Bersemangat, giat serta rajin bekerja.
Sesungguhnya orang yang beriman kepada qadha’ Allah dan
qadar-Nya, mengetahui kaitan antara sebab dan akibat, mengerti nilai amal,
kedudukan dan keutamaannya, ia akan mengetahui bahawa di antara taufik
Allah bagi manusia adalah petunjuk-Nya untuk mengupayakan sebab-sebab
yang dapat menghantarkan kepada tujuan. Dan dia tidak akan berputus-asa
apabila ada sesuatu yang tidak dia capai, sebagaimana dia tidak akan lupa diri
dan sombong apabila berhasil meraih keuntungan dunia, sebagai wujud dan
iman kepada firman Allah SWT
3. Jelaskan tauhidullah yang terdiri dari rububiyyah, uluhiyyah dan asma wa shifat bagi
Allah !
➢ 1. Tauhid Rububiyah
Yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya dengan menyakini
bahwa Dia sendiri yang meciptakan semua mahluk. Allah berfirman dalam
Surat ath-Thur ayat 35-36 :
َُُٱل َٰ َخ ِلقون
ْ ش ْىءٍُُأَ ْمُهم َ ُُم ْن
َ ُغي ِْر ۟ أََ ْمُخ ِلق
ِ وا
"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)?”
2. Tauhid Uluhiyah
ُىُّٰللا َّ
واُالطاغ ۡوتَُُُۚفَ ِم ۡنه ۡمُ َّم ۡنُ َهدَ ه ۡ ُو
اجتَنِب َ َواُّٰللا
ُاعب ُد ه ۡ ٍُرس ۡو ًَّلُاَ ِن َّ لُا َّمة ُِ َولَـقَ ۡدُ َب َع ۡثنَاُفِ ۡىُك
ي ۡ عاقِبَة
ُۡ ُُِالمك َِذب َ ُ َفُ َكان َ ضُفَا ْنظر ۡواُك َۡي ۡ علَ ۡي ِهُالض ََّٰللَ ُةُُفَس ِۡير ۡواُفِ ۡى
ِ ُاَّلَ ۡر َ َُو ِم ۡنه ۡمُ َّم ۡنُ َحقَّ ۡت
“ dan sesungguhnya kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan) sembahlah Allah semata dan jauhilah berhala itu”.
4. Mengagapa dalam alam pikiran Barat terdapat evolusi tentang Tuhan ? Jelaskan evolusi
tersebut dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya !
➢ Pikiran Barat Teori Evolusi Tuhan
Menurut pemikiran Barat, yang dimaksud konsep Ketuhanan
adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman
lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun
pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme,
yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat
sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna.
Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori
evolusi yaitu dimulai dari Dinamisme pada zaman primitif. Kemudian Animisme
yang mempercayai roh. Setelah itu, karena Dinamisme dan Animisme tidak
memberi kepuasaan, akhirnya muncul Politeisme yaitu kepercayaan kepada
Dewa. Seiring berjalannya waktu, Politeisme tidak memberikan kepuasan
terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang
diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama.
Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan. Kepercayaan
satu Tuhan untuk satu bangsa itu disebut dengan Henoteisme (Tuhan tingkat
Nasional). Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi
Monoteisme. Dalam Monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh
bangsa dan bersifat internasional. Teori Evolusi tersebut kemudian ditentang oleh
seorang satrawan Inggris. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang
berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Dan
teori evolusi berangsur-angsur reda.
9. Jelaskan secara lengkap tujuan, prinsip dasar dan ruang lingkup hukum Islam !
➢ Tujuan hukum islam
Menurut Abu Ishaq ash-Shabiti, tujuan hukum islam dapat dirumuskan ke
dalam tujuan, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Berikut
ini penjelasan dari masing-masing poin tujuan :
1. Pemeliharaan agama
Pemeliharaan agama merupakan tujuan utama hukum islam.
Sebabnya adalah karena agama merupakan pedoman hidup manusia, dan di
dalam agama Islam selain komponen-komponen akidah yang merupakan
pegangan hidup setiap Muslim serta akhlak yang merupakan sikap hidup
seorang muslim, terdapat juga syari‟at yang merupakan jalan hidup seorang
muslim baik dalam berhubungan dengan Tuhannya maupun dalam
berhubungan dengn manusia lain dan benda dalam masyarakat. Karena itulah
maka hukum Islam wajib melindungi agama yang dianut oleh seseorang dan
menjamin kemerdekaan setiap orang untuk beribadah menurut keyakinan
(agamanya).
2. Pemeliharaan jiwa
Pemeliharaan jiwa merupakan tujuan kedua dalam hukum Islam.
Karena itu hukum Islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan
mempertahankan kehidupannya. Untuk itu hukum Islam melarang membunuh,
hal tersebut termaktub dalam firman Allah SWT Q.S. al-Isra‟ ayat 33,
ُُِۖىُٱلقَتْ ِل َ َٰ ظلو ًماُفَقَدُْ َج َع ْلنَاُل َِول ِِي ِهۦُس ْل
ْ طنًاُفَ ََلُيُس ِْرفُف ْ ُۗو َمنُقتِلَُ َم
َ ُقِ ُٱّلِلُ ِإ ََّّلُ ِب ْٱل َح
َّ سُٱلَّتِىُ َح َّر َم ۟ َو ََّلُتَ ْقتل
َ واُٱلنَّ ْف
ً إِنَّهُۥُ َكانَ ُ َمنص
ورا
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi
kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan.” ) Q.S. al-Isra‟: 33)
Sebagai upaya menghilangkan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana
yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatan
hidupnya
3. Pemeliharaan akal
Pemeliharaan akal sangan dipentingkan oleh hukum
Islam, karena dengan mempergunakan akalnya, manusia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa akal, manusia tidak
mungkin pula menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam. Oleh karena itu,
pemeliharaan akal menjadi salah satu tujuan hukum Islam. Penggunaan akal
itu harus diarahkan pada hal-hal atau sesuatu yang bermanfaat bagi
kepentingan hidup manusia, tidak untuk hal-hal yang merugikan kehidupan
manusia. Dan untuk memelihara akal itulah maka hukum Islam melarang
orang meminum setiap minuman yang memabukkan yang disebut dengan
istilah khamr dalam Q.S. al-Maidah ayat 90
َُت ُۡ ِنُكَان ُۡ ُاثنَتَُۡي ِنُفَلَه َّنُثلثَاُ َماُت ََركَُُُۚ َوا ُۡ َسُا َٰٓ ًءُفَوُۡق
َ ِِنُك َّنُن ُ ۡ ِىُاَوُۡ ََّلدِك ُۡمُُۖلِلذَّك َِرُمِ ۡثُلُ َح ِظ
ُِ ُاَّلُۡنثَيَُۡي
ُۡ نُُۚفَا ُٰۤۡ ُّٰللاُف
ُصُۡيكم ه ِ ُۡيو
ُٰۤنُلَّهُُولَد ٌَُّوو ِرث َ ُه
َ َ ُۡ ِنُلَّ ُۡمُيَك ُۡ ِنُكَانَ ُلَهُُ َولَدٌُُۚفَا ُۡ ٍُمُۡنه َماُالسُّدُسُمِ َّماُت ََُركَ ُا َ َّلُبَ َوُۡيهُِلِك ِل
ِ ُواحِ د َ ِ فُُ َوُ َُۡواحِ دَةًُفَلَ َهاُالنِص
َٰ
ُنُُُابَُا َٰٓؤك ُۡمُ َواَُۡبنَُا َٰٓؤك ُۡمُُۚ ََّل ٰۤ
ٍُ ىُ ِب َهُاُاَوُُۡدَُۡي
ُۡ ص ِ ُۡصيَّةٍُيُّو ِ ُِو ُۡ ِِخ َوةٌُفَ َِل ِمهُِالسُّدسُم ٰۤ
ُۡ ِنُ َكانَ ُلَ ُهُا ُۡ اَبَوَُٰهُفَ َِل ِمهُِالثُّلثُُُفَا
َ نُبَعُۡد
ُعلُِۡي ًماُ َحكُِۡي ًما َُُّٰللاُُا َِّن ه
َ ُ َُّٰللاُ َكان ُُِمنَ هِ ً ضةَ ُت َُۡدروُۡنَ ُاَيُّهُ ُۡمُا َُۡق َربُلَـك ُۡمُنَُفعًاُُفَ ِر ۡي
ۡ
5. Pemeliharaan harta
b. Prinsip kedua. Beban hukum (ta’lifi) ditujukan untuk memelihara akidah dan
iman, penyucian jiwa (takjiyat al-nafs) dan pembetukan pribadi yang luhur,
artinya hamba Allah SWT dibebani ibadah sebagai bentuk/aktualisasi dari
syukur atas nikmat Allah SWT
2. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Kebebasan/Kemerdekaan
5. Prinsip Persamaan/Egalite
ُى ۡ َ ام
َ ُو ََّلُال َه ۡد َ ـر ۡ شهۡ َر
َ ُال َح َّ ُو ََّلُال ِ شعَا َٰٓ ِٕٮ َر ه
َ ُّٰللا َ اُالَّذ ِۡينَ َُٰا َمن ۡو
َ ُاَُّلُتحِ لُّ ۡوا ُ َٰٰۤيـاَيُّ َه
ُُواِذَاُ َحلَ ۡلت ۡم
َ ُُض َوانًاۡ ُو ِر َّ ُم ۡن
َ ُربِ ِه ۡم ِ ض ًَلۡ َامُيَ ۡبـتَغ ۡونَ ُف ۡ َُالبَ ۡيتۡ َُو َ َّٰۤل َُٰآَٰمُِ ۡين ۡ َو ََّل
َ َُالقَ َََٰٓل ِٕٮد
َ ـر
َ ُال َح
َ ُۘـر ِامُاَ ۡنُت َعۡ تَد ۡوا
ُُوتَعَ َاون ۡوا َ ُِال َحۡ ُال َمسۡ ِجد ۡ ع ِن َ ُصد ُّۡوك ۡمَ ُشن ََٰانُقَ ۡو ٍمُا َ ۡن َ ُُو ََّلُيَجۡ ِر َمنَّك ۡم َ ُطاد ۡوُا َ ۡفَاص
ِ شد ِۡيدُُ ۡال ِعقَا
ُب َ ُواتَّق ه
َ واُّٰللاُُا َِّن ه
َ ُُّٰللا ُِ ُو ۡالع ۡد َو
َ ُۖان َ ىُاَّل ۡث ِم
ِ ۡ َعل َ ُُو ََّلُتَعَ َاون ۡوا َ ُُۖوُالتَّ ۡق َٰوى َ ىُالبِ ِر ۡ َعل َ