ASESSMENT/ANALISIS
Bayi Ny. S keadaan umum kurang baik, tanda-tanda vital dalam batas normal dengan
labioskizis, sehingga ibu dan keluarga cemas.
PLEANING/PERENCANAAN
Pemberian nutrisi yang seimbang, merujuk bayi ke rumah sakit untuk pembedahan ,
memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga bayi
ASUHAN
1. Berikan dukungan emosional dan tenangkan ibu beserta keluarga.
2. Jelaskan kepada ibu bahwa sebagian besar hal penting harus dilakukan saat ini adalah
member makanan bayi guna memastikan pertumbuhan yang adekuat sampai pembedahan
yang dilakukan.
o Jika bayi memiliki sumbing tetapi palatumnya utuh, izinkan bayi berupaya
menyusu.
o Jika bayi berhasil menyusu dan tidak terdapat masalah lain yang
membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi. Tindak lanjuti dalam satu minggu untuk
memeriksa pertumbuhan dan penambahan berat badan.
3. Jika bayi tidak dapat menyusu dengan baik karena bibir sumbing,berikan perasan ASI
dengan menggunakan metode pemberian makanan alternatif (menggunakan sendok atau
cangkir).
4. Jika bayi memiliki celah palatum, berikan perasan ASI dengan menggunakan metode
pemberian makan alternatif (menggunakan sendok atau cangkir).
5. Ketika bayi makan dengan baik dan mengalami penambahan berat badan,rujuk bayi
ke rumah sakit tersier atau pusat spesialisasi, jika memungkinkan untuk pembedahan guna
memperbaiki celah tersebut.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menguatkan diagnose ini adlah dengan
Pemeriksaan Laboratorium, pemeriksaan prabedah rutin (misalnya hitung darah lengkap);
Pemeriksaan Diagnosis dengan Foto Rontgen, Pemeriksaan Fisik, MRI untuk evaluasi
abnormal.
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan
setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral
pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan
operasi bibir sumbing dilakukan hokum sepuluh ( rule of ten ) yaitu berat badan bayi minimal
10 pon, kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal
10.000/UI.
Pemberian ASI secara langsung dapat pula diupayakan jika ibu mempunyai reflex
mengeluarkan air susu dengan baik yang mungkin dapat dicoba dengan sedikit menekan
payudara. Bila anak sukar menghisap sebaiknya gunakan botol peras (squeeze bttles). Jika
anak tidak mau, berikan dengan cangkir dan sendok.Dengan bantuan ortodontis dapat pula
dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar memudahkan pemberian
minum, dan sekaligus mengurangi deformitas palatum sebelum dapat dilakukan tindakan
bedah.Tindakan bedah, dengan kerjasama yang baik antara ahli bedah, ortodontis, dokter
anak, dokter THT, serta ahli wicara.
Setelah dilakukan pembedahan perlu dilakukan perawatan dari menjaga nutrisi yang
adekuat bagi pasien, menjaga kebersihan luka pascaoperasi, memberikan dukungan pada
anak dan tetap memperhatikan aktivitas si pasien, serta pastikan keadaan umum bayi
membaik, tanda-tanda vital bayi dalam batas normal dan tetap diberikan perawatn yang
intensif.