Tujuan Percobaan
1. Open Circuit Transformator 1 Phasa
Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan yakni sebagai
berikut.
a) Menentukan rugi inti trafo saat tegangan nominal dan angka
transformasi 1 phasa.
b) Menentukan parameter rugi inti trafo 1 phasa.
c) Menentukan pengaruh tegangan supply terhadap rugi inti
trafo.
2. Short Circuit Transformator 1 Phasa
Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan yakni sebagai
berikut.
a) Menentukan rugi tembaga trafo saat beban nominal
b) Menentukan parameter rugi tembaga trafo 1 fasa
c) Mengetahui % voltage impedance
3. Load Test Transformator 1 Phasa
Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan yakni sebagai
berikut.
a) Menentukan besarnya effisiensi trafo dengan variasi besar
dan jenis beban.
b) Menentukan besarnya regulasi tegangan trafo dengan variasi
besar dan jenis beban.
4. Polaritas Transformator 1 Phasa
Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan yakni sebagai
berikut.
a) Mengetahui sisi tegangan tinggi (HV) dan sisi tegangan
rendah (LV) pada transformator blank 1 phasa.
b) Mengetahui jenis polaritas transformator blank 1 phasa.
c) Mengetahui kutub terminal positif dan negative pada
transformator blank 1 phasa.
B. Dasar Teori
1. Open Circuit Transformator 1 Phasa
a) Keadaan Transformator Open Circuit (Tanpa Beban)
Keadaan transformator open circuit/ tanpa beban, yaitu bila
kumparan primer (primary turns) suatu transformator dihubungkan
dengan tegangan supply (V1) berbentuk sinusoida, dan kumparan
sekundernya (secondary turns) merupakan rangkaian terbuka (open
circuit) / tanpa pemberian beban (no load), maka akan mengalir arus
primer (I0) yang berbentuk sinusoida juga, serta akan mengalir pula
pada kumparan (induktif) sehingga I0 akan tertinggal 90 terhadap V1.
Arus primer (I0) yang dihasilkan menimbulkan fluks (Φ) yang sephasa
dan berbentuk sinusoida.
Fluks yang telah dihasilkan akan membentuk tegangan induksi e 1
(Faraday’s Law:”The electromotive force around a closed path is
equal to the negative of the time rate of change of the magnetic flux
enclosed by the path.”). Sehingga, pada keadaan tanpa beban, arus
yang mengalir pada kumparan sekunder (I2= 0A). Karena, besarnya
arus dipengaruhi dari bebannya, semakin besar beban maka arus yang
dibutuhkan semakin besar, demikian sebaliknya, bila suatu rangkaian
tanpa pemberian beban, maka tidak akan ada arus yang
melaluinya.sementara kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan V1, maka I0 mengalir (I0 = I1).
Rumus asalnya adalah: I1 = I0 + I2’.
Berdasarkan hasil pengukuran daya yang masuk (P1), arus I1, dan
tegangan (V2), maka akan diperoleh harga:
V 12 V 1 V1
Rc = = =
P1 I c I 1 cos Φ
V1
Xm = Im
Ic = I1 × cos Φ
P0
cos Φ =
V c× I 1
V1
a =
V2
Keterangan:
Rc = Tahanan inti besi (Ω)
Xm = Reaktansi magnetik (Ω)
V1 = Tegangan supply (V)
V2 = Tegangan sekunder (V)
P1 = Daya primer (W)
Ic = Arus rugi inti besi (A)
I0 / I 1 = Arus primer (A)
a = Angka transformasi
Demikian hasil pengukuran open circuit/ tanpa beban dapat
diketahui harga Rc dan Xm (parameter rugi inti). Rugi inti besi terdiri
dari rugi histerisis (hysteresis loss) dan rugi arus Eddy (Eddy current
loss), serta angka transformasi.
Arus primer (I0) yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak
ada pemberian beban, maka arus tersebut merupakan arus penguat.
Arus primer (I0), bukanlah merupakan arus induktif murni .
Dalam keadaan ini, sisi sekunder yang tidak dibebani
menyebabkan arus akan cenderung mengalir pada inti besi yang nilai
hambatannya lebih kecil. Sehingga, diperoleh rangkaian ekuivalen
seperti gambar 1.
V1
Zek = ( ¿
P sc
I1
Rek = ( )
I 12
P sc
Rek = ( )
I 12
tegangan input saat percobaan
Tegangan impedansi = x 100 %
tegangan nominal trafo
C. Gambar Rangkaian
1. Open Circuit Transformator 1 Phasa
A W W A
V V RL XL
1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah
(TR) sebuah transformator maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan
tembaga pada tiap sisi transformator.
3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti
maka perlu dilakukan pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi
yang prosesnya serupa dengan uji polaritas transformator, akan tetapi
kumparan yang dihubungkan bukan sisi TT dengan TR melainkan sisi TR
dari trafo blank dan trafo referensi.
Gambar 1.4 Rangkaian percobaan untuk menentukan terminal posistif dan
negative transformator
D. Alat Percobaan
1. Open Circuit Transformator 1 Phasa
a) Trafo 1 Phasa De Lorenzo 220-380 V/2 × 110 V, 500 VA : 1 buah
b) Voltmeter : 1 buah
c) Amperemeter : 1 buah
d) Wattmeter 1 phasa : 1 buah
e) Kabel penghubung : secukupnya
2. Short Circuit Transformator 1 Phasa
a) Tranformator 1 Phasa De-Lorenzo : 1 buah
220/380 V / 2 x 110V ; 500VA
b) Amperemeter : 1 buah
c) Wattmeter 1 Phasa : 1 buah
d) AVOmeter : 1 buah
e) Kabel Penghubung
Kabel banana plug : 7 buah
Kabel banana skrup : 3 buah
3. Load Test Transformator 1 Phasa
a) Trafo 1 Fasa De Lorenzo 220-380V/2x110V; 500 VA :1 buah
b) Voltmeter : 1 buah
c) Amperemeter : 2 buah
d) Wattmeter 1 Fasa : 2 buah
e) Beban R, L dan C : @1 set
f) CosФmeter : 1 buah
g) Kabel Penghubung : secukupnya
4. Polaritas Transformator 1 Phasa
a) Transformator Blank 1 : 1 buah
b) Transformator Referensi : 1 buah
c) Voltmeter : 1 buah
d) Ohmmeter : 1 buah
e) KabelPenghubung : secukupnya
220 V/ 48 V
220 V/ 110 V
E. Prosedur Percobaan
1. Open Circuit Transformator 1 Phasa
a) Menentukan rugi inti, parameter rugi inti dan angka transformasi transformator.
1) Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar rangkaian percobaan di atas.
2) Atur range pengukuran pada alat ukur pada range yang terbesar jika besaran
yang diukur belum dapat diprediksi.
3) Atur tegangan supply (110 V) sampai mencapai tegangan nominal dari trafo
yang dipakai.
4) Ukur dan catat semua hasil pengukuran yang dari semua alat ukur yang
dipakai dalam percobaan.
5) Jika pengukuran sudah selesai maka atur tegangan supply menuju 0 (nol) volt
dan kemudian off kan tegangan supply tersebut.
6) Tentukan besarnya rugi inti dari trafo yang digunakan dalam percobaan
dengan menggunakan pembacaan pada wattmeter
V1
Hitung besarnya angka transformasi dengan rumus a = , dan parameter
V2
rugi inti dari trafo yang digunakan dalam percobaan.
b) Menentukan pengaruh (tegangan supply) terhadap rugi inti trafo.
1) Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar rangkaian percobaan di atas.
2) Atur range pengukuran pada alat ukur pada range yang terbesar jika besaran
yang diukur belum dapat diprediksi.
3) Ubahlah secara berkala regulasi tegangan, mulai dari 50 hingga 110 volt (110,
100, 80, 70, dan 50), dan bandingkan harga rugi inti dari 5 variasi tegangan
tersebut.
4) Ukur dan catat semua hasil pengukuran yang dai semua alat ukur yang
dipakai dalam percobaan.
5) Jika pengukuran sudah selesai maka atur tegangan supply menuju 0 (nol) volt
dan kemudian off kan tegangan supply tersebut.
6) Ubah rangkaian menjadi rangkaian step down (220/110) dan ulangi langkah 4
dan 5.
2. Short Circuit Transformator 1 Phasa
Adapun langkah-langkah dalam melakukan percobaan dituangkan dalam bentuk
prosedur percobaan sebagai berikut.
a) Pertama, disiapkannya trafo step down untuk percobaan. Trafo step down
digunakan atas pertimbangan safety (keamanan) dan convenience (kemudahan)
yang dalam pelaksanaannya akan mudah dalam menyediakan tegangan dan arus
sumber yang tidak terlalu besar nilainya.
b) Arus nominal dihitung berdasarkan tegangan masukan yang dipilih. Dalam
percobaan ini, menggunakan trafo step down 220-110 V sehingga dapat dihitung
besar arus nominalnya yaitu sebesar Inominal = S/Vinput = 500VA/220V = 2,3A
c) Peralatan yang ada dirangkai seperti gambar rangkaian percobaan pada prosedur
no 1.
d) Perlu diperhatikan saat memilih terminal pada amperemeter ataupun wattmeter.
Pada wattmeter dan amperemeter pilihlah terminal arus yang berada diatas arus
nominal yaitu 5A. Hal ini berlaku juga untuk terminal tegangan pada wattmeter,
gunakanlah terminal 240V. Untuk voltmeter, atur batas ukur dari yang paling
tinggi apabila nilai tegangan yang terpakai belum diketahui, kemudian perkecil
batas ukur apabila jarum penunjuk mengarah ke arah kanan.
e) Tegangan input diatur besarnya hingga besar arus yang mengalir dan terbaca pada
amperemeter sebesar Inominal yaitu 2,3A. Dalam pembacaan arus pada
amperemeter, perhatikan cara pembacaan dengan memperhitungkan skala
maksimal dan batas ukur terminal yang dipilih.
f) Angka yang terbaca pada semua alat ukur yang terpakai dicatat dan dihitung
sesuai cara pembacaan. Untuk voltmeter, cara pembacaan disamakan dengan
amperemeter yang memperhatikan skala maksimal dan batas ukur yang dipilih.
Namun pada wattmeter, perlu diperhatikan faktor pengali yang terpakai, bisa
dilihat pada keterangan yang terdapat pada wattmeter. Dalam percobaan ini yang
terpakai adalah faktor pengali 1, sehingga angka yang terbaca pada wattmeter
harus dikalikan dengan 1 untuk menemukan daya yang terukur.
g) Apabila pengukuran dan pencatatan telah dilaksanakan, tegangan input diatur
menuju 0 V dan kemudia matikan sumber tegangan.
h) Besar rugi tembaga trafo saat beban nominal dapat ditentukan berdasarkan hasil
yang didapatkan dari pengukuran menggunakan wattmeter. Nilai rugi tembaga
trafo sebesar faktor pengali dikalikan dengan hasil penunjukan jarum penunjuk
wattmeter.
i) Besar tegangan impedansi dan parameter rugi tembaga trafo 1 fasa yang
digunakan dalam percobaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
tegangan input saat percobaan
Z% = x 100 % ...............(Tegangan Impedansi)
tegangan nominal trafo
V1 V2 P1 I1
No. (V) (V) (W) (A) a
1 220 120 18.5 0.139 1.833
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka didapatkan data-data yakni sebagai
berikut. Untuk memperoleh nilai I nominal didapatkan dari daya transformator dibagi
dengan tegangan sumber transformator.
1. Tranformator 1
a. Rugi tembaga trafo 1 fasa = Psc = I 2 REK
= (2,3)2 10,39
= 5,29 . 10,39
= 54,961 W
b. Parameter rugi tembaga trafo :
P ( Dayahubung singkat )
REK =
Ihs2
55
= 2
=10,39 Ω
(2,3)
Vhs(teganganhubung singkat )
ZEK =
Inom
24
= =10,43 Ω
2,3
XEK = √ Zek 2−Rek 2
= √ 10,432−10,392 = √ 108,78−107,95 = √ 0,83 = 0,91 Ω
Untuk menc]ari prosen tegangan impedansi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
24
= x 100 % = 10,9 %
220
2. Tranformator 2
a. Rugi tembaga trafo 1 fasa = Psc = I 2 REK
= (2,3)2 10,39
= 5,29 . 10,39
= 54,961 W
b. Parameter rugi tembaga trafo :
P ( Dayahubung singkat )
REK =
Ihs2
55
= 2
=10,39 Ω
(2,3)
Vhs(teganganhubung singkat )
ZEK =
Inom
24,9
= =10,82 Ω
2,3
XEK = √ Zek 2−Rek 2
= √ 10,822−10,392 = √ 117,07−107,95 = √ 9,12 = 3,01 Ω
Untuk mencari prosen tegangan impedansi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
24,9
= x 100 % = 11,31 %
220
3. Load Test Transformator 1 Phasa
Trafo 2 / 500VA
Tabel Hasil
Percobaan
Contoh Perhitungan
Cara menghitung regulasi tegangan adalah :
Regulasi Tegangan UP
210−205
Contoh : Vr resistif 50 watt = x 100 %
205
= 2,4%
60(watt )
Contoh : efisiensi ( η ) resistif 50 watt= ×100 %
80(watt )
= 75%
Dst.
4. Polaritas Transformator 1 Phasa
1. Pengukuran Nilai Tahanan Tembaga
1 37,81Ω OL OL OL 2,2897Ω
Trafo Blank V1 V2 V3
Jenis Polaritas : Polaritas pengurangan
3. Pengukuran Untuk Menentukan Polaritas Terminal
Trafo Blank V1 V2 V3
Kesimpulan :
Terminal A : Positif (+)
Terminal B : Negatif(–)
Terminal C : Positif (+)
Terminal D : Negatif (–)