Anda di halaman 1dari 11

Asuhan keperawatan pada pasien waham

Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pascabencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan menyebabkan stress bagi mereka
yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan
jiwa dan waham.

Pengkajia pasien waham

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/ terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham:

a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau


kekuasaan khusu dan diucappkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho!” atau “Saya punya
tambang emas.”
b. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/ mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh, “saya tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesusksesan saya.”
c. \waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap sutu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh,”
kalua saya mau masuk surge, saya harus menggunakan pakaian putih setiap
hari.”
d. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh, “Saya sakit kanker.” (kenyataannya pada pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus
mengatakan bahwa ia sakit kanker.)
e. Waham nihilistic: individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, “ini kana lam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.”

Dokumentasi asuhan keperawatan


Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan, memperhatiakn, dan
mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara maupun observasi yang
diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini berberapa contoh pertanyaan yang
dapat perwata gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien waham.

1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi piker yang berulang-ulang diungkapkan dan


menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan
tidak nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien merasa bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainya atau yakin bahwa orang lain bias membaca pikirannya?

Diagnose keperawtan

Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif dan objektif ditemukan pada pasien,
diagnosis keperawtan dapat ditegakkan adalah gangguan proses piker:waham.

Tindakan keperawatan

Selanjutnya, setelah diagnosis ditegakkan, perawat melakukan tindakan keperawatan


bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan keperawatan pasien waham
dan keluarganya meliputi:

a. Tindakan keperawatan pada pasien


1. Tujuan keperawatan
a) Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
b) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
d) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
2. Tindakan keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien waham, perawat harus membina
hubungan saling percara terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya, yaitu
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
b) Membantu orientasi realitas
1) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
2) Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
3) Mengobservasi pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari
4) Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien
berhenti membicarakannya
5) Memberikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas.
c) Mendiskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
d) Meningkatkan aktivitas yang dapat memnuhi kebnutuhan fisik dan
emosional pasien
e) Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
f) Membantu melakukan kemampuan positif yang dimikliki
g) Mendiskusikan tentang obat yang diminum
h) Melatih minum obat yang benar

SP 1 pasien: membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak


terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktikkan pemenuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi.

Peragaan komunikasi dibawah ini!


Orientasi

Perawat: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat A, saya perawat yang dinas
pagi ini di ruang Melati. Saya dinas dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang nanti,
saya akan merawat anda hari ini. Nama Anda siapa, senangnya dipanggila
apa?”

Pasien : Iya nama saya Tn B C biasa di panggil Tn B

Perawat : “Boleh kita berbincang-bincang tentang apa yang B rasakan sekarang?”

Pasien : Boleh

Perawat: “Berapa lama B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”

Pasien: Iya

Perawat : “Di mana enaknya kita berbincang-bincang, B?”

Pasien: Di taman

Kerja

Pasien: Kamu tahu ngak kalau aku ini nabi yang akan menyelamatkan bumi?

Perawat: “Saya mengeti B merasakan bahwa B adalah seorang nabi, tetapi sulit bagi
saya untuk mempercayai karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi.
Bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus B?”

Pasien: ya mari kita lanjutkan

Perawat: “Tampaknya B gelisah sekali, bisa B ceritakan apa yang B rasakan?”

Pasien: saya takut orang tidak menghargai saya dan mengatur – atur saya

Perawat: “O… jadi B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak

untuk mengatur diri B sendiri?”

Perawat : “Siapa menurut B yang sering mengatur-atur diri B?”

Pasien : “ Ibu saya pak. Saya merasa ibu saya sering mengatur – ngatur saya. Kakak dan
adik saya juga ikut – ikutan mengatur ngatur hidup saya “
Perawat : “jadi, ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya B, juga kakak dan adik B yang

lain?”

Pasien : “ Iya ibu dan kakak, adik saya selalu mengatur saya ini dan itu”

Perawat : “Kalau B sendiri, inginnya seperti apa?”

Pasien : “ Saya ingin agar keluarga saya tidak mengatur hidu saya dan percaya kalau

saya bisa mengatur hidup saya sendiri sesuai rencana yang saya buat”

Perawat : “Bagus, B sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri!

“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut B”

( Kemudian pasien menuliskan jadwal harian yang ingin dia lakukan termasuk olahraga
ditaman)

Pasien : “Wah, bagus sekali! Jadi setiap harinya B ingin ada kegiatan luar rumah karena

biasanya di rumah terus ya?”

Pasien : “ Iya pak, saya ingin bisa menghirup udara segar dan suasana diluar rumah”

Terminasi

Perawat :“Bagaimana perasaan B setelah berbincang bincang dengan saya?”

Pasien : “ Saya merasa senang, ada yang mau mendengarkan saya dan memahami

keinginan saya”

Perawat : “Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus!”

Pasien : “ Tadi kita bicara tentang keinginan saya untuk tidak diatur dan dipercaya oleh

keluarga saya dalam melakukan aktivitas sehari – hari “

Perawat :“Bagaimana kalau jadwal ini B coba lakukan, setuju?”

Pasien : “ Iya, saya setuju “

Perawat : “Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”


Pasien : “ Iya, silahkan pak “

Perawat :“Kita bercakap cakap tentang kemampuan yang pernah B miliki? Mau dimana

kita bercakap cakap?. B bagaimana kalau disini lagi?”

Pasien : “ Iya, disini saja “

SP 2 pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktikannya

Peragakan komunikasi dibawah ini!

Orientasi

Perawat : “Selamat pagi B, bagaimana perasaan saat ini? Bagus!”

Pasien : “ Selamat pagi pak, puji Tuhan baik “

Perawat : “Apakah B sudah mengingat ingat apa saja hobi B?”

Pasien : “ Ya, saya sudah mengingatnya “

Perawat : “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang. Dimana enaknya

kita berbincang bincang tentang hobi B tersebut?”

Pasien : “ Sesuai kesepakatan, bagaimana jika ditaman “

Perawat : “Berapa lama B mau kita berbincang bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”

Pasien : “Baiklah, saya setuju”

Kerja

Perawat : “Apa saja hobi B? saya catat ya B?”

Pasien : Saya paling suka bermain bola voli. Saya pernah juara

dalam pertandingan bola voli se Jawa - Bali”

Perawat : “Wah, rupanya B pandai main bola voli ya, tidak semua orang bisa bermain

voli seperti itu lho B.”


Pasien : “ Iya, saya cukup jago main bola voli “

Perawat : “Dapatkah B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main voli,

siapa yang dulu mengajarkan kepada B, di mana?”

Pasien : “ Ayah saya yang mengajari saya main bola voli pertama kali waktu saya masih

duduk di bangku SD kelas 6 dan ayah saya selalu mengajarkan permainan

bola voli setiap sore sepulang sekolah di lapangan dekat rumah”

Perawat :“Dapatkah B peragakan kepada saya bagaimana bermain voli yang baik itu?”\

Pasien : “ Tentu saja ( bediri dan memperagakan cara bermain bola voli )

Perawat : “Wah, baik sekali permainannya.”

Pasien : “ Wah.. terimakasih “

Perawat :“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan B ini ya, berapa kali

sehari/seminggu B mau bermain voli?”

Pasien : “ Baiklah saya setuju,bagaimana kalau seminggu 3 x di hari senin, rabu dan

Jumat. “

Perawat : “Apa yang B harapkan dari kemampuan bermain voli ini?”

Pasien : “ Saya berharap kemampuan bermain voli saya bisa saya latih menjadi sebaik

dulu dan kembali berprestasi “

Perawat : “Ada tidak hobi B yang lain selain bermain voli?”

Pasien : “ selain bermain bola voli saya suka menyanyi. Namun yang paling saya suka

bermain bola voli “

Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap cakap tentang hobi dan

kempuan B?”
Pasien : “ Saya merasa senang, saya bisa menceritakan apa yang menjadi hobi saya”

Perawat : “Setelah ini, coba B lakukan latihan voli sesuai dengan jadwal yang telah kita

buat ya!’

Pasien : “ Baiklah.. saya akan latihan bola voli sesuai dengan jadwal yang telah dibuat

di hari senin, baru, dan jumat “

Perawat : “Besok kita ketemu lagi ya B? bagaimana kalau nanti sebelum makan siang?

Dikamar makan saja ya?”

Pasien : “ Baiklah..tapi untuk apa ?”

Perawat :“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B minum, Setuju?”

SP3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.

Peragakan komunikasi dibawah ini!

Orientasi

Perawat : “Selamat siang B! bagaimana B sudah dicoba latihan volinya? Bagus sekali!”

Pasien : “ Selamat siang. Sudah, pagi tadi saya sudah berlatih bola voli”

Perawat :“Sesuai dengan janji kita kemarin, bagaimana kalau sekarang kita

membicarakan tentang obat yang diminum?”

Pasien : “Baiklah, mari kita bicarakan “

Perawat :“Di mana kita mau berbicara? Berapa lama B mau kita berbicara? Bagaimana

kalau 30 menit?”

Pasien : “ Bagaimana kalau di ruang makan sesuai perjanjian kemarin”

Kerja

Perawat : “B, berapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat diminum?”
Pasien : “ Ada 3 macam obat kalau tidak salah, saya tidak ingat jam berapa saja saya

harus minum obat “

Perawat : “B perlu minuman obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.

Obatnya ada tiga macam, yang berwarna oranye Namanya CPZ gunanya

untuk menenangkan, yang berwarna putih ini Namanya THP gunanya agar

rileks, dan yang warnanya merah jambu ini Namanya HPL gunanya agar

pikiran B tenang. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1

siang, dan jam 7 malam. Jika nanti setelah minum obat mulut B terasa kering,

untuk membantu mengatasinya B bisa banyak minum dan mengisap isap es

batu. Sebelum minum obat ini, B mengecek dulu label kotak obat apakah

benar nama B tertulis di situ, berapa dosis atau bitur yang harus diminum,

jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah

benar”

Pasien : “ Baik pak, saya mengerti “

Perawat : “Obat obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus

diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya B

tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum

membicarakannya dengan dokter”

Pasien : “ Baiklah, saya akan mentaatinya”

Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap cakap tentang obat yang B

minum?”

Pasien : “ Saya merasa terbantu, saya mengerti obat jens apa saja yang saya konsumsi
dan apa fungsi nya serta aturan minum obatnya “

Perawat : “Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”

Pasien : “ Obatnya ada tiga macam, yang berwarna oranye Namanya CPZ gunanya

untuk menenangkan, yang berwarna putih ini Namanya THP gunanya agar

rileks, dan yang warnanya merah jambu ini Namanya HPL gunanya agar

pikiran B tenang. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1

siang, dan jam 7 malam”

Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan Tn. B. Jangan lupa minum obatnya

dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster.”

Pasien : “Baik, saya mengerti “

Perawat : “Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya B!”

Pasien : Iya..saya akan melanjutkan semua jadwal yang telah kita buat.”

Perawat : “B, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan telah dilaksanakan.

Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 pagi dan ditempat sama?

Pasien : “ Baik saya setuju, besok pagi jam 10 pagi kita bertemu disini “

Perawat : “Sampai besok!”

b. Tindakan keperawatan pada keluarga


1. Tujuan keperawatan
a) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
b) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya
c) Kkeluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara
optimal
2. Tindakan keperawtan
a) Diskusikan masalah yang dihadapai keluarga saat merawat pasien di
rumah.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
c) Diskusikan dengan keluarga tentang:
1) Cara merawat pasien waham dirumah
2) Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
3) Lingkungan yang tepat untuk pasien
4) Obat pasien (nama oabt, dosis, frekuensi, efek samping, akibat
penghentian obat)
d) Berikan latihan kepada keluarga tentang cara merawat p[asien waham
e) Menyusun rencana pulan pasien Bersama keluarga

SP 1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi


masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan membantu pasien untuk patuh
minum obat.

Peragakan komunikasi di bawah ini!

Orientasi

“Selamat pagi pak, bu, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas di
ruang melati ini. Saya yang merawat B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa, Senang
nya diapanggil apa?”

Anda mungkin juga menyukai