TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai
disebut rumah sakit umum atau rumah sakit khusus yang mempunyai misi
sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik.
2.1.2 Struktur Organisasi IFRS
Panitia farmasi dan terapi (PFT) merupakan salah satu bagian yang
dan bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit. Tugas PFT adalah
(Rusli, 2016).
pelatihan.
setiap unit pelayanan, seperti rawat jalan, ICU / ICCU, IRD, kamar
produksi obat dalam kapasitas rumah sakit non steril dan aseptik. Farmasi
penggunaan obat yang baik bagi pasien di setiap ruangan maupun pasien
setiap staf instalasi farmasi wajib dituangkan secara tertulis dan wajib
kefarmasian menurut PMK No. 3 tahun 2020 cukup berbeda dengan PMK
jalan pun tak terlalu berbeda dengan apoteker rawat inap, dimana beban
untuk pelayanan kefarmasian rawat inap dan rawat jalan, tetapi tenaga
maupun cair untuk obat luar atau dalam. Sarana yang tersedia dalam
kursi, lemari buku/rak, filing cabinet, komputer, alat tulis kantor, telpon
lunak, dan perangkat keras. Sarana konsultasi dan ruang informasi obat
paling sedikit terdapat buku kepustakaan bahan leaflet, brosur, meja, kursi
VCD player. Peralatan ruang arsip berupa kartu arsip, lemari/rak arsip
(Kemenkes, 2019).
lain lemari yang rapi dan terlindung dari debu, kelembapan dan cahaya
kefarmasian di rumah sakit juga harus memadai baik dalam kualitas dan
segala sistem komunikasi yang berada dalam ruang lingkup rumah sakit
(Kemkes, 2019).
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, ruang
dipisahkan menjadi dua yaitu rawat jalan dan rawat inap (satelit farmasi).
Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan dibuat ruangan khusus atau
harus berada jauh dari hiruk pikuk kebisingan lingkungan rumah sakit
sehingga proses interaksi antara pasien dan apoteker dapat berjalan dengan
bangunan dan penataan gedung harus disesuaikan dengan alur barang, alur
kerja, alur pekerja. Ruang produksi yang baik juga perlu memperhatikan
barang masuk, serta petugas yang berada di dalam. Luas ruangan minimal
dua kali daerah kerja dan berjarak minimal 2,5 m antara peralatan satu
antara ruang obat jadi dan bahan baku. Ruangan terpisah untuk proses
produksi, produksi obat luar dan obat dalam, produksi antibiotik (bila ada),
dan setiap ruangan tersebut harus memiliki saringan udara dengan efisiensi
minimal 98% dan permukaan lantai, dinding, langit-langit, serta pintu
yang datar dan halus, tanpa sambungan, bagian dinding tidak memiliki
mm, setiap colokan listrik harus dibuat datar dengan permukaan yang
kedap air dan mudah dibersihkan, selanjutnya bagian plafon harus diberi
lapisan untuk mencegah kebocoran udara, dan lampu harus dibuat rata
udaranya minimal 120 kali perjam dan setiap ruangan harus melalui HEPA
filter. Temperatur di ruangan bersih dan ruang steril harus dipelihara pada
2016).
hal ini kebutuhan ruangan tersebut juga harus memenuhi standar yang
alkali, zat kimia, dan pereaksi lain harus sudah memenuhi persyaratan.
Setiap tata ruang harus disesuaikan dengan kegiatan dan alur kerja, serta
1) Perencanaan
menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP
seperti tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien (Kemkes, 2016).
dengan mengacu pada formularium rumah sakit yang telah disusun (Setya,
2017).
oleh pihak internal instalasi farmasi rumah sakit dan unit kerja yang ada di
rumah sakit. Hal tersebut dilakukan agar apabila terjadi kekosongan obat
akibat kesalahan teknis baik dalam waktu pengiriman, kurang stok dari
penyalur, dan sebab lain dapat diantisipasi dengan baik dan mendapatkan
menarik data penggunaan obat pasien periode sebelumnya, sisa stok, data
morbiditas, dan usulan setiap kebutuhan obat dari unit pelayanan. Analisa
usulan kebutuhan yang sudah disampaikan dari setiap unit pelayanan tidak
serta merta diterima dan dilakukan pengadaan ke pihak vendor. Hal tersebut
pengusul.
stok penyangga, stok waktu tunggu, dan sisa stok. Dalam memperhitungkan
seperti pengumpulan dan pengolahan data, analisis data sebagai bahan untuk
dalam perencanaan, pengadaan, atau program baru yang belum ada riwayat
perencanaan untuk rumah sakit baru yang belum memiliki data konsumsi pada
penggunaan, dan pengeluaran obat dari rumah sakit yang sudah memiliki
kebutuhan dari cakupan populasi atau tingkat layanan yang diberikan. Metode
fasilitas lain yang memiliki kemiripan profil masyarakat dan jenis pelayanan.
2) Pengadaan
efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan
harga yang terjangkau, dan sesuai dengan standar mutu. Metode yang tepat
farmasi, alat kesehatan, dan BMHP antara lain bahan baku obat yang harus
safety data sheet (MSDS), produk yang dibeli harus mempunyai nomor izin
edar, dan expired date minimal dua tahun kecuali untuk produk tertentu seperti
vaksin, reagensia, dan yang lainnya. Setiap rumah sakit harus memiliki
mekanisme untuk mengatasi kekosongan stok obat yang secara normal harus
tersedia di rumah sakit dan mendapatkan obat saat instalasi farmasi tutup. Hal
farmasi untuk sediaan yang memiliki formulasi khusus, tidak ada di pasaran,
lebih murah untuk di produksi sendiri, repacking, dan untuk penelitian lain,
produk.
3) Penerimaan
penyerahan, dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan
dilakukan secara organoleptic, terkhusus pada bagian label dan kemasan perlu
diterima.
kadaluwarsa,
atau tenaga teknis kefarmasian yang sudah terlatih baik dalam tanggung jawab
dan tugas masing-masing, serta mengerti akan sifat penting dari sediaan
farmasi dan BMHP. Bila terjadi keraguan terhadap mutu obat dapat dilakukan
faktur asli diserahkan kepada sales sedangkan salinan faktur disimpan oleh
4) Penyimpanan
Setelah melalui proses penerimaan barang di instalasi farmasi
dengan cara menempatkan pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Persyaratan kefarmasian dalam
kewenangan
label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi dengan
ketat
e) Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruangan tahan api
bentuk sediaan, dan jenis sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan yang
Out (FEFO), First In First Out (FIFO) yang disertai dengan sistem
penampilan dan penamaan yang mirip atau biasa disebut Look Alike Sound
jadi, obat produksi, bahan baku obat, alat kesehatan, dan lain sebagainya.
Ruang penyimpanan untuk kondisi khusus antara lain obat termolabil, alat
dan beracun harus tersedia beberapa kepentingan seperti eye washer dan
narkotika harus disimpan dalam lemari dengan dua lapis pintu dan dua
wajib di tentukan dan harus di awasi dan tidak boleh dibiarkan tergantung
pada lemari.
5) Penyaluran / distribusi
tersedianya sediaan farmasi dan BMHP di unit pelayanan secara tepat waktu,
tepat jenis, dan jumlah. Instalasi farmasi rumah sakit diharapkan dapat
dilakukan oleh IFRS secara terpusat ke semua unit rawat inap di rumah sakit
c) Sistem dosis unit (unit dose dispensing = UDD dan once daily dose
satu unit penggunaan atau ODD untuk dosis satu hari diberikan.
2.2.4 Administrasi
1) Administrasi umum
farmasi dan BMHP yang tidak memiliki peraturan khusus dalam perbekalan
dasar dan audit rumah sakit, dokumentasi farmasi, komunikasi antar level
2014).
a) Pencatatan
yang umum digunakan biasa disebut kartu stok dan kartu stok
induk.
Kartu stok digunakan untuk mencatat sediaan farmasi dan
data mutasi satu jenis sediaan farmasi dan BMHP yang berasal dari
b) Administrasi keuangan
2) Administrasi khusus
1) Skrining Resep
penyerahan yang disertai dengan pemberian informasi, setiap alur yang ada
kegiatan yang diberi n ama skrining resep. Skrining resep atau pengkajian
resep dilakukan untuk menganalisa segala sesuai yang terkait obat yang
pasien rawat inap dan pasien rawat jalan untuk selanjutnya dikerjakan sesuai
a) Persyaratan administrasi
mengkonfirmasi nama, umur, jenis kelamin, berat dana, dan tinggi badang
pasien, selanjutnya mengecek nama, nomor ijin, alamat dan parah dokter,
b) Kesesuaian farmasetik
bentuk, dan kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat, stabilitas obat, aturan
c) Pertimbangan klinis
2) Penyiapan obat
a) Harga obat
mengenai harga eceran tertinggi yang disingkat HET dan harga netto
apotek, toko obat, dan instalasi farmasi rumah sakit/klinik. HNA adalah
harga jual termasuk pajak pertambangan nilai (PPN) dari pedagang besar
farmasi (PBF) kepada apotek, toko obat, dan instalasi farmasi rumah
sakit/klinik.
bahwa setiap apotek, toko obat, dan instalasi farmasi rumah sakit/klinik
dapat menjual obat dengan harga yang sama atau lebih rendah dari HET
HET yang dicantumkan pada label kemasan dari industri farmasi sudah
kefarmasian sebesar 28% dari HNA. Hal tersebut dinyatakan pada Pasal 3
ayat (2) huruf b bahwa “HET = harga obat katalog elektronik setiap
mengenai harga obat atau harga eceran tertinggi yang diberikan kepada
masyarakat. Hal ini menjadi salah satu cara terbaik yang dilakukan dalam
informasi harga obat akan memberikan hak pasien atau keluarga untuk
b) Etiket
kefarmasian salah satunya adalah pemberian etiket atau label. Etiket atau
atau pemakai obat atau alat kesehatan tersebut (Stefanus, 2017). Beberapa
dari dua yaitu etiket putih dan etiket biru. Etiket biru adalah etiket yang
sedangkan etiket biru digunakan untuk obat yang tidak dikonsumsi melalui
saluran pencernaan.
Pada umumnya bagian yang terdapat pada etiket obat meliputi logo
pelayanan, nomor resep atau nomor rekam medis pasien, tanggal resep
dan paraf bagi yang menyerahkan obat. Perbedaan yang terdapat dari
etiket putih dan etiket biru tidak banyak berbeda, selain warna label yang
berbeda terdapat juga tulisan “obat luar” yang terdapat pada etiket biru
2014).
setiap obat dan bahan kimia yang akan digunakan wajib untuk untuk diberi
label yang jelas dan mudah terbaca dan peringatan khusus untuk sediaan
tambahan selain etiket yang terdapat pada obat berisi tentang peringatan
untuk obat berbentuk larutan, label “tidak boleh diulang tanpa resep
khusus obat antibiotik, dan beberapa pelabelan khusus obat yang berisiko
pasien. Penyiapan obat terdiri dari penyiapan obat jadi dan penyiapan obat
obat sesuai dengan kebutuhan dan penyiapan obat racikan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh tanaga kefarmasian dari pengambilan obat di rak obat
(individu), dan penyiapan obat dosis unit baik UDD maupun ODD.
obat berdasarkan resep yang ditulis dokter. Penyiapan obat dengan dosis
resep obat jadi dan waktu tunggu obat racikan. Waktu tunggu resep obat
jadi ditetapkan kementerian kesehatan yaitu ≤30 menit dimulai dari pasien
tunggu resep obat racikan minimal ≤60 menit sejak pasien menyerahkan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kemasan obat antara lain
kemasan harus tersegel dengan baik (khusus obat yang tidak di repack),
tidak rusak, tidak berlubang, dan terdapat tanggal kadaluarsa yang terbaca
jelas. Obat dan sediaan farmasi yang diserahkan kepada pasien dengan
bentuk sediaan tablet, kapsul, puyer, larutan, dan lain sebagainya yang
tidak memiliki aturan khusus yang hanya perlu di kemas dalam wadah
jelas. Beberapa obat yang harus terlindung dari cahaya matahari harus
e) Penyerahan obat
(untuk pasien rawat inp) atau kepada pasien/keluar (untuk pasien rawat
telaah obat yang meliputi pemeriksaan kembali obat yang telah disiapkan
sesuai dengan resep. Aspek yang perlu diperhatikan dalam telaah obat
meliputi tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat rute, dan tepat waktu
pemberian.
jumlah obat, dan jadwal pemakaian obat. Berbeda dengan pasien rawat
inap, proses penyerahan obat kepada pasien rawat jalan apoteker langsung
nama obat, kegunaan/indikasi obat, aturan pakai, efek terapi, dan beberapa
f) Informasi obat
apoteker, perawat, profesi kesehatan lain, serta pasien dan pihak lain dari
luar rumah sakit. Pelayanan informasi obat dibuat dengan tujuan dapat
penggunaan obat yang efektif gar tercapai tujuan terapi yang optimal serta
Kegiatan PIO dapat meliputi interaksi dua arah atau lebih melalui
untuk uji klinik di rumah sakit, dan masih banyak lagi. Pelayanan
informasi obat dilakukan tidak hanya berlalu begitu saja, tetapi apoteker
terpisah dan diberi label “High Alert”. Setiap daftar obat beresiko tinggi
data internal rumah sakit. Referensi yang dapat digunakan dan menjadi
acuan antara lain daftar yang diterbitkan oleh ISMP (Institute For Sale
Medication Practice).
dari gudang agar potensi terlupa pemberian label high alert di satelit
farmasi dapat diminimalkan. Stiker high alert ditempelkan pada kemasan
satuan terkecil contohnya ampul atau vial. Tampilan stiker high alert
penggunaannya.
2.3.3 Pengelolaan obat rusak, kadaluarsa, dan pemusnahan obat dan resep
atau pada obat kadaluarsa dapat juga dilakukan dengan memusnahkan obat.
pemusnahan.
yang dapat digunakan agar tidak terjadi penyalahgunaan obat oleh masyarakat.
Tetapi dalam menangani hal tersebut tetap ada persetujuan antara kedua belah
pihak.
sediaan farmasi, alkes, dan BMHP yang tidak dapat digunakan dengan cara
terhadap obat dapat dilakukan apabila telah dicabut izin edarnya, tidak
sudah disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang
khusus narkotika wajib disaksikan oleh dua petugas yang berbeda profesi dan