Anda di halaman 1dari 14

VITAMIN LARUT AIR

Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat membantu
metabolisme energi. Vitamin larut air biasnya tidak disimpan didalam tubuh dan dikeluarkan melalui
urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah
kekurangan yang dapat menganggu fungsi normal.

Vitamin larut air dikelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks. Vitamin B-kompleks terdiri
atas sepuluh faktor yang saling berkaitan fungsinya didalam tubuh dan di dalam bahan makanan yang
hampir sama. Fungsinya terkait dalan proses metabolisme sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan atu
pun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.

Vitamin C

Sejarah

Penyakit scurvy telah dikenal sejak abad ke-15, yaitu penyakit yang banyak diderita oleh pelaut yang
berlayar selama berbulan-bulan serta bertahan dengan makanan yang dikeringkan dan biskuit. Penyakit
ini menyebabkan pucat, rasa lelah berkepanjangan diikuti oleh perdarahan gusi, perdarahan dibawah
kulit, edema, tukak, dan pada akhirnya kematian.

Pada tahun 1750, Lind, seorang dokter dari Skotlandia menemukan bahwa scurvy dapat dicegah dan
diobati dengan memakan jeruk. Baru pada tahun 1932 Szent-Gyorgyi dan C.

Glenn King berhasil mengisolasi zat antiskorbut dari jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan
vitamin C. Zat ini kemudian berhasil disentetis pada tahun 1933 oleh Hworth dan Hirst sebagai asam
askorbat.

Sifat

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil,
tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi)
terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak
larut dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asama. Vitamin C adalah vitamin yang paling
labil.

Susunan Kimia
Asam askorbat(vitamin C) adalah suatu turunan heksosa dan diklarifikasikan karbohidrat yang berkaitan
erat dengan monosakarida. Vitamin C dapat disentetis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-
tumbuhan dan sebagain besar hewan. Vitamin C terdapat dua bentuk di alam, yaitu L-asam
askorbat(bentuk teruduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).Struktur kimia asam
askorbat terjadi bila bersentuhan dengan tembaga, panas atau alkali.

Kedua bentuk vitamin C aktif secara biologik tetapi bentuk teruduksi adalah yang paling aktif. Oksidasi
lebih lanjut L-asam dehidro askorbat menghasilkan asam diketo L-gulonat dan oksalat yang tidak dapat
direduksi kembali (berarti telah kehilangan sifat antiskorbutnya).

Metabolisme

Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu
masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara
20 dan 120 mh sehari. Konsumsi tertinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diabsorpsi sebanyak 16 %.
Vitamin C kemudia dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah didalam jaringan adrenal,
pituitari, dan retina.

Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini
dapat mencegah terjadinya skorbut selama tiga bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persedian
tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan melalui urin dalam
bentuk asam oksalat. Pada konsumsi melebihi 100 mg sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam
askorbat atau sebgai karbom dioksida melalui pernapasan. Walaupun tubuh mengandung sedikit
vitamin C, sebagian akan tetap akan dikeluarkan. Makanan yang tinggi seng atau pektin dapat
mengurangi absorpsi sedangkan zat-zat didalam ekstrak jeruk dapat meningkatkan absorpsi.

Status vitamin C tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di
dalam darah. Tanda-tanda klinik antar lain, perdarahan gusi dan perdarahan kapiler dibawah kulit.
Tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui bila kadar vitamin C darah dibawah 0,20 mg/dl.

Fungsi

Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat
adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi
hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C (seperti asam eritrobik dan askorbik palmitat) digunakan
sebagai antioksidan didalam industri pangan untuk mencegah proses menjadi tengik, perubahan
warna(browning) pada buah-buahan untuk mengawetkan daging.

Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh asam askorbat, namun mekanismenya belum diketahui
dengan pasti.
Sintetis Kolagen

Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Vitamin C diperlukan untuk
hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin, bahan penting bahan penting dalam pembentukan
kolagen. Kolagen merupakan senyawa penting yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua
jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler, kulit dan
tendon(urat otot). Dengan demikian, Vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,
perdrahan dibawah kulit dan perdarahan gusi.

Sintetis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain

Karnitin memiliki peranan dalam mengangkat asam lemak rantai panjang ke dalam mitokondria untuk
dioksidasi. Karnitin menurun pada difesiensi vitamin C yang disertai dengan rasa lemah dan lelah.

Perubahan dopamin menjadi noradrenalin membutuhka vitamin C. Vitamin C berperan dalm


perubahan triptofan menjadi 5-hidroksitriptofan dan pembawa saraf serotonin. Asam askorbat juga
berperan dalam hidroksilasi berbagai steroid didalam jaringan adrenal. Konsentrasi vitamin C di dalam
jaringan adrenal menurun bila aktivitas hormon edrenal meningkat. Dalam keadaan stres emosional,
psikologis atau fisik, ekskresi vitamin C melalui urin meningkat. Vitamin C diperlukan untuk oksidasi
fenilalanin dan tirosin serta perubahn folasin menjadi asam tetrahidrofolat.

Absorpsi dan Metabolisme Besi

Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C
menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila
diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C
berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati.

Absorpsi Kalsium

Vitamin C juga membantu absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan.

Mencegah Infeksi

Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap
membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekbalan. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah
nobel dengan bukunya Vitamin C and the Common Cold, dimana ia mengemukakan bahwa dosis
tertinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan pilek. Namun, pembuktian pendapat ini oleh
ahli-ahli lain sekarang belum memperoleh kesepakata. Masyarakat luas sudah terlanjur percaya bahwa
vitamin C dalam jumlah jauh melebihi angka kecukupan sehari diperlukan untuk pemeliharaan
kesehatan. Komsumsi vitamin C dosis tinggi secara rutin tidak dianjurkan.

Mencegah Kanker dan Penyakit Jantung

Vitamin C dikatakan dapat mencegah dan menyembuhkan kanker, kemungkinan karena vitamin C dapat
mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Disamping itu peranan vitamin C
sebagai antioksidan diduga dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor. Hal-hal ini hingga
sekarang belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Vitamin C di duga dapat menurunkan taraf trigliserida
serum tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung.

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Angka kecukupan gizi sehari vitmin C untuk Indonesia menurut Widya Karya Pangan dan Gizi(1998)
dapat dilihat pada tabel. Peningkatan konsumsi vitamin C dibutuhkan dalam keadaan stres psikolgik atau
fisik, seperti pada luka, panas tinggi, atau suhu lingkungan tinggi atau perokok. Bila dimakan dalam
jumlah melebihi kecukupan dalam jumlah sedang, sisa vitamin C akan dikeluarkan dari tubuh tanpa
perubahan. Pada tingkat lebih tinggi (500 mg atau lebih) akan dimetabolisme menjadi asam oksalat.
Dalam jumlah banyak asam oksalat di dalam ginjal dapat diubah menjadi batu ginjal. Jadi menggunakan
vitamin C dosis tinggi secara rutin tidak dianjurkan.

Tabel. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk vitami C


Sumber

Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutam yang
asam, seperti jeruk, pepaya, gandaria, dan tomat. Vitmin C juga banyak terdapat didalam sayuran daun-
daunan dan jenis kol. Kandungan vitamin C beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel.

Tabel, Nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)


Kehilangan dalam Pengolahan

Pangan dapat kehilangan vitmin C sejak dipanen hingga sampai dimeja makan. Keadaan yang
menyebabkan hilangnya vitamin C adalah: lama disimpan pada suhu panas, membiarkan lama terbuka
pada udara( oksidasi), pencucian, perendaman dalam air, memasak dengan suhu tinggi pada waktu
lama, memasak dalam panci besi atau tembaga, membiarkan lama sesudah dimasak pada suhu panas
atau suhu kamar sebelum dimakan.

Akibat Kekurangan

Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi, karena sudah diketahui cara mencegah dan
mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain, lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, tulang, otot dan
persendian sakit serta kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan
pada kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok.
Disamping itu luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang-kadang jumlah sel darah putih menurun, serta
depresi dan timbul gangguan saraf. Gangguan saraf dapat terjadi berupa histeria, depresi diikuti oleh
gangguan psikomotor. Gejala skorbut akan terlihat bila taraf asam askorbat dalam serum dibawah 0,20
mg/dl.

Akibat kelebihan

Akibat kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C
berupa suplemen berlebihan secara tiap hari dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi
terhadap batu ginjal. Dengan konsumsi 5-10 gram vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan
melalui urin. Resiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan demikian rendah, akan
tetapi hal ini dapat menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk
pembentukan batu ginjal.

Vitamin B1 (Tiamin)

Tiamin dalam bentuk Koenzim.Tiamin pirofosfat (TTP) atau Trifosafat (TTP) memegang peraan esensial
dalam transformasi energi, kondisi membran dan saraf serta dalam sintetis pentosa dan bentuk koenzim
tereduksi dari niasin.

Sejarah

Pada abad ke-19 ditemukan beri-beri secara epidemis di Jepang, Cina, dan Asia Tenggara. Takaki (1906)
menunjukan bahwa penyakit ini pada pelaut jepang dapat dikurangi dengan menggantikan sebagian dari
nasi putih yang dimakan, dengan roti yang terbuat dari gandum. Eykman (1897) di Jakarta (waktu itu
Batavia) mengamati bahwa ayam yang makan sisa-sisa nasi putih dari penjara mengalami kelemahan
berat. Funk (1911) kemudia berhasil mengisolasi faktor anti beri-beri dari dedak beras dan
menamakannya vitamine. Jansen dan Donat (1926) di laboraturium Eykman berhasil mengisolasi bentuk
kristal tiamin dan melakukan uji coba pada burung-burung. Struktur kimia dan sintetis tiamin untuk
pertama kali berhasil dilakukan oleh Williams dan Cline pada tahun 1936.

Struktur Kimia

istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine). molekul tiamin
terdiri atas cincin piramidin yang terikat dengan cincin tiasol.

Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1
cukup stabil. Didalam keadaan larut vitamin B1hanya tahan panas bila berada dalam keadaam asam.
Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh
pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin
tahan suhu beku.

Tiamin secara komersial didapat sebagai tiamin hidro klorida yang lebih stabil dan aktif secara biologik.
Nama lain untuk tiamin adalah aneurin atau faktor aneuritik.

Absorpsi, Sintetis, dan Penyimpanan

Tiamin diabsorpsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang bersusasan asam, dengan
bantuan adenin trifosfatase (ATPase) yang bergantung pada natrium. Tiamin yang dikonsumsi melebihi 5
mg/hari sebagian akan dikonsumsi secara pasif. Absorpsi aktif akan dihambat oleh alkohol. Setelah
diabaorpsi, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat
(TTP) di dalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot.

Tubuh manusia mengandung 30 sampai 70 mg tiamin, 80% dalam bentuk TTP. Separo dari timin
terdapat didalam otot, selebihnya didalam hati, jantung, ginjal, dan otak. Tiamin berada dalam sirkulasi
darah dalam jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi dialakukan melalui urin dalam bentuk utuh dan
sebagian kecil dalam bentuk metabolit, terutama tiamin difosfat dalam disukfit. Ekskresi tiamin melalui
urin menurun dengan cepat pada kekurangan tiamin. Tiamin dapat disintesis oleh mikroorganisme
dalam saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yang dapat dimanfaatkan tubuh adalah kecil.

Fungsi

Dalam bentuk pirofosfat (TTP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi
metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil Ko-A dan
memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi di dalam siklus kerbs untuk pembentukan
energi. Asetil ko-A yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan prekursor penting lipida asetil
kolin, berarti adanya peranan TTP dalam fungsi normal sistem saraf. Di dalam siklus kerbs, TTP
merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-ketoglutara menjadi suksinil ko-A. TTP juga
dibutuhkan untuk dikarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat
yang diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga
merupakan koenzim reaksi transketolase yang bergungsi dalam pentosafosfat sbunt, jalur alternatif
oksidasi glukosa.

Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam nukleat peranan utamanya
adalah dalam metabolisme karbohidrat.

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan


Oleh karena tiamin terlibat dalam metabolisme karbohidrat, kebutuhan yang dianjurkan berdasarkan
kebutuhan energi. FAO/WHO (1967), menetapkan kecukupan tiamin yang dianjurkan sebesar 0,4
mg/1000 kkal. Angka kecukupan tiamin sehari menurut Karya Widya Pangan dan Gizi (1998). Tidak ada
keuntungan memakan tiamin melebihi kecukupan yang dianjurkan , karena kelebihan akan diekskresi.
Sebaliknya, kelebihan konsumsi tiamin tidak akan menimbulkan bahaya keracunan.

Sumber

Sumber utama tiamin dalam makan adalah serealia tumbuk/setengah giling atau yang difortifikasi
dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia serelia yang dimakan sebagai makanan pokok adalah beras.
Sumber tiamin lain adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ,
daging tanpa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga sebagai sumber tiamin yang baik. Tiamin
serealia utuh terdapat didalan sekam(lapisan aleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari gandung utuh
(whole wheat) kaya akan tiamin.
Kehilangan Selama Pengelohan

Dengan cara memasak biasa, tiamin akan larut didalam air perebus. Oleh karena itu, masak lah makanan
dalam air secukupnya. Sisa air perebus jangan dibuang. Mencuci beras jangan terlalu digosok-gosok dan
berulang kali. Tiamin tidak rusak oleh panas. Penambahan soda kue pada sayur ( suatu cara untuk
mempertahan kan warna hijau sayur) akan memresak timin.

Akibat Kekurangan

Kekurangan tiamin dapat terjadi karena kurangnya konsumsi (biasanya disertai kurang konsumsi energi),
gangguan absorpsi, ketidak mampuan tubub menggunakan tiamin, ataupun karena meningkatnya
kebutuhan misalnya karena kebutuhan energi yangengikat. Kekurangan tiamin terlihat pada masyarakat
miskin yang menderita gangguan gizi, pada penyakit kronis dan anoreksia(kurang nafsu makan),
kecanduan alkohol kronis dan gangguan absorpsi.

Gejala klinik kekurangan tiaminenyangkut sistem saraf dan jantung, yang dalam keadaan berat
dinamakan beri-beri, yaitu beri-beri basah dan beri- beri kering. Beri-beri basah ditandai oleh sesak
napas dan edema setelah mengalami rasa lelah berkepanjangan. Tanda-tanda ini menunjukan kegagalan
jantung. Beri-beri kering ditandai oleh kelemahan otot luar biasa dan degenerasi saraf perifer yang
dapat berlanjut dengan kelumpuhan kaki.
Tanpa TTP, piruvat tidak dapat memasuki siklus kerbs. dan kekurangan energi otot jantung akan
menyebabkan kegagalan jantung.

Beri-beri dapat disembuhkan dengan pemberian tiamin bila kerusakan belum terlalu parah. Gejala
awal adalah nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sukar lebelakang, lelah, rasa semutan,
berdebar-debar dan refleks berkurang. Di Indonesia tidak ada masalah kekurangan tiamin yang nyata.

Vitamin B2 (Riboflavin)

Riboflavin terutama berfungsi sebagai komponen koenzim flavin Adenin Dinukleutida (FAD) dan Flavin
Adenin Mononukleotida (FMN). Kedua enzim flavoprotein terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi
berbagai jalur metabolisme energi dan mempwngaruhi respirasi sel.

Sejarah

Riboflavin (vitamin B2) ditemukan sebagai pigmen kuning kehijaun yang bersifat fluoresen
(mengeluarkan cahaya)dalam susu pada tahun 1897 dan fungsi biologiknya baru ditemukan pada tahun
1932. Vitamin ini disentetis pada tahun 1935 dan dinamakan ribuflavin.

Sifat Kimia dan Kestabilan

Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping ribtil. Flavin Mononukleotida
(FMN) dibentuk dengan dikaitkannya ester fosfat pada rantai srantai ribtil. Flavin Adenin Difosfat (FAD)
dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya dikaitkan dengan adenin monofosfat. Enzim-enzim
flavoprotein yang mengandung FMN dan FAD terikat pada bermacam apoenzim dan terlibat dalam
rekasi oksidasi reduksi berbagai jalur metabolisme yang berpengaruh terhadap respirasi sel.

Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan
asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar uktraviolet. Dalam proses pemasakan tidak
banyak yang rusak. Susu cair sebaiknya dikemas dalam karton berlapis parafin agar terlindung dari
kerusakan karena sinar matahari.
Absorpsi, Transportasi, dan Ekskresi

Riboflavin dibenaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN didalam lambung yang bersama
asam. FAD dan FMN kemudian didalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim fosforilasi dan fosfatase
menjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorpsi di bagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga FMN di dalam mukosa usus halus.

Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian kecil pada
imunoglobin G. Ribofalvin dan metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginjal.
Simpanan ribofalvin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut.
Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kali ribofalvin. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan
kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena itu harus tiap hari
diperoleh dari makanan dalam jumlah cukup.

Fungsi
Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim FMN dan FAD. Kedua jenis
koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi-oksidasi dalam sel sebagian pembawa hidrogen dalam
sistem transpor elektron dan mitokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrogen glukosa dan
asam lemak. FMN digunakan untuk mengubah piridoksin (vitamin B6) menjadi koenzim fungsionalnya,
sedangkan FAD berperan dalam perubahan triltofan menjadi niasin.

Enzim yang mengkatalisis foaforilasi riboflavin menjadi bentuk koenzim adalah flavokinase. Oleh
karena okenzim ini diperlukan untuk sintetsi DNA, ribglavin mempunyai pengaruh tidak langsung
terhadap pertumbuhan. Enzim ini diatur oleh hormon tiroksin. Orang dewasa yang menderita
kekurangan tiroksin menunjukan kekurangan riboflavin.

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Standar kecukupan riboflavin didasarkan atas kecukupan energi, yaitu 0,5 mg/1000 kkal(FAO/WHO,
1967). Tidak ada akibat samping bila mengkonsumsi riboflavin dalam jumlah tinggi. Angka kecukupan
riboflavin menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (1993).

Sumber

Ribofalvin terdapat luas didalam makanan hewani dan nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati, daging, dan
sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan
meningkat konsumsi riboflavin.
Kehilangan dalam Pengolahan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah makanan adalah bahwa riboflavin larut dalam air dan
rusak bila kena cahaya.

Akibat Kekurangan

Kekurangan riboflavin biasa terjadi secara bersamaan dengan kekurangan vitamin larut air lain. Tanda-
tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat kekurangan zat gizi lain, atau setelah kurang beberapa
waktu kurang makan protein hewani dan sayuran berwarna hijau. Tanda-tanda kekurangan baru akan
terlihat setelah beberapa bulan kekurangan konsumsi riboflavin.

Tanda-tanda awal kekurangan ribofkavin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya,
kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala-gajela ini berkembang
menjadi cheilis (bibir meradang), stomatitis angular (sudut mulut pecah), glosaitis(lidah licin dan
berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata. Disamping itu dapat pula
mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.

Akibat Kelebihan

Belum diketahui tanda-tanda kelebihan riboflavin.

Anda mungkin juga menyukai