Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Latar Belakang
1
Untuk mengatasi hal tersebut, sudah ada Pokjawas Madrasah yang
melakukan bimbingan teknis tentang penyusunan Penelitian Tindakan
Sekolah/Madrasah (PTS/M), namun hal itu belum merata jangkauannya. Pusdiklat
Tenaga teknis Pendidikan dan Keagamaan dalam Diklat Fungsional Calon
Pengawas Madrasah melakukan pelatihan dan bimbingan tentang penelitian
tindakan sekolah/madrasah.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka upaya untuk meningkatkan
kemampuan calon pengawas sekolah/madrasah dilakukan pembekalan penelitian
tindakan sekolah/madrasah yang nantinya dapat diaplikan di lapangan.
Bahan Ajar ini dimaksudkan dapat memberikan pemahaman, dan motivasi
para calon pengawas sekolah/madrasah untuk menyelesaikan permasalahan
dimadrasahnya melalui metode ilmiah yang antara lain berupa Penelitian Tindakan
Sekolah/Madrasah (PTS/M). Bila penyelesaian masalah di madrasah dibiasakan
melalui PTS/M, maka kompetensi penyusunan PTS/M oleh pengawas
sekolah/madrasah akan meningkat dan berimplikasi pada peningkatan kualitas
kegiatan pengawasan. Bahkan dampak lainnya pun akan peningkatan angka kredit
pengawas madrasah dalam proses kenaikan pangkat dan atau sertifikasi yang pada
gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
BAB II
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH/MADRASAH
Aktivitas individu adalah hal yang utama. Sedangkan aktivitas kelompok lebih
merupakan forum untuk berbagi, memberikan pengayaan, dan penguatan terhadap
12
kegiatan yang telah dilakukan individu masing-masing. Namun demikian dalam
Pelahan Jarak Jauh (PJJ) kegiatan kelompok tidak bisa optimal seperti diklat tatap
muka.
D. Pengantar
13
Saat ini, penelitian paling banyak dilakukan oleh guru, kepala sekolah/madrasah
dan pengawas sekolah/madrasah adalah penelitian tindakan. Jika penelitian tindakan
dilakukan guru disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jika penelitian tindakan
sekolah/madrasah dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah disebut PTS/M, bahkan Prof. Dr. Nana Sudjana menamainya
dengan Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp). Pada dasarnya PTK dengan
PTS/M sama, yaitu bertujuan memecahkan masalah-masalah. Jika PTK bertujuan
memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas, sedangkan PTS/M bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di sekolah/madrasah.
C. Definisi PTS/M
Menurut Stephen Kemmis dalam Wasis D. Dwiyogo (2018:30), ada tiga pokok
pikiran penting dalam penelitian tindakan yakni, (1) bahwa action research merupakan
penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan
pertimbangan rasional yang mantap dalam melakukan perbaikan terhadap suatu
situasi, (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta (3)
memperbaiki situasi dan kondisi (sekolah/pembelajaran) secara praktis.
Sedangkan menurut Eileen Ferrance (2000:6) penelitian tidakan sekolah
adalah suatu proses pelaksanaan penelitian yang diperankan pelaksana kegiatan
(guru, kepala sekolah, atau pengewas), mereka meneliti tindakannya sendiri dengan
sistematis dan menggunakan teknik penelitian secara berhati-hati. Penelitian tindakan
melibatkan orang-orang bekerja untuk meningkatkan keterampilan, teknik dan strategi
dalam melaksanakan pekerjaan. Penelitian tindakan adalah suatu studi tentang
bagaimana kita dapat melakukan perubahan.
Dengan demikian, penelitian tindakan sekolah/madrasah (PTS/M) merupakan
tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi dan manajemen sekolah. Adapun ruang
lingkup PTS/M mengacu pada delapan standar nasional pendidikan khususnya
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah yang meliputi: (1) Perencanaan program
sekolah/madrasah, (2) pelaksanaan program sekolah/madrasah, (3) pengawasan dan
evaluasi sekolah/madrasah, (4) kepemimpinan, dan (5) sistem informasi manajemen
sekolah/madrasah.
14
D. Tujuan PTS/M
1. Memperbaiki situasi sekolah/madrasah;
2. Meningkatkan mutu input, proses, dan output sekolah/madrasah;
3. Mengembangkan inovasi input, proses dan output sekolah/madrasah;
4. Meningkatkan kinerja sekolah/madrasah, yang terkait mutu, keefektifan, inovasi,
efesiensi dan produktvitas sekolah/madrasah untuk mewujudkan mutu SKL;
5. Meningkatkan kemampuan professional kepala madrasah, guru dan siswa;
6. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah/madrasah; dan
7. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir pengawas.
E. Manfaat PTS/M
Manfaat PTS/M bagi kepala sekolah/madrasah secara umum adalah untuk
memecahkan masalah aktual secara ilmiah nyata yang terjadi di sekolah. Masalah
tersebut menjadi tanggung jawab kepala sekolah/madrasah.
Manfaat PTS/M secara khusus adalah untuk:
1. meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas;
2. menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan madrasah dan dunia
kepengawasan;
3. meningkatkan mutu proses dan hasil pengelolaan madrasah;
4. membuat pengawas madrasah menjadi peka dan tanggap terhadap masalah-
masalah tentang kondisi dan pengelolaan madrasah;
5. meningkatkan kinerja madrasah termasuk kinerja kepala madrasah, kinerja guru, dan
hasil belajar siswa,
6. sebagai bahan untuk membimbing guru dalam membuat PTK, dan
7. membuat karya ilmiah guna mendapatkan angka kredit point untuk kenaikan
pangkat/jabatan.
F. Ciri-ciri PTS/M
Ciri-ciri PTS/M yang paling utama adalah sebagai berikut:
1. melakukan tindakan peningkatan,
2. kolaborasi peneliti dengan yang diteliti;
3. adanya masalah penting dan mendesak yang dihadapi Pengawas Sekolah/
Madrasah untuk segera dipecahkan;
15
4. adanya siklus, minimal dua siklus. Setiap siklus ada empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi;
5. dilakukan di wilayah kerja peneliti;
6. bertujuan meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
7. dilaksanakan sesuai jam kerja peneliti;
8. dilaksanakan secara berkelanjutan;
9. sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pengawas Sekolah/Madrasah;
10. tidak mengganggu tugas pokok dan fungsi Pengawas Sekolah/Madrasah;
11. kehadiran peneliti tidak mengganggu kegiatan orang yang diteliti;
12. adanya niat untuk meningkatkan mutu profesional guru, dan kepala sekolah/
madrasah;
13. tertuju pada peningkatan mutu kinerja guru dan kepala sekolah/madrasah yang
melaksanakan PTS/M itu sendiri;
14. tindakan sekolah/madrasah yang diberikan pengawas sekolah/madrasah kepada
kepala dan guru madrasah harus dapat dilihat dalam unjuk kerja subjek tindakan
secara nyata yang dapat diamati oleh peneliti;
15. tindakan dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan
ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis dalam
peningkatan kinerja guru dan/atau kepala sekolah/madrasah;
16. pemberian tindakan sekolah/madrasah harus dilakukan sendiri oleh peneliti
sendiri, tidak boleh minta bantuan orang lain;
17. bukan menjelaskan tentang materi, tetapi tentang cara, metode, prosedur, atau
langkah-langkah;
18. tindakan sekolah/madrasah yang diberikan pada subjek tindakan sekolah/
madrasah harus baru dan kreatif (tidak seperti biasanya);
19. tindakan sekolah/madrasah harus bersifat dapat dilaksanakan (operasional) dan
praktis (mudah) serta sesuai dengan kondisi kelas;
20. tindakan sekolah/madrasah merupakan kesepakatan bersama antara peneliti
dengan subjek tindakan, bukan paksaan;
21. ketika tindakan sekolah/madrasah berlangsung, harus ada pengamatan secara
sistematis terhadap proses dan hasil; dan
22. keberhasilan tindakan sekolah/madrasah dibahas dalam kegiatan refleksi, dan
hasilnya digunakan sebagai masukan bagi perencanaan siklus berikut.
16
G. Perbedaan PTS/M oleh Pengawas sekolah/madrasah, PTS oleh Kepala
sekolah/madrasah, dan PTK oleh Guru
17
G. Karakteristik Penelitian Tindakan Sekolah/Madrasah (PTS/M)
H. Prinsip PTS/M
Agar PTS/M dapat dilakukan dengan baik, sejumlah prinsip berikut patut dipedomani:
1. Probleme emergence, yaitu setiap kegiatan supervisi selalu ada masalah. Karena itu,
masalah tersebut harus dipandang oleh pengawas sekolah/madrasah sebagai sesuatu
yang mendesak untuk dipecahkan.
2. Problema oriented, yaitu bahwa PTS/M harus difokuskan pada pemecahan masalah
mendesak secara terprogram, sistematis dan langsung.
3. Multi-ways, ialah bahwa masalah-masalah yang ditemui dalam supervisi, dapat
dipecahkan melalui berbagai macam cara.
4. Continues repeatedly, pemecahan masalah yang dilakukan haruslah berulang-ulang
sampai benar-benar selesai atau tuntas.
5. Therapeutics evaluation, ialah bahwa tindakan peneliti dilakukan dalam rangka evaluasi
dan refleksi untuk pemecahan masalah yang dihadapi terkait supervisi.
18
6. Collaborative, bahwa agar tindakan yang dilakukan berkorespondensi dengan masa -
lahnya, maka diperlukan kolaborasi antara peneliti dan terteliti (Diadopsi dari Setyadin,
2007).
I. Langkah-Langkah PTS/M
Penelitian tindakan sekolah/madrasah (PTS/M), sebenarnya mengadop prinsip-
prinsip yang terdapat pada penelitian tindakan atau action research. Yaitu suatu riset yang
tidak saja bermaksud mengidentifikasi sejumlah masalah pada berbagai macam kegiatan,
melainkan sekaligus merumuskan alternatif pemecahan, menerapkan alternatif pemecahan
yang sudah dirumuskan sebagai suatu tindakan, melakukan evaluasi terhadap tindakan dan
memberikan umpan balik guna merumuskan tindakan berikutnya. Kegiatan merumuskan
alternatif tindakan, melakukan tindakan, evaluasi tindakan dan umpan balik dilakukan secara
berulang dalam beberapa siklus. Hopkins (1993) dan Mc Taggart (1993) menyusun bagan
yang dapat memperjelas prosedur penelitian tindakan.
Langkah-langkah PTS/M yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Seperti gambar berikut.
Keterangan :
Satu siklus meliputi empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
19
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai
tindakannya. Agar perencanaan mudah dipahami oleh objek yang melakukan
tindakan, maka peneliti membuat panduan tindakan yang menggambarkan:
a. apa yang harus dilakukan objek;
b. kapan dan berapa lama dilakukan;
c. di mana dilakukan;
d. fasilitas yang diperlukan; dan
e. jika tindakan sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
2. Pelaksanaan (Tindakan)
Pelaksanaan adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal yang harus
diperhatikan pengawas sekolah/madrasah adalah:
a. Apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan?
b. Bagaimana kelancaran proses tindakan yang dilakukan objek yang melakukan
tindakan?
c. Bagaimanakah situasi proses tindakan?
d. Apakah yang melakukan tindakan mampu melaksanakan tindakan dengan
penuh semangat?
e. Bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu?
f. PTS/M merupakan penelitian yang mengikutsertaan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan.
g. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dilakukan berdasarkan
pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna
melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
(h) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan
segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajar-
an).
3. Pengamatan
Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hal-hal
yang diamati adalah unsur-unsur dari proses tindakan dalam pelaksanaan di atas.
20
Antara pelaksanaan dengan pengamatan bukan urutan karena waktu terjadinya
bersamaan. Pengamatan harus menggunakan format pengamatan. Akan lebih baik
jika pengamatan dilengkapi video untuk merekam peristiwa ketika guru sedang
mengajar misalnya, kemudian dibahas bersama ketika refleksi.
Siapakah yang dapat melakukan pengamatan? Pengamatan dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Pengamatan dapat dilakukan oleh orang lain, yaitu pengamat yang diminta oleh
peneliti untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan, bertugas mengamati
apa saja yang dilakukan oleh objek yang diteliti.
b. Pengamatan dapat dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu apa yang sedang ia
lakukan, sekaligus mengamati apa yang dilakukan oleh objek yang diteliti dan
bagaimana proses berlangsung.
Alternatif a lebih baik daripada b karena hasil pengamatan lebih asli dan
objektif. Kesulitannya adalah peneliti harus mencari teman yang cermat dan dapat
mengamati pelaksanaan; kesepakatan menentukan waktu yang sama.
Tahapan pengamatan dan pencatatan semua aktivitas PTS/M dilakukan
bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Salah satu
atau lebih kegiatan dari pengelolaan sekolah/madrasah yang dilakukan Kepala
Sekolah/Madrasah menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada tahapan ini, si peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-
hal yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian
yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan
skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data pengelolaan
sekolah/madrasah. Instrumen yang umum dipakai adalah lembar observasi, dan
cacatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak
dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya aktivitas siswa selama
pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjuk-petunjuk lain yang
dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. Sebagai
contoh pada satu usulan PTS/M akan dikumpulkan data sebagai berikut : (1) data
21
jumlah guru, (2) data kualifikasi guru, (3) data daftar hadir guru, data kinerja guru,
dan sebagainya. Lembar observasi guna memperoleh data kedisiplinan guru dan
lapangan.
J. Rangkuman
PTS/M adalah penemuan sistematis yang dilaksanakan pengawas sekolah/
madrasah untuk memecahkan masalah pengelolaan madrasah/sekolah. Ruang
lingkup PTS/M mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan sekolah/madrasah yang meliputi: (1) Perencanaan program
sekolah/madrasah, (2) pelaksanaan program sekolah/madrasah, (3)
pengawasan/evaluasi sekolah/madrasah, (4) kepemimpinan, dan (5) sistem
informasi manajemen sekolah/madrasah.
BAB III
22
MEMBUAT PROPOSAL DAN LAPORAN PTS/M
A. Tujuan Pembelajaran
Judul
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masakah dan rencana pemecahannya
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
F. Hepotesis Tindakan
Bab II Kajian Teoretis
Kajian Teoretis
Bab III Metodologi
A. Metode Penelitian
B. Prosedur
C. Jadwal Kegiatan Penelitian
Daftar Pustaka
B. Penjelasan
1. Judul.
Ditulis secara singkat, spesifik dan jelas, menggambarkan masalah yang akan
diteliti serta menggambarkan tindakan penelitian yang dipilih untuk memecah-
kan masalah.
23
Contoh Judul PTS/M
Apa yang mau ditingkatkan mutunya....?
Bagaimana tindakan yang akan dilakukan kepala sekolah/madrasah
Siapa yang akan ditingkatkan?
a. Perencanaan program sekolah/madrasah
Studi banding ke sekolah/madrasah lain yang lebih tinggi mutunya;
Kepala sekolah/ madrasah.
2. Latar Belakang
Berisi uraian latar belakang pemilihan judul dan masalah itu diteliti dilihat dari
data dan fenomena yang terjadi dalam melaksanakan pengawasan akademik
maupun manajerial di MA (misalnya). (maksimal 2 halaman)
24
3.Perumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya
a. Rumusan Masalah
Berisi rumusan apa yang hendak dicapai dari pelaksanaan PTS/M serta
untuk siapa dan dalam hal apa manfaatnya. (maksimal 1 halaman)
6.Kajian/Acuan Teori
Berisi konsep, prinsip yang terkait dengan masalah / variabel yang diteliti
sebagai dasar dalam pemecahan masalah. (maksimal 4 halaman)
7.Prosedur
25
Prosedur/langkah-langkah PTS/M diuraikan secara rinci dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi untuk setiap siklus.
9.Daftar Pustaka
26
C.Sistematika Laporan Hasil PTS
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (kalau ada)
Daftar Gambar (kalau ada)
Daftar lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
3. Tujuan
4. Manfaat
5. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
2. Siklus I
3. Siklus II
4. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
D. Penjelasan
28
sekolah/madrasah baru tujuh yang berjalan cukup baik. Demikian pula halnya
dengan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah. Dari 8 tugas pokok yang harus
dilakukan melalui kepemimpinan kepala sekolah/ madrasah hanya berjalan
separuhnya. Akibatnya, 22 dari 88 guru masih rendah motivasi mengajarmya. Ada 5
(lima) hal yang harus dievaluasi ternyata sekolah/madrasah belum terakreditasi.
Sekolah/madrasah juga belum memiliki sistem informasi yang dapat diandalkan.
Sekolah/madrasah belum mampu menggunakan sistem informasi manajemen
sekolah/madrasah dengan baik sehingga banyak data yang sulit ditemukan kembali.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tindakan sekolah/madrasah perlu
dilaksanakan agar pemecahan masalah tersebut dapat diatasi. Jika masalah ini tidak
segera diatasi dikhawatirkan sekolah/madrasah akan kehilangan peminatnya.
2.Identifikasi Masalah
Contoh:
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
a. Masih satu rencana program yang sekolah/madrasah belum dibuat dengan baik
(program sekolah/madrasah).
b. Ada tiga pelaksanaan program sekolah/madrasah yang belum dibuat sekolah/
madrasah.
c. Empat tugas kepemimpinan kepala sekolah/madrasah belum berjalan.
d. 22 (dua puluh dua) orang guru masih rendah motivasinya.
e. Satu dari empat evaluasi sekolah/madrasah belum terpenuhi.
f. Sekolah/madrasah belum memiliki sistem informasi yang dapat diandalkan.
3.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah masalah-masalah yang dipilih untuk diteliti.
29
Tidak semua masalah dapat diselesaikan sekaligus dengan satu kali penelitian.
Contoh:
Dari enam masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi pada
rendahnya motivasi guru.
4.Perumusan Masalah
Seperti uraian sebelumnya, bahwa perumusan masalah adalah usaha untuk
menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau
dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan atau
pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti
didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Contoh
Apakah dengan diklat motivasi berprestasi akan meningkatkan motivasi guru?
5. Tujuan Penelitian
Penulisan tujuan PTS/M umumnya dimulai dengan kalimat “PTS/M ini
bertujuan untuk … (tindakan tertentu, tuliskan dengan jelas nama tindakan tersebut),
guna meningkatkan ….(tuliskan dengan rinci apa yang akan ditingkatkan), bagi guru
di ….. (tuliskan subjek PTS/M-nya)
6. Manfaat Penulisan
Contoh
Judul, “Upaya-upaya Meningkatkan Motivasi Mengajar Guru melalui Diklat Motivasi
Berprestasi bagi Guru SDN 19 Cempaka Putih Barat – Kota Jakarta Pusat”.
30
PTS/M ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi mengajar guru melalui diklat
motivasi berprestasi bagi guru di SDN19 Cempaka Putih Barat – Kota Jakarta Pusat.
7.Kajian Teori
Kajian teoretis berisi konsep, prinsip, yang terkait dengan masalah yang diteliti
sebagai dasar dalam pemecahan masalah. Acuan teori menguraikan kajian teori dan
pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan PTS/M.
Pada acuan teori, tuliskan berbagai teori (berdasar pada kajian kepustakaan)
yang mendasari usulan rancangan PTS/M ini. Kemukakan juga teori, temuan dan
bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi
permasalahan penelitian tersebut. Untuk masalah PTS/M tentang masih rendahnya
motivasi untuk memecahkan masalahnya pilih buku-buku motivasi berprestasi. Tulis
minimal tiga pendapat tentang motivasi berprestasi. Kemudian simpulkan definisinya
menurut Saudara. Analisis perbedaan dan persamaan masing-masing pendapat.
Analisis kelebihan dan kelemahan masing-masing pendapat. Putuskan Saudara
berpihak kepada pendapat siapa dan uraikan alasannya.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang apa yang akan ditingkatkan, bagai -
mana cara meningkatkan, dan siapa yang akan ditingkatkan, metode penelitian yang
digunakan dan langkah-langkah PTS/M.
9.Jadwal PTS/M
Contoh jadwal kegiatan sebagai berikut.
31
No Kegiatan waktu
32
Buku, artikel, dan sumber lain yang boleh dituliskan dalam daftar pustaka adalah
acuan yang dikutip saja. Buku, artikel, dan sumber lain yang tidak dikutif tidak boleh
dituliskan dalam daftar pustaka.
Contoh
Husaini Usman & Purnomo Setyadi Akbar. 2009. Pengantar Metodologi Sosial. Edisi
Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
E.Latihan
1. Buatlah Judul PTM berdarkan pemasahan yang ada !
F. Evaluasi
3. Variabel yang bisa digunakan untuk PTM Pengawas seperti di bawah ini,
kecuali … .
A. media pembelajaran, perilaku guru, dan manajemen madrasah
33
B. attitude guru, kepemimpinan kepala madrasah, dan kinerja siswa
C. kinerja guru, kinerja kepala madrasah dan strategi pembelajaran.
D. kinerja kepala madrasah, kinerja tenaga administrasi dan profesionalisme guru.
G. Quiz
Isilah kolom-kolom kosong menurun dan mendatar sesuai tipe, jenis atau makna
kata yang ada pada kolom paling atas !
pendidik … … … … …
nara … … … … …
sumber
fasilitator … … … … …
pembimbing … … … … …
pembina … … … … …
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan
Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi Widya-
iswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Tita Lestari. 2009. Penyusunan Program, Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil
Pengawasan. Materi ToT Calon Pengawas. Jakarta: Direktorat Penelitian
Tindakan Sekolah‐MKPS Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen
Pendidikan Nasional.
36