YULIA TITANIA
NIM : 163110191
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulisan Ilmiah
(KTI) ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ca
Colorectal di IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang ”.
KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
melakukan penelitian pada Program Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan KTI, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan KTI ini.
Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
iii
Terima Kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa dalam
penyelesaianstudi KTI ini. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari KTI ini
masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan
tanggapan, kritikan, dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
kesempurnaan KTI ini. Semoga KTI ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu keperawatan.
Peneliti
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
NO Pendidikan Tahun Lulus
1 TK Aisyiah Talawi Hilir 2004
2 SD 02 Talawi Hilir 2010
3 SMP N 3 Sawahlunto 2013
4 SMA N 2 Sawahlunto 2016
5 Poltekes Kemenkes Padang 2019
vii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2019
Yulia Titania
Penerapan Asuhan Keperawatan pada Ca Colorectal di IRNA
Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang 2019
IX +63 halaman, tabel, lampiran
ABSTRAK
Ca Colorectal adalah suatu tumor malignant yang muncul pada jaringan epithelial
dari colon / rectum. Ca Colorectal merupakan penyebab kematian terbesar kedua di
Negara maju. Laporan data dari RSUP Dr.M. Djamil Padang didapatkan data tahun
2016 sejumlah 351 pasien dirawat dengan Ca Colorectal dan pada tahun 2017
meningkat menjadi 579 pasien. Tujuan penelitian ini menggambarkan penerapan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca Colorectal di ruang IRNA Bedah RSUP
Dr. M. Djamil Padang tahun 2019.
Jenis penelitian deskriptif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilakukan dari
bulan November 2018 sampai dengan bulan Juni 2019. Asuhan keperawatan
dilakukan selama 6 hari dari tanggal 30 Maret – 04 April 2019. Cara pengambilan
sampel yaitu dengan cara purposive sampling. Analisa terhadap proses keperawatan
yang dilakukan peneliti meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa, intervensi,
implementasi, daan evaluasi keperawatan.
Hasil penelitian didapatkan dengan keluhan utama perut membuncit sejak 2 bulan
yang lalu disertai dengan nyeri pada abdomen. BAB bewarna hitam dan berdarah,
nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu disertai dengan penurunan berat badan.
Didapatkan tiga masalah keperawatan diantaranya nyeri akut, kerusakan integritas
kulit, dan defisit perawatan diri. Rencana keperawatan berdasarkan NIC meliputi
manajemen nyeri, pemberian analgesic, perawatan insisi, perawatan ostomy, dan
hygiene diri. Hasil evaluasi yang didapatkan berdasarkan NOC yang dilakukan
selama 6 hari dimana masalah kerusakan integritas kulit teratasi sebagian, sedangkan
masalah nyeri akut dan defisit perawatan diri sudah teratasi.
Diharapkan melalui direktur rumah sakit agar perawat ruangan dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, salah satunya meningkatkan pemberian asuhan
keperawatan khususnya pasien dengan Ca Colorectal.
Kata Kunci : ca colorectal, asuhan keperawatan
Daftar Pustaka : 11 ( 2008 – 2018 )
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
LEMBAR ORISINALITAS ..................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
ix
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Lokasi penelitian .............................................................. 51
1.Pengkajian .................................................................................. 51 2.
Diagnosa Keperawatan.................................................................. 54
3. Rencana Keperawatan ............................................................... 56
4. Implementasi Keperawatan ....................................................... 57
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................... 58
B. Pembahasan kasus .............................................................................. 59
1. Pengkajian ................................................................................ 59
2. Diagnosa Keperawatan............................................................. 60
3. Rencana Keperawatan .............................................................. 62
4. Implementasi Keperawatan ...................................................... 64
5. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 1
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulias Ilmiah Pembimbing 2
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 1
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulias Ilmiah Pembimbing 2
Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data dari Institusi PoltekkesKemenkes RI
padang
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Institusi Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari Kepala RSUP Dr M. Djamil Padang
Lampiran 8 Surat Pernyataan Persetujuan Respondent (Informconsent)
Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian Dari RSUP Dr.M.Djamil Padang
Lampiran 10 Ganchart Penelitian
Lampiran 11 Daftar Hadir Peniliti
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang
jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh.
Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidak terkontrol yang kemudian
berubah menjadi sel-sel kanker (Ariani, 2015). Ca Colorectal adalah suatu
tumor malignant yang muncul pada jaringan epithelial dari colon / rectum.
Umumnya tumor Colorectaladalah adenokarsinoma yang berkembang dari
polyp adenoma (Wijaya & Putri, 2013).
1
2
Penyebab Ca Colerectal tidak diketahui persis. Terjadi secara sama pada laki-
laki dan perempuan dan pada semua grup etnis. Kanker ini berhubungan
dengan residu rendah, diet tinggi lemak dan makanan yang diproses dengan
asupan buah dan sayur yang tidak adekuat. Dua jenis Ca Colerectal herediter
disebabkan mutasi genetic (lihat fitur Pewarisan Genetik pada Ca Colerectal
Herediter). Mutasi gen ditemukan pada orang dengan HNPCC (hereditary
nonpolyposis colorectal cancer) menunjukkan kemungkinan predisposisi
genetic kanker kolon sebesar 90%, dengan usia onset tipikal pada 40-an.
Orang dengan disposisi genetic FAP (familial adenomatous poliposis) juga
beeresiko lebih besar tinggi mengalai Ca Colorectal. Namun, hanya sekitar 5-
10% klien dengan Ca Colerectal memiliki basis herediter. Risiko kanker
meningkat tajam dengan umur, dengan 90% Ca Colerectal terjadi setelah 50
tahun (Black & Hawks 2014).
Menurut data WHO tahun 2018, kanker merupakan penyebab kematian utama
di dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 9,6 juta pada tahun 2018. Ca
Colorectaltermasuk dalam tiga jenis kanker yang paling umum terjadi di
4
dunia selain Ca Mamae dan Ca Paru, dengan jumlah kasus sebanyak 1,8 juta.
Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) memperlihatkan
prevalensi kanker meningkat dari 1,4 persen di tahun 2013 menjadi 1,8 persen
di tahun 2018. Ca Colorectal juga dikenal sebagai penyebab utama kematian
dengan jumlah kematian sebanyak 862.000 yang membuat Ca Colorectal
menjadi insiden kanker tertinggi kedua setelah Ca Paru. Pada tingkat
Sumatera Barat terdapat peningkatan kasus Ca Colorectal pada tahun 2015
sekitar 5,1% Pada tahun 2016 tercatat 5,8% kasus kanker kolorektal. Dalam
periode 2 tahun terakhir pada tahun 2016 – 2017 di RSUP Dr. M. Djamil
Padang menurut rekam medis terdapat 351 kasus ca colorectal pada tahun
2016 dan meningkat menjadi 579 kasus pada tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, maka
perumusan masalah penelitiaan ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan
6
2. Institusi Pelayanan
a) RSUP Dr. M. Djamil Padang
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pikiran kepada
pimpinan rumah sakit dalam pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Ca Colorectal di Ruang IRNA Bedah RSUP DR. M.
Djamil Padang.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Ca Colorectal
1. Pengertian Ca Colorectal
Ca Colerectal merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada
jaringan epithelial dari colon/ rectum. Umumnya tumor kolorektal adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polyp adenoma (Wijaya & Putri,
2013). Sedangkan menurut Robinson & saputra (2014) menyebutkan Ca
Colorectal merupakan tumor ganas yang terdapat pada kolon atau rectum
biasanya berawal dari adenokarsinoma yang berkembang dengan lambat
dan terlokasi dalam waktu yang lama.
2. Penyebab
Penyebab dari kanker kolon ini belum diketahui pasti tetapi berdasarkan
American Cancer Society tahun (2014), faktor resikonya dibagi menjadi
dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
Tidak Dapat dimodifikasi :
a. Keturunan dan riwayat keluarga
Seseorang dengan orang tua, saudara atau anak yang memiliki kanker
kolorektal memiliki 2 sampai 3 kali risiko mengembangkan penyakit
dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai riwayat kanker
kolorektal di keluarga (American Cancer Society, 2014). Jika terdapat
riwayat keluarga yang didiagnosis pada usia muda atau jika ada
anggota keluarga lebih dari satu orang yang terkena, risiko meningkat
hingga 3 sampai 6 kali. Sekitar 20% dari semua pasien kanker
kolorektal memiliki saudara dengan riwayat kanker kolorektal. Dan
sekitar 5% dari pasien kanker kolorektal mempunyai sindrom genetic
yang menyebabkan penyakit ini. Yang paling umum adalah Lynch
8
9
Dapat Dimodifikasi :
a. Aktifitas Fisik
Sebuah tinjauan literatur ilmiah telah menemukan bahawa seorang
yang aktif dari segi fisik mempunyai risiko 25% lebih rendah terkena
kanker usus berbanding seseorang yang tidak aktif. Sebaliknya pada
pasien ca colon yang kurang aktif mempunyai risiko kematian yang
lebih tinggi berbandingkan mereka yang lebih aktif (American Cancer
Society, 2014).
b. Obesitas
Obesitas atau kegemukan dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi
terjadinya kanker kolorektal pada laki-laki dan kanker usus pada
perempuan (american iagno society, 2014). Obesitas perut (diukur
keliling pinggang) merupakan faktor risiko yang lebih penting
berbanding obesitas keseluruhan baik pada lakilaki dan
perempuan(American Cancer Society,2014).
c. Diet
Konsumsi daging merah atau daging diproses secara berlebihan akan
meningkatkan risiko terjadinya kanker di usus besar danjuga rektum.
10
Alasan untuk ini belum jelas tetapi mungkin terkait dengan karsinogen
(zat penyebab kanker) yang terbentuk ketika daging merah dimasak
pada suhu yang tinggi selama jangka waktu yang panjang atau aditif
nitrit yang digunakan untuk pengawetan (American Cancer Society,
2014).
d. Merokok
Pada bulan iagnost 2009, international agency for research on cancer
melaporkan bahwa ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa
tembakau dalam rokok dapat menyebabkan kanker kolorektal.
Asosiasi tampaknya lebih kuat pada rektum dari ca colon (American
Cancer Society, 2014).
e. Alkohol
Ca colon dikaitkan dengan konsumsi alkohol berat dan sedang.
Seseorang yang mempunyai purata hidup dengan konsumsi alkohol 2
hingga 4 minuman per hari memiliki risiko 23% lebih tinggi terkena
Ca colon dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi 1
minuman per hari (American Cancer Society, 2014)
3. Patofisiologi
Hampir semua Ca Colorectal yang awalnya sebagai polip adenoma
bersifat adenokarsinoma. Sebagian besar tumor terjadi di rectum dan
kolon sigmoid, meskipun setiap bagian kolon dapat mengalaminya.
Pertumbuhan tumor biasanya tidak terdeteksi menyebabkan sedikit
manifestasi. Pada saat manifestasi terjadi, kanker mungkin telah menyebar
ke lapisan lebih dalam pada jaringan usus dan organ yang berdekatan.
Kanker kolorektal menyebar oleh perluasan langsung hingga melibatkan
seluruh lapisan keliling usus submukosa, dan dinding usus terluar.
Struktur yang bersebelahan, seperti hati, kurvatura mayor lambung,
duodenum, usus halus, pankreas, limfa, saluran perkemihan, dan dinding
11
Secara umum, tumor pada usus halus dan kolon kanan cenderung lebih
menyebabkan nyeri abdomen, kram, mual, dan muntah. Oleh karena usus
besar berdistensi. Pada lokasi ini, lesi sering kali mengalami ulserasi,
sehingga terjai anemia, serta feses yang bewarna gelap dan coklat
kemerahan pendarahan rectal, perubahan pola defekasi, nyeri abdomen,
penurunan berat badan, anemia, dan anoreksia, penurunan berat badan,
12
;emas, dan massa teraba pada kuadran kanan bawah mungkin muncul pada
saat diagnosis. Lesi kolon asenden dan tranvesum sering bermanifestasi
sebagai obstruksi progresif.
4. WOC Ca Colorectal
Konsumsi makanan
rendah serat, banyak
Kolitis Ulseratif/
lemak & rendah
Penyakit Chron
Usia >50 tahun Protein
Faktor Genetik
Pertumbuhan sel-sel karsinogen pada
dinding kolon
Kerusakan jaringan
CA COLERECTAL
vaskuler lokal
MK: resiko Anoreksia Mual
ketidakseimbanga & Muntah Inflamasi jaringan dari Perdarahan internal feses
n elektrolit kompresi tumor di kolon bercampur darah
Intake nutrisi tidak
adekuat Energi Anemia
Lesi mukosa MK: Nyeri
dinding kolon Kronis
MK: defisit nutrisi kelemahan Hb O2
ketidakmampuan BAB berdarah
mencerna makanan
MK:
intoleransi Distribusi
Metastase melalui Nyeri saat defekasi O2ke sel
aktifitas
vena vorta
BAB ditahan
Kerusakanjaringan MK: Resiko
Bermestastase ke hati hati Ketidakefektifan
Obstruksi pd kolon Akumulasi feses di perfusi jaringan
segmen kolorektal
Fungsi hati Reabsorpsi air dalam feses perifer
Respon Fisiologis Distensi
Dilatasi/pepelebaran abdomen
Sel bertambah dihati Feses padat
kecemasan
MK: Defesiensi Kematian Kesukaran defekasi Obtipasi
MK: Konstipasi
Pengetahuan
Kurang informasi
Perubahan fungsi & MK: Gangguan
tentang penyakit
Post Operasi struktur tubuh Citra tubuh MK: intoleransi
aktivitas
Pre Operasi Laparatomy
Resiko
HB O2
Kecemasan Kerusakan Perdarahan
jaringan lunak
MK: Nyeri Akut Distribusi O2 ke sel
Pembedahan
laparatomi Cairan kantong
kolostomi merembes MK: kerusakkan
integritas
MK: Ansietas Iritasi pd luka paratomy MK: gangguan pola tidur
Nyeri
MK: defisit pengetahuan MK: Resiko Infeksi
14
5. Manifestasi Klinis
Kanker usus sering kali tidak menimbulkan manifestasi hingga mencapai
kondisi lanjut. Karena tumbuh secara lambat, pertumbuhan selama 5-15
tahun dapat terjadi sebelum memunculkan manifestasi. Manifestasi
bergantung pada lokasi, jenis, dan luasnya, serta komplikasinya.
Perdarahan rectal sering kali merupakan manifestasi awal yang membuat
pasien mencari perawatan medis. Manifestasi awal lain yang sering terjadi
mencakup perubahan kebiasaan defekasi, baik berupa diare maupun
konstipasi. Nyeri, anoreksia, dan perubahan berat badan adalah
karakteristik dari tahap lanjut penyakit. Massa rectal atau abdominal yang
teraba dapat ditemukan. Biasanya pasien teerindentifikasi mengalami
anemia akibat perdarahan samar (Priscilla lemone, dkk, 2016).
Menurut Brunner & Suddarth (2016), Manifestasi Klinis dari Ca
Colorectal adalah:
a. Perubahan kebiasaan defekasi merupakan manifestasi gejala yang
paling sering terjadi, keduanya darah di dalam atau pada feses (gejala
kedua yang paling sering dijumpai). Letak tumor juga berpengaruh
terhadap bentuk feses yang dikeluarkan, makin menipis atau seperti
kotoran kambing atau lebih cair disertai lendir atau darah.
b. Anemia yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya namun bisa
diakibatkan oleh pendarahan yang lama didalam colon akibat
kompresi tumor, anoreksia, penurunan berat badan, dan keletihan.
c. Mual dan muntah merupakan kondisi yang sering dikeluhkan dan
biasanya selalu berhubungan dengan kerja involuner gastrointestinal.
Mual (nause) disebabkan oleh distensi atau iritasi dibagian mana saja
dari saluran gastrointestinal.
d. Lesi disisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang
tumpul dan melene (feses bewarna hitam keabu-abuan).
15
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Menurut Smeltzer (2016) pasien dengan gejaala obstruksi usus diobati
dengan cairan IV dan persiapan nasogastrik. Apabila terdapat
perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen darah dapat
diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi
yang berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi, dan laparaskopi telah
terbukti berhasil dalam pentahapan Ca Colorectal pada periode
praoperatif.
1) Pembedahan
Apabila gejala yng ada diduga menjadi kanker maka perlu
dilakukan operasi laparatomy atau reseksi segmental. Bagian kolon
yang terkena kanker akan diangkat termasuk getah bening di
dekatnya. Kemudian disambungkan kembali dengan bagian usus
yang tersisa.
Prosedur bedah menurut Smeltzer dan Bare (2011) antara lain:
16
3) Terapi Radiasi
Terapi radiasi merupakan penanganan karsinoma dengan
menggunakan x-ray berenergi tinggi untuk membunh sel
karsinoma. Terdapat 2 cara pemberian terapi radiasi, yaitu dengan
radiasi eksternal dan radiasi internal. Radiasi external (external
beam radiation therapy) merupakan penanganan dimana radiasi
tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel karsinoma.terapi
radiasi hanya berlangsung beberapa menit.
4) Radioterapi
Radioterapi biasanya digunakan untuk mengobati kanker ketika
sel-sel kanker sudah menempel ke dalam perut atau organ lain.
Radioterapi dilakukan setelah operasi pengangkatan sel kanker
dengan tujuan untuk memastikan apakah sel-sel kanker yang
tersisa telah mati dan mencegah kekambuhan.
5) Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan apabila Ca Colorectal telah menyebar dan
tindakan pembedahan tidak dapat membantu penyembuhan.
Tujuan kemoterapi adalah meningkatkan harapan hidup pasien.
Obat kemoterapi dapat disuntikkan langsung kedalam pembuluh
darah yang menuju ke hati apabial kanker telah menyebar ke hati.
6) Target Terapi
Target terapi sering disebut juga msar drugs. Hal ini disebabkan
tujuan pengobatan hanya mematikan sel-sel kanker sehingga tidak
mengganggu sel normal lainnya. Target terapi biasa dilakukan
bersamaan dengan kemoterapi dengan tujuan meningkatkan
peluang keberhasilan pengobatan.
18
dan lembab. Jika menjadi gelap dan pucat, laporkan ini pada
dokter bedah sesegera mungkin.
Jika dilakukan reseksi dengan pembuatan kolostomi akhir, kaji
luka abdomen dan perineum. Insisi dapat dijahit sepenuhnya,
namun kadang kala drain ditinggalkan pada insisi dan dapat
tersambung dengan alat isap, drain penrose dapat diletakkan pada
luka. Ganti perban seperti yang diperintahkan. Dapat diperkirakan
akan terdapat drainase serosa dalam jumlah banyak dari luka
perineum. Dapat membutuhkan beberapa minggu atau bulan
sebelum luka sembuh sempurna karena ukuran luka tersebut besar.
7. Dampak Masalah
Menurut Padila (2012) Dampak terjadi berhubungan dengan
bertambahnya pertumbuhan pada lokasi kanker atau melalui penyebaran
metastase yang termasuk :
a. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
b. Pembentukan abses akibat perforasi dinding usus oleh tunor yang
diikuti kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi kolon
c. Metastase keorgan lain yang berdekatan. Terjadinya fistel pada
kantong kemih
Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya hidup sering sangat
menganggu, dan pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba
20
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Anemia dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan
hematokrit. Pemeriksaan benzidin untuk darah samar bkanlah
pemeriksaan yang khas tetapi petunjuk adanya perdarahan di dalam
saluran cerna (Sjamsuhidayat-de jong,2010).
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Fecal occult blood test (FOBT), untuk mendeteksi adanya darah,
harus dicari sari mana sumber darah tersebut, apakah dari rectum,
colon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain
(Diananda, 2008).
23
1) Pre Op :
a. Nyeri Kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
b. Konstipasi berhubungan dengan obstruksi
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kondisi klinis terkait kanker
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring dan
imobilisasi
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
f. Defesit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
2) Post Op :
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik
(mis : daya gesek, imobilitas fisik)
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh (pembedahan)
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan
g. Defesit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
25
4. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien Pre Operasi dengan Ca
Colorectal adalah seperti yang tertera pada table dibawah ini :
Nic
Diagnosa Keperawatan Noc
Nyeri Kronis a. Kontrol Nyeri Pain Management
berhubungan dengan Kriteria Hasil : 1) Lakukan pengkajian
infiltrasi tumor 1) Mengenali kapan nyeri secara
Defenisi : pengalaman nyeri terjadi komprehensif
sensorik atau emosional 2) Menggunakan termasuk lokasi,
yang berkaitan dengan tindakan karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan actual pengurangan nyeri frekunsi, kualitas, dan
atau fungsional, dengan tanpa analgesic factor presipitasi
onset mendadak atau lambat 3) Melaporkan 2) Observasi reaksi
dan berintensitas ringan perubahan nonverbal dari
hingga berat dan konstan, terhadap gejala ketidaknyamanan
yang berlangsung lebih dari nyeri pada 3) Gunakan teknik
3 bulan professional komunikasi teraupetik
Batasan Karakteristik: kesehatan untuk mengetahui
4) Mengenali apa pengalaman nyeri
1.Mengeluh nyeri
yang terkait pasien
2. Merasa depresi dengan gejala 4) Kaji kultur yang
3. Tampak meringis nyeri mempengaruhi respon
4. Gelisah 5) Melaporkan nyeri nyeri
5. Tidak mampu yang terkontrol 5) Control lingkungan
menuntaskan b. Tingkat nyeri yang dapat
aktivitas Kriteria Hasil: mempengaruhi nyeri
1) Nyeri yang seperti suhu ruangan,
26
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
2) Cek perintah
27
pengobatan meliputi
obat, dosis, frekuensi,
obat analgesic yang
diresepkan
3) Cek adanya riwayat
alergi obat
4) Tentukan pilihan obat
analgesic
5) Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesic
6) Berikan analgesic
sesuai aktu paruhnya,
terutama pada nyeri
yang berat
7) Dokumentasikan
respon terhadap
analgesic dan adanya
efek samping
8) Lakukan tindakan-
tindakan untuk
menurunkan efek
samping analgesic
kanker makanan
1) Adanya peningkatan 2) Kolaborasi dengan
Defenisi:asupan nutrisi
berat badan sesuai ahli gizi untuk
tidak cukup untuk
dengan tujuan menentukan jumlah
memenuhi kebutuhan
2) Berat badan ideal kalori dan nutrisi yang
metabolisme
sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien
Batasan Karakteristik:
badan 3) Anjurkan pasien
1. Berat badan
3) Mampu untuk meningkatkan
menurun minimal
mengidentifikasi intake fe
10% dibawah
kebutuhan nutrisi 4) Anjurkan pasien
rentang ideal
4) Tidak ada tanda-tanda untuk meningkatkan
2. Cepat kenyang
malnutrisi protein dan vitamin C
setelah makan
5) Tidak terjadi 5) Berikan subtansi gula
3. Kram/ nyeri
penurunan berat 6) Yakinkan diet yang
abdomen
badan yang berarti diamakan
4. Nafsu makan
mengandung tinggi
29
1) Kolaborasikan dengan
tenaga rehabilitasi
medic dalam
merencanakan
program terapi yang
32
tepat
2) Bantu klien unntuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
3) Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
4) Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
5) Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivasi
seperti kursi roda
6) Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
7) Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
8) Bantu pasien atau
keluarga untuk
33
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
9) Sediakan penguat
positif bagi yang aktif
beraktifitas
10) Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11) Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual
Defisit pengetahuan
Manajemen Kanker Pengajaran Proses Penyakit
berhubungan dengan
kurang terpapar informasi 1) Tanda dan gejala 1) Kaji tingkat
1) Kaji pengalaman
pasien sebelumnya
dan tingkat
pengetahuan
2) Jelaskan prosedur/
penanganan
3) Beritahu pasien
pentingnya
pengukuran tanda-
tanda vital selama
36
tindakan
4) Informasikan pasien
agar pasien ikut
terlibat dalam proses
penyembuhannya
5) Kaji harapan pasien
mengenai tindakan
yang dilakukan
6)
7) Diskusikan pilihan-
pilihan tindakan yang
memungkinkan
37
Rencana Keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien Post Operasi dengan Ca
Colorectal adalah seperti yang tertera pada table dibawah ini :
teknik kebisingan
nonfarmakologis 5) Kurangi factor
untuk mengurangi presipitasi nyeri
nyeri, mencari 6) Pilih dan lakukan
bantuan) penanganan nyeri
2) Melaporkan bahwa (farmakologi, non
nyeri berkurang farmakologi,
dengan interpersonal)
menggunakan 7) Ajarkan tentang
manajemen nyeri teknik non
3) Mampu mengenali farmakologi
nyeri, (skala, 8) Berikan analgetik
intensitas, untuk mengurangi
frekuensi, dan nyeri
tanda nyeri) 9) Evaluasi tingkat
4) Menyatakan rasa keefektifan control
nyaman setelah nyeri
rasa nyeri 10) Tingkatkan istirahat
berkurang 11) Monitor penerimaan
5) Tanda-tanda vital pasien tentang
dalam batas normal manajemen nyeri
c. Comfort Level Analgesic Administration
Indicator :
1) Tentukan lokasi,
1) Nyeri berkurang
karakteristik,
2) Kecemasan
kualitas, dan derajat
berkurang
nyeri sebelum
3) Stress berkurang
pemberian obat
4) Ketakutan
2) Cek instruksi dokter
39
terhadap kemerahan,
panas, drainase
14) Dorong masukan
nutrisi yang cukup
15) Dorong istirahat
16) Ajarkan cara
menghindari infksi
17) Laporkan kecurigaan
infeksi
kepercayaan diri
pasien dalam
mengatasi situasi
perasaan ketakutan
9) Instruksikan kepada
pasien untuk
menggunakan
relaksasi
10) Berikan : obat untuk
mengurangi
kecemasan
Pengajaran Proses
Defisit pengetahuan Manajemen Kanker
Penyakit
berhubungan dengan
1) Tanda dan gejala
kurang terpapar informasi 8) Kaji tingkat
kanker
Defenisi : ketiadaan atau pengetahuan pasien
2) Penyebab factor-faktor
kurangnya informasi kognitif terkait dengan proses
yang berkontibusi
yang berkaitan dengan topic penyakit
3) Perjalanan penyakit
tertentu 9) Review
biasanya
Batasan Karakteristik: pengetaahuan pasien
4) Tahapan kanker
1. menanyakan masalah mengenai kondisinya
5) Tanda dan gejala
yang dihadapi 10) Jelaskan proses
kekambuhan
2. menunjukkan penyakit
6) Pilihan pengobatan
perilaku tidak sesuai 11) Identifikasi
yang tersedia
anjuran kemungkinan
7) Pengobatan alternative
3. menunjukkan penyebab sesuai
8) Efek lanjut obat
persepsi yang keliru kebutuhan
9) Masalah perawatan diri
terhadap masalah 12) Identifikasi
selama pemulihan
4. menjalani perubahan kondisi
pemeriksaan yang fisik pasien
tidak tepat 13) Diskusikan
pilihan/terapi
46
penangan
14) Edukasi pasien
mengenai tindakan
untuk meminalkan
gejala
Pengajaran Prosedur/
perawatan
8) Kaji pengalaman
pasien sebelumnya
dan tingkat
pengetahuan
9) Jelaskan prosedur/
penanganan
10) Beritahu pasien
pentingnya
pengukuran tanda-
tanda vital selama
tindakan
11) Informasikan pasien
agar pasien ikut
terlibat dalam proses
penyembuhannya
12) Kaji harapan pasien
mengenai tindakan
yang dilakukan
13) Diskusikan pilihan-
pilihan tindakan
yang memungkinkan
47
BAB III
METODE PENELITIAN
47
48
a. Kriteria inklusi
1) Pasien bersedia menjadi responden
2) Pasien yang kooperatif
b. kriteria ekslusi
1) Pasien pulang dalam hari rawatan kurang dari 5 hari.
G. Rencana Analisis
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan
teori keperawatan pasien dengan Ca Colorectal. Data yang didapat pada
pengkajian, diagnose keperawatan, rencana tindakan, sampai evaluasi hasil
tindakan akan dinarasikan dan kemudian dianalisis sesuai dengan teori
keperawatan.
51
BAB IV
Bab ini akan menguraikan hasil asuhan keperawatan beserta analisis pada pasien Ca
Colorectal sebagai kasus kelolaan utama. Pengambilan kasus dilakukan pada tanggal
30 Maret 2019 di Ruang IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang sampai dengan 4
April 2019.
A. DESKRIPSI PASIEN
1. Hasil Pengkajian
Pasien Tn.S berjenis kelamin laki-laki berumur 56 tahun merupakan seorang
ayah yang bekerja sebagai karyawan swasta dengan status kawin yang
memiliki 2 orang anak. Pendidikan pasien tamat SLTA. Pasien masuk RSUP
Dr.M. Djamil Padang pada tanggal 27 Maret 2019 pukul 14.57 WIB, melalui
IGD atasrujukan RSUD Solok, sekarang pasien dirawat di ruang bedah pria
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Pasien masuk dengan keluhan perut semakin membuncit sejak ±2bulan yang
lalu disertai dengan nyeri pada abdomen.BAB keras bewarna hitam disertai
darah. Pasien juga merasakan penurunan nafsu makan sejak ±1 bulan disertai
dengan penurunan berat badan.
Saat dilakukan pengkajian pada hari Sabtu tanggal 30 maret 2019 pukul
10.15 WIB diruang bedah pria, pasien mengatakan nyeri hilang timbul pada
bagian stoma dengan skala nyeri 8, durasi 3-6 menit, nyeri terasa apabila
dibawa bergerak, nyeri seperti ditusuk- tusuk, badan klien terasa lemas,
segala aktivitas dibantu keluarga, nafsu makan pasien berkurang. Kesadaran
composmentis kooperatif dengan GCS 15, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 92x/I,
51
52
pernafasan: 20 x/I, Suhu: 36,8ºc. pasien terpasang iufd Nacl 0,9% drip
tramadol.
1) Pola Nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu, pasien
hanya menghabiskan ½ porsi makanan yang diberikan karena sudah
merasa kenyang, pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan,
BB sebelum sakit ±60 Kg, dan BB sekarang ±48 Kg, mukosa mulut
kering, ada karies gigi, kemampuan mengunyah baik.
Kebiasaan makan dirumah pasien tidak baik, karena hamper setiap hari
pasien mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurang minum air putih.
Pasien mengatakan tidak suka makan sayur. Pasien juga merupakan
perokok berat, menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari.
Penatalaksanaan yang diberikan untuk kebutuhan nutrisi adalah diet ML
TKTP 2400 kal (1/2 mc + 1/2 ML) + 4 buah putih telur + 2 potong
papaya, selama dirumah sakit pasien menghabiskan ± 5 botol aqua ukuran
sedang dalam sehari / 3000 ml
2) Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAB 1x/hari, tertampung dalam kolostomi pada
kuadran kiri bawah abdomen, karakter feses kuning kehijauan, konsistensi
53
4) Pemeriksaan Fisik
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
composmentis dengan GCS : 15, TD 110/70 mmHg, Nadi: 92x/I, Suhu:
36,8ºC, mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor, reaksi pupil 2mm/2mm. reflek terhadap cahaya
positif. Penggunaan alat bantu baca(-), lensa kontak (-), mukosa mulut
tidak kering, lidah pecah – pecah, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening maupun pembesaran vena jugularis. Telinga pasien simetris kiri
dan kanan, terdapat serumen pada telinga pasien, tidak ada luka dan
benjolan pada telinga pasien, tidak menggunakan alat bantu dengar.
Hidung pasien simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat benjolan
dalam hidung pasien. Tenggorokan pasien tidak ada masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan analisis data pada tanggal pengkajian 30 Maret 2019
ditemukan masalah keperawatan pada pasien nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis. Data subjektif maupun objektif yang
menunjang masalah keperawatan ini diangkat adalah pasien mengatakan
55
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada pasienmasalah
keperawatan nyeri akut adalah manajemen nyeri dengan Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekunsi, kualitas, dan factor presipitasi, observasi reaksi
nonverbal dari ketidaknyamanan, kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan,
kurangi factor presipitasi nyeri, pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi, interpersonal), ajarkan teknik non
farmakologi, berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, evaluasi tingkat
keefektifan control nyeri, tingkatkan istirahat, monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri.
jaga agar rambut tetap bersih dan rapi, pasang alat penampung urin atau
kateter apabila diinstruksikan, berikan perawatan kateter yang tepat,
bersihkan kulit setelah BAB/BAK
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang telah dilakukan pada pasien mulai dari tanggal 30 Maret
2019 sampai dengan tanggal 04 April 2019 pada masalah nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis adalah cek riwayat alergi
(ceftriaxone), menentukan jumlah analgesic yang digunakan, memonitor
tanda-tanda vital, mencek pemberian analgesic selama 24 jam, terapi
pengobatan Nacl 0,9% drip tramadol 3x sehari, ceftriaxone 2x sehari,
ranitidine 2x sehari, .
5. Hasil Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 hari dan dievaluasi serta
dilakukan modifikasi pada Tn.S, maka didapatkan hasil evaluasi pada
masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis yaitu pasien
mengatakan nyeri sudah jauh berkurang dari awal masuk rumah sakit, pasien
mampu untuk mengontrol nyeri dengan cara teknik nafas dalam, pasien
mampu mengenali nyeri (skala nyeri : 2, durasi : 2-3 menit, nyeri kadang
terasa saat dibawa bergerak, masalah nyeri akut teratasi dimana kenyamanan
fisik, control nyeri, dan level nyeri sudah teratasi dan intervensi pada
masalah nyei akut dihentikan.
telah teratasi, pasien sudahterbebas dari bau, ADL terpenuhi tanpa bantuan,
pasien tampak bersih dan segar, pasien mnyatakan kenyamanan terhadap
kemampuan untuk melakukan ADL
B. PEMBAHASAN KASUS
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membandingkan hasil penelitian dengan
teori dengan hasil penelitian orang lain asuhan keperawatanpada pasiendengan
kasus Ca Colorectal yang telah dilakukan sejak tanggal 30 Maret 2019 sampai
dengan tanggal 04 April 2019 di Ruang IRNA Bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian,masalah keperawatan yang
muncul (diagnosa keperawata), rencana keperawatan, implementasi keperawatan
dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pada hasil penelitian didapatkan pasien merasakan nyeri pada abdomen,
kelelahan, dan perubahan defekasi dimana pasien mengalami konstipasi
sebelummasuk RS dan BAB bewarna kehitaman dan berdarah. Hal ini sesuai
dengan pendapat Brunner dan Suddarth (2016) yaitu manifestasi klinis dari Ca
Colorectal yaitu perubahan defekasi (merupakan gejala yang paling sering
terjadi), keluarnya darah didalam tinja atau feses (gejala kedua yang paling
sering dijumpai), anemia, anoreksi, penurunan berat badan, dan keletihan,
nyeri abdomen, kram abdomen, penyempitan ukuran feses, konstipasi dan
distensi.
2. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa pada pasien Ca Colorectal terdapat 7 diagnosa
keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanis, defisit
perawatan diri, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, gangguan
citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (pembedahan),
gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, defesit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Pada kasus muncul 3 diagnosa keperawatan yang ada pada pasien kelolaan dari
7 kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien dengan Ca Colorectal
dalam teori.
3. Rencana Keperawatan
Intervensi atau perencanaan keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen
tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi
keperawatan dan merupakan metode dokumentasi, tentang asuhan keperawatan
kepada klien (Nurasalam, 2011) Intervensi atauperencanaan tindakan
63
Rencana yang dilakukan pada Tn.S dengan diagnose kerusakan integritas kulit
salah satunya adalah mengajarkan kepada pasien cara perawatan stoma, serta
cara mengairi ostomi dengan benar. Pada perawatan stoma, pasien dianjurkan
melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci area tersebut menggunakan
sabun ringan waslap lembap serta lembut. Kasa dapat digunakan untuk
menutupi stoma atau tampon vagina dapat dimasukkan dengan perlahan untuk
mengabsorbsi kelainan drainase (Smeltzer & Bare 2015). Menurut analisa
peneliti, tindakan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien
tentang cara perawatan ostomi sehingga pasien dan keluarga ketika pulang dari
rumah sakit bisa melakukan ostomi dengan benar.
Intervensi yang dilakukan pada Tn.S dengan diagnose defisit perawatan diri
salah satunya adalah membantu pasien dalam melakukan perawatan diri dan
64
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap melakukan rencana keperawatan yang
telah dibuat. Adapun kegiatan yang ada dalam tahap implementasi meliputi
pengkajian ulang, memperbarui data dasar, meninjau dan merevisi asuhan
keperawatan yang direncanakan (Deswani, 2009).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini yang
dilakukan adalah mengkaji respon pasien dengan kriteria hasil, memodifikasi
asuhan keperawatan sesuai dengan hasil evaluasi dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan kepada pasien (Deswani, 2009).
Evaluasi yang peneliti lakukan pada pasien tanggal 30 Maret 2019 sampai
tanggal 04 April 2019 menggunakan metode SOAP untuk mengetahui
keefektifan dari tindakan keprawatan yang sudah dilakukan. Didapatkan
masalah keperawatan nyeri akut teratasi pada hari ke 5 dengan criteria hasil
pasien mampu mengontrol nyeri, pasien mengatakan nyeri telah berkurang,
dan pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang.
Menurut analisa peneliti, dari hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan
selama 6 hari pasien masih perlu dilakukan tindakan keperawatan untuk
mengurangi gejala subjektif yang dirasakan pasien.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilalukan pada Tn.S dengan kasus Ca Colorectal
di ruangan IRNA Bedah RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2019, peneliti
dapat mengammbil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan pada kasus Ca Colorectal Post Op
Laparatomy didapatkan partisipan mengeluh nyeri pada luka pasca
operasi, terdapat luka operasi ± 15 cm ditutupi perban, pasien mengeluh
tidak nyaman pada perut, tidak bisa tidur, bergerak terbatas dan sulit
beraktivitas.
2. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus Ca Colorectal ada
sebanyak 7 masalah keperawatan. Sedangkan pada kasus Tn.S ditemukan
3 masalah keperawatan yaitu nyeri akut b/d agen cidera biologis,
kerusakan integritas kulit, defisit perawatan diri.
3. Rencana keperawatan yang disusun tergantung kepada masalah
keperawatan yang ditemukan yang sesuai dengan teori yang telah ada,
berdasarkan dengan Nanda NIC-NOC.
4. Implementasi keperawatan mengacu kepada rencana tindakan yang telah
disusun. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret – 4
April 2019. Sebagian besar tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada
implementasi keperawatan.
5. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari pada tanggal 30 Maret – 4
April 2019 dalam SOAP. Evaluasi tersebut dilakukan pada masalah
keperawatan yang muncul pada Tn.S masalah keperawatan teratasi.
Masalah keperawatan teratasi pada hari ke lima yaitu Nyeri Akut dan
defiit perawatan diri.
67
Seluruh tindakan yang dilakukan pada pasien dengan Ca Colorectal di
dokumentasikan pada format asuhan keperawatan, dimana berisi identitas, riwayat
kesehatan, tindakan yang dilakukan pada pasien, serta catatan perkembangan
keperawatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut
1. Bagi Direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang
Melalui direktur agar diadakannya pelatihan tentang metode asuhan
keperawatan pada pasien Ca Colorectal kepada pegawai khususnya
perawat.
2. Bagi Ruang Rawat Inap Bedah
Semoga studi kasus yang peneliti lakukan pada pasien Ca Colorectal dapat
menjadi acuan bagi perawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSUP Dr. M.
Djamil Padang dalam melakukan asuhan keperawatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara tepat dan mengambil
diagnose secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan dan dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu memahami
masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil tindakan yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Indonesia: CV Pentasada Media Edukasi
Lemone & Priscilla. 2016. Keperawatan Medikal Bedah edisi 5. Jakarta : EGC
Robinson & Saputra. 2014. Buku Ajar: Visual Nursing (medikal – bedah) sebuah
panduan diagnosis penyakit, keterampilan, serta asuhan keperawatan. Jilid
satu. Tanggerang: BinaRupa Aksara
Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-de jong, Ed.3. Jakarta:
EGC
Smeltzer & Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth
edisi. 8. Vol 2. Jakarta:EGC
Smeltzer, 2016. Keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth edisi 12. Jakarta:
EGC
A. Deskripsi Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Pasien
a) Nama Pasien : Tn. S
b) Tempat/Tanggal Lahir : Solok/ 13 Februari 1963
c) Jenis Kelamin : Laki laki
d) Status Kawin : Kawin
e) Agama : Islam
f) Pendidikan : SLTA
g) Pekerjaan : Pegawai Swasta
h) Alamat : Jl. Tanjung Harapan, Solok
i) Tanggal Masuk RS : 27-03-2019
j) Tanggal Pengkajian : 30-03-2019
k) Diagnosa Medis : Ca Colorectal post kolostomi
2) Identitas Penanggung Jawab
a) Nama : Ny.J
b) Pekerjaan : Pegawai Swasta
c) Alamat : Jl. Tanjung Harapan, Solok
d) Hubungan : Istri
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang:
1. Keluhan Utama :
Pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
hari rabu tanggal 27 Maret 2019 pukul 04.47 WIB dengan
keluhan utama pasien perut membengkak sejak 2 bulan yang
lalu disertai dengan nyeri pada abdomen, pasien mengalami
sulit BAB ±2 bulan yang lalu, BAB bewarna hitam dan
berdarah, nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu disertai
dengan penurunan berat badan.
2. Keluhan saat dikaji :
Saat dilakukan pengkajian pada hari Sabtu tanggal 30 maret
2019 pukul 10.15 WIB pasien mengatakan nyeri hilang timbul
pada bagian stoma dengan skala nyeri 8, durasi 3-6 menit, nyeri
terasa apabila dibawa bergerak, nyeri seperti ditusuk- tusuk,
badan klien terasa lemas, segala aktivitas dibantu keluarga,
nafsu makan pasien berkurang.
.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit Ca Colorectal
sebelumnya, pasien juga mengatakan memiliki kebiasaan makan
makanan yang bersantan, pemakaian penyedap rasa pada masakan,
tidak suka makan buah, sayur, dan jarang minum air putih, pasien
juga merupakan perokok berat menghabiskan 2 bungkus rokok
dalam sehari. Pasien mengatakan BAB nya bermasalah dan sering
sembelit.
Hematokrit 30 % 40-48
c) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan kolonoskopi
B. Analisa Data
Masalah Penyebab
pasien tampak
meringis
Tampak luka insisi
post operasi dibagian
abdomen
DS : Kerusakan Factor mekanis
pasien mengatakan integritas kulit
cairan kolostomi
sering merembes
keluar
pasien mengatakan
luka laparatomi masih
ada yang belum
kering
pasien mengatakan
hanya berbaring di
tempat tidur
DO :
ku lemah
kesadaran
komposmentis
rambut dan kepala
tampak kotor dan bau
ADL terpenuhi
dengan bantuan
2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Dipecahkan
Masalah
Tgl Paraf Tgl Paraf
1. PERENCANAAN KEPERAWATAN
c. Perawatan ostomy P:
Aktivitas:
9) Anjurkan pasien dalam Intervensi dilanjutkan
penggunaan peralatan
ostomi dengan menajemen tekanan,
10) Membantu pasien
perawatan insisi,perawatan
dalam memperoleh
peralatan yang ostomy
dibutuhkan
11) Pantau penyembuhan
stoma
12) Pantau komplikasi
pasca operasi seperti
usus obstruksi, ileus
paralitik, kebocoran
anastomosis
13) Pantau stoma /
penyembuhan jaringan
sekitar
14) Mengeskplorasi
perawatan pasien dari
ostomy
15) Monitor pola eliminasi
16) Menganjurkan pasien
untuk intubasi dn
menguras kantung
setiap kali terasa penuh
(setiap 4 jam sampai 6
jam)
Mengungkapakan
keyakinan bahwa pasien
dapat melanjutkan
kehidupan normal
dengan ostomi
P:
Intervensi dilanjutkan
P:
Perawatan ostomy
Aktivitas: Intervensi dilanjutkan
P:
Intervensi dilanjutkan
01 April 2019 1 Nyeri akut berhubungan Pain Management S:
dengan agen cidera biologis 1) Lakukan Pasien mengatakan
pengkajian nyeri
dengan nyeri berkurang dari
komprehensif hari kemarin
termasuk lokasi,
karakteristik, Klien mampu untuk
durasi, frekuensi, mengontrol nyeri
kualitas, dan factor
prespitasi observasi Klien mampu
reaksi nonverbal mengatakan
dari
ketiaknyamanan mengenal nyeri
2) Gunakan teknik O:
komunikasi
teraupetik untuk pasien tampak lebih
mengetahui rileks
pengalaman nyeri
3) Kaji kultur yang TD : 130/60 mmHg
mempengaruhi RR :24 x/menit
respon nyeri
4) Control lingkungan HR : 78 x/menit
yang dapat Suhu :37oC
mempengaruhi
nyeri seperti suhu A:
ruangan,
pencahayaan dan Masalah nyeri akut
kebisingan
teratasi sebagian dimana
5) Kurangi factor
presipitasi nyeri kenyamanan fisik belum
6) Pilih dan lakukan
ada, namun control nyeri
penanganan nyeri
(farmakologi, non sudah teratasi
farmakologi,
interpersonal) P:
7) Ajarkan tentang
teknik non Intervensi dilanjutkan
farmakologi
8) Berikan analgetik dengan pemberian analgesik
untuk mengurangi
nyeri
9) Evaluasi tingkat
keefektifan control
nyeri
10) Tingkatkan istirahat
11) Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2) Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
3) Cek riwayat alergi
4) Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
5) Berikan analgesic tepat
terutama saat nyeri
hebat
6) Evaluasi efektifitas
analgesic, tanda dan
gejala
P:
Intervensi dilanjutkan
Perawatan ostomy
Aktivitas:
1) Anjurkan pasien dalam
penggunaan peralatan
ostomi
2) Membantu pasien
dalam memperoleh
peralatan yang
dibutuhkan
3) Pantau penyembuhan
stoma
4) Pantau komplikasi
pasca operasi seperti
usus obstruksi, ileus
paralitik, kebocoran
anastomosis
5) Pantau stoma /
penyembuhan jaringan
sekitar
6) Mengeskplorasi
perawatan pasien dari
ostomy
7) Monitor pola eliminasi
8) Menganjurkan pasien
untuk intubasi dn
menguras kantung
setiap kali terasa penuh
(setiap 4 jam sampai 6
jam)
9) Mengungkapakan
keyakinan bahwa
pasien dapat
melanjutkan kehidupan
normal dengan ostomi
3 Defisit perawatan diri Higiene diri S:
berhubungan dengan 1) Monitor kondisi umum pasien mengatakan
kelemahan klien
2) Mandikan klien setiap sudah bisa mandi
hari atau sesuaiindikasi dan mengganti
3) Bantu klien
mengenakan pakaian kolostomi tanpa
yanglayak bantuan
4) Jaga agar rambut tetap
bersih, rapi O:
5) pasang alat penampung
urin atau kateter Pasien tampak bersih
apabila diinstruksikan
dan telah bisa
6) berikan perawatan
kateter yang tepat melakukan
7) bersihkan kulit setelah
perawatan diri
BAB/BAK
A:
P:
Intervensi dihentikan