Kasus Ujian
Kasus Ujian
Oleh:
G1A219139
Pembimbing:
Oleh:
Andi Wahyuni Ahmad, S.Ked*
G1A219139
2021
Pembimbing,
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
I. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis di Poliklinik kulit dan kelamin RSUD H. Abdul Manap
Kota Jambi pada tanggal 17 Februari 2021
A. Keluhan Utama :
Timbul bercak putih yang menebal dan kering di sertai rasa gatal pada kedua kaki dan
memberat sejak ± 1 bulan SMRS
B. Keluhan Tambahan :
Tidak terdapat keluhan tambahan
C. Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan gatal pada
kedua kaki sejak ± 1 bulan SMRS. Gatal di rasakan setiap harinya sehingga pasien
tidak tahan dan menggaruk daerah yang gatal. Pasien juga mengeluhkan adanya
penebalan kulit yang terasa sangat gatal.
Sejak ± 1 tahun SMRS pasien mengeluhkan hal yang sama. Pasien
mengatakan bahwa setiap harinya pasien kontak dengan bahan bangunan di tempat
pasien bekerja seperti semen dll. Pasien juga mengaku pada saat bekerja pasien
sering tidak memakai sendal sejak ± 10 tahun. Teman pekerjaannya juga
mengeluhkan hal yang sama (tangan, kaki bahkan ada yang sampai ke badan). Pasien
juga mengaku pernah berobat ke puskesmas dan di berikan obat minum berupa
cetirizine dan obat salep namun pasien melupakan nama obatnya, saat minum obat
pasien mengaku keuhan berkurang tetapi sejak ± 1 bulan yang lalu keluhan timbul
kembali namun terasa lebih memberat dari yang sebelumnya.
Keluhan timbul setiap saat terutama pada sore menjelang malam dan pada saat
pasien sedang memiliki banyak pikiran. Gatal tidak diperberat saat berkeringat dan
gatal juga tidak muncul bila pasien memakan makanan seperti udang, daging dan
telur, gatal juga tidak dipengaruhi oleh suhu maupun cuaca.
Menurut pasien, awal keluhan dirasakan seperti bintil kecil yang gatal dan
tidak terasa panas ataupun nyeri. Karena dirasakan gatlanya semakin lama semakin
gatal, pasien mengaruk daerah yang gatal sehingga lama-kelamaan menjadi merah
bahkan menurut pasien sampai berair dan terkadang hingga berdarah. Setelah itu rasa
gatal hilang kemudian di gantikan dengan rasa nyeri. Karena di rasakan keluhan
semakin parah dan pasien takut keluhan akan menyebar kedaerah tubuh yang lain
maka pasien datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD H. Abdul Manap Kota
Jambi untuk mengobati keluhan pada kulit nya. Riwayat sering bersin saat terkena
debu (-), riwayat alergi terhadap serbuk bunga dan bulu binatang (-), riwayat alergi
terhadap cuaca dingin (-), terhadap pakaian ketat (-), riwayat digigit serangga (-),
riwayat demam, batuk, dan flu (-)
B. Status Dermatovenerology
No Lesi Gambar
1 Regio cruris 1/3 distal dextra et
sinistra
Lesi : likenifikasi
Bentuk : irreguler
Ukuran : plakat
Jumlah : soliter
Batas : sirkumskrip
Warna : hipopigmentasi
Tepi : tidak aktif
Distribusi : regional
Permukaan : tidak rata dan di
tutupi skuama dan kering
Konsistensi : padat
Sekitar : terdapat makula
hiperpigmentasi
Regio ektremitas
inferior dektra
anterior
V. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis Kontak Iritan
VI. TERAPI
Non Medikamentosa
Memproteksi atau menghindakan kulit dari bahan iritan, baik yang bersifat
mekanik, fisik maupun kimiawi dengan cara memakai alat pelindung diri.
Menghindari pajanan bahan iritan
Hindari stress psikologi
Menjaga kebersihan diri pribadi
Hindari kebiasaan untuk menggaruk-garuk di tempat lesi
Medikamentosa
Topikal :
Emolien → 30 menit sebelum diberikan obat utama
Fluktikasone propionat 0,05 % 2 x sehari → 2 mgg → tappering off
Sistemik :
Cetirizine 1x 10 mg → bila gatal
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad Functionam : bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Skin Prick Test
Uji Tusuk ( Skin Prick Test ) seringkali dilakukan pada bagian volar lengan
bawah. Pertama-tama dilakukn desinfeksi dengan alkohol pada area volar, dan tandai
area yang akan kita tetesi dengan ekstrak alergen. Ekstrak alergen diteteskan satu tetes
larutan alergen (Histamin/ Kontrol positif ) dan larutan kontrol (Buffer/ Kontrol
negatif)menggunakan jarum ukuran 26 ½ G atau 27 G atau blood lancet.
A
C
B
D
Gambar 1. A. Cara menandai ekstrak alergen yang diteteskan pada lengan, B. Sudut
melakukan cukit pada kulit dengan lancet, C. Contoh reaksi hasil positif pada tes cukit
Interpretasi Uji Tusuk (Skin Prick Test )
Di Amerika cara menilai ukuran bentol menurut Bousquet (2001) seperti dikutip Rusmono
sebagai berikut :
-0 : reaksi (-)
Tes kulit dapat memberikan hasil positif palsu maupun negatif palsu karena tehnik yang salah
atau faktor material/bahan ekstrak alergennya yang kurang baik.
2. Patch Test
Patch test digunakan untuk menentukan substansi yang menyebabkan kontak
dermatitis dan digunakan untuk mendiagnosis DKA. Konsentrasi yang digunakan harus tepat.
Jika terlalu sedikit, dapat memberikan hasil negatif palsu oleh karena tidak adanya reaksi.
Dan jika terlalu tinggi dapat terinterpretasi sebagai alergi (positif palsu).
Tempat untuk melakukan uji temple biasanya di punggung. Untuk melakukan uji
tempel diperlukan antigen, biasanya yaitu Finn Chamber System Kit dan T.R.U.E. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan saat melakukan uji tempel, yaitu:
Dermatitis harus sudah sembuh.
Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu setelah pemakaian kortikosteroid
sistemik dihentikan.
Uji tempel dibuka setelah dua hari, kemudian dibaca.
Pasien dilarang melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan uji tempel longgar.
Pasien juga dilarang mandi sekurang-kurangnya 48 jam.
Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan terhadap penderita yang
mempunyai riwayat tipe urtikaria dadakan.
Setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji tempel dilepas. Pembacan
pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas. Hasilnya dicatat seperti berikut:
1 = reaksi lemah (nonvesikular) : eritema, infiltrat, papul (+)
2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
3 = reaksi sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus (+++)
4 = meragukan : hanya makula eritematosa
5 = iritasi : seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)
6 = reaksi negatif (-)
7 = excited skin
8 = tidak dites (NT=non tested)
Patch tes dilepas setelah 48 jam, hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan kembali dilakukan pemeriksaan pada 48 jam
berikutnya. Jika hasilnya didapatkan ruam kulit yang membaik, maka dapat
didiagnosis sebagai DKI. Pemeriksaan patch tes digunakan untuk pasien kronis,
dengan dermatitis kontak yang rekuren.
Gambar 11. Test Patch
Dermatitis Kontak Iritan tidak berkarakteristik. Pada DKI akut, dalam dermis
terjadi vasodilatasi dan sebukan sel mononuclear di sekitar pembuluh darah
dermis bagian atas. Eksositosis di epidermis diikuti spongiosis dan edema intrasel,
dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat kerusakan epidermis
dapat menimbulkan vesikel atau bula. Di dalam vesikel atau bula ditemukan
limfosit dan neutrophil.