Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG BIOPSIKOLOGI DAN PROSES

SENSORIK MOTORIK
DOSEN PENGAMPU STANISLAUS NONG SELUNG, S.Pd.,M.Kes

DISUSUN OLEH
1. AGUSTINA KARLINA PILO
2. AINUN THALIB
3. ANASTASIA NOVILI GOA
4. APRILIA DESIYANTI NGALA
5. ASTRIANI WULANDARI RENDA
6. BERNADETA ELVINDA BATE JA
7. BERNADETA NGGENGGE A. R. LAKA
8. BERTI AGUSTINA TARI RATU
9. BRIGITA MANIKIN
10. CAESILIA NUNANG
11. CHRENSIA APRIMA LESITA
12. DEKY H. DOPEN
13. DELFINA YOSELFA BATE
14. DESI SULASTIA RAHMAN
15. DONATA THRESIA GURU BATA
16. FRENGKI FEDINAND ALUNG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Biopsikologi dan proses sensor
motorik. Makalah ini telah kami susun secara maksimal. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaikan makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Biopsikologi
dan proses sensor motorik dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Ende,
25 September 2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................1
1.2 Perumusan Masalah...............................................
1.3 Tujuan.....................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................
2.1 Konsep Dasar Biopsikologi....................................
2.2 Proses Sensorik.......................................................
2.3 Tahap-tahap Proses Sensorik................................
2.4 Proses Motorik........................................................
BAB 3 PENUTUP...............................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................
3.2 Saran........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-
sifat dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri
ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan
rambut lurus atau keriting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula
ahli biospsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam,
talkative, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak
dipelajari melalui pengalaman. Dan Reseptor sensorik motorik berupa sel-sel
khusus atau proses sel yang membentuk informasi tentang kondisi didalam
dan biospsikologi merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan saraf
pusat. Indra peraba pada kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan
sensitifitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan propirosepsi.
Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan
terdiri dari struktur yang sederhana.
1.2Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh dalam mengetahui maksud dari Biopsikologi dan
Sensorik Motorik?
2. Bagaimana pemahaman tentang Biopsikologi dan Sensorik Motorik?
1.3Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah
1. UntukmengetahuipengaruhdariBiopsikologidanSensorikMotorik.
2. UntukmengetahuipemahamantentangBiopsikologidanSensorikMotorik.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Biopsikologi


Biopsikologi merupakan pendekataan psikologi dari aspek biologi.
Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orangtuanya, atau juga
nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri nampak melalui aspek tinggi
badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut lurus atau keriting, ketebalan
bibir dan sebagainya. demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan
tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari pada induk asal.
Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri
sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan , psikologi melalui sebuah
perjalanan panjang. Bahkan sebuah Wundt yang mendeklarasikan
laboratoriumnya tahun 1879- yang dipandang sebagai kelahiran psikologi
sebagai ilmu garis- pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh kemasa
yunani kuno. Dapat diktakan bhwa sejarah psikologi sejalan dengan
perkembangan intelektual di Eropa , dan mendapatkan bnetuk pragmatisnya
dibenua amerika.
A. Tahap-Tahap Perkembangan Biopsikologi
Perkembangan biopsikologi menguraikan perkembangan aktivitas psiko
manusia sejak kecil sampai dewasa
1. Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis,
progresif dan berkesinambungan ddalam arti individu sejak lahir
hingga akhir hayatnya dapat diartikan pula sebagai perubahan-
perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewaaan atau
kematangan.
a. Fase bayi
Masa bayi dimulai sejak berkahirnya fase orok sampai akhir ke dia
tahun kehidupan manusia. Pada masa ini bayi mempunyai ciri-ciri
perkembangan fisik , intelegensi, emosi, bahasa,bermain,
pengertian, kepribadian moral dan kesadaran beragama.
 Perkembangan fisik
1. Pada usia pertama pertumbuhan fisik sangat cepat
sedangkan setahun kedua mulai mengendur
2. Pola perkembangan bayi pria wanita sama
3. Perkembangan otak tampak dengan bertambah besarnya
ukuran tengkorak kepala
4. Organ keindraan berlangsung sangat cepat pada masa
bayi dan sanggup berfungsi
5. Fungsi-fungsi fisiologis
6. Perkembangan penguasaan otot-otot
 Perkembangan intelegansi
Sejak usia pertama pada usia anak fungsi intelegansinya
sudah tampak dalam tingkah lakunya , umpamanya dalam
tingkah laku motorik dalam berbicara. Anak yanng cerdas
menunjukan gerakan yang lancar,serasi dan koordinasi.
Sedangkan anak yang kurang cerdas garakkannya kaku, dan
kurang berkoordinasi. Anak cerdas cepat pula
perkembnagan bahasanya.
 Perkembangan emosi
1. Usia 0,0-8 minggu kehidupan bayi sangat dikuasai oleh
emosi. Emosi anak sangat bertalian dangan perasaan
indrawi dan kualitas perasaan.
2. Usia 8 minggu-1 tahun pada usia ini perasaan psikis
sudah mulai berkembang. Anak mulai senang dengan
tersnyum apa bila melihat mainan yang digantungkan
didepannya, tidak merasa senang dengan menangis
terhadap benda dan orang yang dianggap asing.
Usia 1 tahun-3 tahun emosinya sudah mulai terarah. Sejajar dengan
perkembangan bahasa . sifat perasaan pada fase ini labil dan mudah
tersulut.
 Perkembangan bahasa
Ada 3 bentuk bahasa yang muncul dalam pola
perkembngan bahasa yakni menangis, mengoceh, dan
berisyarat.
 Perkembangan bermain
Bermain atau setiap kegiatan yang memunculkan setiap
kesenangan dimulai dalam bentuk yang sederhana pada
masa bayi.
 Perkembangan kesadaran beragama
Perasaan ini memegang peranan penting dalam diri pribadi
anak. Perasaan keTuhanan pada usia ini merupakan
fundamen bagi perkembangan perasaan keTuhanan periode
berikutnya, seiring berkembangnya kondisi , emosi dan
bahasa maka untuk membantu kesadaran beragamanya.

2.2 Proses Sensorik


Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau
mengorganisasikan input sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi
secara otomatis, misalnya ketika mendengar suara kicauan burung, otak
langsung menterjemahkan sebagai bahasa atau suara binatang. Secara umum
proses sensorik dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui
alat indra ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan
berakhir dengan perbuatan.Proses sensorik disebut pengamatan, yaitu gejala
mengenal benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indra.
Pengamatan dengan anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan
terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indra dan menghasilkan
kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran
setelah stimulus tidak ada.proses awal dari pengamatan disebut persepsi yang
menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar
pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum
di sadari sebelumnya sehingga individu sudah mampu membedakan dan
melakukan pemisahan antara subjek dengan objek, disebut ‘’apersepsi’’
dalam pengamatan yang diutamakan adalah kualitas objek bukan kuantitas
objek. Secara psikolog perbedaan benda yang di amati bersifat kualitatif,
dengan tidak mengabaikan proses fisiologi secara psikologi sikap seseorang
dalam situasi itulah yang akan memberi arti.
Contoh :Secara fisiologis jarak Cilegon-Jakarta kurang lebih 10 km,
kita rasakan jauh karena dimanapun berada memiliki jarak yang tetap, yaitu
10km. Secara psikologis jarak 10 km dapat memiliki arti dekat maupun jauh.
Memiliki arti dekat apabila yang berada di Jakarta adalah orang yang berarti
bagi orang yang di Cilegon. Misalnya orang yang berada di Jakarta adalah
orang yang dicintai,sebaiknya apabila yang berada dijakarta adalah orang
yang dibenci atau tidak disenangin akan memiliki arti yang jauh. Secara
fisiologis 1 jam adalah 60menit atau 3600 detik. Secara psikologis dapat
terasa lama. (missalnya: pada saat antri membeli tiket atau menunggu
seseorang). Namun sebaliknya dapat terasa sebentar, (misalnya: saat
bergembira atau bersandau gurau). Ternyata secara psikologis situasi tersebut
mengatur atau menentukan arti kejadian–kejadian yang berlangsung dalam
prosesnya. Secara psikologis alat indera merupakan alat penerima rangsang
yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawah ke otak.
Sedangkan secara psikolgis yang penting adalah kesan yang terjadi, setelah
ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui tiga proses,
yaitu:
1) Proses fisik, stimulus mengenai alat indera.
2) Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh alat sensoris ke otak.
3) Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa
yang diterima oleh alat indera.
2.2.1 Alat-Alat Tubuh Sensorik
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam – macam reseptor untuk
mengetahui rangsangan dari luar atau disebut juga ekstraseptor.
Ekstraseptor sering disebut juga alat indera.
Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera
penglihatan, indera penciuman, indera peraba, indera pendengaran,
indera pengecap. Alat indera berfungsi untuk mensensor keadaan diluar ,
apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang
kita rasakan, apa yang kita dengar dapat mempengaruhi perilaku keadaan
sesesorang.
1) Mata (visual)
Sumber cahaya → kornea →aquos humor pada kamera okuli
anterior → pupil → aquos humor pada kamera okuli posterior
→lensa kristalina → korpus vitreum → retina →nervus optikus →
otak → terjadi kesan-kesan apa yang kita lihat.
Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:
a. Pengamatan warna, terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan
biru) dan warna yang memengarui perasaan ke jiwaan.
Contoh:
Warna hijau memberi suasana tenang
Warna orange menimbulkan suasana riang
Buta warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan
warna satu dengan warna yang lain. Buta warna merupakan
kelainan yang dibawa sejak lahir sehingga sampai saat ini belum
dapat disembuhkan. Penyebab buta warna adalah tidak ada atau
kurang sempurna nya alat yang berfungsi untuk membedakan
warna pada retina yang disebut cones. Buta warna total apabila
yang terlihat semuanya berwarna abu-abu ( kelabu ) dieut
monokromat. Buta hanya melihat dua warna dinamakan
bikromat ( missal : hanya dapat melihat warna merah dan
hijau ).
b. Pengamatan bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing,
kubus, dan balok. Orang yang mudah menerima kesan melalui
mata tersebut disebut tipe visul.
c. Pengamatan ruang, meliputi tempat dan jarak ( misal : berada di
ruang kelas, ruang,terbuka, dan tempat yang berjarak dari satu
tempat ke tempat lain).
2) Hidung (olfaktori)
Indera pembau yang terdapat pada mukosa ( selaput lendir )
hidung hanya dapat di rangsan oleh gas. Manusia dapat mengenal
2000 sampai 4000 bau yang berbeda.
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu Nervus
olfactorius, rangsangannya adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan
gas yang busuk. Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak
kayu putih, kamper, kloroform dan ether. Bau dapat mempengaruhi
perilaku sesorang, misalnya : dekat orang yang wangi, menimbulkan
keinginan mendekat atau sebaliknya.
3) Kulit (taktil)
Kulit merupakan indera untuk stimulus mekanik (raba dan
tekan), panas, dingin, dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa
mempunyai tempat yang berbeda-beda pada kulit kita. Rasa panas,
dingin, nyeri, tidak tedapat satu pada kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit:
1) Corpus cula tactus dari meisner, terdapat pada papilla terutama
pada puncak bibir,puncak jari, dan papilla mamae. Rangsangan
yang diterima adalah tactil,(rabaan).
2) Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit)
dan corium (kulit jagat). Rangsangan yang diterima adalah panas.
3) Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium. Rangsangan
yang diterima adalah panas.
4) Corpus cula Lamellasa paceni, terdapat di subkutis terutama di
ujung jari yang berfungsi untuk meraba benda.
5) Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor)
yang terdapat hampir seluruh jaringan tubuh.
4) Telinga (auditori)
Di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk
pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui
tiga bagian di telinga ,yaitu telinga bagian luar (Acusticus eksternus)
telinga bagian tengah (Acusticus medialis) telinga bagian dalam
(Meatus acusticus internus).
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara
yaitu mendengar lagu-lagu mars membuat kita jadi semangat,
mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget,
mendengar lagu-lagu slow membuat kita jadi tenang, mendengar
lagu-lagu melayu membuat kita menjadi ngantuk, mendengar
ledakan keras membuat kita jadi terkaget.
5) Lidah (gustatori)
Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima
oleh reseptor kimia atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita
terhadap lingkungan luar adalah berupa tunas pengecap yang berupa
lidah. Agar suatu zat dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam
kelembaban mulut sehingga dapat menstimulasi kuncup rasa atau
tunas pengecapan.
Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut:
1) Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar
diseluruh permukaan lidah.
2) Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang
dilingkari oleh suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah
dan merupakan papil pengecap.
3) Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga
merupakan papil pengecap.

2.2.2 Tahap-Tahap Proses Sensorik


Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu
individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah
orientation, yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang
masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut
(interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap
dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input
ini. Tahap terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan
terhadap input sensorik tadi.
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan
diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawa ke otak, sedangkan
secara psikologis yang penting adalah kesan yang telah terjadi, setelah
ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau presepsi) melalui tiga proses
yaitu :
1) Fisik, stimulus mengenai alat indra.
2) Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh syarafsensoris ke otak.
3) Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari
apa yang diterima oleh alat indra.
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensorik
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi
faktor – faktor sebagai berikut:
1) Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi
kesempurnaan proses sensorik.
2) Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi
dan apabila perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi
sehingga proses sensorik tidak sempurna.
3) Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan
mengganggu proses sensorik.
4) Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
2.2.4. Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap
Perilaku
Proses sensorik yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak
berjalan semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin
dalam perilaku sebagai berikut :
1. Osilasi (ayunan), osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan
yang mudah beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu
berubah.
2. Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi
kesalahan kesan. Dalam ilusi terjadi kesalahan pengamatan.
Penyebab terjadinya ilusi adalah Keadaan fisik,adapun penyebab
rangsangan yang keliru dan kebiasaan mempercayai suatu objek
yang serupa, harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan
berbagai prasangka, tidak adanya analisis terhadap kesan yang
diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.

2.4 Proses Motorik


Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak
banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya
adalah keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan
sesuatu yang kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang,
evaluasi dan pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud
gerakan.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ
tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan
terjadinya suatu gerakan.Peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati
tersebut meliputi : penerimaan informasi, pemberian makna terhadap
informasi, pengolahan informasi, proses pengambilan keputusan,dan
dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik.
Setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa fisiologis yang meliputi
pemberian, pengaturan dan pengendalian impuls kepada organ-organ tubuh
yang terlibat dalam melaksanakan akssi-aksi motorik.
Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari
suatu posisi ke posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu
dimensi ruang dan waktu. Untuk memberikan pengertian yang lebih
operasional tentang gerak, maka diperlukan suatu batasan yang lebih spesifik.
Batasan yang dimaksud adalah pengertian gerak dari gerak manusia
melakukan aksi-aksi motorik misalnya perubahan tempat,posisi dan ketepatan
tubuh atau bagian tubuh dalam melompat, berjalan, berlari atau menendang
bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat atau diartikan sebagai hasil
atau penampilan yang nyata dari proses-proses motorik,sebaliknya motorik
adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan merupakan penyebab
terjadinya gerak.
Sedangkan proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada
tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses
pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor
psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam
tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan.
Persamaan : setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan
menghasilkan gerak. Perbedaan : Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat
dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses
motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan
motorik.Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi,
fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari
postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1. Gerak refleks
2. Gerak terprogram
3. Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
4. Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan
tangan.
Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses
motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan
tubuh. Dalam proses motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah Otot,
Saraf, dan Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara
“interaksi positif”, artinya unsurunsur yang satu saling berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai
kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga
turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami
gangguan tampak kurang terampil.

Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :


1. Analisator adalah alat penerima rangsangan.
Alat analisator meliputi mata (optik), akustik (pendengaran), taktil (alat
persa atau kulit)
2. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot
yang terdapat pada tubuh manusia.
3. Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.

Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :


1. Motorik sehari-hari
2. Motorik bekerja atau pekerjaan
3. Motorik olahraga
4. Motorik ekspresi
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Proses
sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda
disekitar dengan mempergunakan alat indera. Motorik dapat didefinisikan
sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses
pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis
maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatugerakan.
3.2. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja,
penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna
memahami tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di
sampaikan dalam makalah ini member manfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Duus, Peter. Diagnosis TopikNeurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44


EGMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.NeurologiKlinisDasar. Penerbit Dian
Rakyat. Jakarta: 2004. Hal 21-26.C.
Martini, frederic. Fundamental Of Anatomy & Physiology. Edisi 7.Pearson
International edition. New york. Page 496-513
Marieb, Elaine, N. Human Anatomy &Physiology.Edisi 7. Pearson International
Edition. Page 491-519
DAFTAR PUSTAKA

Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44


EGMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.Neurologi Klinis Dasar. Penerbit
Dian Rakyat. Jakarta:2004.Hal 21-26.C.
Martini,frederic. Fundamental Of anatomy dan Physiology. Edisi 7.Person
Internasional Editiotion. New York.Page 496-513

Anda mungkin juga menyukai