Dosen :
Epi Rustiawati,M.Kep.,Sp.Kep.MB
Disusun oleh :
Jumiyati (8801190005)
2B
3.Klasifikasi Pneumonia
Secara Garis Besar Pneumonia Dapat Dibedakan Menjadi 3 Yaitu:
Aspirasi pneumonia
Terjadi apabila tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru- paru.pada
bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau asi.
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi.bila tidak
segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan Broncopneumonia dan
selanjutnya menjadi pneumonia.
4.Manifestasi Klinis
Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak, sputum kehijauan
atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil. Disertai nafas yang
pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis ,nyeri tajam atau seperti ditusuk. Salah satu
nyeri atau kesulitan selama bernafas dalam atau batuk.
Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit kepala
atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Gejala lain berupa hilang nafsu
makan, kelelahan,kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri sendi atau otot. Tidak
jarang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala yang lain.
Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya virus masuk
kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan
hidung. setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering
menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui
suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.
Ketika sistem imun merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.
Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang
membuat cairan masuk ke dalam alveoli.
Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi
pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah. Sebagai tambahan dari proses
kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan
fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap
infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan
komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara
dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika
ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.
Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti
hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah
memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara
alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk
mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju
paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka
juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.
Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada
individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan
imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia yang
disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan
bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh
Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci dan
Coccidioides immitis. Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai
Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat
bagian barat daya.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X : Mengidentifikasi distribusi struktural ( misal: lobar,
bronchial: dapat juga menyatakan abses) luas/infiltrasi, empiema
(stapilacoccus), infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial), atau
penyebatran /perluasan infiltrasi nodul ( lebih sering virus). Pada
pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
b. GDA/ nadi oksimetris : Tidak normal mungkin terjadi, tergantung
pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
c. Pemeriksaan gram/kultur, Sputum dan darah : Untuk dapat diambil
biosi jarum, aspirasi transtrakea, bronkoskofi fiberobtik atau biosi
pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. Lebih dari
satu organisme ada : Bakteri yang umum meliputi diplococcus
pneumonia, stapilococcus, Aures A-hemolik streptococcus,
hemophlus influenza : CMV. Catatan: keluar sekutum tak dapat di
identifikasi semua organisme yang ada. Keluar darah dapat
menunjukan bakteremia sementaraa.
d. JDL : Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah
terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imum seperti AIDS,
Memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
e. Pemeriksaan serelogi : mis, Titer virus atau legionella, aglutinin
dingin, membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
f. Pemeriksaan fungsi paru : Volume mungkin menurun ( kongesti dan
kolaps alveolar): tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan
komplain. Mungkin terjadi perembesan (hipoksemia)
g. Elektrolit : Natrium dan klorida mungkin rendah
h. Bilirubin : Mungkin meningkat
i. Aspirasi perkutan/ biopsi jaringan paru terbuka : Dapat menyatakan
jaringan intra nuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik ( CMP :
karakteristik sel rekayasa (rubela).
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Oksigen 1-2L/ menit
2) IVFD (Intra venous fluid Drug) / ( pemberian obat melalui intra
vena) dekstrose 10 % : NaCI 0,9% = 3:1, + KCL 10 meq / 500 ml
cairan. Jumlah cairan sesuai dengan berat badan, kenaikan suhu,
dan status hidrasi.
3) Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai dengan makanan
entral bertahap memulai selang nasogastrik dengan feding drip.
4) Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan
salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki
transpormukossiller.
5) Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.
6) Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan
7) Untuk kasus pneumonia komuniti base : Ampicilin 100 mg/ kg
BB/ hari dalam 4 hari pemberian, Kloramfenicol 75 mg /kg BB/
hari dalam 4 hari pemberian.
8) Untuk kasus pneumonia hospital base : Cefotaxim 100 mg/kg BB/
hari dalam 2 kali pemberian, Amikasim 10-15 mg/ kg BB/ hari
dalam 2 kali pemberian ( Arif mansjoer, dkk, 2001).
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Peran perawat dalam penatalaksanaan penyakit pneumonia
secara primer yaitu memberikan pendidikan kepada keluarga klien
untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit pneumonia
dengan perlindungan kasus dilakukan melalui imunisasi, hygiene
personal, dan sanitasi lingkungan. Peran sekunder dari perawat
adalah memberikan fisioterapi dada, nebulasi, suction, dan
latihan nafas dalam dan batuk efektif agar penyakit tidak
kembali kambuh.
10. Pengkajian
dari kepala Sampai ujung kaki dapat lebih mudah. Dalam melakukan
a. Penampilan umum
untuk pemeriksaan.
b. Kesadaran.
c. Tanda-Tanda Vital
(Tachypnea).
1. Kepala.
1) Rambut
2) Mata
3) Telinga
telinga.
4) Hidung
6) Leher.
7) Thorak
a) Paru-paru
saat ekspirasi).
jantung).
rentang normal.
c) Abdomen
mark.
30 x/ menit).
cairan).
pemberasan hepar.
8) Punggung
meliputi :
11) Integument.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Therapy
16
↓
Ibu Pasien mengatakan demam Terbentuknya eksudat serous
Do: ↓
Pasien terlihat pucat Proses inflamasi
G. RencanaKeperawatan
17
normal b. Membersihkan secret dengan cara suction
2. tidak ada sura c. menganjurkan untuk minum hangat
nafas seperti d. Menganjurkan minum 2500cc/hari
(ronchi,wezhing, Edukasi:
mengi)tambahan a. Mengajarkan batuk efektif
Tujuan
18
- Mengeluarkan sputum dan mempertahankan kepatenan jalan napas
Indikasi
Kontraindikasi
- Broncospasme
Pertimbangan Keperawatan
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda penting lainnya seperti saturasi, nilai
Alat
- Stetoskop
- Alas
- Oksigen
19
- tisue
LANGKAH KLINIK
2. Cuci tangan
3. Berikan salam
5. Jaga privacy
6. Kaji fungsi pernapsan: suara nafas, letak secret, kekentalan, kemampuan batuk
8. Cek tekanan mesin suction, tentukan sesuai pasien (100-120 mmHg (Berman 2009),
10. Tingkatkan oksigenasi dan minta pasien napas dalam, meninggikan oksigen pemberian
12. dengan tangan non dominan sambungkan katetr dengan mesin suction
13. dengan tangan dominan, jepit kateter dengan pinset anatomi cek suction dengan
14. masukkan kateter ke dalam mulut sampai karina (adanya reflek batuk) tanpa menutup
tubing. Lakukan suction dengan menutup tubing kemudian Tarik selang keluar dengan
15. beri kesempatan pasien bernapas selama 3-5 kali dengan oksigen ditinggikan sebelum
penghisapan berikutnya
20
18. kembalikan konsentrasi oksigen yang diberikan sesuai program pengobatan
21. terminasi
22. dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Klinik.
Robinson & Saputra. 2014. Buku Ajar Visual Nursing (Medica-Bedah). Jilid
21