Anda di halaman 1dari 2

1.

masalah kekosongan obat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh setiap apotek
begitupun dialami oleh Apotek Maleo Bintaro. Masalah lain yang sering dihadapi di
apotek maleo dalam pengadaan sediaan farmasi adalah keterlambatan dalam pengadaan
obat yang disebabkan oleh kekosongan pabrik, keterlambatan pembayaran faktur dan
sarana dan prasarana dari PBF yang kurang cepat. Akibat dari kekosongan obat tersebut
pihak apotek memesan obat pada apotek lain dan itu menyebabkan ketidakefisienan
terhadap pelayanan terhadap masyarakat
cara menyelesaikan : Melakukan perencanaan obat dengan selektif yang mengacu pada
prinsip efektif, aman, ekonomis dan lebih menentukan estimasi stock obat yang datang
agar tidakterjadi kekosongan obat.
2. Masalah yang sering muncul dalam pengadaan atau pemesanan Perlu dilakukan
pengadaan langsung secara berkala sehingga ketersediaan obat dapat terjamin.
Cara menyelesaikan : Harus memilih supplier secara selektif (pabrikan, distributor) yang
memenuhi aspek mutu produk yang terjamin, aspek legal dan harga murah.
3. Masalah yang sering muncul dalam penerimaan yaitu biasanya ada pada salah datu
deiaan contoh nya suppositoria yang harus di cek dan diseleksi bagaimana keadaan nya
agar benar-benar aman untuk digunakan ( ditakutkan apotek menerima sediaan farmasi
yang tidak sesuai dengan prosedur pemakain dan akan merugikan pasien )
Cara menyelesaikan : dibentuk panitia atau petugas khusus yang menerima barang yang
masuk agar dapat di seleksi dalam penerimaannya.
4. Masalah yang sering muncul dalam pemusnahan belum pernah melakukan pemusnahan
5. Masalah yang sering muncul dalam pengendalian dan evaluasi terkadang pihak yang
bertanggung jawab lalai membiarkan obat tertinggal tanpa melaporkan kepada pihak
gudang sampai akhirnya terkadang sediaan tersebut menjadi rusak ataupun expired. Cara
menyelesaikan masalah untuk hal tersebut adalah terkadang pihak gudang melakukan
evaluasi ke ruangan atau unit-unit pelayanan dengan melihat stok obat yang berlebih atau
slow moving maka akan dilakukan penarikan terhadap sediaan tersebut.
6. Masalah yang sering muncul dalam manajemen penunjang ( SDM, Keuangan dll ) untuk
sekarang ini dalam masa pandemi mungkin pada manajemen keuangan yang lebih harus
dipertimbangkan karena melihat penurunan omset penjualan
Cara penyelesaiannya dengan mengatur sebai-baiknya pada management pengadaannya
7. Kebetulan Apotek kami belum menerima terkait BPJS masih mengurus perizinannya
8. Apotek online kebetulan apotek kami berkerjasama dengan Halodoc yang dimana
mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri karena apotek online dapat Mengurangi
dari peran seorang apoteker yang memiliki keahlian berkomunikasi langsung dengan
pasien selain itu keuntungannya Sangat menghemat waktu, tanpa datang lagi ke apotek
lagi dan masih banyak lainnya.
9. Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, apoteker perlu mengetahui hal-hal terkait praktek
profesionalnya di bidang kesehatan, dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi COVID-
19. Apotek merupakan unit yang bertanggung jawab terhadap penyelengaraan semua
kegiatan pekerjaan kefarmasian meliputi pengelolaan perbekalan farmasi mulai dari
pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, dan pelayanan
langsung kepada pasien. Menghadapi tantangan dilapangan, Apoteker sebagai penggerak
roda dalam pelayanan kefarmasian harus menyikapi permasalahan tersebut dengan cepat,
tuntas dan professional. Penyediaan perbekalan obat dan alkes termasuk APD merupakan
“modal “ bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Untuk
menghadapi krisis dan kesulitan ini, maka ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh
Apoteker, antara lain

1. Membuat perencanaan kebutuhan obat/alkes dan APD dengan akurat


2. Mencari referensi, dan buku panduan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
Apoteker dalam mencari solusi apabila obat/alkes /Alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan
sulit didapat.
3. Meningkatkan kerjasama dengan Apoteker di RS lain, untuk bertukar informasi terkait
penyediaan obat/alkes dan informasi supplier
4. Bekerjasama dengan Panitia Farmasi dan Terapi, maupun dengan Tim-Tim yang terlibat
seperti Tim pengendalian Infeksi, Tim Satgas Covid dan juga komite medis, untuk mencari
alternative obat/alkes yang dapat digunakan sebagai best alternative.
5. Melakukan seleksi dan bekerjasama dengan beberapa supplier yang memiliki izin
distribusi secara legal.

10. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu siklus
kegiatan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penghapusan, pengendalian, dan
administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian. Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara
multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali
mutu dan kendali biaya . Pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan di dalam ruang
lingkup Instalasi Farmasi. Pengelolaan persediaan obat yang baik tentunya memerlukan
manajemen yang baik pula. Namun hal tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang
yang mempengaruhinya. Sebagaimana disebutkan oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan tahun 2010 bahwa untuk melihat efektifitas dari pengelolaan persediaan
obat perlu diperhatikan faktor- faktor input sebagai penunjang terlaksananya proses
manajemen logistik dan proses pengelolaan itu sendiri. Faktor input terdiri dari sumber
daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, dan prosedur. Sementara itu, proses dari
pengelolaan persediaan obat yang perlu diperhatikan mulai dari pemilihan, perencanaan
kebutuhan, pengadaanm penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, penghapusan dan
pemusnahan, pengendalian dan pencatatan dan pelaporan
Berdasarkan hasil wawancara , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.perencanaan kurang teliti sehingga mengakibatkan ada item obat yang terlupa untuk
direncanakan, keterlambatan pelaporan sediaan yang kosong dan kelalaian petugas yang
mengakibatkan sediaan menjadi rusak dan expired)
2. Output (Sudah sesuai kebutuhan, tetapi seringkali juga terjadi kekosongan obat yang
disebabkan salah satunya oleh peningkatan jumlah pasien. Namun diharapkan angka
kekosongan obat dan kelebihan obat diminimalisir sekecil mungkin)

Anda mungkin juga menyukai