Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISPA DAN PNEUMONIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Dosen Pengampu : dr. fitri Hartanto, Sp. A

Disusun oleh Kelompok II

1. Suprihatin 7. Usyatun
2. Sulistriningsih 8. Galih Ardhikansih
3. Rini Indrawati 9. Karti
4. Endah Khoirul Q 10. Rima Desi Tri Kusadarita
5. Wike Aditiya 11. Saparita Anggraeny
6. Guita Natalia Sari 12. Kustika Riana

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ISPA dan PNEUMONIA
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Terselesaikannya Makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak baik berupa bantuan fisik, materi dan moril, karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Fitri Hartanto, Sp. A., selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kesehatan
Anak
2. Sri Rahayu, SKp.Ns, STr.Keb, M.Kes., selaku dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Kesehatan Anak
3. Seluruh Dosen beserta Staf Prodi Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan
Semarang Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
4. Teman-teman DIV Kebidanan Semarang yang telah memberikan dukungan.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan dan penyelesaian Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, baik segi
penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Semarang, Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
Halaman Judul .................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian ISPA........................................................................................ 3
B. Penyebab ISPA ........................................................................................ 3
C. Tanda dan gejala ISPA.............................................................................. 4
D. Komplikasi ISPA...................................................................................... 4
E. Pencegahan ISPA pada balita.................................................................... 5
F. Pengertian Pneumonia .............................................................................. 6
G. Tanda dan gejala Pneumonia.................................................................... 7
H. Etiologi Pneumonia .................................................................................. 8
I. Patofisiologi Pneumonia .......................................................................... 10
J. Penatalaksanaan dan Pengobatan Pneumonia ........................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ......................................................................................................12
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran pernafasan
yang dapatberlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA ditandai dengan
gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan
dengan berlangsung tidak lebih dari 14 hari.Infeksi saluran pernafasan akut
merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen,yang disebabkan
oleh 300 lebih jenis virus, bakteri, serta jamur. Virus penyebab ISPA antaralain
golongan miksovirus yang meliputi virus influensa, virus pra-
influensa dan viruscampak.
Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005
menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian terbesar di Indonesia
dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian. Bukti bahwa ISPA
merupakan penyebab utama kematian adalah banyaknya penderita ISPA
yang terus meningkat. Menurut WHO, ISPA merupakan peringkat
keempatdari 15 juta penyebab pada setiap tahunnya. Jumlah tiap tahun
kejadian ISPA di Indonesia150.000 kasus atau dapat dikatakan seorang
meninggal tiap 5 menitnya, bahkan 20-30%k e m a t i a n d i s e b a b k a n o l e h
ISPA.
F a k t o r p e n t i n g y a n g m e m p e n g a r u h i I S P A a d a l a h pencemaran
udara. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak
mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya
gangguan pernapasan. Tingginya tingkat pencemaran udara menyebabkan
ISPA memiliki angka yang paling banyak diderita oleh masyarakat
dibandingkan penyakit lainnya. Selain faktor tersebut, peningkatan
penyebaran penyakit ISPA juga dikarenakan oleh perubahan iklim serta
rendahnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat.
Selain ISPA Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena
angka kematiannya tinggi. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial
ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. WHO memperkirakan
bahwa 3: 1 kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari 2 juta
anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan

1
bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh
bakteri Streptococcus pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi
di negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya menurun
dengan usia sampai dewasa akhir.
Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaranhasil ronsen
memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru
dipenuhi sel radang dan cairan yangsebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk
mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami
kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruanguntuk oksigen. Pneumonia yang ada
di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma
(bentuk peralihan antara bakteri dan virus). Diperkirakan pneumonia banyak
terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita
pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari ISPA ?
2. Apa saja penyebab dari ISPA ?
3. Apa saja tanda dan gejala dari ISPA ?
4. Apa saja komplikasi dari ISPA ?
5. Bagaimana pencegahan ISPA pada balita ?
6. Apakah pengertian dari Pneumonia ?
7. Apa saja tanda dan gejala dari Pneumonia ?
8. Bagaimana Etiologi dari Pneumonia ?
9. Bagaimana Patofisiologi dari Pneumonia ?
10. Bagaimana Penatalaksanaan dan Pengobatan dari Pneumonia ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)


1. Pengertian ISPA
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-
anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul
secara bersamaan (Meadow, Sir Roy. 2ffi2:153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris
Acute Respiratory hfection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta
organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura ISPA secara
anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari (Suryana, 2005:57).

2. Penyebab ISPA
a. Virus dan bakteri : virus influeuza sterptococcus, shapilococcus,
haemopilus influerzae.
b. Alergen spesifik : alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara
dingin atau panas
c. Perubahan cuaca dan lingkungan : kondisi cuaca yang tidak baik seperti
peralihan suhu panas ke hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau
tercemar.
d. Aktifitas : kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
e. Asupan gizi Yang kurang.

3
3. Tanda dan Geiala ISPA
a. Suhu badan balita <37°C
b. Terdapat Batuk
c. Terjadi Pilek
d. Hidung tersumbat, karena adanya discharge atau cairan di rongga
hidung anak, discharge hidung sering dimulai sebagai discharge yang
jernih kemudian kental berwarna kuning Purulen.
e. Nafas anak cepat, pada anak usia l2 bulan sampai 5 tahun
pernafasannya <40x/i
f. Nafas berbunyi wheezing
g. Nyeri pada tenggorokan
h. Terkadang anak tidak mau minum

4. Komplikasi ISPA
a. Asma
Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten yang disebabkan oleh
suatu kondisi alergi non infeksi dengan gejala : sesak nafas, nafas
berbunyi wheezing, dada terasa tertekan, batuk biasanya pada malam
hari atau dini hari.
b. Kejang demam
Kejang demam adalah bangkilan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rentan lebih dari 38Oc) dengan geiala berupa
serangan kejang klonik atau tonikklonik bilateral. Tanda lainnya seperti
mata terbalik keatas dengan disertai kejang kekakuan atau kelemahan,
gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya
sentakan kekauan fokal.
c. Tuli
Tuli adalah gangguan system pendengaran yang terjadi karena adanya
infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus dengan gejala awal
nyeri pada telinga yang mendadak, persisten dan adanya cairan pada
rongga telinga.
d. Syok
Syok merupakan kondisi dimana seseorang mengalami penurunan
f'ungsi dari system tubuh yang disebabkan oleh babagai faktor antara
lain : faktor obstruksi contohnya hambatan pada system pernafasan

4
yang mengakibatkan seseorang kekurangan oksigen sehingga seseorang
tersebut kekurang suplay oksigen ke otak dan mengakibatkan syok.

5. Pencegahan ISPA pada Balita


Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah terjadinya
penyakit ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi pada balita
1) Penyusunan atau pengaturan menu
2) Cara pengolahan makanan
3) Variasi menu
b. Perbaikan dan santasi lingkungan
c. Pemeliharaan Kesehatran perorangan
d. Tindakan preventif
1) Memberikan imunisasi pada gorongan yang rentan terhadap
penyakit tertentu
2) Isolasi terhadap penderita ISPA

6. Perawatan ISPA di rumah


a. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari
penurunan berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan
makan sedikit-sedikit tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak
muntah. pemberian ASi pada bayi yang menyusu juga tetap diberikan.
b. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan lebih
banyak dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian
minum atau cairan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan
melemahkan anak dan dapat memperberat penyakitnya, pemberian
cairan akan membantu mengencerkan dahak,
c. Menjaga kelancaran pernafasan
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak agar
bila ia batuk lendirnya dikeluarkan.

5
d. Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak untuk
membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus yang
telah mengering, tetesilah dengan air garam untuk membasahinya.
e. Mengatasi panas
Untuk anak usia 2bln - 5tahun demam diatasi dengan paracetamol dan
atau dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk). Pemberian kompres dengan cara : gunakan kain bersih
celupkan pada air (air hangat kuku) peras seperlunya, kemudian
letakkan diatas dahi anak, lipat paha, lipat ketiak, ulangi bila kan sudah
dingin.
f. Istirahat
Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa
berkurang.
g. Mengamati tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul seperti sesak
nafas, nafas cepat, anak tidak mampu minum, suhu tubuh tinggi, bila
terjadi segera bawa anak ke pelayanan kesehatan agar komplikasi tidak
terjadi.

B. PNEUMONIA
1. Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut
dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat
dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak. Pneumonia adalah
infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis
pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis
atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain,
adalah SARS yang adalah pneumonia akibat -sampai hari ini- virus.
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, dan parasit). Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada
paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk
dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).

6
Pneumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi terjadi akibat adanya invaksi
agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran.
Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme
pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur
tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora
endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasan.
( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997)
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu
banyak minum alkohol.

2. Tanda Dan Gejala  


a. Batuk nonproduktif
b. Ingus (nasal discharge)
c. Suara napas lemah
d. Retraksi intercosta
e. Penggunaan otot bantu nafas
f. Demam
g. Ronchii
h. Cyanosis
i. Leukositosis
j. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
k. Batuk
l. Sakit kepala
m. Kekakuan dan nyeri otot
n. Sesak nafas
o. Menggigil
p. Berkeringat
q. Lelah

7
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan
muntah - kekakuan sendi.
3. Secara umum dapat dibagi menjadi :
a. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit
kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan kurang, keluhan
gastrointestinal.
b. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu,
ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger,
merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan
lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena
nyeri dada.
c. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas),
perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronki.
d. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di
daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah,
suara napas tubuler tepat di atas batas cairan, friction rub, nyeri dada
karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah
menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi meningen tanpa
inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang
terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan
bawah).
e. Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi
pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.

4. Etiologi  
a. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara
primer atau sekunder setelah infeksi virus.
b. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram,
Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A
juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas
aeruginosa.
c. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza.

8
d. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,
disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa
aspeknya, berada di antara bakteri dan virus.
e. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS)
sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang
terjadi yaitu pneumocystis carinii.
f. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya
dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat
mengidap pneumonia Legionella.
g. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air
akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu
tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan
pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi
peradangan.
Etiologi:
a. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus ·        
b. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus ·        
c. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido
mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini ·        
d. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung ·        
e. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:
a. Virus sinsisial pernafasan ·        
b. Hantavirus ·        
c. Virus influenza ·        
d. Virus parainfluenza ·        
e. Adenovirus ·        
f. Rhinovirus ·        
g. Virus herpes simpleks ·        
h. Sitomegalovirus. ·        
i. Virus Influensa ·        
j. Virus Synsitical respiratorik ·        
k. Adenovirus ·        
l. Rubeola ·        
m. Varisella ·        

9
n. Micoplasma (pada anak yang relatif besar) ·        
o. Pneumococcus ·        
p. Streptococcus ·        
q. Staphilococcus
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus
sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza.
Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain, Infeksi Saluran Nafas
Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur
dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir
rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat
tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A
dan penyakit kronik menahun.

5. Pathofisiologi
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau
kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga
melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran
napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem
pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan
oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut
halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu
semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.

6. Penatalaksanaan Dan Pengobatan


Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus.
Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu
nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap
pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang
ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a. Oksigen 1-2 L/menit.

10
b. IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pneumonia community base :
a. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
b. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberia
c. Untuk kasus pneumonia hospital base
d. Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
e. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian. 

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak
dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara
bersamaan.penyebab ISPA yaitu virus, bakteri, alergan spesifik, perubahan
cuaca dan lingkungan, aktifitas dan asupan gizi yang kurang. Komplikasi ISPA
adalah adalah asma, demam kejang, tuli, syok. Pencegahan ISPA dapat
dilakukan dengan pemberian gizi dan peningkatan gizi pada balita, penyusunan
dan pengaturan menu, cara pengolahan makanan, variasi menu, perbaikan
sanitasi lingkungan, pemeliharaan kesehatan pperorangan.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian
bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau
rumah sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran
nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia.
Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh
karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian
anak.

B. Saran
Untuk mengurangi angka kejadian ISPA dan Pneumonia pada balita, dalam hal
ini penulis menyarankan agar semua pihak baik keluarga maupun instansi
kesehatan lebih memperhatikan pola hidup sehat karena itu sangat di perlukan
menjaga daya tahan tubuh dengan memperhatikan nutrisi dan kesehatan tubuh.

12
DAFTAR PUSTAKA

Meadow,Sir Roy dan Simen.2002.Lectus Notes:Pediatrika.Jakarta:PT.Gelora


Aksara Pratama
Ngastiyah,1997.Perawatan Anak sakit.Jakarta:EGC
Notoadmodjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.jakarta ;EGC
Dr.Karel A,L,Staa,SpA Mila Meila Sari.2005.Menjadi Dokter Anak di rumah.
Jakarta:Puspa Swara.

13

Anda mungkin juga menyukai