Asuhan Keperawatan Ikterus
Asuhan Keperawatan Ikterus
Disusun Oleh :
1. Aldina Agustiani P07220119002
2. Anggreani Putri P07220119003
3. Hadriana P07220119017
4. Iis Arieska Saraswati P07220119019
5. Ika Juwita P07220119020
6. Muhammad Dihva Pramana P07220119029
7. Oktavia Rizky P07220119035
8. Putri Alda Pratiwi P07220119036
9. Rifa Diya Noor Santung P07220119037
10. Rizky Puspita Andini P07220119041
11. Siti Fatimah P07220119043
12. Suprianto P07220119047
13. Abdullah Awaluddin Adi Guna P07220119052
14. Afa Aulia P07220119054
15. Monica Octalyna Siahaan P07220119080
16. Muhammad Fikri Pratama P07220119083
17. Novia Dwi Putri Karina P07220119087
18. Nurdiansyah P07220119089
19. Witaradiya Armadaniah P07220119096
Kementerian Kesehatan RI
Samarinda, Kalimantan
Timur 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Alhamdulillah makalah ini tidak akan selesai
tanpa adanya pihak yang membantu, baik dari media, dan teman serta pembimbing
yang setia mengajari kami. Dalam makalah ini menjelaskan tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Bayi yang Mengalami Ikterus”
Penyusun
2
Daftar Isi
Cover..........................................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................3
Asuhan Keperawatan
Pengkajian..................................................................................................4
Diagnosa.....................................................................................................8
Intervensi....................................................................................................8
1. Pengkajian
3
Pengkajian pada bayi yang mengalami Ikterus Neonatorum atau
Hiperbilirubinemia, meliputi ;
a. Identitas ;
Bayi, meliputi ; nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, &
BB/PJ lahir.
Orang tua bayi, meliputi ; nama (ibu & ayah), agama (ibu &
ayah), pendidikan (ibu & ayah), pekerjaan (ibu & ayah), dan
alamat.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dialami oleh bayi dengan icterus neonatorum atau
hiperbilirubinemia adalah bayi terlihat kuning dikulit dan sklera, letargi,
malas menyusu, tampak lemah, dan bab berwarna pucat.
c. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan umum bayi lemah, sklera tampak kuning, letargi, refleks
hisap kurang, pada kondisi bilirubin indirek yang sudah mencapai
20mg/dl dan sudah sampai ke jaringan serebral maka bayi akan
mengalami kejang dan peningkatan tekanan intracranial yang
ditandai dengan tangisan melengking.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya ibu dengan gangguan hemolisis darah (ketidaksesuaian
golongan Rh
atau golongan darah A,B,O). Infeksi, hematoma, gangguan
metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan, ibu menderita
DM. Mungkin praterm, bayi kecil usia untuk gestasi (SGA), bayi
dengan letardasio pertumbuhan intra uterus (IUGR), bayi besar
untuk usia gestasi (LGA) karena ibu diabetes.
3) Riwayat Kesehatan Kehamilan & Kelahiran :
Riwayat Antenatal
Berikut yang dikaji untuk riwayat antenatal, meliputi ;
4
o Kaji Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan ke
pelayana kesehatan selama masa kehamilan?
o Kaji Apakah ibu pernah mendapat suntikan TT pada
masa kehamilan?
o Kaji apakah ada keluhan pada masa kehamilan ? dari
trimester 1 sampai 3
Riwayat Intranatal
Berikut yang dikaji untuk riwayat intranatal, meliputi :
o Kaji umur kehamilan ibu saat bersalin?
o Kaji apakah kehamilannya tunggal/kembar?
o Kaji lama persalinan kala I dan II ?
o Kaji warna air ketuban ?
o Kaji cara persalinan ibu ? apakah normal atau SC
o Kaji apa indikasi persalinan ?
Riwayat Neonatal
Berikut yang dikaji untuk riwayat neonatal, meliputi :
o Kaji APGAR score ?
o Kaji BB/PJ lahir ?
o Kaji kapan bayi menyusu pertama kali?
o Kaji apakah ada obat - obatan yang diberikan pada
bayi ?
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga pasien yang memiliki riwayat
penyakit yang sama atau penyakit keturunan yang dapat memicu
penyakit hiperbilirubinemia muncul.
5) Pola Fungsi Kesehatan :
Kaji nutrisi yang didapat oleh bayi perharinya?
Kaji eliminasi bayi perharinya ?
Kaji waktu istirahat bayi ?
d. Pemeriksaan Fisik
5
Penampilan umum : wajah sampai leher bayi kuning
1) Kaji TTV bayi : Suhu, Nadi, RR
2) Kaji Antopometri bayi : BB, PB, LK, LD, & LLA
3) Kaji Head to Toe bayi ;
o Kulit
Menurut rumus kramer apabila kuning terjadi di daerah
kepala dan leher termasuk ke grade satu, jika kuning
pada daerah kepala serta badan bagian atas digolongkan
ke grade dua. Kuning terdapat pada kepala, badan bagian
atas, bawah dan tungkai termasuk ke grade tiga, grade
empat jika kuning pada daerah kepala, badan bagian atas
dan bawah serta kaki dibawah tungkai, sedangkan grade
5 apabila kuning terjadi pada daerah kepala, badan
bagian atas dan bawah, tungkai, tangan dan kaki.
o Kepala
Bentuk simetris, teraba sutura-sutura, fontanel lunak,
padat dan kuning didaerah kepala
o Mata
Bentuk simteris, konjungtiva merah muda, sklera ikterik,
iris bulat kuning.
o Telinga
Kuning didaerah telinga
o Hidung
Ikterus pada mukosa hidung
o Mulut dan tenggorokan
Biasanya warna merah muda dan kuat/ ikterus & bibir
utuh membran mulut lembab
o Leher
Leher kuning, bentuk pendek gemuk, dan di kelilingi
lipatan-lipatan
o Dada
Ikterus dengan infeksi selain dada terlihat ikterus juga
akan terlihat pergerakan dada yang abnormal.
6
o Abdomen (perut)
Perut membucit, muntah, kadang mencret yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme bilirubin
enterohepatik.
o Ekstermitas
Kelemahan pada otot
o Pemeriksaan neurologis
Letargi, pada kondisi bilirubin indirek yang sudah
mencapai jaringan serebral, maka akan menyebabkan
kejang-kejang dan penurunan kesadaran.
o Urogenital
Urine berwarna pekat dan tinja berwarna pucat. Bayi
yang sudah fototerapi biasa nya mengeluarkan tinja
kekuningan.
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan bilirubin serum
Bilirubin pada bayi cukup bulan mencapai puncak kira-kira 6
mg/dl, antara 2 dan 4 hari kehidupan. Jika nilainya diatas 10
mg/dl yang berarti tidak fisiologis, sedangkan bilirubin pada bayi
prematur mencapai puncaknya 10-12 mg/dl, antara 5 dan 7 hari
kehidupan. Kadar bilirubin yang lebih dari 14 mg/dl yaitu tidak
fisiologis. Ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan bilirubin
indirek munculnya ikterus 2 sampai 3 hari dan hilang pada hari
ke 4 dan ke 5 dengan kadar bilirubin yang mencapai puncak 10-
12 mg/dl, sedangkan pada bayi dengan prematur bilirubin indirek
munculnya sampai 3 sampai 4 hari dan hilang 7 sampai 9 hari
dengan kadar bilirubin yang mencapai puncak 15mg/dl/hari. Pada
ikterus patologis meningkatnya bilirubin lebih dari 5 mg/dl
perhari.
2) Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong empedu.
7
3) Radioisotope scan dapat digunakan untuk membantu membedakan
hepatitis dan atresia biliary. (Surasmi, dkk, 2003; Lynn & Sowden,
2009; Widagdo, 2012)
f. Data penunjang
1) Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total) (normal = <2mg/dl)
2) Pemeriksaan darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi
3) Penentuan golongan darah dari ibu dan bayi.
4) Pemeriksaan kadar enzim G6PD.
5) Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji
urin terhadap galaktosemia.
6) Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah,
urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CPR).
8
incubator atau kotak bayi
1.2 Lepaskan pakaian bayi
kecuali popok
1.3 Berikan penutup mata (eye
protector/ billiband) pada bayi
Edukasi
1.1 Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari, jika perlu
1.2 Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
1.3 Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, social, spiritual, dan
kognitif, dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
1.4 Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi,
jika sesuai
1.5 Anjurkan keluarga untuk
member penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
1.1 Kolaborasi dengan terapi
okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika
sesuai
1.2 Rujuk pada pusat atau
program
Observasi
Terapeutik
9
diberi air matang
1.5 Kenakan popok bayi
di bawah umbilicus jika
tali pusat belum terlepas
1.6 Lakukan pemijatan
bayi
1.7 Ganti popok bayi jika
basah
1.8 Kenakan pakaian bayi
dari bahan katun
Edukasi
10
1.3 gunakan produk berbahan
1. Perfusi Jaringan sedang ringan/alami dan hipoalergik pada
2. Kerusakan jaringan kulit sensitive
sedang 1.4 hindarai produk berbahan
3. Kerusakan lapisan kulit dasar alkohol pada kulit kering
cukup menurun 1.5 Anjurkan menggunakan
4. Nyeri cukup menurun pelembab
5. Suhu kulit cukup 1.6 anjurkan minum air yang
membaik cukup
4. Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan perawatan Manajemen Hipertemia
berhubungan dengan 2x24 Termoregulasi ( I.15506)
penggunaan inkubator (L.14134) pada pasien dapat Observasi
ditandai dengan suhu tubuh membaik dengan kriteria 1.1 Identifikasipenyebab
diatas nilai normal, kulit hasil : hipertemia (misalnya
merah dan terasa hangat Dehidrasi, tepapar
1. Kejang Menurun lingkungan panas,
2. Pucat Menurun penggunaan incubator)
3. Takikardi menurun 1.2 Monitor suhu tubuh
4. Hipoksia menurun 1.3 Monitor komplikasi
akibat hipertemia
Terapeutik
1.1 Sediakan lingkungan
yang dingin
1.2 Longgarkan atau
lepaskan pakaian
11
sesuai kebutuhan.
Edukasi:
1.1 Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke keluarga pasien.
12