Anda di halaman 1dari 12

Nama : Jofan Krisna Fernanda

Npm: 21901071101
Kelas: PBSI 3D

Analisis Struktural dalam Novel Alisya Karya Muhamad


Makhdlori
A. Latar Belakang

Novel adalah sebuah karangan prosa yang panjang mengandung rancangan cerita Kehidupan
seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku .
Adapun pengkategorian novel sebagai novel serius atau novel populer , dan bukanlah menjadi
hal yang baru dalam dunia sastra .Selain dipengaruhi oleh hal subjaktif yang muncul dari
pengamat , juga banyak faktor dari luar yang menentukan . Misalnya , sebuah novel yang di
terbitkan oleh penerbit yang biasa menerbitkan karya sastra yang telah mapan , karya tersebut
akan di kategorikan  sebagai karya yang serius , karya yang bernilai tinggi , padahal pengamat
belum membaca isi novel.

Novel merupakansebuah rangkaian cerita yang dapat dijadikan pelajaran hidup untuk pembaca .
Banyak novel yang diciptakan dari pengalaman hidup manusia, novel memberikan contoh yang
baik melalui nilai -- nilai kehidupan yang dilukiskan oleh pengarang . Nilai - nilai yang sering
ditampilkan dalam novel adalah nilai sosial , nilai edukatif , nilai politik , dan masih banyak nilai
yang sering dilukiskan oleh pengarang . Selain nilai yang dilukiskan , juga banyak cerita yang
menggambarkan cerita yang sering terjadi di masyarakat akhir - akhir ini adalah masalah gender.

Masalah gender sekarang menjadi sorotan yang luar biasa dimata masyarakat luas .Gender secara
umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki- laki dan perempuan dari segi sosial --
budaya (Umar , 1999 : 35). Masalah gender erat kaitannya dengan feminisme Feminisme adalah
upaya untuk meningkatkan kedudukan dan derajat yang sama dengan laki- Laki . Untuk
meningkatkan kedudukan dan derajat yang sama dengan laki-laki , perempuan harus
memperoleh hak dan peluang yang sama dengan yang dimiliki laki-laki.

Masalah gender menjadi semakin menarik untuk diangkat dalam cerita novel. Gender dalam
cerita novel menceritakan kedudukan perempuan yang selalu dibawah kedudukan laki-laki. Hal
ini menjadi daya tarik untuk para pembaca yang menikmati novel yang menceritakan masalah
gender.

Membaca novel Alisya kita seakan-akan tidak sedang membaca novel melainkan sebuah
penceritaan yang banyak ditemui didalam kehidupan kita dalam ruang lingkup masyarakat luas.
Muhammad Makhdlori menceritakan kisah seorang perempuan yang ingin kekayaan guna
menghidupi dan mencukupi keluarganya dengan bekerja sebagai seorang pelacur, model, dan
penari striptease. Sebelumnya Muhammad Makhdlori menceritakan mengenai hal ketidakadilan
hidup yang menyangkut kedudukan sebuah keluarga dalam status sosial bawah, seorang wanita
bernama Alisya bertemu dengan sosok laki-laki bernama Sandi seorang fotografer yang
menawarkan pekerjaan sebagai model.

Layaknya sebuah autobiografi seseorang yang dirangkai dari berbagai masalah kehidupan yang
dialaminya. Alisya memiliki multikonflik. Status sosial, dan fsikis. Gadis yang bernama Alisya
mengharap dapat menjadi wanita kaya raya mampu menghidupi keluarganya dan menaikkan
status sosisl di masyarakat. Tetapi tidak dapat dipungkiri, bahwa dia berhadapan dengan laki-laki
sangat bejat menguasai kehidupan Alisya sebagai wanita bookingan dengan kontrak yang sudah
ada sehingga mau tidak mau terikat akan kontrak tersebut, sehingga dapat menghasilkan uang
banyak bahkan keuntungan yang didapatkan dua kali lipat dari hasil yang diterima. Laki-laki
( Hendrik dan Sandi ) yang selalu dfengan sikap seenaknya, berusaha memanfaatkan tubuh
Alisya dalam proses lelang dengan harga tinggi yang ditawarkan kepada jutawan, milliarder, dan
laki-laki hidung belang lainnya yang mampu membayar mahal.

Muhammad makhdlori merangkai semua kisah dan konflik dalam novel ini dalam alur yang
lurus, jelas, dan mengalir lancar. Setiap konflik yang diimbuhkan Muhammad Makhdlori
kedalam alur membuat novel ini terasa membumi dan dekat dengan keseharian kita. Kita dapat
mengetahui beragam konflik yang ada didalam kehidupan manusia terutama dalam suatu hak dan
keadilan yang harusnya setiap orang dapatkan, tetapi banyak tantangan, konflik, bahkan cercaan
dalam kehidupan masyarakat.

Muhamad Makhdlori merupakan sastrawan yang berlatar belakang sebagai santri atau penulis.
Nama fena Muhammad El Natsir yang terkenal sebagai penulis novel dengan gaya bahasa yang
sederhana. Bertempat tinggal di pengasihan Kramat, Tegal, Jawa Tengah, kelahiran 30 Agustus
1972, ayahnya bernama K.H. muhammad Nasir dan ibunya bernama Siti Maskunah, latar
belakang keluaga agama islam. Pendidikan terakhirnya S-1 UNSIQ Di Wonosobo. Muhammad
makhdlori merupakan lulusan MTsN Babakan, Lebaksiu, Tegal sekaligus menjadi santri disana.
Dengan kegiatan yang dia tekuni sebagai santri di al- Asyi'Ariyyah selama lima tahun hingga
menciptakan karyanya dalam bentuk buku dan novel sudah banyak diapresiasi pembaca.

Kayam dalam Nurgyantoro ( 2005 : 17 ) Menyebutkan kata " pop " ,erat diasosiasikan dengan
kata "populer ". Jadilah istilah pop sebagai istilah baru dalam dunia sastra kita . Ada beberapa
jenis novel dalam sastra , jenis novel mencerminkan keragaman tema dan kreatifitas dari
sastrawan yang tak lain adalah pengarang novel ( nurgiyantoro 2005 : 16 ) membedakan novel
menjadi  novel serius dan novel populer.

Nurgiyantoro juga menjelaskan bahwa novel populer adalah novel yang populer pada masanya
dan banyak penggemarnya , khususnya pembaca dikalangan remaja . Novel jenis ini
menampilkan masalah yang aktual pada saat novel itu muncul . Pada umumnya ,novel popoler
bersifat artifisial , hanya bersifat sementara ,cepat ketinggalan zaman , dan tidak memaksa orang
untuk membacanya.Sekali lagi seiring dengan munculnya novel -- novel baru yang lebih populer
pada masa sesudahnya (2005 : 18 ) . Di sis lain , novel populer lebih mudah di baca dan lebih
mudah di nikmati karena semata -- mata menyampaikan cerita ( Stanton dalam Nurgiyantoro
2005 : 19 ) .Novel populer tidak mengejar efek estetis seperti yang terdapat dalam novel serius .

Novel serius atau yang lebih di kenal dengan sebutan novel sastra merupakan jenis karya sastra
yang di anggap pantas dibicarakan dalam sejarah sastra yang bermunculan cenderung mengacu
pada novel serius . Novel serius harus sanggup memberikan segala sesuatu yang serba mungkin ,
hal itu yang disebutkan makna sastra . Novel serius yang bertujuan untuk
memberikan hiburan kepada pembaca ,  juga mempunyai tujuan memberikan pengalaman yang
berharga dan mengajak pembaca untuk meresapi lebih sungguh -- sungguh tentang masalah yang
dikemukakan.

Berbeda dengan novel populer yang selalu mengikuti selera pasar , novel sastra tidak bersifat
mengabdi kepada pembaca . Novel sastra cenderung menyampaikan tema -- tema yang lebih
serius . Teks sastra sering mengemukakan sesuatu secara implisit sehingga hal ini bisa dianggap
menyibukkan pembaca . Nurgiyantoro (2005 : 18 ) mengungkapkan bahwa dalam membaca
novel serius , jika ingin memahaminya dengan baik diperlukan daya konsentrasi yang tinggi
disertai dengan kemauan untuk itu . Novel jenis ini , disamping memberikan hiburan juga
terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak
mengajak pembaca untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh -- sungguh tentang
permasalahan yang dikemukakan.

Kecendrungan yang muncul pada novel serius memicu sedikitnya pembaca yang berminat pada
novel sastra ini . Meskipun demikian , hal ini tidak menyebabkan popularitas novel serius
menurun . Justru novel ini mampu bertahan dari waktu ke waktu , Misalnya roman Romeo Juliet
Karya William shskespeare atau Sultan Takdir , Armin Pane ,Sanusi Pane yang memunculkan
polemik yang muncul pada dekade 30 -- an yang hingga saat ini masih dianggap relevan dan
belum ketinggalan zaman (Nurgiyantoro , 2005 : 21 ).

Beracuan dari pendapat diatas , ditarik sebuah simpiulan bahwa novel serius adalah novel yang
mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara penyajian yang baru pula . Secara singkat
disimpulkan bahwa unsur kebaruan sangat di utamakan dalam novel serius . Di dalam novel
serius , gagasan di olah dengan cara yang khas . Hal ini penting mengimgat novel serius
membutuhkan sesuatu yang baru dan memiliki ciri khas dari pada novel -- novel yang di anggap
biasa , Sebuah novel diharapkan memberi kesan yang mendalam kepada pembacanya dengan
teknik yang khas.

Novel merupakan sebuah struktur organisme yang kompleks , unik ,dan mengungkapkan segala
sesuatu ( lebih bersifat ) secara tidak langsung . Tujuan utama analisis kesastraan , fiksi , novel ,
ataupun yang lain adalah untuk memahami secara lebih baik karya sastra yang bersangkutan , di
samping untuk membantu menjelaskan pembaca yang kurang dapat memahami karya itu.

Pengetahuan dengan membaca novel saja belum cukup untuk dapat memahami karya sastranya ,
pengetahuan itu perlu diterapkan melalui analisis strukturalisme dalam novel tersebut .Pada
kesempatan ini penulis akan menganalisis melalui kajian teori pendekatan strukturalisme dalam
novel ALISYA KARYA MUHAMMAD ALMUKHDLORI  dengan alasan ingin mengetahui
lebih dalam tentang makna novel tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Tujuan pendekatan struktural dalam novel?

2. Bagaimana  strukturalisme dalam novel Alisya Karya Muhammad Almukhdlori?

3. Bagaimana wujud krtidakadilan gender dalam novel Alisya Karya Muhammad Almukhdlori?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui tujuan pendekatan struktural dalam novel

2. Mendeskripsikan struktur novel alisya karya Muhammad Almukhdlori

3. Mendeskripsikan wujud ketidakadilan gender dalam novel Alisya Karya Muhammad


Almukhdlori.

D. Kajian Teoretik

Novel berasal dari bahasa Italia " novella " yang berarti sebuah barang baru yang kecil .
Kemudian kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa . Novel bukan
hanya karya sastra , tetapi novel juga merupakan karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
atas problematik kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh ( Kosasih , 2003 : 250 ).

Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang
yang tertentu , yang melukiskan para tokoh , gerak serta adegan nyata yang representatif dalam
suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut . Novel mempunyai ciri bergantung
pada tokoh , menyajikan lebih dari satu impresi , menyajikan lebih dari satu efek , menyajikan
lebih dari satu emosi ( Tarigan , 1991 : 164 -- 165 ).

Nurgiyantoro  ( 2010 : 10 ) mengemukakan bahwa novel merupakan karya fiksi yang di bangun
oleh unsur -- unsur pembangun , yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik . Novel juga di
artikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku . Novel
merupan jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk naratif yang mengandung konflik tertentu
dalam kisah kehidupan tokoh -- tokoh dalam ceritanya , biasanya novel kerap disebut sebagai
suatu karya yang hanya menceritakan bagian kehidupan seseorang . Hal ini didukung oleh
pendapat Sumardjo ( 1984 : 65 ) yaitu sedangkan novel sering di artikan sebagai hanya bercerita
tentang bagian kehipan seseorang saja , seperti masa menjelang perkawinan setelah mengalami
masa percintaan ; atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh.

Teori struktur dalam novel merupakan sebuah teori sastra yang digunakan untuk menganalisis
karya sastra berdasarkan strukturnya. Teori ini menggunakan pendekatan objektif yang
memandang karya sastra bersifat otonom dan terlepas dari pembaca maupun pengarangnya.

Dalam teori struktural, bagian yang dianalisis meliputi tema, tokoh, alur, latar serta sudut
pandang. Tema merupakan gagasan utama pada sebuah cerita, karakter menunjukan pada sebuah
perwatakan tokoh,  sedangkan penokohan merupakan perwujudan dan pengembangan tokoh
dalam sebuah cerita. Yang dimaksud dengan latar yakni tempat terjadinya peristiwa dalam
sebuah karya sastra, kemudian sudut pandang yakni titik pengisahan dalam karya sastra.

Pendekatan strukturalisme murni hanya berada diseputar karya sastra itu sendiri . Prinsipnya
jelas : Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan  memaparkan secermat mungkin,
seteliti, sedetail dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua aspek karya sastra
yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh ( Teeuw, 1984 : 135 dalam Aulia Melani,
2011 )

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Untuk mengetahui tujuan pendekatan struktural dalam novel Alisya penulis membuat sinopsis
telebih dahulu agar lebih spesifik menganalisis struktur dalam novel Alisya Karya Muhammad
Makhdlari.

Judul Novel : Alisya

Pengarang   : Muhammad Makhdlori

Sinopsis        :

"Alisya, sebuah novel yang menceritakan seorang gadis yang terjerumus kedalam dunia yang
kelam. Dia berhasil dari dunia tersebut karena dirinya terjangkit virus HIV yang merupakan
akibat dari perbuatannya, lalu dia dikucilkan oleh masyarakat dan dianggap sampah oleh
agennya, dan agennya berusaha menyuntikan racun ketubuh Alisya sebelum dia ditahan diruang
bawah tanah yang gelap dan berlorong. Alisya pun benar-benar menyesali perbuatannya dan
berniat untuk bertaubat. Selama dia ditahan, dia terus bersujud tanpa mempedulikan kondisi
tubuhnya. Kebetulan sekali, yang disuruh menyuntikan racun kedalam tubuhnya Alisya itu
Mamat, mantan satpamnya dulu. Mamat pun ada merasa iba terhadap Alisya yang dulunya baik
kepadanya. Mamat pun berencana akan menggantikan racun dengan obat Alisya yang diberikan
oleh dokter yang kebetulan dokter memberikan resepnya kepada Mamat. Tiba saatnya eksekusi
kematian, Sandy menuju ruang bawah tanah dengan ditemani Mamat dan dua pengawalnya.
Sesampainya diruangan, Sandy langsung menyerahkan suntikan ke Mamat dan menyuruh
Mamat menyuntikan racunnya itu. Mamat pun kebingungan karena dia lupa membawa ramuan
yang sudah dibuatnya. Mamat pun diam seribu bahasa karena bingung. Alisya pasrah dan
menyuruh Mamat segera menyuntiknya, Sandy pun geram terus memaksa agar Mamat
menyuntikannya secepatnya. Mamat pun mendekati Alisya, tapi bukan Alisya yang akan
disuntiknya melainkan Sandy. Tapi pengawal Sandy yang satu mencegah dan akhirnya pengawal
yang kena suntikan. Mamat pun langsung menggendong Alisya pergi, tapi sandy mengejarnya
dan menodongkan senjata api berkali-kali. Menembakkan keberbagai macam sudut dan akhirnya
tembakan itu mengenai kaki Mamat. Mamat pun segera menyuruh Alisya untuk pergi dengan
mobilnya. Alisya langsung pergi dengan menemui sahabatnya Hesti untuk meminjam uang agar
dia kembali ke Jakarta dan Alisya menitipkan nomor telepon Mamat. Tibalah Alisya di Jakarta,
kedatangannya disambut senang oleh tetangga-tetangga dan juga oleh keluarganya.

Tapi setelah Alisya menceritakan semuanya, tetangga beserta keluarganya mengusirnya dari
rumah karena takut menyebarkan virus. Alisya pun dengan membawa baju, al-qur'an, tasbih, dan
juga mukenah karena iaingin  benar-benar bertaubat kepada Allah. Alisya berjalan tanpa arah
tujuan. Akhirnya dia memutuskan untuk tinggal dibawah jembatan yang angker. Alisya merasa
tenang berada disitu Dia langsung berdzikir sambil terus bersujud selama 7 hari. Setelah itu ia
tersadar, ia langsung terkejut melihat banyak makanan disampingnya. Lalu ada nenek yang
mendekatinya dan langsung menyuruh Alisya memakan-makanan itu. Setelah memakan-
makanan itu seketika juga langsung ambruk nenek itupun langsung disamping tubuh Alisya dan
menemui Alisya di alam bawah sadar yang saat itu Alisya sedang sujud. Nenek itupun mengajak
Alisya kelangit biru dan memberikan pelajaran  tentan kehidupan kedepannya. Nenek itupun
memberi Alisya tantangan untuk berjalan ke arah utara dan menemui seorang yang mengajarinya
tentang agama yang sebenarnya. Setelah itu langsung disadarkan dan Alisya sudah diberikan
ilmu yogi agar tidak perlu makan dan minum dan terfokus pada tobatnya.

Setelah Alisya memakai gamis lusuh dan bercadar, dia pun menuju arah utara. Tapi yang ditemui
hanya hutan dan pesawahan. Tibalah dia dipesawahan, dia seakan mendengar rintihan dari padi-
padi itu dan dia berniat menemui pemilik sawah. Dia pun beberapa kali memejamkan mata dan
mengadahkan kepalanya ke langit seraya berdoa. Tiba-tiba ada kertas di tangannya yang berisi
tentang berita dirinya sendiri yang dibuat oleh Sandy yang berisi " menyebarkan virus HIV
melalui tusuk gigi " tapi Alisya tetap sabar dan meneruskan perjalanannya menemui kepala desa,
yaitu pemilik sawah. Alisya pun terus berjalan dan akhirnya menemukan rumah mewah milik
kades. Tetapi dia dicegat oleh hansip yang langsung menginterogasinya. Setelah itu Alisya
langsung dibawa ke balai desa. Dibalai desa, Alisya langsung bertemu dengan pak kades dan
langsung berkata agar segera bertaubat dan mengembalikan harta rakyat yang dirampasnya
sebelum Alloh menegurnya.

Pak kades curiga  kalau yang didepannya itu seorang pelacur yang dicarinya. Tangan pak kades
lansung menarik cadar yang dipakai Alisya. Ternyata Alisya adalah  yang selama ini dicarinya.
Alisya langsung ditarik dan dimaki-maki bahkan dipukuli oleh warga dan dijerumuskan ke
penjara. Pak kades ingin menjual padinya, tapi setelah dilihat sawahnya dimakan tikus. Pak
kades pun kelap, langsung pergi mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba ada
mobil yang menabraknya, pak kades pun koma di rumah sakit dan terus memanggil-manggil
nama Alisya. Isterinya menemui Alisya dipenjara dan membujuk Alisya untuk menemui
suaminya. Alisya pun menemui pak kades di ruangan pak kades. Alisya mendekati ranjangnya
dan membacakan sesuatu kepada pak kades dan beberapa saat kemudian pak kades terbangun
dari koma. Lalu Alisya langsung kembali ke penjara dan akan melangsungkan sidang. Lalu
Alisya dibebaskan dan polisi itu memberikan sepucuk surat dari pak kyai  untuknya. Dan Alisya
disuruh menemui pak kyai tersebut pulang kampung dan belajar agama. Disana ia belajar agama
dengan sungguh-sungguh. Semakin hari Aisyah smskin haus akan ilmu agama. Hal ini
membuatnya kini telah menjadi seorang wanita yang dekat dengan sang maha kuasa. Ia telah
larut dalam cinta kepada sang pencipta, bahkan cintanya kepadanya melebihi cinta dari segala
yang ia miliki di dunia ini. Dan akhirnya Alisya menjadi orang yang taat pada agama.

2. Novel Alisya Karya Muhammad Makhdlori

Stanton (2007 : 13-14 )membagi unsur-unsur yang membangun novel menjadi tiga yakni fakta
cerita , tema, dan sarana sastra. Fakta cerita terdiri dari karakter, alur, dan latar Ketiga unsur
fakta cerita tersebut dinamakan struktur faktual cerita.

a. Tema adalah gagasan dasar secara umum menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung
didalam teks. Tema akan memberikan sebuah penjelasan tentang makna yang diangkat dalam
sebuah karya sastra. Novel Alisya karya Makhdlori menceritakan tentang perjalanan tokoh utama
sejak dia masih berada di dalam keadaan ekonomi rendah sampai dia masuk di dunia kerja
sebagai penari stripease, wanita bookingan, dan sampai mendapatkan perlakuan seronok dari
banyak lelaki hidung belang berupa kekerasan fisik dan psikis. Selain itu juga menceritakan
tentang perjalanan spiritual kepada Tuhan.

b. Fakta ceriat menurut teori Nurgiyantoro terdiri dari alur, penokohan dan latar. Alur dibagi alur
maju, alur mundur, dan alur campuran. Penokohan dibagi menjadi tokoh utama, bawahan, dan
pendamping. Latar dibagi menjadi latar waktu, latar tempat, dan latar sosial.

a) Alur, berdasarkan kategori urutan waktu, dapat disimpulkan bahwa novel Alisya karya
Muhamad Makhdlori menggunakan alur lurus, maju atau progresif. Jika digambarkan dalam
sebuah bagan, alur atau plot tersebut adalah sebagai berikut:

kET

A   :   Tahap penyituasian ini merupakan tahap awal yang memperkenalkan kehidupan tokoh,
khususnya tokoh utama dalam novel ini, yaitu Alisyabet biasa dipanggil Alisya. Tahap ini mulai
dari halaman 10 sampai 234.

B   :   Tahap munculnya konflik ini merupakan awal dari rangkaian cerita yang akan dihadapi
oleh tokoh-tokoh di dalam novel Alisya, khususnya Alisya. Tahap ini didalam novelnya sendiri
mulai dari halaman 69 sampai 90.
C   :   Tahap peningkatan konflik ini terjadi setelah awal dari konflik menjadi meningkat lebih
serius yang dihadapi oleh tokoh. Tahap ini dapat dilihat di halaman 91 sampai 130.

D   :   Tahap konflik merupakan puncak dari keseluruhan konflik yang terjadi. Tahap ini dapat
dilihat mulai dari halaman 152 sampai 246.

E   :   Tahap akhir merupakan penutup dari rangkaian cerita didalam novel. Tahap akhir cerita
dapat dilihat mulai dari halaman 271 sampai 300.

b) Penokohan menjelaskan istilah penokohan lebih luas pengertiannya dari tokoh dan
perwatakan, sebab hal ini sekaligus mencakup masalah sikap tokoh cerita, bagaimana
perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita. Novel Alisya
karya Muhamad Makhdlori ini mempunyai banyak tokoh yang disampaikan. Hal ini didasari
oleh jalannya cerita yang menceritakan perjalanan hidup dari tokoh Alisya dari dia miskin
sampai kaya raya. Berikut sebagai salah satu contoh analisis dalam penokohan.

Alisya merupakan tokoh protagonis dalam novel Alisya karya Muhamad Makhdlori. Alisya
merupakan tokoh sentral yang mendominasi jalannya cerita. Berikut kutipan yang
menggambarkan bahwa Alisya merupakan tokoh sentral "pada mulanya, Alisya hanyalah gadis
kampung yang minim pengetahuan dan sekarat dengan kemiskinan. Ia memberanikan diri
merantau ke Batam, ikut dengan temannya yang bekerja di salah satu pabrik kancing baju. Satu
tahun bekerja, ia bertemu dengan seorang photographer majalah yang tertarik dengan tubuh dan
kecantikannya, photographer itu sengaja mengambil gambar Alisya, kemudian menawarkannya
kepada pemilik majalah bernama Hendrik" (hlm 10

b) Latar merupakan suatu hal yang menjelaskan tentang dimana tempat kejadian, kapan kejadian
itu terjadi, dan bagaimana kehidupan disekitarnya. Menurut Nurgiyantoro (2007: 227-230) ada
tiga macam latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah latar yang
menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar
waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah "kapan" terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan
dalam karya fiksi.

* Latar tempat dalam novel Alisya terjadi di beberapa tempat di dua negara. Negera-negara
tersebut adalah Indonesia dan Singapora. Terdapat kota Batam, Jakarta, Singapora.

* Latar waktu yang diceritakan dalam novel Alisya ini terjadi sejak Alisya masih miskin dan
memulai mencari pekerjaan di Batam sampai masuk di dunia photography hingga menjadi
penari striptease, dengan pekerjaannya itu Alisya terkenal dan menjadi kaya raya.

* Latar sosial yang terdapat dalam novel Alisya karya Muhammad Makhdlori di Indonesia
khususnya terjadi di Batam, Jakarta dan Singapore.
c. Analisis wujud ketidakadilan gender dalam novel Alisya karya Muhamad Makhdlori

Menurut Faqih (2007:12-13) ketidakadilan gender terbagi menjadi berbagai jenis ketidak adilan
gender, yaitu marginalisasi atau proses pemiskinan, subornisasi atau anggapan tidak penting
dalam putusan politik, pelabelan negative atau stereotype, kekerasan, beban kerja yang lebih
banyak.

Berikut uraian yang menjelaskan ketidakadilan gender dalam novel Alisya.

a) Kekerasan terhadap perempuan

Kekerasan adalah serangan atau infasi terhadap fisik maupun integritas mental psikologi
seseorang. Pada dasarnya kekerasan timbul akibat perbedaan kekuatan yang ada dalam
masyarakat (Faqih, 2007:17). Kekerasan yang diterima oleh Alisya tidak hanya dari masyarakat,
melainkan dari bosnya yang bernama Sandy. Alisya yang terjangkit virus HIV, justru mendapat
perlakuan kekerasan yang sangat luar biasa kejinya. Berikut kutipan yang menggambarkan
kekerasan yang dialami oleh Alisya "Hahaha. Terus cambuk dia. Kau semakin cantik dan manis,
Alisya ingin rasanya aku menikmati tubuhmu yang penuh dengan sayatan cambuk. Tapi sayang,
hal itu tidak mungkin karena dalam tubuhmu ada penyakit terkutuk. Hahaha..."(hlm 100).

b) Perempuan sebagai subordinat laki-laki

Menurut Faqih (2007:15) subordinasi perempuan merupakan anggapan bahwa perempuan


bersifat emosional atau irasional sehingga tidak bisa memimpin. Hal tersebut berakibat
munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Perempuan
dianggap remeh oleh laki-laki. Berikut kutipan yang menggambarkan kedudukan perempuan
yang selalu rendah daripada laki-laki "Apa yang hendak dilakukan Sandy jelas tanpa
sepengetahuan Alisya, namun apa daya, Alisya yang kini berada dalam genggaman Sandy,
sedikitpun tidak bisa berkelit saat Sandy yang tiba-tiba berdiri diatas podium, memasang tender
buat Alisya, siapa yang paling besar tawarannya, ia berhak membawa Alisya untuk ditemani
beraktivitas di dalam kamar. (hlm 31).

c) Pelecehan seksual terhadap perempuan

Menurut Faqih (2007:16) stereotype adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok
tertentu. celakanya stereotype selalu merugikan dan menimbulkan ketidakadilan. Salah satu jenis
stereotype adalah yang bersumber dari pandangan gender.

Pelecehan seksual yang dilakukan kepada perempuan sering terjadi di masyarakat. Hal ini
disebabkan karena perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki, sehingga pelecehan
seksual ini sering terjadi. Berikut kutipan yang menggambarkan pelecehan seksual yang dialami
tokoh dalam novel Alisya karya Muhamad Makhdlori "Namun, pada saat pengambilan gambar,
Alisya dipaksa untuk photo telanjang. Awalnya, Alisya tidak mau. Ia menolak tegas, bahkan
sampai menangis. Namun, Hendrik terus merayu. Ia berkata, "Tubuhmu adalah uang melimpah.
Kecantikan dan kemolekanmu adalah kekayaan ruah. Jangan kau sia-siakan anugeran yang tak
terhingga. Hanya satu dari seribu orang di dunia ini yang memiliki tubuh istimewa sepertimu.
Jangan kau sia-siakan. Dalam tubuhmu tersimpan kelimpahan materi. Itu yang akan
mengantarkanmu pada kebahagiaan, Alisya." (hlm 11).

d) Beban kerja ganda terhadap perempuan

Menurut Faqih (2007:21) perempuan memikul beban kerja ganda. Hal ini terjadi karena
anggapan bahwa kamu perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk
menjadi kepala rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestic rumah tangga menjadi
tanggungjawab kaum perempuan. Berikut kutipan yang menggambarkan beban kerja yang
dialami oleh perempuan dalam novel Alisya "Setahu Mamat, Alisya adalah seorang artis
terkenal. Dia pun bangga bisa bekerja pada seorang artis. Apalagi, tiap melihat majikannya
berpakaian menawan dan mengendarai mobil, Mamat sangat menghargainya terlebih saat
mengetahui didalam rumah Alisya ada photo wisuda lengkap dengan toga dan baju kebesaran,
semakin meyakinkan Mamat bahwa Alisya perempuan baik-baik. Disamping artis, juga wanita
karier". (hlm 17)

e) Marginalisasi perempuan

Menurut Faqih (2007:13) menyatakan bahwa proses marginalisasi yang mengakibatkan


kemiskinan, sesungguhnya banyak sekali terjadi dalam masyarakat dan negara yang menimpa
kaum laki-laki dan perempuan, yang disebabkan oleh berbagai kejadian misalnya penggusuran,
bencana alam, atau proses eksploisasi. Yang menggambarkan awal kemiskinan Alisya dalam
novel karya Muhamad Makhdlori "Dalam tubuh ada HIV, itu artinya kau pension, tidak bisa
kerja seperti mereka, aku jadi rugi, Alisya! Teriak Sandy.

"Silahkan kau ambil hartaku, kau ambil semua hartaku. Silahkan. Ambil rumah dan
apartemenku."

"Ambil semua. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi."

Pemberian mutlak semua harta benda milik Alisya membuat Sandy tidak bisa berfikir. Kenapa
Alisya demikian ringan melepas semua yang sudah dimiliki? (hlm 103)

F. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dalam analisis structural dalam
novel Alisya karya Muhamad Makhdlori pertama mengetahui makna dari analisis structural
dalam novel, dan kedua mengetahui deskripsi dari structural novel, yang ketiga mengetahui
gender ketidakadilan.
Dalam analisis structural novel Alisya karya Muhamad Makhdlori memiliki penceritaan yang
memuat tema, dan fakta cerita yang diceritakan di dalam novel.

1. Tema adalah gagasan dasar, secara umum menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung
di dalam teks.

2. Fakta cerita terdiri dari alur, penokohan, dan latar.

a. Alur adalah rangkaian-rangkaian dalam sebuah cerita, yang terdiri dari tahap penyituasian,
tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian.

b. Penokohan menjelaskan istilah penokohan lebih luas pengertiannya dari tokoh dan
perwatakan, sebab hal ini sekaligus mencakup masalah sikap tokoh cerita, bagaimana
perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga
sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

c. Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang
berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung, latar terdiri dari latar tempat,
latar waktu dan latar sosial.

Ketidakadilan gender dalam novel Alisya karya Muhamad Makhdlori meliputi:

1. Kekerasan terhadap perempuan, perempuan adalah serangan atau inpasi

2. Perempuan sebagai subordinat laki-laki

3. Pelecehan seksual terhadap perempuan

4. Beban kerja ganda terhadap perempuan

5. Marginalisasi perempuan

Daftar Pustaka

 Al-Ma'ruf, ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Implikasi Pengkajian Estetika
Bahasa. Surakarta: Cakra Books.
 Faqih, Monsour. 2007. Analisis Gender dan Transpormasi sosial. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
 KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Departemen Pendidikan
Nasional.
 Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
 Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.
 Tarigan, Guntur, Herry. 1982. Menulis, sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
 Makhdlori, Muhammad. 2012. Alisya: Kesah Wanita yang berhasil bangkit dari lumpur
dosa. Jogjakarta:
Safirah.https://www.kompasiana.com/nurhati/5a6414565e13731e2775d9c2/analisis-struktur-
dalam-novel-alisya-karya-muhamad-makhdlori

Anda mungkin juga menyukai