Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN QUIZ KERJA SAMA KEIMIGRASIAN

A. Analisa kerja sama keimigrasian dengan UNHCR dengan


menggunakan unit analisa dari bahan yang telah kalian pelajari
sebelumnya, seperti bentuk kerja sama yang terjalin seperti
apa? PBB atau non-PBB? UNHCR itu masuk kategori OI yang
bagaimana? dll. The deeper your analysis is, the more score
you'll get. And, low score for plagiarism

Jawaban :

Peningkatan mobilitas keluar masuk orang ke dalam wilayah


suatu negara saat ini sudah menjadi persoalan, artinya salah
satu masalah kemanusiaan terjadi didalamnya. Salah satu
masalah yang terjadi adalah masuknya seorang pengungsi ke
dalam wilayah suatu negara, banyak faktor yang mendasari hal
ini terjadi, contohnya keberadaan pengungsi yang terancam
bahaya apabila menetap di wilayah negara asalnya
dikarenakan terjadi konflik berkepanjangan, sehingga hal ini
yang mendorong seorang pengungsi keluar dan menetap di
wilayah negara lain. United Nations High Commissions for
Refugees (UNHCR) merupakan bagian dari badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang diamanahkan untuk bertanggung jawab
terhadap pengungsi, UNHCR sendiri di dirikan tepat pada
tanggal 14 desember 1950 oleh Majelis Umum PBB. Sifat dari
organisasi ini bentuk dari mandat yang diberikan oleh PBB
untuk melakukan proses dan memimpin kegiatan internasiona,
yang memiliki hubungan terhadap perlindungan pengungsi dan
berkewajiban untuk menyelesaikan permasalahan pengungsi di
dunia

Bahkan jika dilihat berdasarkan kedudukan organisasi


internasional menurut Mochtar Kusumaatmadja, menjelaskan
bahwa dengan masuknya organisasi internasional sebagai
subjek hukum, menandakan bahwa organisasi internasional
memiliki kekuatan hukum yang bersifat memiliki hak dan
kewajiban dalam seluruh bentuk tindakan nya. Jadi walaupun
UNHCR merupakan bagian dari organisasi internasional yang
dibentuk oleh Majelis Umum PBB, dan pelaksanaan tugasnya
merupakan bentuk mandat dari PBB, namun di mata hukum
internasional, UNHCR memiliki peran dan tanggung jawab
besar terhadap penanganan pengungsi yang ruang lingkupnya
universal, artinya pengaruh dari UNHCR terhadap perlindungan
pengungsi merupakan bagian dari keseriusan PBB terhadap
kasus pengungsi itu sendiri. Hal lain yang tidak kalah penting
adalah seluruh bentuk tindakan yang dilakukan oleh UNHCR
melahirkan hak dan kewajiban

Bahkan jika berbicara mengenai kewajiban yang dilakukan oleh


UNHCR, organisasi ini sendiri memiliki 8 agenda kegiatan privat
yang dilakukan terhadap proses penanganan pengungsi
internasional, yaitu:

1. Advokasi (Advocacy)
2. Memberikan alternatif untuk memberikan Camp Khusus
Pengungsi (Alternatif to camp)
3. Memberikan dan menyalurkan bantuan (Assistance)
4. Membangun kapasitas pembangunan perlindungan
pengungsi (Capacity building)
5. Memberikan solusi jangka panjang (Durable Solution)
6. Memberikan respon darurat (Emergency Response)
7. Pendanaan dan perlindungan terhadap pengungsi (Fund
raising and Protection)

KEDUDUKAN UNHCR SEBAGAI ORGANISASI


PERSERIKATAN PBB

Menarik untuk dibahas perihal kedudukan dari United


Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Di dalam
sistem organisasi internasional yang dibentuk oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNHCR
merupakan bagian dari organ perwakilan PBB. Masuknya
UNHCR sebagai bagian dari organ PBB ternyata termaktub di
dalam Resolusi Majelis umum PBB pada nomor 428 Bab V,
yang mulai berlaku sejak tanggal 14 Desember 1950. Sehingga
dengan adanya penjelasan ini semakin memperkuat penjelasan
bahwa UNHCR merupakan organisasi internasional yang
menjadi bagian dari PBB yang diberikan mandate tugas untuk
memberikan perlindungan dan keamanan terhadap pengungsi
Internasional.

TUGAS DAN KEWENANGAN UNITED NATIONS HIGH


COMMISSIONER FOR REFUGEES

Berdasarkan materi perkuliahan yang diberikan,


menjelaskan bahwa setiap organisasi internasional memiliki hak
dan kewajiban dalam setiap tindakan yang dilakukan, tentunya
hal ini sangat beralasan, karena organisasi internasional
merupakan bagian subjek hukum, sehingga seluruh tindakan
yang dilakukan mengakibatkan hak dan kewajiban, hal ini
selaras dengan pernyataan yang disampaikan oleh Mochtar
Kusumaatmadja. UNHCR sendiri dalam melakukan agenda
kegiatan dengan memberikan fokus terhadap penanganan
pengungsi internasional, ternyata dalam tindakan nya berada di
bawah kekuasaan Majelis Umum PBB dan kekuasaan fungsi
pemberian perlindungan internasional terhadap pengungsi
diatur di dalam statuta pembentukan UNHCR. Setelah
membahas tentang 8 agenda yang dilakukan oleh UNHCR,
selain itu UNHCR memiliki tugas untuk mensosialisasikan
adanya instrument internasional yang diberlakukan terhadap
atau bagi perlindungan pengungsi. Selain memberikan
sosialisasi instrument internasional, UNHCR memiliki
kewenangan untuk memulangkan secara sukarela terhadap
para pengungsi yang ingin kembali ke negara asal mereka.

ALAT PEMAKSA AGAR HUKUM INTERNASIONAL DAPAT


DITAATI

Berdasarkan materi perkuliahan dijelaskan bahwa bentuk


dari pemaksaan untuk ditaatinya hukum internasional adalah
dengan dibentuknya organisasi internasional, sehingga dengan
dibentuknya UNHCR merupakan bagian dari pemaksaan untuk
ditaatinya hukum internasional terhadap penanganan
pengungsi. Namun menurut hemat saya, terdapat pengecualian
terhadap negara negara tertentu yang tidak melakukan proses
ratifikasi konvensi 1951 terhadap status pengungsi, salah
satunya adalah Indonesia Sehingga dirasa pemaksaan
terhadap bentuk pentaatan hukum internasional bisa saja tidak
terjadi apabila negara tersebut tidak mendukung instrument
internasional yang dibentuk oleh UNHCR. Dengan tidaknya
Indonesia melakukan proses ratifikasi terhadap konvensi 1951
maka Indonesia tidak memiliki kewenangan terahdap status
pengungsi, melainkan status pengungsi merupakan bagian dari
kewajiban UNHCR, hal ini sesuai dengan mandat Majelis
Umum PBB tahun 1950.

Hal ini tentunya bertolak belakang dengan Piagam PBB


terhadap kewajiban setiap negara yang harus mematuhi bentuk
hukum internasional yang didasarkan atas tindakan organisasi
internasional. Bahkan dijelaskan bahwa setiap negara yang
belum meratifikasi konvensi 1951 tentang pengungsi wajib
untuk menjunjung tinggi standar perlindungnan pengungsi, hal
ini ternyata sudah menjadi bagian dari hukum internasional
yang sifatnya adalah jus cogens. Namun terlepas dari adanya
ketidak seimbangan antara negara yang tidak melakukan
proses ratifikasi terhadap pengungsi dan kewajiban negara
yang tidak melakukan ratifikasi terhadap pengungsi. Indonesia
saat ini masih mengedepankan Asas Moralitas, dimana
keberlakukan asas kemanusiaan tetap diberlakukan untuk
proses penanganan pengungsi di Indonesia.

Sehingga menurut saya, tidak terlibatnya negara terhadap


proses ratifikasi instrument organisasi internasional, yang
sifatnya harus ditaati, seharusnya bisa diberikan pengecualian,
artinya selama negara tersebut tidak melanggar dan tidak
mengganggu perdamaian dan keamanan internasional, maka
sanksi ekonomi dan sanksi kekerasan berdasarkan pasal 41
dan 42 bisa di hilangkan.
KLASIFIKASI ORGANISASI INTERNASIONAL

Masuknya kategori pengungsi yang menjadi bagian dari


mobilitas orang keluar masuk wilayah suatu negara
dikarenakan alasan kemanusiaan, maka pernyataan ini sudah
cukup menjelaskan bahwa alasan kemanusiaan memiliki sifat
yang permanen. Hal hal seperti masalah kemanusiaan dan
keterlibatan organisasi internasional menjadi pelengkap dimana
organisasi internasional memiliki sifat permanen, apabila
masalah yang ditangani memiliki jangka waktu yang cukup
panjang untuk diselesaikan.

Artinya berdasarkan klasifikasinya, United Nations High


Commissioner For Refugees (UNHCR) merupakan bagian dari
Organisasi Internasional yang sifatnya publik. Kunci paling
mudah untuk dipahami adalah dengan terlibatnya pemerintah
dan badan eksekutif di dalam organisasi internasional. Artinya
keterlibatan ini adalah bentuk dukungan terhadap pemerintah
oleh UNHCR dalam pelaskanaan tugas dan kewenangan nya
terhadap permasalahan pengungsi. Kenapa saya menyebutkan
bahwa UNHCR merupakan bagian dari organisasi interasional
publik, karena melengkapi beberapa syarat yang sudah
terpenuhi, yaitu:

1. Organisasi interansional harus didirikan berdasarkan


perjanjian internasional. Artinya prinsip yang didasarkan
atass Declaration of Human Rights juga merupakan bagian
dari perjanjian internasional yang menyangkut Human
Right yang menerima konvensi 1951
2. Organisasi memiliki kelengkapan organ, artinya dalam
organisasi internasional yang dibentuk terdapat Subsidiary
Organs yang bertanggung jawab terhadap hak dan
kewajiban dari organisasi internasional itu sendiri, apabila
berbicara UNHCR, maka perlengkapan organ nya adalah
sebagai berikut :
a. Human Right Council
b. International Law Convention
c. Joint Inspection Unit
d. Standing Commitment and Ad Hoc
3. Hukum yang berlaku untuk organisasi internasional
adalah hukum internasional, artinya keberlakuan konvensi
1951 menjadi hukum internasional yang bersifat sebagai
alat pemaksa agar hukum internasional dapat ditaati

KLASIFIKASI YANG DIDASARKAN PADA


KEANGGOTAANNYA

Berdasarkan Klasifikasi keanggotaan dari organisasi


Internasional di bawah Majelis Umum PBB, yaitu UNHCR,
maka UNHCR merupakan bagian dari organisasi yang masuk
dalam klasifikasi organisasi internasional universal. Maka arti
dari organisasi yang memiliki sifat universal memiliki
kesempatan bahwa anggotanya berasal dari negara diseluruh
dunia. Berdasarkan Statuta Komisariat Tinggi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi, menyatakan bahwa jumlah
anggota berdasarkan Komite Eksekutif yang awalnya berjumlah
24 negara, sekarang sudah menjadi 72 negara pada tahun
2007, tentunya ini semakin bertambah mengingat
permasalahan tentang pengungsi terjadi diseluruh negara di
dunia. Selain itu Kantor Pusat UNHCR yang terletak di Janewa,
Swiss, menyampaikan hingga saat ini terdapat 116 negara
yang menjadi perwakilan dan koresponden.

Selain itu kerja sama antara Indonesia dengan UNHCR


sudah berlangsung sejak lama, tepatnya pada tahun 1979.
Kerja sama ini dilakukan berdasarkan Agreement between the
Government of the Republic of Indonesia and United Nations
High Commissioner for Refugees regarding the Establishment
of the Office of the UNHCR Representative for Indonesian.
Penandatanganan ini dilakukan pada tanggal 15 Juni 1979.
Bentuk kerja sama ini berbentuk perizinan bahwa UNHCR
diperbolehkan untuk membuka kantor yang sifatnya regional di
wilayah Indonesia dan harus turut membantu Indonesia dalam
penanganan pengungsi di wilayah Indonesia

OBJEK DAN RUANG LINGKUP BAHASAN ORGANISASI


INTERNASIONAL

Jika dilihar dari Aspek Filosofis, terbentuknya UNHCR


adalah bentuk keberlanjutan International Refugee Organization
(IRO) yang pada saat itu IRO melakukan penanganan
pengungsi yang dilakukan pada tahun 1946. Hal ini dilakukan
karena tepatnya pada saat itu terjadi perang dunia II selesai,
Organisasi IRO ini melaksanakan tugasnya untuk menangani
pengungsi yang terdampak perang dunia II

Setelah dilihat dari aspek filosoif, aspek hukum juga


berperan dalam pembentukan UNHCR, hal ini berlaku karena
UNHCR merupakan bagian dari organisasi internasional,
sehingga merupakan bagian dari subjek hukum dimana segala
bentuk tindakan nya mengakibatkan tindakan hukum. Aspek
hukum berkenaan terhadap permasalahan konstitusional dan
prosedural contohnya

1. Perlu adanya Instrumen konstituen dan status yang


memuat prinsip organisasi internasional. UNHCR sudah
memiliki statuta terkait UNHCR yakni, Statuta Komisariat
Perserikatan Bangsa Bangsa Urusan pengungsi yang
didalamnya menyangkup prinsip, tujuan dan struktur
organisasi UNHCR sendiri
2. Dapat bertindak sebagai pembuat hukum, karena sifatnya
merupakan bagian dari organ di bawah Majelis Umum
PBB, dan dalam pelaksanaan tugasnya diberikan mandat,
maka pelaksanaan tugas dan kewajiban nya tentu
mencipatakan tindakan dan perbuatan hukum yang
bersifat mengikat
3. Dan mempunyai personalitas dan kemampuan hukum

Anda mungkin juga menyukai