ALAMAT : ……………………………….
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas : XI
2
3.1.3 Menguraikan kerajaan-kerajaan maritim Hindu-Buddha di Nusantara
dalam sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan
3.1.4 Menganalisis warisan kebudayaan kerajaan maritim Hindu-Buddha dalam
kehidupan masa kini
4.1 Menyajikan hasil analisis tentang kerajaan-kerajaan maritim Indonesia pada masa
Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan
serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran ini diharapkan siswa akan dapat:
1. Menjelaskan proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara
2. Mengidentifikasi kerajaan-kerajaan maritim Hindu-Buddha di Nusantara dalam
sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan
3. Menguraikan kerajaan-kerajaan maritim Hindu-Buddha di Nusantara dalam sistem
pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan
4. Menganalisis warisan kebudayaan kerajaan maritim Hindu-Buddha dalam kehidupan
masa kini
D. Materi Pembelajaran
A. Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara
B. Kerajaan-kerajaan Maritim Nusantara Masa Hindu-Buddha
C. Warisan kKerajaan-kerajaan Maritim Hindu-Buddha dalam Kehidupan Masa Kini
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Examples non Examples, Learning community dengan
discovery
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan
(Lembar Kerja Siswa yang berisi pertanyaan
sehubungan dengan materi yang telah dijelaskan)
3
Hapsari, Ratna dan M. Adil. Sejarah Kelompok Pemintan Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk SMA/MA Kelas XI . Jakarta: Erlangga, 2017.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
1. Guru memberi salam dan menanyakan kabar para
siswa.
2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk memulai proses KBM (kerapian, kebersihan
ruang kelas, menyediakan media dan alat serta buku
yang diperlukan).
Awal 15 menit
3. Guru memantau kehadiran dengan mengabsen
siswa.
4. Guru mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa.
5. Guru memberitahu tentang tujuan yang diharapkan
atau garis besar materi yang akan dipelajari.
Inti Mengamati 150 menit
1. Sebagai apersepsi, siswa mengamati gambar- gambar
tulisan yang ada pada halaman 5 buku pelajaran Sejarah
Peminatan kelas XI. Gambar ini berkaitan dengan
materi tentang kerajaan-kerajaan maritim masa Hindu-
Buddha di Nusantara.
2. Menanya
1. Sebelum memulai materi, dengan mengamati
gambar tersebut, siswa mengajukan pertanyaan
sehubungan dengan materi tersebut.
2. Lalu siswa ditanya apakah ada diantara mereka yang
pernah melihat atau mengetahui gambar-gambar
tulisan tersebut? Bagi siswa yang sudah pernah
melihat atau sudah pernah mengetahui tentang
gambar-gambar tersebut, guru meminta mereka
4
untuk menceritakan pengetahuan mengenai gambar
tersebut kepada teman-temannya.
3. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di buku Sejarah Peminatan
kelas XI halaman 5.
4. Guru menyajikan materi mengenai masuknya agama
agama Hindu-Buddha di Nusantara dan kerajaan-
kerajaan Maritim Nusantara masa Hindu-Buddha.
5.
6. Mengeksplorasikan
1. Siswa mengumpulkan informasi terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dibahas.
2. Siswa mencari sumber atau informasi dari sumber-
sumber lain terkait dengan materi palajaran yang
sedang dibahas.
Mengasosiasikan
5
berlangsung serta menanyakan apa manfaat yang
dapat diperoleh setelah mempelajari materi hari ini.
3. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan ke II
Menanya
1. Sebelum memulai materi, dengan membaca
buku, siswa mengajukan pertanyaan
sehubungan dengan materi tersebut.
2. Guru menyajikan materi mengenai warisan
6
Kerajaan-kerajaan Maritim Hindu-Buddha
dalam kehidupan masa kini.
3.
4. Mengeksplorasikan
1. Siswa mengumpulkan informasi terkait
dengan materi pelajaran yang sedang
dibahas.
2. Siswa mencari sumber atau informasi dari
sumber-sumber lain terkait dengan materi
palajaran yang sedang dibahas
Mengasosiasikan
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa,
yaitu kelompok I, II, III, IV, V, dan VI
(masih sama seperti pertemuan sebelumnya).
2. Setelah menyelesaikan tugas pada pertemuan
sebelumnya, masing-masing kelompok
ditugaskan untuk mengerjakan tugas 1 dan 2
yang ada di halaman 27.
Mengkomunikasikan
1. Setelah setiap kelompok mencoba untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas, guru memberi evaluasi terhadap hasil
diskusi dan beberapa pertanyaan diskusi.
Penutup 1. Siswa ditanyakan apakah sudah memahami 15 menit
materi tersebut.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk
mengerjakan Uji Kompetensi halaman 29-33
di rumah masing-masing.
3. Guru menutup pembelajaran minggu ini
dengan memberi kesempatan kepada siswa
memberikan kesimpulan tentang pelajaran
yang baru saja berlangsung serta
7
menanyakan apa manfaat yang dapat
diperoleh setelah belajar materi tersebut.
4. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan ke III
Menanya
Sebelum memulai diskusi, siswa mengajukan
pertanyaan sehubungan dengan materi tersebut.
1.
2. Mengeksplorasikan
1. Siswa mengumpulkan informasi terkait dengan
materi diskusi tersebut.
2. Siswa mencari sumber atau informasi dari
8
sumber-sumber lain terkait diskusi yang sedang
dilakukan.
Mengasosiasikan
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa
(kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk
mendiskusikan artikel “Meretas Jejak Maritim
Sriwijaya” dan mengerjakan inkuiri
(menganalisis gambar) halaman 34-46.
Mengkomunikasikan
Setelah setiap kelompok mencoba untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas,
guru memberi evaluasi terhadap hasil diskusi dan
beberapa pertanyaan diskusi.
1. Siswa ditanyakan apakah sudah memahami
materi tersebut.
2. Guru menutup pembelajaran minggu ini dengan
Penutup memberi kesempatan kepada siswa memberikan 15 menit
kesimpulan mengenai diskusi yang telah
dilakukan.
3. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Sikap
Sikap Sosial
Spiritual Jumlah
No Nama
Tanggung Skor
Mensyukuri Jujur Kerjasama
Jawab
1
2
Keterangan:
9
a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Saling menghormati sesama teman sekelas
Toleransi sesama teman sekelas
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubrik pemberian skor:
A = jika siswa melakukan empat kegiatan tersebut
B = jika siswa melakukan tiga kegiatan tersebut
C = jika siswa melakukan dua kegiatan tersebut
D = jika siswa melakukan satu kegiatan tersebut
b. Sikap Sosial
1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
Tidak berbohong
Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
Tidak menyontek
Terus terang
Rubrik pemberian skor:
A = jika siswa melakukan empat kegiatan tersebut
B = jika siswa melakukan tiga kegiatan tersebut
C = jika siswa melakukan dua kegiatan tersebut
D = jika siswa melakukan satu kegiatan tersebut
10
B = jika siswa melakukan tiga kegiatan tersebut
C = jika siswa melakukan dua kegiatan tersebut
D = jika siswa melakukan satu kegiatan tersebut
Materi Diskusi I
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa (kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mengerjakan tugas 1 dan 2 yang ada di
buku Sejarah Peminatan kelas XI halaman 13 dan 25.
Materi Diskusi II
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa (kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mengerjakan tugas 1 dan 2 yang ada di
halaman 27.
11
Materi Diskusi III
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa (kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan artikel “Meretas Jejak
Maritim Sriwijaya” dan inkuiri (menganalisis gambar).
1. Pendapat siswa.
2. Sejak masa praaaksara, masyarakat Nusantara telah memiliki kemampuan berlayar
dengan menggunakan perahu bercadik. Masyarakat Nusantara dikenal sebagai
pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Kemampuan tersebut
didukung dengan pengetahuan tentang navigasi, pembuatan kapal, arus laut, angin,
musim, dan astronomi. Berdasarkan relief yang terdapat di Candi Borobudur,
setidaknya ada tiga jenis perahu Nusantara, yaitu perahu lesung, perahu yang
dipertinggi dengan cadik, dan perahu lesung yang dipertinggi tanpa cadik.
3. Pendapat siswa.
Tugas 2
Tugas 1
12
perkembangan ekonomi kerajaan tersebut. Salah satu contohnya adalah melalui
pengembangan daerah-daerah pesisir di kerajaan tersebut menjadi pelabuhan.
Pelabuhan-pelabuhan tersebut sangat cocok sebagai tempat persinggahan dari kapal-
kapal dagang. Pelabuhan tersebut juga dapat berfungsi sebagai pusat perdagangan
yang ramai disinggahi oleh para pedagang-pedagang yang melakukan aktivitas
perdagangan. Aktivitas-aktivitas ekonomi inilah yang mendorong perkembangan
ekonomi kerajaan yang bersangkutan.
2. Kerajaan Sriwijaya: Kronik Chu-fan Chi pada abad XIV yang menguatkan bukti
tradisi kemaritiman yang telah berkembang dalam masyarakat Sriwijaya. Lokasi
Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah sekitar pertemuan Sungai Musi dengan
Kramasan dan Ogan.
Kerajaan Mataram Kuno: Wilayah Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di
daerah yang dialiri sungai seperti Sungai Progo, Bogowonto, dan Bengawan Solo.
Keberadaan sejumlah prasasti seperti Prasasti Gondosuli dan Prasasti Kamalagyan
memberikan informasi terkait keberadaan pejabat atau nahkoda yang berpengaruh di
Kerajaan Mataram Kuno.
Kerajaan Singasari: Di bawah kekuasaan Kertanegara, Singasari memiliki armada laut
yang kuat. Hal tersebut terbukti dari pengiriman ekpedisi ke Melayu (Pamalayu) pada
1275 dan Bali pada 1284.
Kerajaan Majapahit: Sebagai kerajaan maritim yang besar, Majapahit memiliki
armada laut dengan berbagai bentuk dan fungsi kapal, seperti kapal dagang, kapal
perang, maupun kapal yang hanya digunakan bagi kepentingan raja dan upacara
keagamaan.
3. Faktor internal:
a. Majapahit melanjutkan politik dwipantara yang telah diawali oleh Kertanegara,
kemudian diperbarui dengan Sumpah Palapa Gajah Mada.
b. Memiliki pejabat tinggi yang mempunyai kemampuan dan dapat mendukung
aktivitas kemaritiman, seperti Gajah Mada dan Mpu Nala.
Faktor eksternal:
13
a. Meningkatnya jaringan internasional antara Asia Timur (Tiongkok), Asia Selatan
(India), dan Arab. Selain itu, jalur laut tradisional antara Jawa, Maluku, dan
Malaka yang semakin ramai dengan kegiatan perdagangan.
b. Meningkatnya perdagangan di laut yang didukung oleh adanya pelabuhan
perdagangan dari kerajaan-kerajaan di sekitar Asia Tenggara.
c. Semakin ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dagang dari luar Nusantara yang
berlabuh di bandar milik Majapahit, seperti Tuban, Lasem, Gresik, dan Hujung
Galuh dekat Surabaya kini.
Tugas 2
Tugas 1
Tugas 2
UJI KOMPETENSI
Pilihan Ganda
1. A 11. E
2. D 12. C
3. A 13. E
14
4. C 14. B
5. D 15. A
6. C
7. E
8. D
9. E
10. B
Sebab Akibat
1. A
2. B
3. B
4. B
5. D
Esai
15
di India dan munculnya dinasti-dinasti di Jawa. Adapun menurut Majundar, para
prajurit India mendirikan koloni-koloni di Asia Tenggara, termasuk Nusantara.
b. Kroom meyakini peran besar kaum pedagang atau kasta waisya. Hal ini
didasarkan pada anggapan bahwa telah terjadi penyebaran kebudayaan melalui
perkawinan dengan perempuan pribumi.
c. Van Leur dan Bosch meyakini peranan kaum brahmana. Akan tetapi, Bosch juga
mengajukan kemungkinan lain tentang orang-orang dari Nusantara sendiri
berkesempatan belajar di pusat agama India. Mereka juga berperan penting dalam
penyebaran unsur-unsur kebudayaan India ke Nusantara.
3. Pendapat siswa.
4. Letak geografis kepulauan Nusantara berada di antara Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik, serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Letak geografis ini
menjadikan Nusantara terletak dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan
“internasional” zaman kuno, yaitu India dan Tiongkok. Selat Malaka menjadi gerbang
utama yang menghubungkan pedagang-pedagang India dan Tiongkok yang berlayar
melalui bandar-bandar penting di sekitar wilayah tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan Selat Malaka menjadi pusat perdagangan yang ramai. Posisi Selat
Malaka sebagai bagian penting dari jalur perdagangan internasional menjadikannya
primadona dari kerajaan-kerajaan di Nusantara. Kerajaan-kerajaan di Nusantara
berlomba-lomba untuk menaklukkan Selat Malaka menjadi wilayah kekuasaannya
dengan maksud memperoleh keuntungan sebanyak mungkin dari pernguasaan
perdagangan di Selat Malaka.
5. Menurut sejarawan Kroom, ada beberapa faktor yang membuat Sriwijaya dapat
berkembang dengan cepat, yaitu:
a. Letak geografis pelabuhannya sangat cocok sebagai tempat persinggahan dari
kapal-kapal dagang terutama yang datang dar Tiongkok dan India.
b. Pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan barter yang dilakukan oleh para
pedagang dari India dan Tiongkok.
c. Menjadi pusat perdagangan dari barang-barang lokal yang akan dikirim ke
Tiongkok dan India didukung oleh adanya pemerintahan yang kuat.
16
6. Wilayah Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di daerah yang dialiri sungai,
seperti Sungai Progo, Bogowonto, dan Bengawan Solo. Sebelum memasuki abad XI,
pelabuhan-pelabuhan utama dari Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di
antara Cirebon dan Jepara. Berdasarkan beberapa prasasti dan termuan arkeologi,
daerah Tegal, Pekalongan, Brebes, dan Semarang diperkirakan pernah menjadi
pelabuhan. Dalam Prasasti Sangsang (907 M), disebutkan tentang adanya perahu
sebagai sarana angkutan. Kronik Tiongkok dari masa Dinasti Sung juga menyebutkan
adanya pusat perdagangan di Pu-Kio-Lung diperkirakan yang dimaksud adalah
Pekalongan. Selain Pekalongan, Tuban juga disebut-sebut sebagai sebuah pelabuhan
yang sudah ramai dan penting di zaman tersebut. Dari kumpulan prasasti yang
ditemukan, setidaknya dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Mataram Kuno cukup aktif
membangun sejumlah pelabuhan untuk kegiatan perdagangan.
7. Sebagai raja, Airlangga sangat disegani karena selalu melakukan pembangunan yang
digunakan untuk kesejahteraan rakyat, antara lain sebagai berikut:
a. Membangun Bendungan Wringin Sapta pada 1037 untuk mencegah banjir
musiman.
b. Memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh (dekat Surabaya sekarang) dan
membangun pelabuhan Kembang Putih (dekat Tuban sekarang) sebagai pelabuhan
berskala internasional. Kapal-kapal dari India, Birma, Kamboja, dan Champa
melakukan perdagangan melalui kedua pelabuhan tersebut.
c. Mengembangkan seni sastra seperti kakawin Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh
Mpu Kanwa pada 1035 M.
d. Membangun jalan-jalan yang menghubungkan pesisir ke pusat kerajaan.
8. Faktor internal:
a. Majapahit melanjutkan politik dwipantara yang telah diawali oleh Kertanegara,
kemudian diperbarui dengan Sumpah Palapa Gajah Mada.
b. Memiliki pejabat tinggi yang mempunyai kemampuan dan dapat mendukung
aktivitas kemaritiman, seperti Gajah Mada dan Mpu Nala.
Faktor eksternal:
17
b. Meningkatnya perdagangan di laut yang didukung oleh adanya pelabuhan
perdagangan dari kerajaan-kerajaan di sekitar Asia Tenggara.
c. Semakin ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dagang dari luar Nusantara yang
berlabuh di bandar milik Majapahit, seperti Tuban, Lasem, Gresik, dan Hujung
Galuh dekat Surabaya kini.
18
Majapahit hingga berkembang aliran baru, seperti Tantrayana pada masa
Singasari.
c. Ekonomi: Dalam bidang ekonomi, pengaruh yang diberkan oleh kerajaan Hindu-
Buddha di Nusantara yang masih dapat ditemukan hingga kini adalah penggunaan
mata uang sebagai alat transaksi. Sebelum agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
menyebar di Nusantara, masyarakat menggunakan sistem barter sebagai cara
untuk melakukan aktivitas jual beli. Pengenalan mata uang sebagai alat transaksi
kemudian memudahkan masyarakat dalam menilai barang dagangan sesuai
dengan harganya.
d. Budaya: Dalam bidang budaya, warisan kerajaan Hindu-Buddha dapat ditemui
dalam seni arsitektur. Bentuk bangunan pendopo dari bangunan yang tergambar
dalam kitab Nagarakretagama telah menginspirasi berbagai bentuk arsitektur
bangunan keraton Jawa, serta bangunan pura dan rumah-rumah di Bali masa kini.
Peninggalan karya sastra besar, seperti Pararaton, Nagarakretagama, dan
sejumlah kakawin telah menjadi acuan yang sangat penting terhadap keberadaan
sumber-sumber sejarah untuk lebih mengenali kehidupan masa lalu bangsa I
iii. Penilaian Keterampilan
Penilaian untuk kegiatan mengamati gambar tentang gambar-gambar tulisan (hal.5).
Jumlah
No Nama Relevansi Kelengkapan Kebahasaan
Skor
1
2
Keterangan:
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara siswa mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar,
pengecap, dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah hasil
pengamatan (berupa informasi) bukan cara mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan gambar yang diamati
dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi
Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
19
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen gambar yang terliput
atau semakin sedikit sisa gambar yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana siswa mendeskripsikan gambar dalam
bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah
dipahami).
c. Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang; 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Amat Baik
Keterangan :
a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan siswa untuk tidak
menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan siswa dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan siswa
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan
kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang; 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Amat Baik
v. Penilaian presentasi
No Nama Menjelaska Memvisualkan Merespon Jumlah
20
n Skor
1
2
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi
dan diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan siswa untuk
membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau
sekreatif mungkin.
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan siswa menyampaikan tanggapan
atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
d. Skor rentang antara 1 – 4
1. = Kurang; 3 = Baik
2. = Cukup 4 = Amat Baik
NIP. NIP.
Lampiran
A. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning
21
Langkah pembelajaran dengan discovery learning, meliputi:
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai
kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Tema-
tema yang problematik dan kontroversi cocok dengan model pembelajaran
discovery, karena siswa dilatih untuk menemukan jawab di tengah-tengah problem
dan kontroversial.
2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk rumusan masalah kemudian dirumuskan hipotesisnya (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah).
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan sumber sejarah dan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari
tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya studi pustaka, observasi, dan wawancara.
Selanjutnya siswa juga dilatih untuk melakukan kritik sumber atau menyleksi
data/informasi yang diperoleh, dipilih yang relevan dengan pemecahan masalah.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data atau sumber sejarah dan
informasi yang telah dipilih/telah dilakukan kritik sumber diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
22
hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut
siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian
yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. (dalam
kegiatan pembelajaran sejarah dengan model discovery, pada langkah 4 dan 5 sama
dengan tahapan analisis dan interpretasi dalam kegiatan kajian/penelitian sejarah).
6. Generalization (Menarik Kesimpulan/ Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi
maka dirumuskan prinsipprinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik
kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan
pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang
luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
B. Prosedur Aplikasi Model pembelajaran Examples non examples
Langkah-langkah pembelajaran dengan model Examples non examples, meliputi :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
23
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
24