Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum

Kimia Dasar 1

KESETIMBANGAN ASAM BASA

AGNES ALDORA

H031 19 1053

KELOMPOK IV

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman

modern kini, dan memang sebagian besar kimia yang dilakukan di laboratorium di

zaman dulu adalah kimia asam basa. Ketika kimia mulai menguat di bidang studi

teoritisnya di akhir abad ke-19, topik pertama yang ditangani adalah kimia asam

basa. Akibat dari serangan teoritis ini, kimia menjadi studi yang sangat kuantitatif

(Takeuchi, 2006)

Topik kesetimbangan kimia merupakan bagian esensial dalam kimia, karena

menasari konsep kimia lanjut misalnya kesetimbangan larutan, kesetimbangan basa,

dan kesetimbangan reaksi sel elektrokimia (Muti’ah, 2015). Bila reaksi kimia telah

mencapai keadaan setimbang, konsentrasi reaktan dan produk dikonversi menjadi

reaktan di bejana reaksi yang sama secara alami menyebabkan keadaan setimbang,

terlepas dari seberapa rumit reaksinya dan terlepas dari sfat proses kinetik untuk

maju dan reaksi balik (Brown dkk., 2012).

Oleh karena itu, konsep kesetimbangan asam basa perlu untuk dipahami.

Tetapan kesetimbangan, sangat memepengaruhi nilai pH larutan, dengan memahami

konsep ini, pH larutan akan mudah untuk ditentukan. Salah satu contoh reaksi

kesetimbangan kimia adalah pengenceran. Pada percobaan kali ini, bahan yang akan

dipakai adalah asam lemah HCOOH (asam formiat) dan CH 3COOH (asam

asetat/asam cuka). Asam lemah ini akan direaksikan dengan akuades (H2O) lewat

reaksi pengenceran dan akan diukur pH, suhu, dan konsentrasinya.


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pengenceran terhadap harga pH?

2. Bagaimana menentukan derajat ionisasi?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah mengetahui pH larutan asam lemah

menggunakan kertas pH universal serta nilai ketetapan kesetimbangan ionisasi dan

derajat ionisasi berdasarkan nilai pH.

1.3.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH Universal

2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, dan tetapan

kesetimbangan ionisasi, dan derajat ionisasi larutan asam lemah

3. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH

1.4 Prinsip Percobaan

Adapun prinsip percobaan yaitu menentukan tetapan kesetimbangan serta

derajat ionisasi asam lemah yaitu dengan mengencerkan HCOOH dan CH3COOH,

menentukan pH dengan kertas pH universal, dan mengukur suhunya dengan

termometer.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asam dan basa pertamakali dapat dikenali dari sifat sederhananya, seperti

rasanya. Asam memiliki rasa asam dan basa memiliki rasa pahit. Selain itu, asam

dapat mengubah warna dari pewarna tertentu yang disebut indikator seperti indikator

lakmus dan indikator phenolphthalein. Asam akan mengubah warna kertas lakmus

dari biru menjadi merah dan pada indikator fenolftalein dari tidak berwarna akan

berubah menjadi warna merah muda. Sedangkan pada basa akan mengubah indikator

kertas lakmus dari merah ke biru dan pada indikator phenolphthalein dari tidak

berwarna menjadi merah muda. Dari perubahan warna ini, asam dan basa dapat

menetralkan, atau membalikkan, aksi satu sama lain. Selama netralisasi, asam dan

basa bereaksi satu sama lain untuk menghasilkan ion zat yang disebut garam

(Ebbing dan Gamon, 2009).

Dapat dikatakan bahwa Konsep asam Arrhenius adalah sebagai berikut: Asam

adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air, meningkatkan konsentrasi ion

hidronium, H3O+ (aq). Untuk kesederhanaan, ahli kimia sering menggunakan notasi

H+ (aq) untuk ion H3O+ (aq) dan menyebutnya ion hidrogen. Namun, ion hidrogen

yang ada bukan berarti proton telanjang dalam air, tetapi suatu proton yang terikat

secara kimiawi dengan air yaitu, H3O+ (aq). Ion H3O (aq) itu sendiri terkait melalui

ikatan hidrogen dengan sejumlah molekul air. Basa, dalam konsep Arrhenius, adalah

zat yang ketika dilarutkan dalam air, meningkatkan konsentrasi ion hidroksida, OH-

(aq) (Ebbing dan Gamon, 2009). Brønsted dan Lowry mengembangkan definisi

umum tentang asam dan basa. Menurut mereka Asam adalah molekul yang memiliki
karakter untuk menyumbangkan ion Hidrogen. Basa didefinisikan sebagai molekul-

molekul yang memiliki karakter untuk menerima proton. Dalam reaksi ini, transfer

proton antar reaktan. Karena asam ini melibatkan transfer ion H + disebut sebagai

Asam Proton (Yadav dkk., 2016).

Perpanjangan definisi asam dan basa Brønsted adalah konsep pasangan

asam-basa konjugat, yang dapat didefinisikan sebagai asam dan basa konjugatnya

atau basa dan asam konjugatnya. Basa konjugat dari asam Brønsted adalah spesies

yang tersisa ketika satu proton telah dihapus dari asam. Sebaliknya, asam konjugat

dihasilkan dari penambahan proton ke basa Brønsted. Setiap asam Brønsted memiliki

basa konjugat, dan setiap basa Brønsted memiliki asam konjugat (Chang, 2010).

G. N. Lewis, mengusulkan teori pasangan elektron ikatan kovalen, menyadari

bahwa konsep asam dan basa dapat digeneralisasi untuk memasukkan reaksi oksida

asam dan basa dan banyak reaksi lainnya, serta reaksi transfer proton. Menurut

konsep ini, asam Lewis adalah spesies yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan

menerima pasangan elektron dari spesies lain; dasar Lewis adalah spesies yang dapat

membentuk ikatan kovalen dengan menyumbangkan pasangan elektron kepada

spesies lain (Ebbing dan Gamon, 2009)

Teori Lewis tentang asam dan basa menyatakan bahwa Asam berperan

sebagai akseptor Elektron sedangkan Basa bertindak sebagai donor pasangan

Elektron sangat berbeda dari yang sebelumnya karena teori ini tergantung pada

pasangan elektron daripada atom hidrogen (Yadav dkk., 2016).

Setiap asam dan basa memiliki kekuatannya masing-masing, hal ini dapat

dilihat melalui keelktronegatifannya. Menurut kekuatannya, asam basa dapat

dibedakan menjai 4 golongan yaitu (Thadaka, 2014):


a) Asam kuat

Asam kuat didefinisikan sebagai asam yang memiliki muatan

elektronegativitas lebih banyak di antara atom atau molekul. Contoh : H 2SO4, HCl,

HNO3, dan HBr.

b) Asam lemah

Asam lemah didefinisikan sebagai asam yang memiliki muatan

elektronegativitas lebih sedikit di antara atom atau molekul. Contoh : CH3COOH,

NH3, dan H2CO3.

c) Basa kuat

Basa kuat didefinisikan sebagai basa yang memiliki muatan lebih

elektropositif di antara atom atau molekul. Contoh : NaOH dan KOH

d) Basa lemah

Basa lemah diefinisikan sebagai basa yang memiliki muatan elektropositif

lebih sedikit di antara atom atau molekul. Contoh : NH4OH dan Mg(OH)2.

Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna

dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat

asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan

asam dan basa (Rahmawati dkk., 2016).

Indikator asam basa yang sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini

adalah indikator sintesis. Setiap indikator sintesis memiliki karakteristik berupa

trayek pH yang ditunjukkan oleh perubahan warna pada kondisi asam dan basa serta

harga tetapan indikator.(Rahmawati dkk, 2016)

Indikator adalah senyawa organik yang juga disebut sebagai pewarna celup.

Sedangkan sebagian besar pewarna tersebut tidak berubah warna dengan jumlah
asam atau basa yang ada. Ada banyak molekul, yang dikenal sebagai indikator

asam-basa yang merespons perubahan dalam Konsentrasi ion hidrogen. Sebagian

besar indikator itu sendiri adalah asam lemah (Yadav dkk., 2016).

Pada eksperimen asam-basa, khusunya pada penentuan sifat asam, basa atau

netral suatu larutan dibutuhkan alat bantu atau media yang dikenal dengan larutan

atau kertas indikator. Indikator asam-basa dapat dibuat dari bahan alami dengan

mengekstrak bagian dari tanaman. Beberapa tanaman seperti ubi ungu, bunga pukul

empat, bunga kana, bunga tapak dara, bunga mata kucing, bunga pacar ungu, bunga

kenikir, bunga terompet ungu dan bunga kangkung telah digunakan sebagai indikator

alami. Semua sumber tersebut memiliki karakteristik warna yang memberikan

perubahan warna pada lingkungan pH yang berbeda, bahkan dapat dijadikan dasar

penentuan pH suatu larutan (Sukemi dkk., 2017).

Tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna yang

jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang

dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah

pada suasana asam dan hijau pada suasana basa, bunga mawar yang memberikan

perubahan warna merah dan kuning, bunga waru yang memberikan perubahan warna

merah dan hijau, dan bunga johar yang memberikan perubahan warna kuning dan

orange (Rahmawati dkk, 2016). Namun, penggunaan indikator alami umumnya

hanya dilakukan dalam waktu singkat karena mengingat salah satu kelemahan dari

indikator alami adalah bahannya yang tidak tahan lama.


BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan asam formiat

(HCOOH) 0,1 M, larutan asam cuka (CH 3COOH) 0,1 M, aquades (air suling), dan

ketas pH universal.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet volume 5mL, pipet

skala 10mL, pipet tetes, labu takar 50 mL, gelas kimia 50 mL, gelas kimia 100mL,

termometer 100°C, dan labu semprot.

3.3 Proseur Percobaan

3.3.1 Pengenceran Larutan Asam Formiat (HCOOH)

Disiapkan labu takar 50 mL dan gelas kimia. Diambil asam formiat

secukupnya ke dalam gelas kimia. Dipipet 5 mL larutan asam formiat 0,1 M dan

dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan akuades hingga tanda batas

dan dihomogenkan. Di masukkan kedalam gelas kimia lain. Lalu diukur suhu dan pH

larutan dengan digunakan termometer dan pH universal. Diberi label sesuai dengan

konsentrasi. Diambil 5 mL larutan asam formiat 0,01 M sisa dari tahap sebelumnya

dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan akuades hingga tanda

batas dan dihomogenkan. Lalu diukur pH dan suhu larutan dengan digunakan kertas

indikator pH universal dan termometer. Diberi label sesuai dengan konsentrasi.

Selanjutnya, hal yang sama dilakukan untuk konsentrasi 0,001 M, 0,0001 M, dan

0,00001 M.
3.3.2 Pengenceran Larutan Asam Asetat (CH3COOH)

Disiapkan labu takar 50 mL dan gelas kimia. Diambil asam asetat secukupnya

ke dalam gelas kimia. Dipipet 5 mL larutan asam asetat 0,1 M dan dimasukkan ke

dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan akuades hingga tanda batas dan

dihomogenkan. Di masukkan kedalam gelas kimia lain. Lalu diukur suhu dan pH

larutan dengan digunakan termometer dan pH universal. Diberi label sesuai dengan

konsentrasi. Diambil 5 mL larutan asam asetat 0,01 M sisa dari tahap sebelumnya

dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan akuades hingga tanda

batas dan dihomogenkan. Lalu diukur pH dan suhu larutan dengan digunakan kertas

indikator pH universal dan termometer. Diberi label sesuai dengan konsentrasi.

Selanjutnya, hal yang sama dilakukan untuk konsentrasi 0,001 M, 0,0001 M, dan

0,00001 M.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Pengenceran terhadap pH

Pengenceran biasanya dilakukan untuk menaikkan pH suatu senyawa agar

menekati netral, pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan pelarut netral

(aquades) dengan ukuran tertentu.

Tabel 1. Pengenceran Asam Formiat


pH larutan sebelum pH larutan setelah
Percobaan
pengenceran pengenceran
A 2 3
B 3 4
C 4 5
D 5 6
E 6 7

Tabel 2. Pengenceran Asam Asetat


Percobaan pH larutan sebelum pH larutan setelah
pengenceran pengenceran

A 3 4

B 4 5

C 5 6

D 6 7

E 7 7

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengenceran berpengaruh

terhadap pH larutan. Pada percobaan (e) asam asetat kesalahan terjadi pada proses

pengeceran yaitu, praktikan menambahkan aquades lewat dari batas tanda.

Akibatnya, harga pH yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu,

tetap 7.
4.2 Pengaruh Konsentrasi terhadap pH

Semakin renah kosentrasi atau ke pekatan larutan, maka pHnya juga akan

semakin rendah. Hal ini disebabkan karena keasaman larutan perlahan memudar.

Tabel 3. pH Larutan Asam Formiat


Percobaan Konsentrasi (M) pH Larutan
A 0,01 3
B 0,001 4
C 0,0001 5
D 0,00001 6
E 0,000001 7

Tabel 4. pH larutan Asam Asetat


Percobaan Konsentrasi (M) pH larutan
A 0,01 4
B 0,001 5
C 0,0001 6
D 0,00001 7
E 0,000001 7
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi berpengaruh terhadap

pH larutan. Pada percobaan (e) asam asetat kesalahan terjadi pada proses pengeceran

yaitu, praktikan menambahkan aquades lewat dari batas tanda. Akibatnya, harga ph

yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu, tetap 7.

4.3 Pengaruh Konsentrasi terhadap Kesetimbangan

Apabila konsentrasi salah satu pereaksi diperkecil, maka kesetimbangan akan

bergeser kearah kiri atau reaktan.

Tabel 5. Kesetimbangan Asam Formiat


Percobaan Kosentrasi (M) Kesetimbangan
A 0,01 10-4
B 0,001 10-5
C 0,0001 10-6
D 0,00001 10-7
E 0,000001 10-8
Tabel 6. Kesetimbangan Asam Asetat
Percobaan Kosentrasi (M) Kesetimbangan
A 0,01 10-6
B 0,001 10-7
C 0,0001 10-8
D 0,00001 10-9
E 0,000001 10-8
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa konsentrasi mempengaruhi

kesetimbangan suatu larutan. Pada percobaan (e) asam asetat kesalahan terjadi pada

proses pengeceran yaitu, praktikan menambahkan aquades lewat dari batas tanda

sehingga, harga kesetimbangan pada percobaan (e) naik.

4.4 Pengaruh Konsentrasi terhadap Derajat Ionisasi

Asam lemah merupakan suatu senyawa yang jika terionisasi hanya dapat

terionisasi sebagian. Artinya nilai derajat ionisasinya sangat kecil.

Tabel 7. Derajat Ionisasi Asam Formiat


α (derajat ionisasi dalam
Percobaan Kosentrasi (M)
%)
A 0,01 10
B 0,001 10
C 0,0001 10
D 0,00001 10
E 0,000001 10

Tabel 8. Derajat Ionisasi Asam Asetat


α (derajat ionisasi dalam
Percobaan Kosentrasi (M)
%)
A 0,01 1
B 0,001 1
C 0,0001 1
D 0,00001 1
E 0,000001 10
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi tidak berpengaruh

terhadap derajat ionisasi suatu asam lemah. Pada percobaan (e) asam asetat,

kesalahan terjadi pada proses pengeceran yaitu, praktikan menambahkan aquades

lewat dari batas tanda sehingga, derajat ionisasi asam asetat pada percobaan (e)

berbeda dengan derajat ionisasi asam asetat pada percobaan (a), (b), (c), dan (d).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut”

1. ditemukan harga pH untuk asam formiat 0,01 M sebesar 3, 0,001 M sebesar 4,

0,0001 M sebesar 5, 0,00001 M sebesar 6, dan 0,00001 M sebesar 7. Sedakngka,

harga pH untuk asam asetat 0,01 M sebesar 4, 0,001 M sebesar 5, 0,0001 M

sebesar 6, 0,00001 M sebesar 7, dan 0,00001 M sebesar 7.

2. semakin larutan diencerkan, harga pH larutan akan naik dan mendekati harga pH

netral, nilai tetapan kesetimbangan larutan akan smeakin kecil. Tetapi,

pengenceran tidak berpengaruh terhadap derajat ionisasi suatu larutan.

3. derajat ionisasi suatu larutan asam lemah tidak dipengaruhi oleh pengenceran

yang mengakibatkan pH larutan tersebut naik. Namun, derajat ionisasi dapat

diketahui jika pH diketahui.

5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Percobaan selanjutnya

Diharapkan dalam percobaan selanjutnya asisten tetap aktif membantu

praktikan dalam melakukan percobaan.

5.2.2 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya, fasilitas untuk praktikum di laboratorium dilengkapi sehingga

praktikum dapat berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Brown, T.E., LeMay, H. E., Bursten, B.E., Murphy, C.J. dan Woodward, P.M., 2012,
Twelfth Edition Chemistry : The Central Science, Pearson Prentice Hall, New
York.

Chang, R., 2010, 10th Edition : Chemistry, McGraw-Hill, New York.

Ebbing, D.D. dan Gammon, S.D., 2009, General Chemistry Ninth Edition, Houghton
Mifflin Company, Boston.

Muti’ah, 2015, Analisis Miskonsepsi Mahasiswa pada Empat Konsep Esensial


Kesetimbangan Kimia, Jurnal Pijar MIPA, 7(1): 27-23.

Rahmawati, Yanti, N. dan Ratman, Indikator Asam Basa dari Bunga Dadap Merah
(Erythrina crista-galli L.), Jurnal Akaemika Kimia, 5(1): 29-36.

Sukemi, Usman, Putra, B.I., Purwati, W., Rahmawati, N.N. dan Pradani, S.D.A.,
2017, Indikator Asam Basa dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Pucuk Merah
(Syzygium oleana), JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia),
2(3): 139-144.

Takeuchi, Y., 2006, Pengantar Kimia, Iwanami publishing Company, Tokyo.

Thadaka, K.C., 2014, Acids-Bases Theory, International Journal of Mathematics


and Physical Science Reaserch (IJMPSR), 1(1): 18-24.

Yadav, R., Srivastav, S. dan Shukla, C., 2016, Acid Base Basic Concept, IJMCA,
6(1): 40-43.
Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Pengenceran Asam Formiat

a) Asam Formiat 0,1 M

- Diambil 5mL larutan asam formiat 0,1 M

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil

b) Asam Formiat sisa percobaan a

- Diambil 5mL larutan asam formiat sisa percobaan a

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil

c) Asam Formiat sisa percobaan b

- Diambil 5mL larutan asam formiat sisa percobaan b

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil
d) Asam Formiat sisa percobaan c
- Diambil 5mL larutan asam formiat sisa percobaan c

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil

e) Asam Formiat sisa percobaan d

- Diambil 5mL larutan asam formiat sisa percobaan d

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil

B. Pengenceran Asam Asetat

a) Asam Asetat 0,1 M

- Diambil 5mL larutan asam asetat 0,1 M

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil
b) Asam asetat sisa percobaan a

- Diambil 5mL larutan asam asetat sisa percobaan a

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil

c) Asam asetat sisa percobaan b

- Diambil 5mL larutan asam asetat sisa percobaan b

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil

d) Asam asetat sisa percobaan c

- Diambil 5mL larutan asam asetat sisa percobaan c

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil
e) Asam asetat sisa percobaan d

- Diambil 5mL larutan asam asetat sisa percobaan d

- Dimasukkan kedalam labu takar 50mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tanda dan dihomogenkan

- Dimasukkan kedalam gelas kimia

- Diukur suhu dan pH

Hasil
Lampiran 2. Perhitungan

A. Pengenceran

1. Asam Formiat

a) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,1) = (50)(M2)

0,5
M2 =
50

M2 = 0,01

b) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,01) = (50)(M2)

0,05
M2 =
50

M2 = 0,001

c) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,001) = (50)(M2)

0,005
M2 =
50

M2 = 0,0001

d) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,001) = (50)(M2)

0,0005
M2 =
50

M2 = 0,00001

e) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,00001) = (50)(M2)

0,00005
M2 =
50
M2 = 0,000001

2. Asam Asetat

a) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,1) = (50)(M2)

0,5
M2 =
50

M2 = 0,01

b) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,01) = (50)(M2)

0,05
M2 =
50

M2 = 0,001

c) V1 M1 = V2 M2

(4)(0,001) = (40)(M2)

0,0 04
M2 =
40

M2 = 0,0001

d) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,0001) = (50)(M2)

0,0005
M2 =
50

M2 = 0,00001

e) V1 M1 = V2 M2

(5)(0,00001) = (50)(M2)

0,00005
M2 =
50

M2 = 0,000001
B. Konstanta

1. Konstanta Asam Formiat

[10 -pH ]2
a) Ka =
[M]

[10 -3 ]2
=
[0,01]

= 10-4

[10 -pH ]2
b) Ka =
[M]

[10 -4 ]2
=
[0,001]

= 10-5

[10 -pH ]2
c) Ka =
[M]

[10 -5 ]2
=
[0,0001]

= 10-6

[10 -pH ]2
d) Ka =
[M]

[10 -6 ]2
=
[0,00001]

= 10-7

[10 -pH ]2
e) Ka =
[M]

[10 -7 ]2
=
[0,000001]

= 10-8

2. Konstanta Asam Asetat


[10 -pH ]2
a) Ka =
[M]

[10 -4 ]2
=
[0,01]

= 10-6

[10 -pH ]2
b) Ka =
[M]

[10 -5 ]2
=
[0,001]

= 10-7

[10 -pH ]2
c) Ka =
[M]

[10 -6 ]2
=
[0,0001]

= 10-8

[10 -pH ]2
d) Ka =
[M]

[10 -7 ]2
=
[0,00001]

= 10-9

[10 -pH ]2
e) Ka =
[M]

[10 -7 ]2
=
[0,000001]

= 10-8

C. Derajat Ionisasi

1. Derajat Ionisasi Asam Formiat

[10 -pH ]
a) α = 100%
[M]
[10 -3 ]
= 100%
[0,01]

= 10 %

[10 -pH ]
b) α = 100%
[M]

[10 -4 ]
= 100%
[0,001]

= 10 %

[10 -pH ]
c) α = 100%
[M]

[10 -5 ]
= 100%
[0,0001]

= 10 %

[10 -pH ]
d) α = 100%
[M]

[10 -6 ]
= 100%
[0,00001]

= 10 %

[10 -pH ]
e) α = 100%
[M]

[10 -7 ]
= 100%
[0,000001]

= 10 %

2. Derajat Ionisasi Asam Asetat


[10 -pH ]
a) α = 100%
[M]

[10 -4 ]
= 100%
[0,01]
=1%

[10 -pH ]
b) α = 100%
[M]

[10 -5 ]
= 100%
[0,001]

=1%

[10 -pH ]
c) α = 100%
[M]

[10 -6 ]
= 100%
[0,0001]

=1%

[10 -pH ]
d) α = 100%
[M]

[10 -7 ]
= 100%
[0,00001]

=1%

[10 -pH ]
e) α = 100%
[M]

[10 -7 ]
= 100%
[0,000001]

= 10 %
Lampiraan 3. Dokumentasi

Gambar 1. Pengenceran Asam Formiat (HCOOH) 0,1 M

Gambar 2. Pengenceran Asam Cuka (CH3COOH) 0,1 M


Lampiran Referensi

Anda mungkin juga menyukai