Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS VARIABEL YANG

MEMPENGARUHI PROFITABILITAS BANK -


BANK GO PUBLIC DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan yang dilaksanakan oleh negara Indonesia adalah

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai

tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai usaha untuk mencapainya. Hal

tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan secara berkesinambungan dan

berkelanjutan serta mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara

keseluruhan yang diharapkan dapat menwujudkan masyarakat yang adil dan

makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

Salah satu hal yang ikut serta menunjang keberhasilan pembangunan

ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan

jantung dalam sistem perekonomian sebuah negara dan sebagai alat dalam

pelaksanaan kebijakan moneter. Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997 sektor

perbankan mulai mengalami gejolak krisis kepercayaan dari masyarakat

terhadap lembaga perbankan nasional. Pada tahun 1998 pemerintah

menyatakan bahwa dari 222 bank yang beroperasi di Indonesia, 65% dalam

kondisi sakit dan 54% sudah masuk badan penyehatan perbankan nasional.

Puncaknya, pemerintah mengambil keputusan untuk melikuidasi 16 bank, 7

bank diambil alih dan 8 bank dibekukan operasinya ( Info Bank, Mei 1998 ).
Pada tahun 1999 kondisi perbankan nasional mulai menunjukkan

perkembangan ke arah perbaikan meskipun masih mengalami tahapan-

tahapan yang sulit dalam rangka konsolidasi dan menyeimbangkan posisi

keuangan. Hal ini tercermin dari perkembangan positif pada aspek pendanaan,

permodalan, profitabilitas, dan kualitas aktiva produktif.

Sampai dengan akhir 2005, di Indonesia telah tercatat sebanyak 26

bank yang berstatus go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Bank-bank

tersebut merupakan yang paling berpengaruh di dalam berbagai aktivitas

pendanaan dan perputaran uang yang terjadi di Indonesia. Besarnya pengaruh

perbankan tersebut bagi kehidupan perekonomian Indonesia, menempatkan

bank-bank ini pada posisi yang senantiasa berada dalam ajang persaingan

diantara satu dan lainnya. Nama-nama bank yang tercatat sebagai emiten di

Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Daftar Bank Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

No. Nama Bank No. Nama bank


1 Bank Mandiri 14 Bank Buana Indonesia
2 Bank Central Asia 15 Bank Century
3 Bank Negara Indonesia 16 Bank Artha Graha Internasional
4 Bank Rakyat Indonesia 17 Bank Bumiputera Indonesia
5 Bank Danamon 18 Bank Mayapada Internasional
6 Bank International Indonesia 19 Bank Nusantara Parahyangan
7 Bank Niaga 20 Bank Victoria International
8 Bank Panin 21 Bank Kesawan
9 Bank Permata 22 Bank Eksekutif Internasional
10 Bank Lippo 23 Bank Bumi Arta
11 Bank Mega 24 Bank Artha Niaga Kencana
12 Bank Bukopin 25 Bank Swadesi
13 Bank NISP
Sumber : Bursa Efek Jakarta (BEJ) 2005
Sebelum tahun 2002, daftar emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

berjumlah 25 bank dan pada dua tahun berikutnya, jumlah emiten bertambah

satu bank menjadi 26 bank yang go public di BEJ. Di awal tahun 2004, jumlah

emiten berkurang satu bank dan kembali lagi menjadi 25 bank yang terdaftar.

Tabel 1 menunjukkan daftar nama-nama bank di Indonesia yang hingga

sekarang masih aktif dan tercatat sebagai emiten pada Bursa Efek Jakarta

(BEJ).

Berdasarkan fungsi dasarnya sebagai penghimpun dan juga penyalur

atas dana, maka bank akan selalu berkepentingan dengan pihak-pihak yang

kelebihan dana dan juga pihak-pihak yang kekurangan atau membutuhkan

dana, yang sering disebut dengan kreditur. Dalam aktivitasnya, bank akan

dihadapkan dengan berbagai permasalahan seputar fungsi dasar perbankan.

Persaingan antar bank di dalam merebut pangsa pasar merupakan salah

satu hal yang wajar terjadi, strategi ofensif untuk merebut pasar pesaing

menjadi modal utama bagi bank di dalam menghimpun dana dari masyarakat.

Likuiditas bank merupakan syarat mutlak bagi suatu perbankan di dalam

melaksanakan berbagai aktivitas bisnisnya, yaitu untuk memenuhi kewajiban

hutang-hutang bank, membayar kembali deposannya, serta memenuhi

permintaan kredit.

Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu

dalam memenuhi fungsi dasarnya masih menghadapi berbagai permasalahan

yang mendasar yang masih terjadi hingga saat ini. Banyak bank-bank yang

belum mampu secara maksimal di dalam mengelola sumber daya mereka,


sebagai contoh banyak bank yang kesulitan di dalam mengatur sirkulasi

keuangan mereka, di satu sisi bank-bank yang mengalami under-liquid akan

kesulitan di dalam melakukan aktivitas bisnisnya secara maksimal

dikarenakan kekurangan modal sebagai dasar beraktivitas. Di sisi lain, bank-

bank yang mengalami over-liquid juga akan mengalami permasalahan, mereka

akan kesulitan di dalam menyalurkan dana-dana tersebut dan berisiko

terjadinya kredit tidak tertagih.

Banyaknya permasalahan perbankan seperti yang telah dicontohkan

diatas, mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat selaku

sumber dan tujuan atas aliran dana yang dihimpun oleh bank mengalami

proses yang tidak stabil dan berubah-ubah. Kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dicapai oleh

dunia perbankan itu sendiri, dan bagaimana upaya manajemen perbankan

mengantisipasi setiap perubahaan yang terjadi pada lingkungannya baik

nasional maupun global. Perubahan-perubahan dimaksud menyangkut

masalah teknologi informasi, kebijakan atau regulasi pemerintah dan otoritas

moneter, serta tuntutan konsumen yang semakin variatif.

Salah satu cara yang seringkali digunakan di dalam mengukur kinerja

keuangan suatu bank adalah dengan menggunakan analisis profitabilitas.

Kinerja suatu perusahaan sering diukur dengan bagaimana kemampuan suatu

perusahaan itu menghasilkan laba. Dari sudut manajemen, rasio Return On

Assets (ROA) dipandang sebagai alat ukur yang berguna karena

mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya

total yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan profit.


Dalam analisis Return On Assets (ROA) perlu untuk diketahui lebih

lanjut mengenai faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi

pengukuran atas profitabilitas tersebut, atau dengan kata lain variabel-variabel

yang berpengaruh perlu dianalisis lebih lanjut guna memperoleh hubungan

yang terjadi didalamnya. ROA secara umum dipengaruhi oleh variabel-

variabel seperti kecukupan modal atas suatu bank, efisiensi, likuiditas,

klasifikasi bank maupun pangsa pasar dana pihak ketiga. Hasil analisis akan

menunjukkan dominasi atas suatu variabel dibandingkan variabel lainnya,

sehingga dapat mempermudah suatu bank dalam memfokuskan pengelolaan

guna memperoleh ROA yang maksimum.

Uraian diatas memberikan gambaran bahwa profitabilitas bank

merupakan salah satu aspek penting yang tidak boleh diabaikan manajemen.

Untuk meningkatkan kualitas manajemen dalam melakukan analisis tersebut,

manajemen perlu mengenali variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi

profitabilitas bank. Variabel-variabel tersebut salah satunya dapat diketahui

dari rasio-rasio keuangan. Analisa rasio keuangan dapat digunakan untuk

mengevaluasi bagaimana sebuah bank bekerja dan bagaimana bank tersebut

disiapkan untuk masa depan. Dengan mengetahui keadaan keuangan akan

membantu pihak manajemen dalam implementasi perencanaan dan

pengendalian keuangan. Perencanaan yang baik harus dihubungkan dengan

kekuatan dan kelemahan bank saat ini.

Untuk dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut, maka peneliti

mengangkat judul “Analisis Variabel yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank-

Bank Go Public di Indonesia” sebagai judul atas penelitian yang akan

dilakukan.
B. Perumusan Masalah

Dari uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian

ini adalah :

1. Variabel-variabel apakah yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank

yang go public di Bursa Efek Jakarta ?

2. Dari variabel-variabel tersebut, variabel mana yang berpengaruh terbesar

terhadap profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta ?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari agar pokok permasalahan yang diteliti tidak terlalu

melebar dari yang telah ditentukan, maka digunakan batasan masalah :

1. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan bank yang telah go

public di Bursa Efek Jakarta pada periode 2001-2005.

2. Variabel yang dianalisis adalah pangsa pasar dana pihak ketiga, rasio biaya

operasional, Capital Adequacy Ratio, Loans to Deposit Ratio dan

klasifikasi bank.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel-variabel yang

mempengaruhi profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.

b. Untuk mengetahui variabel mana yang mempunyai pengaruh terbesar

terhadap profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.


2. Manfaat penelitian

a. Bagi manajemen bank-bank yang go public di BEJ

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan perbankan untuk

dapat lebih meningkatkan efisiensinya sehingga dapat memperbesar

laba perusahaan, khususnya bank yang go public.

b . Bagi peneliti berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

dalam aplikasi yang telah diperoleh, serta gambaran umum mengenai

dunia perbankan dan aktivitas di dalamnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Hasil Penelitian Terdahulu

Pramono dan Syafitri (2004) dalam penelitiannya mengenai

“Analisis Profitabilitas Bank Di Indonesia” obyek dari penelitiannya

adalah bank yang go public di Indonesia mulai tahun 1995-2003. Dari

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pangsa pasar dana pihak ketiga,

rasio biaya operasional, Capital Adequacy Ratio, Loans to Deposit Ratio

dan klasifikasi bank, secara statistik mampu menjelaskan variasi

profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.

Dari lima variabel yang dianalisis terdapat empat variabel yang

mempengaruhi profitabilitas bank yang go public di Bursa Efek Jakarta

yaitu pangsa pasar, rasio biaya operasional , Capital Adequacy Ratio,

Loans to Deposit Ratio. Pada penelitian ini, variabel klasifikasi bank tidak

memiliki pengaruh yang signifikan. Dari kelima variabel tersebut, Capital

Adequacy Ratio mempunyai pengaruh dominan terhadap profitabilitas

bank.

Penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu memiliki

persamaan dalam obyek penelitian maupun variabel yang diteliti.

Perbedaannya terdapat pada tahun atau periode penelitian yang dilakukan.


B. Tinjauan Teori

1. Lembaga perbankan

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan

Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk menyalurkan dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa bank merupakan

suatu lembaga perantara bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan dana dari pihak-

pihak yang memiliki kelebihan dana (misalnya dalam bentuk tabungan

atau deposito) dan menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana

dalam bentuk pinjaman.

Pihak yang memiliki dana akan menerima tingkat pengembalian

tertentu dari bank sebagai imbalannya yang dikenal dengan bunga

(interest). Di pihak lain, yang menggunakan dana dari pihak bank harus

membayar bunga kepada bank, sehingga bank akan memperoleh

keuntungan dari selisih hasil bunga yang diterima (dari kredit yang

diberikan) dengan bunga yang dibayarkan kepada para deposan atau

penabung.

Dengan adanya suntikan dana dalam bentuk kredit, maka sektor

yang mengalami defisit dapat mengadakan investasi baru atau untuk

membiayai modal kerjanya, dengan demikian kegiatan perekonomian


dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga taraf kehidupan

masyarakatpun juga akan dapat ditingkatkan.

a. Sumber dana bank

Menurut Siamat (2001:84), dana bank adalah uang tunai yang

dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu

dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari

modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan

atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-waktu akan dapat diambil

kembali, baik sekaligus maupun berangsur-angsur.

Menurut Santoso (1996), dana-dana bank yang digunakan sebagai

alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai

berikut:

1) Dana sendiri (dana pihak kesatu) adalah dana modal sendiri yang

berasal dari pemegang saham bank atau pemilik bank. Dana sendiri

terdiri dari modal disetor, cadangan-cadangan, dan laba ditahan.

2) Dana pinjaman dari pihak luar bank (dana pihak kedua) yang berasal

dari pihak yang memberikan pinjaman kepada bank, yang terdiri

dari pinjaman bank lain didalam negeri, pinjaman dari bank atau

lembaga keuangan diluar negeri, pinjaman dari lembaga keuangan

bukan bank, dari pinjaman dari bank sentral.

3) Dana masyarakat (dana pihak ketiga) adalah dana yang berasal dari

masyarakat baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh

bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan


yang dimiliki oleh bank. Yang terdiri dari giro (demand deposit),

deposito (time Deposit), dan tabungan (saving).

2. Penilaian kinerja keuangan bank

Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan

dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya sehingga akan

diperoleh rasio-rasio keuangan yang akan memperlihatkan posisi dan

kondisi keuangan suatu bank pada periode tertentu. Laporan keuangan

prestasi historis dari suatu perusahaan bersama dengan analisis bisnis dan

ekonomis yang memberikan dasar untuk membuat proyeksi dan

peramalan untuk masa depan (Westo & Copeland, 1990).

3. Profitabilitas

Profitabilitas berasal dari kata profit dan ability. Dalam konteks

bisnis, profit berarti pendapatan yang diterima dari suatu kegiatan yang

diterima dari suatu kegiatan bisnis setelah dikurangi biaya-biaya yang

relevan. Sedangkan ability berarti kemampuan perusahaan untuk

melakukan sesuatu. Jadi yang dimaksud dengan profitabilitas adalah

kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba.

Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah untuk memperoleh

keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan

kepada masyarakat. Bagi pemilik saham, penanaman modal pada bank


bertujuan untuk memperoleh penghasilan berupa deviden atau

meningkatkan harga pasar saham yang dimilikinya.

Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik terutama

tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagi deviden dengan

baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat

memenuhi ketentuan dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham

dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana pihak

ketiga yang berhasil dikumpulkan akan baik. Kenaikan nilai saham dan

jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya

kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan

dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat

membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun

strategi bisnis yang baik.

Menurut Caves (1992), kinerja perbankan dapat diukur dengan

menggunakan:

a. Rata-rata tingkat bunga pinjaman

b. Rata-rata tingkat bunga simpanan

c. Profitabilitas perbankan

Gilbert (1994), dalam surveynya terhadap beberapa penelitian

mengambil kesimpulan bahwa tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga

simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan

masalah. Apabila tingkat bunga pinjaman yang digunakan sebagai ukuran


kinerja, kemungkinan ukuran tersebut akan bias, karena rata-rata tingkat

bunga pinjaman akan tergantung pada portofolio pinjaman bank. Begitu

juga dengan rata-rata tingkat bunga simpanan tergantung pada distribusi

jatuh temponya bermacam-macam simpanan.

Dalam analisis tentang profitabilitas bank, rasio Return On Asset

(ROA) merupakan hal yang paling efektif sebagai dasar analisis untuk

mengetahui kinerja suatu perbankan di dalam pemberdayaan seluruh

sumber daya yang dimilikinya (aset) untuk menghasilkan profit yang

maksimum. Dalam dunia perbankan, tingkat besar kecilnya ROA dapat

dipengaruhi beberapa variabel pembentuknya. Variabel-variabel tersebut

memiliki fungsi sendiri-sendiri di dalam mempengaruhi kinerja suatu bank

(ROA). Dengan memadukan kesemua variabel tersebut, maka akan dapat

diketahui pengaruh terbesar atau dominasi atas suatu variabel terhadap

profitabilitas bank.

4. Variabel yang mempengaruhi profitabilitas

Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa besar kecilnya

rasio Return On Asset (ROA) di pengaruhi oleh beberapa variabel

termasuk beberapa variabel yang di analisis dalam penelitian ini yaitu:

pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas,

dan klasifikasi bank.

Variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank antara lain :

1. Pangsa Pasar dan Dana Pihak Ketiga Yang Dihimpun Oleh Bank.
Dana masyarakat merupakan sumber dana terbesar bagi bank.

Hal itu dikaitkan dengan peranan bank sebagai perantara masyarakat

dan agen masyarakat. Dana yang berasal dari simpanan masyarakat

(dana pihak ketiga) dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito adalah

sumber pembiayaan kredit terbesar bagi bank.

Meraih atau membangun pangsa pasar merupakan strategi

ofensif yang ditujukan untuk memperbaiki posisi pasar dengan cara

merebut pangsa pasar pesaing. Berbagai penelitian empiris

menunjukkan bahwa sekalipun strategi ini beresiko dan berbiaya

tinggi, namun bila diterapkan pada situasi yang tepat akan

memberikan hasil yang optimal.

Pangsa diukur dari dan pihak ketiga yang dihimpun oleh

masing-masing bank dibagi dengan dana pihak ketiga total bank.

Rasio ini mencerminkan posisi perusahaan dalam persaingan pasar.

Van Horne (1992) mengemukakan bahwa pangsa pasar yang luas akan

mempersempit peluang pasar bagi pesaing dan pendatang baru yang

ingin memasuki industri. Jadi semakin tinggi rasio ini, cenderung

semakin menguntungkan bagi perusahaan.

Menurut Sinungan (1997), semakin meningkat pangsa pasar

dana pihak ketiga, semakin meningkat kredit yang diberikan.

Meningkatnya kapasitas kredit menyebabkan perolehan pendapatan

bunga meningkat sehingga laba yang diperoleh bank juga meningkat.


2. Kecukupan Modal (Capital Adequacy Rasio/ CAR).

Jumlah modal suatu bank memegang peranan penting. Modal

bank tidak hanya berperan sebagai dana yang siap dioperasikan tetapi

juga merupakan faktor yang kritis dalam mempertimbangkan

hubungan antara risiko-hasil (return-risk trade off). Disamping itu,

modal bank juga berperan dalam menentukan pertumbuhan kegiatan

usaha suatu bank. Bank tidak dapat tumbuh tanpa dukungan modal

minimal yang telah ditetapkan. Kenaikan aktiva harus didukung oleh

kenaikan modal agar bank tersebut memberikan hasil yang optimal

bagi pemiliknya dan dipercaya oleh nasabahnya.

Menurut Dendawijaya (2001), Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank

yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. Menurut Mulyono (1999),

CAR digunakan untuk menunjukkan kemampuan permodalan bank

untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan

beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga.

Capital Adequacy atau kecukupan modal merupakan faktor

yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan

menampung kerugian, sehingga semakin tinggi nilai CAR

mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup


baik dalam menunjang kebutuhannya, sehingga kenaikan rasio CAR

akan diikuti oleh pemenuhan laba yang lebih baik pula karena dengan

naiknya CAR membuat bank lebih leluasa dalam mengembangkan

usahanya dan lebih baik dalam menampung kemungkinan adanya

risiko kerugian (Susilo, 2000).

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan

termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit

sebesar 8%. Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh

BIS (Bank for International Settlement).

3. Efisiensi.

Efisiensi merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu

perusahaan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan tersebut.

Efisiensi merupakan suatu ukuran yang membandingkan nilai output

dari suatu proses dengan nilai inputnya. Proses dalam suatu sistem

dikatakan efisien bilamana nilai outputnya melebihi nilai inputnya,

sehingga sumber daya dalam suatu system akan terjaga kelangsungan

operasionalnya (Menipaz, 1984).

Jika semakin tidak efisien suatu bank dalam mengelola

usahanya yang ditandai dengan meningkatnya BOPO, maka akan

semakin kecil pula kemungkinan bank untuk menghasilkan

keuntungan yang maksimal sehingga akan memperkecil rasio

profitabilitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi BOPO

mengindikasikan bahwa biaya operasionalnya semakin tinggi, dan


semakin tinggi biaya operasionalnya maka akan semakin rendah

tingkat labanya (Mulyono, 1999).

4. Likuiditas

Suatu bank dikatakan likuid jika bank dapat memenuhi

kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali deposannya

serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan. Tingkat likuiditas bank dapat dilihat dari rasio LDR

(Loan to Deposit Ratio). LDR merupakan perbandingan antara seluruh

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank

(Dendawijaya, 2001). Dengan kata lain, LDR digunakan untuk

mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk

kredit.

Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa bank meminjamkan

seluruh dananya atau relatif tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah

menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang

siap untuk dipinjamkan. Oleh karena itu, rasio ini juga dapat untuk

memberi isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami

ekspansi atau sebaliknya dibatasi.

Jika bank mempunyai LDR yang terlalu kecil maka bank akan

kesulitan untuk menutup simpanan nasabah dengan jumlah kredit yang

ada, sehingga bank akan dibebani dengan bunga simpanan yang besar

sementara bunga dari pinjaman yang telah diterima oleh bank terlalu

sedikit. Jika bank mempunyai LDR yang sangat tinggi, maka bank

akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi pada

titik tertentu bank akan mengalami kerugian (Susilo, 2000). Oleh

karenanya Bank Indonesia telah menetapkan standar untuk LDR yaitu


berkisar antara 85 % sampai dengan 100%. Dengan demikian jika

bank mempunyai LDR terlalu rendah atau terlalu tinggi maka bank

akan sulit untuk meningkatkan labanya.

5. Klasifikasi Bank.

Berdasarkan kepemilikan modalnya, bank-bank di Indonesia

dibagi empat yaitu :

a. Bank pemerintah, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

pemerintah atau Negara. contohnya: BRI, BNI 46, Bank Mandiri,

dan lain-lain yang mana sekarang telah dikelola secara swasta.

b. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

pihak swasta. Contohnya: BII, BCA, Lippo Bank, Bank Danamon,

dan lain-lain. Bank swasta nasional ini dibagi lagi menjadi dua

yaitu:

1) Bank Devisa, yaitu bank yang dapat mengadakan transaksi

seperti ekspor-impor, jual beli valuta asing, dan lain-lain.

2) Bank Non-Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan

transaksi internasional.

c. Bank Asing yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing. Untuk

ini mereka hanya membuka cabang di Indonesia dan kantor pusat

berada diluar negeri. Contoh: Citibank, Chase Manhatan, dan lain-

lain.
d. Bank Campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh

pihak swasta nasional dan sebagian lagi dimiliki oleh pihak asing.

Contoh: Fuji Internasional Bank (Bank Internasional Indonesia

dengan F uji Bank Jepang).

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan konsep analisis kinerja (ROA) yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka penelitian yang akan dilakukan beserta penggunaan

variabel-variabel di dalam objek penelitian dapat disederhanakan untuk

menjelaskan arah dan tujuan atas penelitian ini melalui kerangka konseptual

berikut :

Pangsa Pasar Dana Pihak


Ketiga (MSDN)

Kecukupan Modal (CAR)


Perbankan Analisis
Nasional Kinerja
(Go Publik) (ROA) Efisiensi (BOPO)

Likuiditas (LDR)

Klasifikasi Bank (OWNER)

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Sumber : Analisis Profitabilitas Bank di Indonesia, Nurlita dewi Pramono


dan Wildan Syaftri (2004).
Keterangan:

Berdasarkan tinjauan pustaka serta permasalahan yang telah di

kemukakan pada tulisan di atas, sebagai dasar untuk merumuskan sebuah

hipotesis, berikut ini di paparkan kerangka konseptual yang menjadi topik

dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini ingin mencoba mengamati

fenomena yang ada dalam sebuah perbankan nasional, khususnya yang go

public terkait dengan kondisi keuangan yang diproyeksikan oleh sebuah

ukuran rasio yaitu Return On Asset (ROA). Dalam beberapa penelitian

menunjukkan bahwa besar kecilnya rasio Return On Asset (ROA) di

pengaruhi oleh beberapa variabel termasuk beberapa variabel yang di

analisis dalam penelitian ini yaitu: pangsa pasar dana pihak ketiga,

kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, dan klasifikasi bank.

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual di atas, maka

penelitian ini dapat di rumuskan hipotesis :

Hi = Pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal, likuiditas,

efisiensi, dan klasifikasi bank berpengaruh terhadap profitabilitas

bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.

Hi 1 = Pangsa pasar dana pihak ketiga berpengaruh terhadap profitabilitas

bank yang go public di Bursa Efek Jakarta.

Hi 2 = Kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang go

public di Bursa Efek Jakarta.


Hi 3 = Efisiensi berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang go public di

Bursa Efek Jakarta.

Hi 4 = Likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang go public di

Bursa Efek Jakarta.

Hi 5 = Klasifikasi bank berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank

yang go public di Bursa Efek Jakarta.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berupa studi kasus, yaitu permasalahan yang

ditentukan dalam penelitian merupakan masalah yang terjadi pada sample

penelitian itu sendiri yaitu bank-bank yang go public di BEJ, dan

pemecahannya juga dilakukan oleh perusahaan obyek penelitian yang

bersangkutan. Studi kasus ini digunakan untuk menjelaskan permasalahan-

permasalahan yang terjadi dan pemecahan masalah tersebut berdasarkan data-

data yang ada sesuai dengan yang diteliti pada bank-bank yang go public

tersebut.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu data kuantitatif berupa laporan keuangan bank-bank yang go public di

Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2001-2005. Sumber data diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara yaitu Pojok Bursa Efek Jakarta

(Pojok BEJ) Universitas Muhammadiyah Malang.

C. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan

cara mengumpulkan, mencatat dan atau memfotocopy dari arsip maupun

dokumentasi perusahaan yang relevan dengan masalah yang diteliti.


Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian

adalah dengan cara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh bank yang go public di Bursa Efek Jakarta pada tahun

2001-2005 yang berjumlah 25 bank.

Sampel dipilih secara purposive sampling yaitu pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001-2005.

2. Menerbitkan laporan keuangan lima tahun berturut-turut selama tahun

2001-2005.

3. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31

Desember. Hal ini untuk menghindari pengaruh parsial dalam

perhitungan rasio keuangan.

4. Bergerak dalam kelompok industri yang sama yaitu perbankan.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasionalnya

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang

diukur dengan ROA. Variabel independen terdiri dari pangsa pasar dana pihak

ketiga, kecukupan modal, efisiensi, likuiditas dan klasifikasi bank. Variabel-

variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Return On Asset (ROA).

Perbandingan antara laba setelah pajak yang diperoleh dengan

nilai aktiva, yang dihitung setiap periode yaitu selama satu tahun.

ROA = Net profit / Total Asset

2. Pangsa pasar dana pihak ketiga (MSDN).

Perbandingan antara jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

masing-masing bank dengan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

seluruh bank.

MSDN = Total dana pihak ketiga bank / Dana pihak ketiga total bank

3. Kecukupan modal, diukur dari Capital Adequacy Ratio (CAR).

Rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank

untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan

risiko.

CAR = Total Aktiva Beresiko / Modal Keseluruhan Bank

4. Efisiensi, diukur dari (BOPO).

Rasio biaya operasional, yang merupakan perbandingan

jumlah nilai output yang dihasilkan dengan nilai inputnya.

BOPO = Nilai Output / Nilai Input

5. Likuiditas, diukur dari Loan to Deposit Ratio (LDR).

Rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana

yang diterima oleh bank.

LDR = Total kredit / Dana yang diterima bank


6. Klasifikasi bank (OWNER).

Variabel dummy, bernilai 1 jika merupakan bank pemerintah

dan bernilai 0 jika bank swasta.

E. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif yaitu dengan menggunakan model regresi linier berganda (multiple

linier regression method). Bentuk rumusan matematik dari analisis regresi

linier berganda yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (bebas) yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal,

efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank terhadap variabel dependen (terikat) yaitu

ROA adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

Keterangan :

Y = Return On Asset

a = Konstanta/intercep

b1...b5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen

X1 = Pangsa pasar dana pihak ketiga

X2 = Capital Adequacy Ration

X3 = Rasio biaya operasional per pendapatan operasional

X4 = Loans to Deposit Ration


X5 = Variabel dummy untuk mengetahui klasifikasi bank, apakah

termasuk bank pemerintah atau swasta

e = Variabel penggangu.

Teknik estimasi variabel dependen (terikat) yang melandasi analisis

regresi disebut ordinary least squares (pangkat kuadrat terkecil biasa). Inti

metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan

meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis

tersebut.

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan program komputer

Statistic SPSS 10.0 (Statistical Package for the Sosial Science Versi 10.00).

salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah

terpenuhinya asumsik klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak

bias dan efisien (Best Liniar Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan

regresi berganda dengan metode pangkat kuadrat terkecil (Ordinary Least

Squares/OLS) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi

yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas, untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah disribusi data

normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas digunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria apabila Asymp. Sig (2-tailed) atau


profitabilitas diatas 0,05 maka distribusi data adalah normal (Singgi

Santoso,2000:32).

2. Uji Asumsi Klasik

Agar model regresi berganda dapat digunakan dan memberikan

hasil yang representatif (Blue-Best, linier, Unblased, Estimation) maka

persamaan tersebut harus dapat memenuhi beberapa asumsi klasik yaitu

tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas serta

memenuhi asumsi normalitas (Gujarati, 1988).

a. Uji Multikolinearitas, untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi

korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen (Singgi Santoso, 2000:76). Metode yang di

gunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dalam

penelitian ini dengan menggunakan VIF (Variant Inflation Factor)

dengan rumus sebagai berikut:

1
VIF = 2
atau VIF = 1/tolerance
(1  Rxt )

Pada umumnya jika VIF >5, maka variabel tersebut mempunyai

persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya

(Santoso, 2001:357)
b. Uji Autokorelasi, untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu

saja model korelasi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin Waston Test sebagai berikut (Singgi Santoso, 2002:82):

 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

 Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c. Uji Heterokedastisitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Uji

heterokedastisitas menggunakan park test dengan ketentuan.

1). Jika signifikan < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.

2). Jika signifikan > 0,05 maka bebas dari unsur heterokedastisitas.

(Menurut Santoso, 2002:75).

3. Uji Hipotesis

Pendekatan yang diperlukan dalam pengujian variabel-variabel yang

mempengaruhi yaitu pangsa pasar dana pihak ketiga, kecukupan modal,

efisiensi, likuiditas, klasifikasi bank adalah uji signifikan. Signifikan


secara umum merupakan suatu prosedur untuk memeriksa benar atau

tidaknya suatu hipotesis nol.

a. Uji F digunakan untuk melihat signifikansi secara statistik

pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel

dependen.

1) H0: b1-b5 = 0

Tidak ada pengaruh secara simultan variabel

independen (ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio

biaya operasional per pendapatan operasional, Capital

adequacy ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy

untuk mengetahui klasifikasi bank, apakah termasuk bank

pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen (Return

on Asset).

H1: b1-b5  0

Ada pengaruh secara simultan variabel independen

(ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio biaya

operasional per pendapatan operasional, Capital adequacy

ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy untuk

mengetahui klasifikasi bank, apakah termasuk bank

pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen (Return

on Asset).

2)  = 0,05
R 2k
3) Fhitung=
(1  R 2 )
nk1

Keterangan :

R2 = Koefisien Determinasi

n = Jumlah Sampel

k= Jumlah Variabel Independen

F= Nilai Fhitung

4). - Signifikansi F > 0,05, maka H 0 diterima dan H1 ditolak,

artinya tidak ada pengaruh secara simultan variabel

independen terhadap variabel dependen.

- Jika signifikansi F < 0,05, maka H 0 ditolak dan H1

diterima, artinya ada pengaruh secara simultan variabel

independen terhadap variabel dependen.

b. Koefisien Diterminasi (R2)

Untuk mengetahui hubungan variabel independen terhadap

variabel dependen secara bersama-bersama antara 0 dan 1

(0  R2  1). Semakin tinggi R2 suatu regresi maka semakin baik

regresi tersebut, dan semakin kecil R2 berarti persamaan regresi

tersebut tidak dapat diterima, artinya variabel independen yang

ditentukan tidak mampu menjelaskan variasi perubahan variabel

dependen.
Rumus R dapat ditulis :

N  XY   X Y
R2=
n X 2  ( X )
nY 22
 (Y )
2

c. Uji t digunakan untuk melihat kuat atau tidaknya pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen.

1) H0 : bi = 0

Tidak ada pengaruh secara parsial variabel independen

(ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio biaya

operasional per pendapatan operasional, Capital adequacy

ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy untuk

mengetahui klasifikasi bank, apakah termasuk bank

pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen (Return

on Asset).

H1: bi  0

Ada pengaruh secara parsial variabel independen

(ukuran Pangsa pasar dana pihak ketiga, Rasio biaya

operasional per pendapatan operasional, Capital adequacy

ratio, Loans to deposit ratio, Variabel dummy untuk

mengetahui klasifikasi bank, apakah termasuk bank

pemerintah atau swasta) terhadap variabel dependen

(Return on Asset).

2) α = 0,05

3) thitung = bi / Sbi
Keterangan :

bi = koefisien

Sbi = Standar error koefisien regresi

4) – Jika signifikansi t >0,05, maka H0 diterima, dan H1 ditolak

yang artinya tidak ada pengaruh secara parsial variabel

independen terhadap variabel dependen.

- Jika Signifikansi t < 0,05, maka H 0, ditolak dan H1 diterima

yang artinya ada pengaruh secara parsial variabel

independen terhadap variabel dependen.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit


Universitas Muhammadiyah Malang.

Arikunto, Suharsimi.1990. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Caves. 1982. Structure Conduct Ferformance. Fifth Edition Prentice Hall,


International Inc, New Jersey.

Gilberth R. 1984. Bank Market Structure and Competition: A Survey, Journal


Of Economic and Statistic, XLIX. August.

Gujarati, Damodar. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Sumarno Zain,


Erlangga Jakarta.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT./ Raja Grafindo Persada Jakarta.

Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Menipaz, Uhud. 1984. Essentials of Production and Operation. Englewood


Clifts, Prentice Hall, International Inc, New Jersey.

Mudrajad Kuncoro. 1994. Deregulasi Perbankan di Indonesia: Tinjauan dan


Implikasinya bagi PJP II. Prisma Februari.

Nurlita dewi Pramono dan Wildan Syaftri. 2004. Analisis Profitabilitas Bank di
Indonesia.

Ruddy Tri Santoso. 1996. Mengenal Dunia Perbankan. Andi Offset,


Yogyakarta.

Santoso. 2001. SPSS Versi 10. Mengelola Data Statistik. Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta.

Sri Susilo, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat,
BPFE, Yogyakarta.

Teguh Pujo Mulyono. 1999. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan.


Djambatan, Jakarta.
Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E. 1990. Manajerial Finance. Eight
Edition, Dryden Press.

Zainuddin dan Jogiyanto Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam


Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol.2, No.1, Januari.

Anda mungkin juga menyukai